NAMA
NIM
: 0970121035
NAMA KK
: I WAYAN SUBAWA
BANJAR
: PETAK
DESA
: PETAK KAJA
KECAMATAN : GIANYAR
DAFTAR ISI
JUDUL ....i
DAFTAR ISI...ii
I. Latar Belakang Keluarga Binaan.................................1
1.1 Data Demografi Keluarga......1
1.2 Aspek Lingkungan Fisik Keluarga Binaan.....1
1.3 Status Sosial Ekonomi Keluarga.....2
II. Kegiatan Pada Keluarga Binaan..3
2.1 Kegiatan..3
2.2 Jenis.3
2.3 Tujuan 3
2.4 Sasaran, Tempat dan Waktu...3
2.5 Pelaksanaan Kegiatan.....3
2.6 Partisipasi Keluarga Binaan....4
III. Hasil Kegiatan dan Pembahasan4
IV. Kesimpulan dan Saran...4
No
Nama
Umur
Jenis
(tahun)
Kelamin
Pekerjaan
1.
I Wayan Subawa
30 th
Laki Laki
Pengrajin
Kepala Keluarga
2.
Ni Komang Nilam
34 th
Perempuan
Ibu rumah
Istri
Perempuan
tangga
Belum
Anak
Laki-Laki
sekolah
Belum
Anak (Pasien)
3.
4.
5 th
1,5 th
sekolah
1.2
rumah tangga.
Bapak I Wayan Subawa sehari-hari bekerja sebagai pengrajin patung kayu dari
pukul 8 pagi sampai 4 sore. Pendapatan dari hasil kerajinan patung kayu tidak
menentu dalam tiap bulannya, tergantung dari jumlah patung kayu yang dihasilkan.
Setiap hari Bapak I Wayan Subawa dapat menjual hasil karyanya sebesar kurang
lebih Rp 75.000,00. Dalam satu bulan rata-rata penghasilan Keluarga Bapak Ketut
200.000,00 perbulan.
Rumusan Masalah Pada Keluarga Binaan
Masalah yang ada di Keluarga Bapak I Wayan Subawa terutama adalah
namun tidak mau menelusuri kenapa anaknya sering menderita batuk pilek.
Bapak I Wayan Subawa memiliki kamar mandi di rumahnya, namun aktivitas
seperti mandi dan BAB dilakukan di sungai. Kamar mandi digunakan hanya
untuk mencuci pakaian. Menurut Bapak I Wayan Subawa, mandi di sungai
dirasakan lebih segar. Semua anggota keluarga hanya mandi 1 kali dalam sehari.
Semua anggota keluarga Bapak I Wayan Subawa jarang mencuci tangan.
Kebiasaan cuci tangan hanya dilakukan setelah makan, dan hanya menggunakan
air tanpa sabun. Ibu Ni Komang Nilam biasanya jarang mencuci tangan sebelum
menyuapi anaknya.
Bapak I Wayan Subawa tidur bersama istri dan anak-anaknya dalam 1 ruangan.
Melihat kondisi kamar Bapak Wayan Subawa, ruangan tersebut terkesan lembab
karena kurangnya ventilasi udara dan terdapat jendela namun tidak pernah dibuka.
Selain itu ruangan tersebut penuh dengan barang dan jarang dibersihkan sehingga
banyak terdapat debu.
II.
Kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari Rabu tanggal 18 Februari 2015, bertempat
di rumah Bapak I Wayan Subawa. Kegiatan diikuti oleh Bapak I Wayan Subawa,
istri dan anak-anaknya. Kegiatan penyuluhan menggunakan metode diskusi dan
demonstrasi sehingga terjadi tukar pikiran antara keluarga binaan dan penyuluh.
Partisipasi Keluarga Binaan
Bapak I Wayan Subawa dan keluarga cukup antusias mendengarkan materi yang
diberikan, ikut mempraktekkan demonstrasi cuci tangan yang baik dan benar, serta
III.
IV
Nama
Umur
Jenis
(tahun)
Kelamin
Pekerjaan
1.
I Wayan Subawa
30 th
Laki Laki
Pengrajin
Kepala Keluarga
2.
Ni Komang Nilam
34 th
Perempuan
Ibu rumah
Istri
3.
5 th
Perempuan
tangga
Belum
Anak
4.
1,7 th
Laki-Laki
sekolah
Belum
Anak (Pasien)
sekolah
Gianyar untuk mendapatkan penanganan. Saat berada di rumah sakit kejang muncul
kembali kemudian oleh tenaga medis di rumah sakit. Menurut penjelasan dokter kepada
Ibu Ni Komang Nilam, anaknya mengalami kejang demam karena diketahui saat di
rumah sakit, suhu tubuh Kadek Juniawan mencapai 39oC. Sebelumnya kejang, Kadek
Ika Juniawan mengalami batuk pilek yang dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit. Saat itu Kadek Ika Juniawan dirawat selama 5 hari untuk menjalani pengobatan.
1 bulan yang lalu Kadek Ika Juniawan sempat dirawat inap lagi di RSUD
Sanjiwani karena keluhan yang sama. Dokter menyarankan untuk dilakukan
pemeriksaan EEG namun baru mendapat jadwal pada bulan Maret 2015. Penyebab dari
demamnya masih sama yaitu penyakit batuk pilek. Menurut ibu Ni Komang Nilam,
anaknya yaitu I Kadek Ika Juniawan memang sering menderita batuk pilek namun Ibu
Ni Komang Nilam tidak mengerti kenapa bisa seperti itu. Selama kontrol ke Posyandu,
status pertumbuhan dan gizi anaknya dikatakan baik dan sudah mendapatkan imunisasi
lengkap.
II. Analisis Situasi Keluarga Kasus
II.1Aspek Lingkungan Fisik Keluarga Binaan
Rumah Bapak I Wayan Subawa terdiri dari tiga bangunan untuk tempat tidur, dapur dan
kamar mandi yang letaknya terpisah. Kamar tidur memiliki penerangan yang cukup.
Namun kamar tidur tidak terdapat ventilasi dan terdapat jendela namun tidak pernah
dibuka sehingga udara kamar terkesan lembab. Selain itu kamar tidur penuh dengan
barang-barang dan jarang dibersihkan sehingga banyak debu dalam kamar tersebut.
Ukuran kamar seluas 4 x 3 meter. Pekarangan Bapak I Wayan Subawa terbilang
gersang berlantai tanah, suplai air di rumah didapat dari PDAM. Air dari PDAM
tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum yang airnya direbus
terlebih dahulu, mandi, mencuci pakaian dan keperluan lainnya. Sampah-sampah yang
ada di rumah Bapak I Wayan Subawa semua dikumpulkan di belakang rumah kemudian
dibakar.
II.2Aspek Sosial Ekonomi Keluarga Binaan
Di keluarga Bapak I Wayan Subawa, pendapatan keluarga hanya berasal dari
sendiri, sedangkan ibu Ni Komang Nilam tidak berpenghasilan hanya sebagai ibu
rumah tangga. Bapak I Wayan Subawa sehari-hari bekerja sebagai pengrajin patung
kayu dari pukul 8 pagi sampai 4 sore. Pendapatan dari hasil kerajinan patung kayu
tidak menentu dalam tiap bulannya, tergantung dari jumlah patung kayu yang
dihasilkan. Setiap hari Bapak I Wayan Subawa dapat menjual hasil karyanya
sebesar kurang lebih Rp 75.000,00. Dalam satu bulan rata-rata penghasilan
I Kadek Ika Juniawan memiliki riwayat penyakit kejang demam disertai ISPA yang
sudah pernah dirawat inap di rumah sakit sebanyak 2 kali. Status gizi dilihat dari
Buku Kartu Menuju Sehat (KMS) terbilang cukup dan imunisasi dasar semua sudah
diberikan. Batuk pilek merupakan keluhan yang sering muncul kira-kira 2-3 kali
dalam sebulan. I Kadek Ika Juniawan baru dibawa ke dokter jika keluhannya tidak
membaik dalam 2 atau 3 hari.
III.2
Persepsi Keluarga Tentang Konsep Sehat-Sakit
Konsep sakit menurut Keluarga Bapak I Wayan Subawa yaitu jika seseorang
mengalami sakit maka harus beristirahat yang cukup dan jika tidak membaik maka
segera dibawa ke bidan atau dokter untuk mendapatkan obat. Hal ini yang diterapkan
kepada keluarganya selama ini.
Ibu Ni Komang Nilam memahami penyakit kejang demam yang dialami oleh I Kadek
Ika Juniawan disebabkan oleh demam yang terlalu tinggi. Dikatakan jika suhu tubuh
anaknya lebih dari 39oC maka bisa terjadi kejang. Namun Ibu Ni Komang Nilam
tidak memiliki termometer di rumah sehingga tidak dapat memantau suhu tubuh
anaknya jika demam. Selain itu mengenai batuk pilek menurut Ibu Ni Komang Nilam
adalah karena masuk angin akibat terlalu lama bermain diluar. Maka dari itu I Kadek
Ika Juniawan lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar bersama ibunya.
III.3
Solusi Masalah Kesehatan di Keluarga Binaan
Menjelaskan kepada Bapak I Wayan Subawa dan Ibu Ni Komang Nilam bahwa
penyakit kejang demam dicetuskan oleh demam yang tinggi. Gejala demam timbul
karena suatu peradangan yang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu
penyakit pada anak yang sering menimbulkan demam adalah infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA). Penyakit ISPA dapat dihindari dengan merubah gaya hidup,
yaitu dengan menjaga higienitas personal maupun lingkungan. Kebiasaan mencuci
tangan sebelum dan setelah makan harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kebersihan lingkungan juga harus dijaga salah satunya membersihkan kamar tidur
agar terhindar dari debu serta membuka jendela kamar setiap harinya agar udara
dalam kamar tidak lembab.
Perlu disediakan obat penurun panas dan termometer agar dapat memantau suhu
tubuh anak sehingga tidak terjadi kejang.