Anda di halaman 1dari 10

PS KEDOKTERAN FKIK UNWAR

LAPORAN HASIL PEMBINAAN KELUARGA DAN PENGELOLAAN MASALAH


PEMANFAATAN JAMINAN KESEHATAN DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA

NAMA

: COKORDA KRISHNA DALEM PEMAYUN

NIM

: 0970121035

NAMA KK

: I WAYAN SUBAWA

BANJAR

: PETAK

DESA

: PETAK KAJA

KECAMATAN : GIANYAR

DALAM RANGKA PRE-GRADUATE COURSE


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2015

DAFTAR ISI

JUDUL ....i
DAFTAR ISI...ii
I. Latar Belakang Keluarga Binaan.................................1
1.1 Data Demografi Keluarga......1
1.2 Aspek Lingkungan Fisik Keluarga Binaan.....1
1.3 Status Sosial Ekonomi Keluarga.....2
II. Kegiatan Pada Keluarga Binaan..3
2.1 Kegiatan..3
2.2 Jenis.3
2.3 Tujuan 3
2.4 Sasaran, Tempat dan Waktu...3
2.5 Pelaksanaan Kegiatan.....3
2.6 Partisipasi Keluarga Binaan....4
III. Hasil Kegiatan dan Pembahasan4
IV. Kesimpulan dan Saran...4

HASIL PEMBINAAN KELUARGA


I. Latar Belakang Keluarga Binaan
1.1 Data Demografi Keluarga Binaan

No

Nama

Umur

Jenis

(tahun)

Kelamin

Pekerjaan

Status dalam Keluarga

1.

I Wayan Subawa

30 th

Laki Laki

Pengrajin

Kepala Keluarga

2.

Ni Komang Nilam

34 th

Perempuan

Ibu rumah

Istri

Perempuan

tangga
Belum

Anak

Laki-Laki

sekolah
Belum

Anak (Pasien)

3.
4.

Ni Putu Alina Sari


I Kadek Ika Juniawan

5 th
1,5 th

sekolah

1.2

Status Sosial Ekonomi Keluarga Binaan


Di keluarga Bapak I Wayan Subawa, pendapatan keluarga hanya berasal dari
sendiri, sedangkan ibu Ni Komang Nilam tidak berpenghasilan hanya sebagai ibu

rumah tangga.
Bapak I Wayan Subawa sehari-hari bekerja sebagai pengrajin patung kayu dari
pukul 8 pagi sampai 4 sore. Pendapatan dari hasil kerajinan patung kayu tidak
menentu dalam tiap bulannya, tergantung dari jumlah patung kayu yang dihasilkan.
Setiap hari Bapak I Wayan Subawa dapat menjual hasil karyanya sebesar kurang
lebih Rp 75.000,00. Dalam satu bulan rata-rata penghasilan Keluarga Bapak Ketut

Widnyana sebesar Rp 2.000.000 Rp 3.000.000.


Pengeluaran Bapak I Wayan Subawa dalam satu bulan biasanya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti makanan, keperluan rumah tangga seperti bahanbahan habis pakai seperti sabun, deterjen dan lain-lain, biaya listrik, biaya air, biaya
untuk keperluan persembahyangan dan biaya adat-istiadat. Keluarga memiliki 1
kendaraan motor sehingga pengeluaran untuk bahan bakar sekitar Rp 15.000,00 tiap
hari sedangkan untuk pengeluaran rutin kebutuhan rumah tangga sampai Rp

50.000,00 per hari. Untuk kebutuhan upacara dan persembahyangan mencapai Rp


1.3

200.000,00 perbulan.
Rumusan Masalah Pada Keluarga Binaan
Masalah yang ada di Keluarga Bapak I Wayan Subawa terutama adalah

pengetahuan dan penerapan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.


Anak laki-laki Bapak I Wayan Subawa yang berusia 1 tahun 7 bulan sering
terserang penyakit terutama batuk pilek yang disertai demam sejak berusia 1
tahun. Akibat demam yang tinggi, Kadek Ika Juniawan sudah 2 kali mengalami
kejang demam dan dirawat inap di RSUD Sanjiwani Gianyar. Kedua orangtua
mengetahui bahwa penyebab dari kejang demam adalah demam yang tinggi

namun tidak mau menelusuri kenapa anaknya sering menderita batuk pilek.
Bapak I Wayan Subawa memiliki kamar mandi di rumahnya, namun aktivitas
seperti mandi dan BAB dilakukan di sungai. Kamar mandi digunakan hanya
untuk mencuci pakaian. Menurut Bapak I Wayan Subawa, mandi di sungai

dirasakan lebih segar. Semua anggota keluarga hanya mandi 1 kali dalam sehari.
Semua anggota keluarga Bapak I Wayan Subawa jarang mencuci tangan.
Kebiasaan cuci tangan hanya dilakukan setelah makan, dan hanya menggunakan
air tanpa sabun. Ibu Ni Komang Nilam biasanya jarang mencuci tangan sebelum

menyuapi anaknya.
Bapak I Wayan Subawa tidur bersama istri dan anak-anaknya dalam 1 ruangan.
Melihat kondisi kamar Bapak Wayan Subawa, ruangan tersebut terkesan lembab
karena kurangnya ventilasi udara dan terdapat jendela namun tidak pernah dibuka.
Selain itu ruangan tersebut penuh dengan barang dan jarang dibersihkan sehingga
banyak terdapat debu.

II.

Kegiatan Pada Keluarga Binaan


Kegiatan : Promosi Kesehatan
Jenis
: Promosi kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tujuan : Untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta pelaksanaan
keluarga Bapak I Wayan Subawa mengenai Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
Sasaran, Tempat dan Waktu
- Sasaran : Bapak I Wayan Subawa dan keluarga
- Tempat : Rumah Bapak I Wayan Subawa, Banjar Petak, Desa Petak Kaja
- Waktu : Rabu, 18 Februari 2015 pukul 16.00 WITA
Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari Rabu tanggal 18 Februari 2015, bertempat
di rumah Bapak I Wayan Subawa. Kegiatan diikuti oleh Bapak I Wayan Subawa,
istri dan anak-anaknya. Kegiatan penyuluhan menggunakan metode diskusi dan
demonstrasi sehingga terjadi tukar pikiran antara keluarga binaan dan penyuluh.
Partisipasi Keluarga Binaan
Bapak I Wayan Subawa dan keluarga cukup antusias mendengarkan materi yang
diberikan, ikut mempraktekkan demonstrasi cuci tangan yang baik dan benar, serta
III.

mengajukan pertanyaan jika ada hal-hal yang belum dimengerti.


Hasil Kegiatan dan Pembahasan
Setelah pemberian materi PHBS dan demonstrasi mencuci tangan selesai, dilakukan
evaluasi ulang apakah terdapat peningkatan dari segi pengetahuan dan pemahaman
mengenai PHBS, serta mampu melakukan gerakan mencuci tangan yang benar. Semua
anggota keluarga mau melakukan aktivitas mandi dan BAB di kamar mandi dan mandi
sebanyak 2 kali dalam sehari. Adanya inisiatif dari semua anggota keluarga untuk
melakukan cuci tangan sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan setelah makan, dan
setelah BAB dan BAK, serta menerapkan prinsip mencuci tangan yang benar
menggunakan air mengalir dan sabun. Adanya kesadaran semua anggota keluarga untuk
menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari penyakit.

IV

Kesimpulan dan Saran


4.1 Kesimpulan
Kegiatan promosi kesehatan telah dilakukan dan tujuan promosi kesehatan yaitu
untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pelaksanaan perilaku hidup
bersih dan sehat.
4.2 Saran
Evaluasi sebaiknya dilakukan secara berkala agar dapat mengukur tingkat
keberhasilan kegiatan secara keseluruhan.

PENGELOLAAN PENYAKIT HIPERTENSI DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN


KELUARGA
I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang Kasus
I Kadek Ika Juniawan seorang anak laki-laki saat ini berusia 1 tahun 7 bulan, tinggal
dalam satu rumah bersama ayah, ibu, dan kakak perempuannya. Sejak 6 bulan terakhir I
Kadek Ika Juniawan sudah dua kali bolak-balik masuk rumah sakit karena penyakit
kejang demam yang dideritanya. Berikut adalah tabel data keluarga I Kadek Ika
Juniawan.
No

Nama

Umur

Jenis

(tahun)

Kelamin

Pekerjaan

Status dalam Keluarga

1.

I Wayan Subawa

30 th

Laki Laki

Pengrajin

Kepala Keluarga

2.

Ni Komang Nilam

34 th

Perempuan

Ibu rumah

Istri

3.

Ni Putu Alina Sari

5 th

Perempuan

tangga
Belum

Anak

4.

I Kadek Ika Juniawan

1,7 th

Laki-Laki

sekolah
Belum

Anak (Pasien)

sekolah

1.2 Riwayat Kasus


Menurut ibu Ni Komang Nilam, I Kadek Ika Juniawan memiliki masalah kesehatan
yang dimulai dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Dikatakan 6 bulan yang lalu anaknya
tiba-tiba mengalami kejang. Kejang dirasakan seluruh tubuh selama kurang lebih 5
menit dan selama kejang dikatakan anaknya tidak sadarkan diri. Setelah kejang
berhenti, anaknya kemudian sadar dan segera dilarikan ke IGD RSUD Sanjiwani

Gianyar untuk mendapatkan penanganan. Saat berada di rumah sakit kejang muncul
kembali kemudian oleh tenaga medis di rumah sakit. Menurut penjelasan dokter kepada
Ibu Ni Komang Nilam, anaknya mengalami kejang demam karena diketahui saat di
rumah sakit, suhu tubuh Kadek Juniawan mencapai 39oC. Sebelumnya kejang, Kadek
Ika Juniawan mengalami batuk pilek yang dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit. Saat itu Kadek Ika Juniawan dirawat selama 5 hari untuk menjalani pengobatan.
1 bulan yang lalu Kadek Ika Juniawan sempat dirawat inap lagi di RSUD
Sanjiwani karena keluhan yang sama. Dokter menyarankan untuk dilakukan
pemeriksaan EEG namun baru mendapat jadwal pada bulan Maret 2015. Penyebab dari
demamnya masih sama yaitu penyakit batuk pilek. Menurut ibu Ni Komang Nilam,
anaknya yaitu I Kadek Ika Juniawan memang sering menderita batuk pilek namun Ibu
Ni Komang Nilam tidak mengerti kenapa bisa seperti itu. Selama kontrol ke Posyandu,
status pertumbuhan dan gizi anaknya dikatakan baik dan sudah mendapatkan imunisasi
lengkap.
II. Analisis Situasi Keluarga Kasus
II.1Aspek Lingkungan Fisik Keluarga Binaan
Rumah Bapak I Wayan Subawa terdiri dari tiga bangunan untuk tempat tidur, dapur dan
kamar mandi yang letaknya terpisah. Kamar tidur memiliki penerangan yang cukup.
Namun kamar tidur tidak terdapat ventilasi dan terdapat jendela namun tidak pernah
dibuka sehingga udara kamar terkesan lembab. Selain itu kamar tidur penuh dengan
barang-barang dan jarang dibersihkan sehingga banyak debu dalam kamar tersebut.
Ukuran kamar seluas 4 x 3 meter. Pekarangan Bapak I Wayan Subawa terbilang
gersang berlantai tanah, suplai air di rumah didapat dari PDAM. Air dari PDAM
tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum yang airnya direbus
terlebih dahulu, mandi, mencuci pakaian dan keperluan lainnya. Sampah-sampah yang
ada di rumah Bapak I Wayan Subawa semua dikumpulkan di belakang rumah kemudian
dibakar.
II.2Aspek Sosial Ekonomi Keluarga Binaan
Di keluarga Bapak I Wayan Subawa, pendapatan keluarga hanya berasal dari
sendiri, sedangkan ibu Ni Komang Nilam tidak berpenghasilan hanya sebagai ibu
rumah tangga. Bapak I Wayan Subawa sehari-hari bekerja sebagai pengrajin patung
kayu dari pukul 8 pagi sampai 4 sore. Pendapatan dari hasil kerajinan patung kayu
tidak menentu dalam tiap bulannya, tergantung dari jumlah patung kayu yang

dihasilkan. Setiap hari Bapak I Wayan Subawa dapat menjual hasil karyanya
sebesar kurang lebih Rp 75.000,00. Dalam satu bulan rata-rata penghasilan

Keluarga Bapak Ketut Widnyana sebesar Rp 2.000.000 Rp 3.000.000.


Pengeluaran Bapak I Wayan Subawa dalam satu bulan biasanya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti makanan, keperluan rumah tangga seperti bahanbahan habis pakai seperti sabun, deterjen dan lain-lain, biaya listrik, biaya air, biaya
untuk keperluan persembahyangan dan biaya adat-istiadat. Keluarga memiliki 1
kendaraan motor sehingga pengeluaran untuk bahan bakar sekitar Rp 15.000,00 tiap
hari sedangkan untuk pengeluaran rutin kebutuhan rumah tangga sampai Rp
50.000,00 per hari. Untuk kebutuhan upacara dan persembahyangan mencapai Rp
200.000,00 perbulan.

II.3Aspek Sosial Budaya Keluarga Binaan


Keluarga Bapak I Wayan Subawa cukup aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang
ada di lingkungan tempat tinggalnya. Keluarga Bapak I Wayan Subawa memiliki
hubungan yang baik dengan 7 kepala keluarga lain yang tinggal dalam 1 pekarangan
rumah. Selama ini keluarga I Wayan Subawa selalu mengikuti kegiatan mebanjar
seperti kegiatan upacara dan sosial. Hal ini dipermudah karena Bapak Wayan Subawa
yang melakukan semua kegiatan kerajinannya di rumah. Bapak I Wayan Subawa dan
Ibu Komang Nilam merupakan tamatan SLTP dan kedua anaknya belum masuk
sekolah.
II.4Aspek Sosial Psikologis Keluarga Binaan
Secara umum, hubungan Bapak I Wayan Subawa dengan keluarga lain di dalam
pekarangan cukup baik. Tidak ada benturan atau konflik dalam keluarga yang nyata. Ni
Putu Alina Sari dan I Kadek Ika Juniawan juga memiliki hubungan baik dengan anakanak dari kepala keluarga lain dan bermain di pekarangan bersama-sama.
III. Rumusan Masalah dan Solusinya
III.1
Status Kesehatan Anggota Keluarga Kasus
Ibu Ni Komang Nilam memiliki status gizi yang cukup. Keluhan sakit ringan seperti
sakit kepala dan keram perut biasa muncul terutama saat menstruasi. Ibu Ni Komang
Nilam jarang berolah raga namun menurutnya sudah diimbangi dengan berjalan-jalan
di pekarangan rumah sambil mengurus anak.

I Kadek Ika Juniawan memiliki riwayat penyakit kejang demam disertai ISPA yang
sudah pernah dirawat inap di rumah sakit sebanyak 2 kali. Status gizi dilihat dari
Buku Kartu Menuju Sehat (KMS) terbilang cukup dan imunisasi dasar semua sudah
diberikan. Batuk pilek merupakan keluhan yang sering muncul kira-kira 2-3 kali
dalam sebulan. I Kadek Ika Juniawan baru dibawa ke dokter jika keluhannya tidak
membaik dalam 2 atau 3 hari.
III.2
Persepsi Keluarga Tentang Konsep Sehat-Sakit
Konsep sakit menurut Keluarga Bapak I Wayan Subawa yaitu jika seseorang
mengalami sakit maka harus beristirahat yang cukup dan jika tidak membaik maka
segera dibawa ke bidan atau dokter untuk mendapatkan obat. Hal ini yang diterapkan
kepada keluarganya selama ini.
Ibu Ni Komang Nilam memahami penyakit kejang demam yang dialami oleh I Kadek
Ika Juniawan disebabkan oleh demam yang terlalu tinggi. Dikatakan jika suhu tubuh
anaknya lebih dari 39oC maka bisa terjadi kejang. Namun Ibu Ni Komang Nilam
tidak memiliki termometer di rumah sehingga tidak dapat memantau suhu tubuh
anaknya jika demam. Selain itu mengenai batuk pilek menurut Ibu Ni Komang Nilam
adalah karena masuk angin akibat terlalu lama bermain diluar. Maka dari itu I Kadek
Ika Juniawan lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar bersama ibunya.
III.3
Solusi Masalah Kesehatan di Keluarga Binaan
Menjelaskan kepada Bapak I Wayan Subawa dan Ibu Ni Komang Nilam bahwa
penyakit kejang demam dicetuskan oleh demam yang tinggi. Gejala demam timbul
karena suatu peradangan yang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu
penyakit pada anak yang sering menimbulkan demam adalah infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA). Penyakit ISPA dapat dihindari dengan merubah gaya hidup,
yaitu dengan menjaga higienitas personal maupun lingkungan. Kebiasaan mencuci
tangan sebelum dan setelah makan harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kebersihan lingkungan juga harus dijaga salah satunya membersihkan kamar tidur
agar terhindar dari debu serta membuka jendela kamar setiap harinya agar udara
dalam kamar tidak lembab.
Perlu disediakan obat penurun panas dan termometer agar dapat memantau suhu
tubuh anak sehingga tidak terjadi kejang.

Menjelaskan mengenai pemanfaatan kartu jaminan kesehatan untuk melakukan


pengobatan baik ke puskesmas ataupun rumah sakit.
Memberikan KIE mengenai konsumsi vitamin dan makan makanan bergizi.
IV. Kesimpulan dan Saran
IV.1
Kesimpulan
Permasalahan kesehatan yang terkait dengan I Kadek Ika Juniawan adalah penyakit
Kejang Demam yang sudah dialami sebanyak 2 kali sejak 6 bulan yang lalu. Penyebab
dari kejang demamnya adalah ISPA. Kurangnya higienitas personal maupun lingkungan
yang diterapkan dalam keluarga dari Bapak I Wayan Subawa menyebabkan anaknya I
Kadek Ika Juniawan sering mengalami sakit.
IV.2
Saran
Untuk permasalahan yang terkait dengan penyakit, saran yang diberikan adalah tetap
menerapkan gaya hidup sehat yang telah dijelaskan, serta harus lebih waspada jika
anaknya mengalami demam.

Anda mungkin juga menyukai