Penyebab
Hingga kini apa yang menyebabkan seseorang dapat menderita autisme belum diketahui secara
pasti.
Riset-riset
yang
dilakukan
oleh
para
beberapa
merkuri)
Masalah pencernaan yang diakibatkan protein dari susu hewani yang tidak dicerna
dengan baik dan menjadi pepton, dan diserap kembali, masuk ke aliran darah, dan
diteruskan ke otak menjadi morfin yang menyebabkan gangguan fungsi otak.
Ciri-Ciri
1.
2.
Ketertarikan dan minat yang berbeda dengan anak lain sehingga menyebabkan semakin
terlihat berbeda.
3.
4.
Fokus pada 1 hal yang kecil. Misalnya saat ia bermain mobil-mobilan, ia akan fokus pada
bagian rodanya saja.
5.
Berikut beberapa ciri anak autis menurut The U.S. National Institute of
Neurological Disorders and Stroke:
- Anak autis cenderung tidak melakukan kontak mata dengan orang lain
- Memiliki ekspresi datar, tidak tertawa ataupun tersenyum
- Tidak memberikan tanggapan saat namanya dipanggil, karena memiliki respon
yang sangat lemah
- Tidak menunjuk hal yang menarik perhatiannya
- Tidak mampu menyebut satu kata tunggal pada usia 6 bulan dan diapun
cenderung tidak berceloteh sampai usia 1 tahun
- Ketika anak anda beranjak besar atau menginjak usia balita, dia memiliki
kekurangan mengenai ketrampilan sosial dan juga memiliki masalah bahasa
Selain ciri anak autis menurut The U.S. National Institute of Neurological
Disorders and Stroke, ciri yang lain yaitu:
- Tidak memiliki rasa empati yaitu tidak dapat merasakan apa yang dirasakan
orang lain
- Melakukan gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang
Masalah
1.
Karena memiliki gangguan dalam bersosialisasi, anak autis umumnya adalah anak yang
penyendiri.
2.
Karena ketertarikan dan minat yang berbeda, umumnya anak autis tidak mempunyai teman
untuk bermain bersama.
3.
Anak autis menjadi pribadi yang ditakuti dan dihindari karena sifat emosi yang tidak dapat
dikontrol.
4.
Karena perbedaan yang mencolok, umumnya anak autis disisihkan dari masyarakat.
5.
Untuk anak autis yang memiliki kesulitan dalam intelektual, akan sulit dalam bidang
akademik. Tapi umumnya anak autis memiliki satu kelebihan yang unik.
6.
Dalam keluarga anak autis dapat disisihkan dari keluarga, hal ini lebih tergantung pada
respon keluarga.
a. Keterasingan Sosial
Anak-anak autis seringkali ditandai dengan perilaku yang suka
mengasingkan diri/menyendiri, meskipun dalam ruangan yang penuh
dengan teman sebayanya ataupun anggota keluarganya. Sebagian
besar dari laporan orang tua yang memiliki memiliki anak autis
mengatakan bahwa anak mereka lebih memilih aktivitas sendiri. Ketika
orang tua mengajaknya untuk melakukan permainan selayaknya anakanak
pada
bernyanyi
umumnya
sambil
misalnya
bertepuk
main
tangan,
bola,
anak
mobil-mobilan
autis
kesulitan
atau
untuk
sebagai
digabingkan
cirri
dengan
anak
teman
autis
dimana
seusianya,
ketika
maka
ada
anak
autis
beberapa
kemungkinan perilaku sosial yang salah atau ganjil. Anak autis tidak
akan bergabung dalam aktivitas sosial dan memilih terpisah dari
kelompok temannya atau ia tetap berada dalam kelompok tetapi
keberadaannya tidak terlibat dalam atmosfer kelompok.
b. Proses Sosial Spesifik Anak Autis
Anak autis memiliki minat yang sangat terbatas pada lingkungan sosial
dimana
mereka
lebih
tertarik
dengan
benda-benda
mati
aneh
dan
eksentrik
dan
memiliki
kapasitas
untuk
hatinya kesal.
Masalah gangguan perilaku dan emosi ( difficult behaviour and
emotional problems).
a.
Sikap menyendiri dan menarik diri (aloofness and withdrawal).
Banyak anak autis yang berprilaku seolah-olah orang lain tidak
ada. Anak autis tidak merespon ketika dipanggil atau seperti tidak
mendengar ketika ada orang yang berbicara padanya, ekspresi
mukanya kosong.
b.
c.
Ketakutan
khusus
(special
fears).
Anak-anak
autis
tidak
Pemahaman
dan
secara
anak-anak
umum
tidak
(socially embarrassing
autis
terhadap
matang,
kata-kata
mereka
sering
e.
dan
tanpa
disadari
perkembangan
penyakit
juga
dengan
lingkungan
sosialnya
sehingga
dapat
Solusi
1.
2.
3.
4.
Orang tua harus membatasi pemberian obat-obatan psikiatrik pada anak dibawah 6 tahun.
Lebih mengutamakan pendekatan psikologi dan pedagogi.
Melakukan deteksi dini autisme dengan cara :
a. memberikan kegiatan sederhana yang melibatkan kegiatan aktif anak yang memancing
keterlibatan dan komunikasi anak.
b. memancing respon anak dengan memperhatikan respon saat namanya dipanggil.
c. memancing anak untuk menirukan tingkah laku.
d. memancing anak untuk menoleh pada benda yang jauh.
Apabila dari cara nomor 3 terbukti anak tidak melakukan seperti yang diharapkan, maka
dapat dilakukan terapi pada anak, yaitu:
a. terapi medikamentosa.
b. terapi okupasi
c. terapi sensori integrasi.
d. terapi bermain.
e. terapi perilaku.
f. terapi wicara.