Referat Dementia Vaskuler
Referat Dementia Vaskuler
PENDAHULUAN
Demensia merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada
lanjut usia. Di negara- negara barat, demensia vaskular (DVa) menduduki urutan
kedua terbanyak setelah penyakit Alzheimer. Tetapi karena DVa merupakan tipe
demensia yang terbanyak pada beberapa negara Asia dengan populasi penduduk yang
besar maka kemungkinan DVa ini merupakan tipe demensia yang terbanyak di dunia.
Demensia vaskuler juga merupakan bentuk demensia yang dapat dicegah sehingga
mempunyai peranan yang besar dalam menurunkan angka kejadian demensia dan
perbaikan kualitas hidup usia lanjut.
II.EPIDEMIOLOGI
Prevalensi demensia vaskular akan semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya usia seseorang, dan lebih sering dijumpai pada laki-laki dari pada
wanita.Prevalensinya berkisar dari satu sampai empat persen pada orang di atas usia
65 dan lebih tinggi di Cina dan Jepang daripada di Eropa dan Amerika Utara. Studi
menunjukkan bahwa terjadinya VAD secara eksponensial meningkat dengan usia 6585.
III.DEFINISI DAN KLASIFIKASI
Demensia adalah suatu sindroma penurunan fungsi kognisi yang dapat
bermanifestasi sebagai gangguan memori, disertai dua atau lebih gangguan modalitas
kognitif lainnya (orientasi, atensi, fungsi bahasa, fungsi visuospasial, fungsi
eksekutif, control motorik, praksis) yang cukup berat sehingga menyebabkan
gangguan aktivitas harian yang dibuktikan dengan pemeriksaan klinik dan
neuropsikologi.
Demensia vaskular adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya
derajat fungsi kognitif yang etiologinya diakibatkan oleh penyakit serebrovaskular
dengan iskemik cedera daerah otak yang penting untuk memori, kognisi dan perilaku.
Mekanisme utama cedera vaskular meliputi: (1) iskemia, (2) perdarahan, dan (3)
hipoperfusi (iskemia hypoksia).
Demensia vaskuler (DVa) meliputi semua kasus demensia yang disebabkan
gangguan serebrovaskuler dengan kognisi mulai dari yang ringan sampai paling berat
(tidak harus prominen gangguan memori), dapat/tidak disertai gangguan perilaku
sehingga menimbulkan gangguan aktifitas harian yang tidak disebabkan oleh
gangguan fisik karena stroke. 4
Klasifikasi demensia vaskuler 4
Sub tipe demensia vaskuler
Mekanisme
DVa pasca stroke
Demensia multi infark(tromboemboli Tromboemboli arteri ukuran besar dan
makrovaskuler
Stroke single strategic
Demensia Hemoragik
Demensia Subkortikal
Stoke lakuner, multiple subkortikal
Penyakit binswanger
Cempuran tipe 1,2,3,4 terutama lakuner-
medium
Satu lesi iskemik
Hipertensi maligna
Ateriolosklerosis arteriol penetran dalam
Ateriolosklerosis arteriol penetran dalam
Binswarger
Demensia pasca iskemik
and
Leukoencephalopathy),
IV.FAKTOR RISIKO
diketahui untuk
kognitif setelah stroke. Selain itu faktor genetik untuk stroke dan demensia vaskuler
yang belum diteliti secara luas.
V.PATOGENESIS
Demensia vaskular, atau gangguan kognitif vaskular, adalah hasil akhir dari
kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit serebrovaskular. Adanya infark
multiple, infark lakunar, infark tunggal di daerah tertentu pada otak, sindrom
Binswanger, angiopati amiloid serebral, hipoperfusi, perdarahan, dan berbagai
mekanisme lain menjadi patogenesis timbulnya demensia vaskular.1
1. Infark Multiple
Demensia multiinfark merupakan akibat dari infark multipel dan bilateral.
Terdapat riwayat stroke berturut-turut satu atau beberapa kali serangan stroke dengan
gejalafokal
seperti
hemiparesis/hemiplegi,
afasia,
hemianopsia
dan
dapat
Pada sepertiga
bertambahnya
usia.Kadang-kadang
terjadi
demensia
dengan
onset
mendadak.1,
6. Hipoperfusi
Demensia dapat terjadi akibat iskemia otakglobal karena henti jantung,
hipotensi berat,hipoperfusi dengan/tanpa gejala oklusi karotis, kegagalan autoregulasi
arteri serebral, kegagalan fungsi pernafasan. Kondisi-kondisi tersebutmenyebabkan
lesi vaskular di otak yang multipelterutama di daerah white matter.1
7. Perdarahan
Demensia dapat terjadi karena lesi perdarahanseperti hematoma subdural
kronik, gejala sisa dari perdarahan sub arachnoid dan hematoma serebral.Hematoma
multipel berhubungan dengan angiopati amiloid serebral idiopatik atau herediter.1
VI. MANIFESTASI KLINIK
Serangan demensia vaskular terjadi secara mendadak, dengan didahului oleh
Transient Ischemic Attack (TIA) atau stroke, risiko terjadinya demensia vaskular 9
kali pada tahun pertama setelah serangan dan semakin menurun menjadi 2 kali
selama 25 tahun kemudian.Adanya riwayat dari faktor risiko penyakit sebero vaskular
harus disadari tentang kemungkinan terjadinya demensia vaskular.1
Keluhan utama utama pada pasien dengan VAD memori. Meskipun keluhan
mirip untuk AD, kesulitan memori di VAD mungkin lebih mudah diatasi. Gejala
sering termasuk.Selain itu, mungkin ada perubahan mood atau perilaku seperti
depresi, lekas marah, atau apatis. Dalam beberapa kasus pasien VAD mungkin
mengalami halusinasi atau delusi yang dapat cukup.1
Gambaran klinik penderita demensia vaskular menunjukkan kombinasi dari
gejala fokal neurologik, kelainan neuropsikologik dan gejala neuropsikiatrik. Gejala
fokal neurologik dapat berupa gangguan motorik, gangguan sensorik, dan
Looi et
Skor
2
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
2
2
Penderita dengan DVa atau demensia multi infark mempunyai skor lebih dari
7, sedang yang skornya kurang dari 4 mungkin menderita Alzheimer.1,3
Skor Demensia oleh Loeb dan Gondolfo
Skor
Mulanya mendadak
Permulaannya dengan riwayat stroke
Gejala fokal neurologic
Keluhan fokal
CT scan terdapat:
2
1
2
2
Lesi luas periventrikuler dan substansia alba atau multiple lakuner (>5) di
substansia gresia dalam dan paling sedikit ditemukan lesi substansia alba
moderat
Tidak ditemukan infark di teritori non lakuner, kortiko subkortikal dan infark
watershed, perdarahan, tanda-tanda hidrosefalus tekanan normal dan
penyebab spesifik lesi substansia alba (mis. multiple sklerosis, sarkoidosis,
radiasiotak).4
2.
Laboratorium
Digunakan untuk menentukan penyebab atau faktor resiko yang mengakibatkan
timbulnya stroke dan demensia. Selain itu, pengujian laboratorium juga dilakukan
untuk menyingkirkan diagnosis selain demensia. Pemeriksaan darah tepi, laju endap
darah (LED), kadar glukosa, glycosylated Hb, tes serologi untuk sifilis, HIV,
kolesterol, trigliserida, fungsi tiroid, profil koagulasi, kadar asam urat, lupus
antikoagulan, antibodi antikardiolipin dan pemeriksaan lain yang dianggap perlu.1
3. Pemeriksaan Lainnya
Pemeriksaan yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi untuk kasus
demensia vaskular adalah echocardiography, pemeriksaan Doppler, potensial cetusan,
arteriografi, dan EEG.1
IX. PENATALAKSANAAN
Terapi
untuk
demensia
vaskular
ditujukan
kepada
penyebabnya,
PenyekatAsetilkolinesterase:
Pemberian acetylcholine esretarse inhibitoR seperti donepezil,
rivastigmine and galantiamin mampu meperbaiki fungsi kognitif
penderita.
i. Donepezil Hcl tablet 5mg, 1x1 tablet/hari
ii. Rivastigmin tablet, interval titrasi 1 bulan, mulai dari 2x1,5 mg
sampai maksimal 2x 6 mg
iii. Galantamin tablet, interval titrasi 1 bulan mulai dari 2x 4mg
sampai maksimal 2x16 mg
Obat-obat tersebut menurunkan inaktivasi dari neurotransmitter
asetilkolin sehingga meningkatkan potensi neurotransmitter kolinergik
yang pada gilirannya menimbulkan perbaikan memori. Obat-obatan
tersebut sangat bermanfaat untuk seseorang dengan kehilangan
memori ringan hingga sedang yang memiliki neuron kolinergik basal
yang masih baik melalui penguatan neurotransmisi kolinergik.
Obat
Donepezil
Dosis
Dosis
Efek samping
awal Mual,muntah,diare,insomnia
Rivastigmin
5mg/hari
Dosis awal 2x1,5 Pusing, nyeri kepala
mg/hr setiap bulan
dinaikkan2x1,5
mg/hr
maksimal
hingga
2x6
Galantamin
mg/hr
Dosis awal 8 mg/hr
Mual,muntah,diare,anoreksia
Gangguan perilaku:
Depresi:
Delusi/halusinasi/agitasi
Neuroleptikatipikal
Risperidon tablet 1x 0,5 mg 2 mg / hari
Olanzapin
Quetiapin tablet: 2x25mg-100mg
Neuroleptiktipikal
Haloperidol tablet: 1x 0,5mg -2mg/hari
Non farmakologis
Untuk mempertahankan fungsi kognisi
Program adaptif dan restoratif yang dirancang individual :
Orientasirealitas
Reminiscence
Edukasipengasuh
Intervensi lingkungan
Fasilitasiaktivitas
Terapicahaya
Terapimusik
Pet therapy
: Pasien / Caregiver
dan kemampuan
fungsional
Bukan
Demens
ia
Delirium /
depresi
Ragu
Mungki
n
demens
ia
Rujuk ke Spesialis Saraf untuk evaluasi
lanjut
Rujuk
spesiali
s terkait
Neuroimaging
Kriteria Diagnosa
Probable DVa
NINCDS-AIREN
Skor Iskemik
Hachinski
Pemeriksaan
Demensia
Alzheimer
Laboratorium
Demensia Vaskuler
Demensia degenerasi
lain, dll
Tatalaksana / follow
Tatalaksana / follow
rutin
Tatalaksana / follow
X. PENCEGAHAN
Pencegahan primer pada demensia vaskular dilakukan sebelum stroke atau
VCI terjadi dengan menyelamatkan otak, mengobati faktor risiko vaskular.5 Penderita
hipertensi, diabetes melitus, hiperlipidemia harus diberikan pengobatan secara
optimal dan dianjurkan untuk berhenti merokok serta membatasi asupan alkhohol.
Mereka juga dianjurkan mengubah pola hidupnya menjadi gaya hidup yang sehat.1
Pencegahan demensia vaskular, pada prinsipnya, tergantung pada pencegahan
stroke melalui modifikasi faktor risiko. Hasil positif sejauh ini telah ditunjukkan
dengan penggunaan Calcium Channel Blocker nitrendipin, inhibitor ACE, dan
diuretik. Hal ini masih belum jelas apakah semua obat antihipertensi memiliki efek
yang sama. Angiotensin Receptor II Blocker mungkin sangat efektif karena
berefeknya secara langsung pada otak. Hipertensi darah dianggap menjadi
kardiovaskular
pentingrisiko.
Namun,
Berbeda
dari
sebelumnya
diyakini,
menurunkan tekanan darah pada orang tua mungkin memiliki efek merusak pada
kognisi tersebut, dengan menyebabkan kerusakan iskemik pada otak ini, biasanya
dipengaruhi oleh gangguan autoregulasi cerebral. Di sisi lain, data epidemiologis
menunjukkan manfaat dalam mengendalikan faktor risiko vaskular, termasuk
hipertensi di usia paruh baya.6
Pencegahan sekunder dengan manajemen awal stroke akut, mencegah stroke
kekambuhan dan mengurangi perkembangan perubahan-vaskular di otak. Sebuah
penelitian besar dilakukan untuk pencegahan dengan memperhatian bahwa masalah
vaskuler
.Dengan pengendalian
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Federic Assal JB. Vascular Demensia. In: Duyckaerts C LI, editor. Handbook
of Clinical Neurology. 89: Elsevier; 2008. p. 659-66.
6.
7.
8.