Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen Berbasis sekolah merupakan suatu manajemen sekolah
yang disebut juga dengan otonomi sekolah (school autonomy) atau sitebased management (Beck & Murphy, 1996). Sejalan dengan belakunya
otonomi daerah dalam dunia pendidikan, MBS atau school-based
management (SBM) menuntut terjadinya perubahan dalam manajemen
sekolah. Karena itu, pengelolaan suatu sekolah diserahkan kepada sekolah
tersebut, atau sekolah diberikan kewenangan besar untuk mengelola
sekolahnya sendiri dengan menggunakan Manajemen Berbasis Sekolah
ini.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu model pengelolaan
yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah atau
madrasah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang
melibatkan secara langsung semua warga sekolah atau madrasah sesuai
dengan standar pelayanan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah pusat,
Provinsi, Kabupaten dan Kota.
Pada prinsipnya MBS bertujuan untuk memberdayakan sekolah
dalam menetapkan berbagai kebijakan internal sekolah yang mengarah
pada peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara keseluruhan.
MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai
keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi,
yang dinyatakan dalam GBHN. MBS, yang ditandai dengan otonomi
sekolah dan pelibatan masyarakat merupakan respon pemerintah terhadap
gejala-gejala yang muncul di masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. peningkatan efisiensi, antara
lain, diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi
masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. Sementara peningkatan mutu
dapat diperoleh, antara lain, melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah,
fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme

guru dan kepala sekolah. peningkatn pemerataan antara lain diperoleh


melalui

peningkatan

partisipasi

masyarakat

yang

memungkinkan

pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu.


Dalam MBS, tanggung jawab pengambilan keputusan tertentu
seperti anggaran, personel, dan kurikulum lebih banyak diletakkan pada
tingkat sekolah daripada di tingkat pusat, provinsi, atau bahkan juga
kabupaten/ kota.
B. Rumusan Masalah
1 Bagaimanakah profil sekolah SDN Gunung Sari?
2 Bagaimanakah visi dan misi SDN Gunung Sari?
3 Apakah prioritas program sekolah SDN Gunung Sari?
4 Bagaimanakah aspek Manajemen Berbasis Sekolah bidang kurikulum?
5 Bagaimanakah aspek Manajemen Berbasis Sekolah bidang kesiswaan?
6 Bagaimanakah aspek Manajemen Berbasis Sekolah bidang
7
8

kepegawaian?
Bagaimanakah aspek Manajemen Berbasis Sekolah bidang keuangan?
Bagaimanakah aspek Manajemen Berbasis Sekolah bidang sarana

prasarana?
C. Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah tersebut, tujuan dari penyusunan
laporan ini adalah agar mahasiswa mampu:
1 Mengetahui profil sekolah SDN Gunung Sari.
2 Mengetahui visi dan misi sekolah SDN Gunung Sari.
3 Mengetahui prioritas program sekolah SDN Gunung Sari.
4 Mengetahui aspek Manajemen Berbasis Sekolah bidang kurikulum.
5 Mengetahui aspek Manajemen Berbasis Sekolah bidang kesiswaan.
6 Mengetahui aspek Manajemen Berbasis Sekolah bidang
7
8

kepegawaian.
Mengetahui aspek Manajemen Berbasis Sekolah bidang keuangan.
Mengetahui aspek Manajemen Berbasis Sekolah bidang sarana

prasarana.
D. Manfaat
Kegiatan observasi ini mempunyai beberapa manfaat untuk calon guru,
antara lain:
a. Dapat membandingkan pengetahuan yang diperoleh selama
perkuliahan dengan kondisi yang nyata di SD.
b. Dapat memperoleh pengalaman langsung dari hasil observasi di
SD.
c. Mengetahui pengimplementasian program MBS di SD.
E. Sasaran Observasi
2

Dalam kegiatan observasi ini, sasaran yang akan diobservasi adalah


penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di SDN Gunung Sari, Kecamatan
Batangan, Kabupaten Pati.
F. Pelaksanaan Observasi
Kegiatan observasi ini dilaksanakan pada :
Hari

: Senin

Tanggal

: 26 Mei 2014

Tempat observasi

: SDN Gunung Sari, Kec. Batangan, Kabupaten Pati

Waktu observasi

: 08.00 WIB- selesai

G. Metode Pengumpulan Data


Adapun metode penulisan laporan ini didasarkan pada hasil
observasi (pengamatan langsung), wawancara, dokumentasi dan literatur
yang relevan sesuai dengan permasalahan yang dijadikan tema dalam
laporan observasi ini. Kemudian teknik observasi yang digunakan pada
kegiatan ini adalah Observasi Sistematis, yaitu observasi yang
direncanakan terlebih dahulu aspek-aspek yang akan di observasi sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Secara umum, manajemen berbasis sekolah (MBS) dapat diartikan
sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan
tanggungjawab)

lebih

besar

kepada

sekolah,

memberikan

fleksibilitas/keluwesan-keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi


secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan
masyarakat (orangtua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dan
3

sebagainya.), untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan


pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan otonomi tersebut, sekolah diberikan kewenangan dan tanggungjawab
untuk

mengambil

keputusan-keputusan

sesuai

dengan

kebutuhan,

kemampuan dan tuntutan sekolah serta masyarakat atau stakeholder yang ada.
(Catatan: MBS tidak dibenarkan menyimpang dari peraturan perundangundangan yang berlaku).
Otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan
mengurus kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
pendidikan nasional yang berlaku. Tentu saja kemandirian yang dimaksud
harus didukung oleh sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan mengambil
keputusan yang terbaik, kemampuan berdemokrasi/menghargai perbedaan
pendapat, kemampuan memobilisasi sumberdaya, kemampuan memilih cara
pelaksanaan yang terbaik, kemampuan berkomunikasi dengan cara yang
efektif, kemampuan memecahkan persoalan-persoalan sekolah, kemampuan
adaptif dan antisipatif, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi, dan
kemampuan memenuhi kebutuhannya sendiri.
Partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan sekolah telah diatur
dalam suatu kelembagaan yang disebut dengan Komite Sekolah. Secara resmi
keberadaan Komite Sekolah ditunjukkan melalui Surat Keputusan Mendiknas
Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Dalam
hal pembentukannya,

Komite Sekolah menganut prinsip transparansi,

akuntabilitas, dan demokrasi. Komite Sekolah diharapkan menjadi mitra


sekolah yang dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa
masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan
di sekolah. Tugas dan fungsi Komite Sekolah antara lain mendorong
tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu; mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi
dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan
pendidikan; dan menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
4

Dengan pengertian di atas, maka sekolah memiliki kemandirian lebih


besar dalam mengelola sekolahnya (menetapkan sasaran peningkatan mutu,
menyusun rencana peningkatan mutu, melaksanakan rencana peningkatan
mutu, dan melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan mutu), memiliki
fleksibilitas pengelolaan sumberdaya sekolah, dan memiliki partisipasi yang
lebih besar dari kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan sekolah.
Dengan kepemilikan ketiga hal ini, maka sekolah akan merupakan unit utama
pengelolaan proses pendidikan, sedang unit-unit di atasnya (Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Departemen Pendidikan
Nasional) akan merupakan unit pendukung dan pelayan sekolah, khususnya
dalam pengelolaan peningkatan mutu.
B. Komponen Manajemen Berbasis Sekolah
Pusat

Penelitian

dan

Pengembangan

Pendidikan Agama

dan

Keagamaan Depag RI lebih mendapatkan kata kunci diberlakukannya MBS,


yaitu terletak pada empat komponen:
a. Pelimpahan dan Pembagian Wewenang
Desentralisasi kewenangan dilakukan dengan cara pelimpahan
wewenang kepada aktor tingkat Sekolah (Kepala Sekolah, guru, dan orang
tua) untuk mengambil keputusan. Untuk mengoperasikan pelimpahan
wewenang tersebut dibutuhkan adanya pembagian kewenangan yang jelas
antara dewan Sekolah, pemerintah maupun para pelaksana pendidikan di
sekolah. Dewan Sekolah yang anggotanya terdiri dari kepala Sekolah,
tokoh masyarakat, tokoh pemerintah, orang tua, guru dan murid diberi
kewenangan untuk membuat kebijakan, aturan-aturan dan menyetujui
program sekolah yang dilaksanakan. Pemerintah memiliki kewenangan
untuk menyiapkan anggaran (block grant quota), menetapkan kurikulum
nasional serta menyelenggarakan Unas untuk sertifikasi lanjutan studi dan
bekerja.
b. Informasi Dua Arah dan Tanggung Jawab Untuk Kemajuan
Informasi bersifat dua arah, yaitu top down (dari atas ke bawah)
dan bottom up (dari bawah ke atas) yang berisi tentang ide, isu-isu dan

gagasan pelaksanaan pelaksanaan tugas serta kinerja, produktivitas sikap


pegawai. Informasi yang dua arah akan memungkinkan terjadinya proses
komunikasi yang dialogis dan efektif sehingga semua pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan pendidikan dapat berbagi informasi dalam upaya
pengambilan

keputusan

atau

perbaikan-perbaikan

penyelenggaraan

pendidikan. Selain itu, desentralisasi informasi juga bermanfaat untuk


menguatkan rasa pemilikan dan tanggung jawab bersama untuk
memajukan sekolah atau pendidikan.
c. Bentuk dan Distribusi Penghargaan
Penghargaan dalam bentuk

penggajian,

insentif

maupun

penghargaan non material dalam bentuk internal (produk kerja, kepuasan


kerja) maupun bentuk penghargaan eksternal (pujian, uang, dan
penghargaan lainnya) akan terdistribusikan secara tepat terhadap individuindividu.
Sesuai dengan kontribusi, partisipasi dan tingkat keberhasilannya
di dalam pelaksanaan tugas yang diembannya. Kondisi seperti itu akan
memungkinkan setiap pegawai untuk merasa bangga terhadap tugas yang
diembannya, mendorong untuk berpartisipasi/ bekerja sepenuhnya serta
akan bertanggung jawab terhadap segala keputusan dan tindakan yang
dilakukannya.
d. Penetapan Standar Pengetahuan dan Keterampilan
Desentralisasi pengetahuan dan keterampilan berkaitan erat dengan
pentapan standar kompetensi yang variatif sesuai dengan tuntutan yang
ada serta memberikan peluang kepada pihak-pihak pelaksana pendidikan
untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya secara mandiri dengan
penuh kesadaran dan bertanggung jawab terhadap kinerja yang
dihasilkannya. Kondisi tersebut diharapkan akan menghilangkan sikap
saling melemparkan tanggung jawab atas hasil pendidikan.
C. Faktor Pendukung Keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah

Pada buku pedoman implementasi Manajemen Berbasis Sekolah yang


diterbitkan oleh Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Jakarta, 2002
bahwa faktor pendukung keberhasilan MBS terdiri atas:
a. Kepemimpinan dan Manajemen Sekolah yang Baik
MBS akan jika ditopang oleh kemampuan professional Kepala Sekolah
dalam memimpin dan mengelola Sekolah secara tepat dan akurat, serta
mampu menciptakan iklim organisasi di sekolah yang mendukung
terjadinya proses belajar mengajar.
b. Keadaan Sosial Ekonomi dan Penghayatan Masyarakat Terhadap
Pendidikan
Faktor luar yang akan turut menentukan keberhasilan MBS adalah
keadaan tingkat pendidikan orangtua siswa dan masyarakat. Kemampuan
dalam membiayai pendidikan, serta tingkat penghayatan, harapan dan
pelibatan diri dalam mendorong anak untuk terus belajar.
c. Dukungan Pemerintah
Hal yang sangat menentukan tingkat keberhasilan penerapan MBS
terutama bagi sekolah yang kemampuan orang tua/ masyarakatnya relatif
belum siap memberikan perannya terhadap penyelenggaraan pendidikan.
Alokasi dana pemerintah dan pemberian kewenangan dalam pengelolaan
sekolah menjadi penentu keberhasilan.
d. Profesionalisme
Faktor ini sangat strategis dalam upaya menentukan mutu dan hasil kerja
sekolah. Tanpa profesionalisme Kepala Sekolah, guru dan pengawas akan
sulit dicapai MBS yang bermutu tinggi serta prestasi siswa yang tinggi
pula.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Jenis Teknik Observasi
Teknik observasi yang saya gunakan pada kegiatan ini adalah Observasi
Sistematis, yaitu observasi yang direncanakan terlebih dahulu aspek-aspek
yang akan diobservasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
B. Metode yang digunakan
Metode observasi yang digunakan ialah sebagai berikut:
1. Metode Pengamatan (Observasi)
Pada metode ini saya melakukan pengamatan secara sempurna yaitu saya
hanya menjadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati, saya
mempunyai jarak dengan yang saya amati.
2. Metode Wawancara
8

Selain mengamati secara langsung pada anak, saya juga melakukan


wawancara pada anak tersebut dan juga wawancara dengan gurunya.
Karena dengan wawancara saya dapat mendapatkan data tentang
kegiatan istirahat anak kelas tinggi dan kelas rendah dengan mengadakan
hubungan secara langsung dengan informan dan data yang saya dapatkan
juga akan lebih dapat dipercaya.
C. Hasil Observasi
a. Profil Sekolah
SD Negeri Gunung Sari terletak di Desa Gunung Sari Kecamatan
Batangan Kabupaten Pati, 59182. SD Gunung Sari berstatus SD
Negeri di Kecamatan Batangan.
b. Visi Sekolah
Terwujudnya sekolah yang berprestasi, beriman, dan kompetitif di tingkat
global. Serta santun dalam berperilaku.

c. Misi Sekolah
1) Meningkatkan etos kerja dalam melaksanakan KBM dan bimbingan
yang efektif, efisien untuk hasil yang optimal.
2) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Mengaplikasikan sekolah negeri yang terpadu bernuansa agama dan
terampil dalam bidang teknologi informatika computer.
4) Selalu berhasil dan berkompetitif dalam prestasi baik akademik
maupun non akademik.

5) Mengutamakan kerja sama, kekeluargaan, dan santun dalam


bertingkah laku, serta melestarikan budaya daerah.
6) Menerapkan manajemen partisipasif melibatkan warga sekolah dan
masyarakat.
7) Mengembangkan rasa cinta sekolah dan tanah air.
d. Prioritas Program Sekolah
1.

Bidang Pengajaran
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Diawali dengan pembagian tugas guru.


Menyusun jadwal pelajaran.
Menyusun kegiatan jeda tengah semester 1 dan 2.
Merencanakan tes tengah semester 1 dan 2.
Merencanakan ulangan umum semester 1 dan 2.
Khusus kelas VI dari bulan Agustus sampai dengan bulan Juni

diberikan les sore (pengayaan).


g. Rapat pengisian raport semester 1 dan 2.
h. Rapat kelulusan kelas VI.
i. Kegiatan yang dilakukan senantiasa mengacu pada kalender
pendidikan.
2.

Bidang Kesiswaan
a. Penerimaan murid baru.
b. Mendata jumlah murid, menurut tingkat kelas, umur, jenis kelamin,
agama, pekerjaan orang tua, alamat, dll.
c. Aktifitas/ kreativitas SD, misalnya : Porseni, seleksi calon pelajar
berprestasi.
d. Pendaftaran peserta ujian akhir kelas VI.

3.

Bidang Personalia
a. Mengusulkan kenaikan pangkat. Kenaikan gaji berkala bagi guru/
pegawai yang telah memenuhi syarat untuk itu.
b. Memberi kesempatan pada guru-guru/ pegawai untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.

10

c. Menerapkan manajemen terbuka dan partisipatif, sehingga semua


guru/ pegawai terlibat dalam pengambilan keputusan.
d. Memberi kesempatan pada guru untuk mengikuti : KKG, Seminar,
Penataran, Pelatihan, Work Shop.
4.

Bidang Sarana dan Prasarana


a.

Pengadaan alat peraga sesuai kebutuhan

b.

Pengadaan buku pegangan guru, kurikulum, buku paket,


silabus.

c.

No.

Rehab/ membangun gedung.


Jumla

Jenis Barang

Kondisi Ruang
Rusak
Baik

Ringa
n

1.
2.

Ruang Kelas
Ruang Guru/Kepsek
Ruang Perpustakaan

3.

bersama
UKS
Ruang

Rusak

Ket.

Berat

6
1
1

1
2

Ruang
Komputer

5.

bersama

6.
7.

Bahasa
Ruang Mushola
Kamar Kecil

Lab.

5. Bidang Humas
a.
Mengadakan kerja sama yang baik dan harmonis dengan
komite sekolah.
b.

Mengadakan kerja sama yang baik dan harmonis dengan orang


tua murid.

c.

Meningkatkan kinerja dan berupaya memberikan pelayanan


yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.
11

d.

Mengadakan kerja sama dengan masyarakat di lingkungan


sekolah yang dibuktikan dengan adanya keterlibatan masyarakat
dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti Peringatan HUT RI dan
Peringatan Hari Pendidikan Nasional.

e.

Sekolah mengadakan Bakti Sosial kepada masyarakat dengan


mengadakan kunjungan ke Panti Asuhan dan memberikan
sumbangan.

6.

Bidang Kegiatan
Kegiatan kegiatan yang ada di SDN Gunung Sari tahun ajaran
2012-2013 antara lain :

SENIN

SELAS
A

RABU

KAMIS

JUMAT

SABTU

UP.
BENDER

MENYANYIKAN LAGU PERJUANGAN

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

PENGEMBANG
AN DIRI

PRAMU
KA
Kegiatan ekstra kurikuler yang ada di SDN Gunung Sari antara lain:
a. Pramuka
b. Rebana
c. Murotal
Kunjungan saya disambut ramah oleh pihak sekolah dipimpin langsung
oleh Kepala Sekolah yaitu Bapak Rukanto,S.Pd. Kondisi ini semakin
menambah semangat saya dalam kunjungan observasi. Selanjutnya, Kepala
Sekolah memberikan keleluasaan bagi kami saya untuk berkeliling dan
mengobservasi serta mewawancarai guru kelas dan warga sekolah. Setelah

12

kegiatan observasi selesai kami digiring kembali ke Kantor Kepala Sekolah


untuk tanya jawab secara umum maupun spesifik kepada kepada Kepala
Sekolah dan guru-guru kelas berhubungan dengan bidang-bidang kajian yang
telah saya diskusikan sebelumnya. Berikut ini merupakan pembahasan hasil
berkeliling sekolah dan pengamatan serta wawancara yang saya lakukan,
terbagi menjadi 5 bidang kajian yaitu:
Aspek Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Dalam aspek MBS saya mengamati kelas serta mewawancarai guru kelas
dan mencari data di ruang Tata Usaha. Aspek MBS ini kemudian kami bagi
lagi menjadi 5 Sub Bidang Kajian yaitu:
a. Bidang Kurikulum (Pengajaran)
Silabus, Program Semester dan Tahunan, dan RPP telah disusun
sejak awal tahun semester. RPP disusun dengan format yang sama seluruh
sekolah dan menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Pelaksanaan Ulangan Harian selalu dilaksanakan minimal 6 kali


per semester dan dibuat oleh guru secara mandiri dalam bentuk LKS.
Jadwal pelajaran sudah disusun atau direncanakan pada awal semester.
Sedangkan jadwal pelajaran sekolah tiap kelas ditempel di dinding
kelas agar semua siswa dapat melihatnya. Selain jadwal pelajaran, di
dinding kelas juga ditempel peta dunia pada kelas tinggi, Pancasila dan
foto Presiden dan Wakil Presiden, denah tempat duduk, grafik absen,
grafik daya serap siswa, daftar piket, jadwal mata pelajaran, struktur
organisasi kelas, papan absensi, kalimat-kalimat penyemangat dan bank
data kelas. Pada mata pelajaran olahraga SDN Gunung Sari memiliki
sedikit kendala yaitu keterbatasan lahan terbuka, namun pihak sekolah
tetap menggunakan fasilitas yang ada meskipun kurang memadai.
Dalam melakukan evaluasi pembelajaran biasanya dilakukan pada
setiap akhir KBM atau setelah semua materi selesai disampaikan.
Hubungan sekolah dan masyarakat
berjalan dengan baik, masyarakat selalu mendukung programprogram yang dilakukan oleh sekolah. Setiap kali ada masalah, sekolah

13

selalu menggunakan cara alternatif dengan melakukan musyawarah untuk


memecahkannya.
b. Bidang Kesiswaan
Saat ini jumlah siswa di SDN Gunung Sari mencapai 145 orang,
yang terdiri dari 10 kelas.
JABATAN

JUMLAH

SISWA

S2
-

S1
-

D4
-

SMA
-

145

GURU

PNS
GURU

HONOR
PENJAGA

10
KELAS

Penerimaan murid baru dilakukan dengan cara menerima calon siswa


yang mendaftar. Dengan alur sebagai berikut:
Mendaftar

Mengisi Formulir Pendaftaran Pengumuman Dite

Pemasukan Data dalam Buku Induk


Setiap akhir semester guru membagikan raport pada siswa dengan
ketentuan pada saat raport kenaikan siswa orang tua siswa wajib datang
beserta siswa untuk mengambilnya. Bagi siswa yang berkeinginan pindah
sekolah dapat meminta surat permohonan pindah sekolah pada kepala
sekolah. Hal ini biasanya terjadi pada siswa yang pindah tempat tinggal,
tetapi dapat juga surat keterangan pindah sekolah diberikan oleh sekolah
sebagai syarat kenaikan kelas karena siswa terseebut terlalu bermasalah.
Rekap murid naik kelas disimpan oleh guru sebagai dokumentasi sekolah.
14

Selain merekap semua data siswa, bidang kesiswaan juga bertugas


memberikan bimbingan kepada siswa. Bimbingan tersebut dapat berupa
bimbingan berkaitan dengan tugas akademik maupun bimbingan dalam
bentuk pembentukan sikap siswa. Bimbingan berkaitan dengan tugas
akademik biasanya diberikan sekolah dengan pemberian les tambahan
kepada siswa yang lambat belajar. Untuk bimbingan berkaitan dengan
pembentukan sikap sekolah selalu mengajarkan sopan santun dan tata karma
kepada siswa. Hal tersebut tercermin dengan adanya peraturan tentang
bagaimana cara berpakaian, cara berbicara, dan cara berkomunikasi dengan
orang lain yang dicontohkan guru dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
mengenali siswa yang membutuhkan bimbingan khusus biasanya pada
setiap akhir pembelajaran diadakan evaluasi untuk mengukur tingkat
ketercapaian siswa dalam menerima pelajaran. Dari hasil evaluasi tersebut
dapat dijadikan acuan untuk memberikan bimbingan khusus kepada siswa
yang membutuhkan.
c.

Bidang Kepegawaian (Personalia)


Kepemimpinan yang kuat telah dimiliki sekolah. Budaya mutu yang
selalu dipegang oleh sekolah adalah budaya anak rajin belajar, setiap kali
ada ulangan siswa duduk satu-satu untuk menghindari contek-mencontek
antar siswa. Sekolah memiliki manajemen yang terbuka, semua hal
dilakukan secara transparan. Sekolah selalu berkeinginan untuk menjadi
lebih baik tiap tahunnya dan selalu disesuaikan dengan perkembangan
jaman.
Usulan pengadaan guru dan pegawai diusulkan pada saat rapat guru
dan kepala sekolah, dan penentuan penerimaan yang menentukannya adalah
kepala sekolah. Sekolah memberi kesempatan pada guru-guru/ pegawai
untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi mengikuti : KKG, Seminar,
Penataran, Pelatihan, Work Shop. Kepala Sekolah menerapkan manajemen
terbuka dan partisipatif, sehingga semua guru/ pegawai terlibat dalam
pengambilan keputusan.

15

Usulan kenaikan pangkat dan golongan tergantung dari prestasi guru,


dan diusulkan oleh kepala sekolah. Ini dapat dilihat dari buku catatan
penilaian guru yang langsung dinilai oleh kepala sekolah tiap bulannya atau
setiap kali kepala sekolah ada waktu, di dalam buku tersebut terdapat daftar
penilaian pekerjaan guru dalam KBM serta masukan-masukan yang
diberikan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru. Semua staf
yang berkompeten dan berdedikasi tinggi dimiliki oleh sekolah, mereka ahli
di bidangnya. Harapan prestasi yang tinggi selalu dimiliki sekolah, sekolah
selalu berantusias untuk terus maju dengan mengikuti lomba-lomba.
d.

Bidang Keuangan
Administrasi keuangan SDN Gunung Sari dikelola oleh Bendahara
Umum yang bertugas membantu Kepala Sekolah dalam mengelola
keuangan sekolah serta mencatat semua keuangan sekolah baik yang masuk
maupun keluar. Pengelolaan dana BOS biasanya digunakan untuk
melengkapi sarana belajar yang velum tersedia dan untuk membayar guru
honorer. Sedangkan jika sekolah ingin memperbaiki prasarana sekolah,
sekolah bersama Komite Sekolah mengadakan kerja sama dengan orang tua
siswa yaitu dengan adanya penarikan sejumlah uang dari orang tua siswa
jika orang tua siswa mau.
Selain itu, di sekolah juga terdapat bendahara infaq, bendahara
tabungan siswa, dan bendahara iuran guru. Bendahara infaq bertugas
mencatat semua pemasukan infaq yang biasanya digunakan untuk
mengadakan kegiatan Bakti Sosial dengan mengunjungi Panti Asuhan.
Bendahara tabungan siswa bertugas mengumpulkan tabungan siswa
kemudian di setorkan ke Bank. Tabungan siswa dapat diambil sewaktuwaktu jika siswa membutuhkan atau dapat diambil setiap akhir semester.
Sedangkan bendahara iuran guru bertugas mengumpulkan iuran dari guru

e.
o
o

untuk digunakan pada saat ada kegiatan sosial sekolah.


Bidang Sarana Prasarana
Jumlah Ruangan

10 Ruang Kelas
4 Lain-lain

16

2 Kamar Kecil
Kebijakan sekolah, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas tertuang dalam
visi, misi, dan tujuan sekolah. Sekolah memiliki sumber daya yang tersedia
dan cukup lengkap, semua peralatan yang dibutuhkan disediakan oleh
sekolah. Beberapa sarana dan prasarana yang kami amati yaitu :

No.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jenis Barang

Jumlah

Ruang Kelas
Ruang Guru/Kepsek
Ruang Perpustakaan bersama Ruang UKS
Ruang Mushola
Ruang Komputer bersama Lab. Bahasa
Toilet sekolah

10
1
1
1
1
2

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, penyusun dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Dari data yang saya himpun, Manajemen Berbasis Sekolah yang terdapat
di SDN Gunung Sari telah berjalan dengan baik. Sekolah ini sangat
menghormati

adanya

stakeholder

dari

masyarakat

sehingga

sekolah

memanfaatkan kekuatan ini untuk meningkatkan prestasi akademik dengan


olah kinerja dan penyempurnaan sarana-prasarana. Output yang dihasilkan
cukup baik.
Diketahui pula kinerja pemimpin sekolah yang selalu berusaha lebih maju
dalam meningkatkan prestasi sekolah dalam Akademik maupun non
Akademik, Perlombaan-perlombaan di Bidang Mapel maupun Bakat dan
Minat, seperti sebelumnya telah dijelaskan bahwa dalam menghadapi sebuah
kompetisi, sekolah selalu mengadakan latihan dan training jauh-jauh
sebelumnya agar siswa-siswi selalu siap menempuh kegiatan ini.
Dari Analisis SWOT yang dilakukan oleh sekolah, penyusun mengkaji
hasil tersebut dan dapat disimpulkan bahwa kekuatan serta peluang yang
17

cukup memadai sangat berpengaruh pada prestasi yang diperoleh sekolah


selama ini, sehingga kelemahan yang dimiliki dapat dihilangkan secara
bertahap. Namun, selama ini Kepala Sekolah SDN Gunung Sari tetap
berprinsip bahwa tetap mempertimbangkan ancaman yang dihadapi pihak
sekolah dalam berbagai bidang.
B. Saran
Setelah mengamati dan mempelajari tentang apa yang ada di SDN Gunung
Sari selama melaksanakan observasi, maka kami memberikan saran kepada
masing-masing staf hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan dan kualitas
pekerjaannya sesuai fungsi supaya lebih dapat mencapai sasaran yang
diinginkan yaitu meningkatkan mutu sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Sutomo. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Press.
Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Syaifuddin, Mohammad, dkk. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

18

Lampiran 1
Instrumen Observasi
No

Aspek yang diamati

Keadaan

Hasil pengamatan

Ada

Program Pengajaran
1.Rencana program

pengajaran
2.Jadwal Pengajaran
3.Jadwal pelajaran sekolah

tiap kelas
4.Rencana program evaluasi
5.Daftar evaluasi belajar

(UAS)
6.Daftar penyerahan STTB
7.Rekapitulasi kenaikan kelas
8.Hubungan kemasyarakatan

Administrasi Kesiswaan
1.Pendaftaran murid baru
2.Daftar calon murid baru
3.Daftar murid baru
4.Buku induk murid
5.Jumlah siswa menurut

tingkat / kelas yang meliputi


jenis kelamin, usia dan asal
6.Papan observasi
7.Buku presensi harian murid
8.Buku presensi murid
9.Rekap presensi bulanan
10.Daftar nilai

19

Tidak Ada

Deskripsi

11.Raport
12.Permohonan pindah

sekolah
13.Surat keterangan pindah
sekolah
14.Mutasi
15.Catatan peserta EBTA
16.Tanda peserta EBTA
17.Rekap murid naik kelas

Administrasi Kepegawaian
1.Usulan kenaikan pangkat
dan golongan
2.Buku catatan penilaian guru
3.Daftar urutan pangkat

golongan / daftar urutan


kepangkatan
4.Daftar penilaian pekerjaan
5.Buku cuti guru dan pegawai
6.Daftar presensi guru dan
peta kepegawaian
7.Data kepegawaian

Administrasi Keuangan
1.Buku kas utama
2.Buku kas pembantu
3.Rangkuman penerimaan dan
pengeluaran

20


Administrasi Kelengkapan
Barang
1.Buku Pemeriksaan

Kelengkapan Barang
2.Buku inventaris barang,
ruang dan kelas
3.Kartu inventaris barang

lunak dan keras


4.Kartu inventaris gedung
5.Kartu inventaris kendaraan
6.Kartu inventaris barang lain
7.Daftar usulan pengadaan

barang

8.Daftar

usulan

pengadaan

barang dan ruang kelas

Kurikulum
1. Pembuatan RPP
2. RPP dibuat kapan
3. Alat Peraga/ Media

Pembelajaran

Hubungan Masyarakat
1. Peran serta masyarakat
2. Keterlibatan sekolah dalam
masyarakat

Program Bimbingan
1. Bagaimana cara guru

memberikan bimbingan
2. Pemberian bimbingan

21

preventif
3. Mengenali siswa yang

membutuhkan bimbingan

khusus

Lampiran 2

22

23

Anda mungkin juga menyukai