Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang dilalui
dengan kegembiraaan dan suka cita. Tetapi 5-10 % dengan kehamilan termasuk kehamilan risiko
tinggi, mereka harus mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan perawatan kesehatannya
dalam menghadapi kehamilan dengan risiko tinggi ini. Diagnosa ibu hamil dengan risiko tinggi
JANGANLAH diartikan dengan makna yang selalu negative, dengan perawatan yang baik, 9095% bumil resti dapat melahirkan dengan selamat dan mendapat bayi yang sehat. Kehamilan risti
dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat
dilakukan tindakan perbaikannya, dan kenyataannya, banyak dari factor risiko ini sudah dapat
diketahui sejak belum konsepsi terjadi,jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk
memberikan penanganan kesehatan dengan bumil maupun bayi. Juga harus diperhatikan bahwa
pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian.
Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan ANC atau
pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil
dan bayinya sehingga bila terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini
mungkin.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa diharapkan mendapat pengalamn nyata tentang peran, fungsi, dan tugas
Bidan di Puskesmas turut dalam peran serta masyarakat dan pembangunan
kesehatan khususnya pada keluarga Tn A dengan ibu hamil risiko sangat tinggi
sehingga diaplikasikan dalam asuhan kebidanan.
1.2.2 Tujuan khusus
setelah penyusunan ashuhan kebidanan keluarga, Mahasiswa diharapkan dapat:
- Melakukan pengkajian pada keluarga TnA dengan ibu hamil risiko sangat
tinggi
- Melakukan analisa hasil pendataan
- Merumuskan masalah yang ada pada TnAdengan ibu hamil risiko sangat tinggi

- Menetapkan prioritas masalah berdasarkan skoring


- Merencanakan alternative masalah sesuai prioritas masalah
- Melaksanakan intervensi sesuai dengan permasalahan
- Melakukan evaluasi hasil kegiatan

1.3 Teknik Pengumpulan Data


1.3.1 Anamnese atau wawancara
Berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui,baik aspek fisik, mental, sosial
budaya , ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainya.
1.3.2 Pemeriksaan fisik
Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan
keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik. Misalnya : kehamilan, kelainan organ
dan tanda-tanda penyakit.
1.3.3 Studi pustaka
Teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada direferensi (buku,
laporan-laporan, penelitian, majalah ilmiah, jurnal, dsb)
1.3.4 Studi dokumentasi
Studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan ibu dan anak (KIA), Kartu
keluarga dan catatan-catatan kesehatan lainnya
1.3.5 Pengamatan
Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap
cukup melalui pengamatan saja,diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan
fisik, misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.
1.4 Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan : Terdiri dari latar belakang, Tujuan, Teknik pengumpulan data,
Sistematika penulisan.
Bab 2 Tinjauan pustaka : Terdiri dari, Konsep keluarga dan konsep kehamilan
risiko tinggi.

Bab 3

Tinjauan, kasus, terdiri dari pengkajian, analisa data, perumusan masalah,

prioritas masalah, rencana asuhan, data/intervensi, implementasi, evaluasi.


Bab 4

Pembahasan

Bab 5

Penutup terdiri dari,kesimpulan dan saran.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI KELUARGA
Keluarga adalah unit kecil dari masyarakat yang terdiri dari keluarga dan beberapa
orang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan
(Depkes RI. 1999).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau adopsi dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan di dalam peranan masing-masing menciptakan atau memperhatikan
kebudayaan (Nasrul Effendi. 1998).
Dari dua pengertian itu dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil masyarakat
b. Terdiri dari dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
d. Hidup dalam suatu rumah tangga

e. Di bawah asuhan seorang kepala keluarga


f. Setiap anggota mempunyai peran masing-masing
g. Menciptakan atau mempertahankan suatu kebudayaan
2.2 TIPE / BENTUK KELUARGA
1.

Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak.

2.

Keluarga besar (Extended Family) dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara, sepupu, dsb.

3.

Keluarga berantai (Serial Family) keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

4.

Keluarga duda atau janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.

5.

Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya


berpoligami dan hidup secara bersamaan.

6.

Keluarga kabitas (Cahabitation) adalah dunia orang menjadi satu tanpa


pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

2.3 STRUKTUR KELUARGA


1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal adalah hubungan sedarah yang tersiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang bersama kelaurga sedarah suami.
5. keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
2.4 FUNGSI KELUARGA
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :

1. Fungsi Biologis
a.

Untuk meneruskan keturunan.

b.

Memelihara dan membesarkan anak.

c.

Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d. Memelihara dan merawat anggota keluarga


2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga.
c. Mimbina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang
misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilkinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
1. Fungsi pendidikan
2. Fungsi sosialisasi anak
3. Fungsi perlindungan
4. Fungsi perasaan

5. Fungsi religius
6. Fungsi ekonomis
7. Fungsi rekreatif
8. Fungsi biologis
2.5 TUGAS TUGAS KELUARGA
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok, sebagai berikut :
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggota.
2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masingmasing.
4) Sosialisasi antaranggota keluarga.
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
2.6 CIRI CIRI KELUARGA
1.

Diikat dalam suatu perkawinan

2.

Ada hubungan darah

3.

Ada ikatan batin

4.

Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya

5.

Ada pengambilan keputusan

6.

Kerja sama di antara anggota keluarga

7.

Komunikasi interaksi antaranggota keluarga

8.

Tinggal dalam suatu rumah

2.7 PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA


Secara rinci peran bidan dalam konteks keluarga adalah sebagai berikut :
a. Pengenalan atau pengamatan masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
b. Memberikan asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.

c. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga.


d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan ibu mudah dijangkau dan perawat mudah
dapat menampung permasalahan yang dihadapikeluarga dan membantu mencarikan jalan
pemecahan.
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk mengubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.

2.8 KRITERIA KELUARGA BINAAN


Ada beberapa criteria yang dapat dipergunakan untuk menentukan keluarga binaan, terutama
kelurga-keluarga yang termasuk resiko tinggi dalam bidang kesehatan :
1. Mudah dijangkau
2. Komunikasi dengan keluarga baik
3. Minat dan tanggapan keluarga positif terhadap pelayanan kesehatan dan keperawatan yang
diberikan
4. Termasuk dalam kategori sosial ekonomi rendah
5. Ada wadah peran serta masyarakat misalnya posynadu, KPKIA, dasa wisma
6. Daerah tersebut tidak terlalu rawan
2.9 TUGAS TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN
Ada beberapa tugas keluarga yang perlu diperhatikan khususnya dalam bidang kesehatan
yaitu :
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap keluarga
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan bai fasilitas-fasilitas yang ada

(Nasrul Effendi, 1998)

2.10 KONSEP DASAR KEHAMILAN dengan RISIKO


2.10.1 Pengertian Kehamilan dengan Risiko

Kehamilan dengan risiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan
kemungkinan risiko/bahaya terjadinya kompikasi pada persalinan yang dapat
menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan/ bayinya (Poedji Rohchjati,
2003 : 29)
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai risiko atau bahaya
yang lebih besar pada kehamilan atau persalinannya dibandingkan dengan ibu
hamil dengan kehamilan / persalinan normal
2.10.2 Risiko dalam Kehamilan
Ukuran risiko dapat di tuangkan dalam bentuk skor. Skor adalah bobot prakiraan
daru berat atau ringannya risiko/ bahaya
Jumlah skor memberikan pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh ibu
hamil.berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi 3 kelompok:
1. Kehamilan Resiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
Kehamilan tanpa masalah/factor resiko, fisiologis dan kemungkinan besar
diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat
2. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6- 10
Kehamilan dengan satu atau lebih factor resiko, baik dari pihak ibu
maupun janinnya yang kurang menguntungkan baik bagi ibu
maupun bayi, memiliki resiko kegawatan tetapi tidak darurat
3. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor 12
Kehamilan dengan factor resiko :
a) Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi
jiwa ibu dan atau bayinya, membutuhkan dirujuk tepat waktu dan
tindakan segera untuk penanganan adekuat dalam upaya penyelamatan
nyawa ibu dan bayinya.
b) ibu dengan factor resiko dua atau lebih, tingkat resiko kegawatannya
meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan dirumah sakit oleh
dokter spesialis.
( Poedji Rochyati, 2003 : 27-28)
2.10.3 Sistem Skor
Prakiraan berat ringannya risiko komplikasi persalinan dan bahaya
kematian/kesakitan pada ibu dan atau bayi diberi pembobotan/diukur dengan

menggunakan angka, dan angka ini dinamakan skor. Skor dapat diberikan pada
tiap kondisi ibu hamil, yaitu umur, paritas dan factor resiko, yang menyebabkan
kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan.

Nilai skor bermanfaat dalam menentukan tempat dan penolong


persalinan yang sesuai.Ibu hamil dengan jumlah skor tinggi mempunyai
kemungkinan lebih besar terjadi bahaya/resiko pada saat persalinan, dengan
kematian ibu dan atau bayinya bila penolong, tempat dan cara persalinan tidak
benar.
Nesbitt dkk (1969), menyatakan bahwa penggunaan sistim scoring cukup
sensitive, cepat, sederhana dan mudah untuk digunakan secara rutin dalam
melakukan skrining antenatal. Sistim ini dalm pelayanan kesehatah ibu dapat
membantu melakukan identifikasi adanya kasus kehamilan risiko tinggi untuk
mendapatkan perhatian lebih khusus.
( Poedji Rochjati, 2003 : 121)
Tujuan Sistim Skor :
1. Membuat pengelompokan dari ibu hamil (Kehamilan Resiko Rendah atau
KRR, Kehamilan resiko Tinggi/KRT dan Kehamilan Resiko Sangat
Tinggi/ KRST) agar berkembang perilaku kebutuhan tempat dan
penolong persalinan yang sesuai dengan kondisi dari ibu hamil.
2. Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga, dan masyarakat agar
peduli dan memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan mental,
biaya, dan transportasi untuk melakukan rujukan terencana.
( Poedji Rochjati, 2003 : 124)
Fungsi Skor :
1. Alat komunikasi informasi dan edukasi / KIE bagi klien / ibu hamil,
suami, keluarga, dan masyarakat.
2. Alat peringatan bagi petugas kesehatan.
( Poedji Rochjati, 2003 : 125)

Cara Pemberian Skor :


Tiap faktor resiko dapat dilihat pada gambar yang ada dalam Kartu Skor
Poedji Rochjati (KSPR) yang telah disusun dengan format sederhana agar
mudah dicatat dan diisi.
1. Skor awal X, yaitu skor dari umur dan paritas yang merupakan
karakteristik pada setiap ibu hamil.
2. Skor awal X+Y, nilai Y adalah skor dari faktor resiko yang mungkin
sudah ditemukan pada kontak pertama.
3. Jumlah skor dapat tetap atau bertambah, disesuaikan dengan factor resiko
yang kemudian hari timbul.

4. Jumlah skor tidak akan berkurang walaupun gejalanya tidak ada lagi,
misalnya : Edema tungkai pada Preeklampsia ringan, kaarena resikonya
tetap ada dan gejala dari factor resiko tersebut sewaktu-waktu dapat
timbul kembali.
5. Dengan pengertian bahaya dari Preeklampsia dan eklampsi tetap masih
ada sampai persalinan dan nifas selesai, yaitu sampai 42 hari pasca
persalinan.
( Poedji Rochjati, 2003 : 126)
Penghitungan Jumlah Skor dan Kode Warna

1. Jumlah skor 2 :
-

Kehamilan Resiko Rendah ( KRR)

Warna hijau

2. Jumlah 6-10 :
-

Kehamilan Resiko Tinggi ( KRT)

Warna kuning

3. Jumlah 12 :
-

Kehamilan Resiko Sangat Tinggi ( KRST)

- Warna merah
( Poedji Rochjati, 2003 : 129)
2.10.2 Faktor Rresiko Kehamilan
Faktor resiko pada ibu hamil dapat di kelompokkan dalam 3 kelompok I, II, III,
berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan dan sifat/ tingkat resikonya.

Berdasarkan kapan ditemukan


-

Ditemukan saat kehamilan muda

Diyemukan saat kehamilan lanjut

Berdasarkan cara pengenalan


-

Adanya faktor resiko dapat dikenali oleh setiap orang dengan mudah atau
diduga misalnya perut sangat besar diduga ada kehamilan kembar atau ada
penyakit, yang perlu dirujuk ke bidan di desa atau dokter puskesmas,
dokter/bidan praktek swasta untuk diperiksa dan ditentukan.
( Poedji Rochjati, 2003 : 31)

Berdasarkan sifat/ tingkat resikonya


- Sesuai dengan tingkat kegawatannya:
1.

Ada Potensi Gawat Obstetrik / APGO


Ada masalah yang perlu diwaspadai

2.

Ada Gawat Obstetrik / AGO


Ada tanda bahaya awal

3.

Ada Gawat Darurat Obstetrik / AGDO


Ada bahaya yang mengancam nyawa ibu dan bayi.

Berdasarkan jumlah factor resiko


kelompok I
1.

Ada Potensi Gawat Obstetrik / APGO

2.

Ada 10 faktor resiko : 7 terlalu, 3 pernah

3.

Kehamilan yang mempunyai masalah yang perlu diwaspadai.


Selam kehamilan ibu hamil sehat tanpa ada keluhan yang membahayakan.

4. Tetapi harus waspada karena ada kemungkinan dapat terjadi penyulit /


komplikasi dalam persalinan
5.
No
1.

Faktor resiko yang terdapat dalam kelompok ini adalah


Faktor Resiko
Primi Muda

Batasan kondisi ibu


Terlalu muda, hamil pertama umur
16 thn

2.

Primi tua

a.

Terlalu tua, hamli pertama


umur 35 thn

b. Telalu lambat hamil, setelah


kawin 4 thn
3.

Primi tua sekunder

Terlalu lama punya anak lagi,


terkecil 10 thn

4.

Anak terkecil < 2 thn

Telalu cepat punya anak lagi,


terkecil < 2 thn

5.

Grande multi

Terlalu banyak anak, > 4 anak

6.

Umur 35 thn

Terlalu tua, hamil umur 35 thn atau


lebih.

8.

Pernah gagal kehamilan

Pernah gagal pada kehamilan yang


lalu:

Hamil kedua yang pertama


gagal

Hamil ketiga/lebih mengalami


gagal (abortus, lahir mati) 2 x

9.

Pernah
dengan :

melahirhan

Hamil terakhir bayi lahir mati

Pernah melahirhan dengan :

Tarikan tang (forcep)


Uri dikelurkan oleh penolong
dari dalam rahim

Pernah di infuse/transfuse
pada

perdarahan

pasca

persalinan sebelum kehamilan


ini
10.

Pernah operasi sesar


Pernah melahirkan bayi dengan
operasi sesar sebelum kehamilan ini

( Poedji Rochjati, 2003 : 32-33)

kelompok II
1.

Ada Gawat Obstetrik / AGO

2.

Tanda bahaya pada saat kehamilan, ada keluhan tapi tidak


darurat

3.
No
11.

Faktor resiko yang terdapat dalam kelompok ini adalah :


Faktor Resiko
Penyakit ibu hamil:

Kondisi ibu

Anemia

Pucat, lemas badan, lekas


lelah, lesu, mata berkunangkunang.

Malaria

Panas tinggi, menggigil


keluar keringat, sakit kepala

TBC

Batuk lama tidak sembuhsembuh, batuk darah, badan


lemah, lesu, kurus.

Payah jantung

Kencing manis

Sesak nafas, jantung


berdebar, kaki bengkak.
Diketahui dari diagnosa
dokter melalui pemeriksaan
laboratorium.

Diketahui dari diagnosa


PMS

dokter melalui pemeriksaan


laboratorium.

12.

Bengkak ditungkai dan


Preeklampsia ringan

13.

tekanan darah tinggi.


Perut ibu sangat besar, gerak

Hamil kembar / gemeli.


14.

anak terasa di banyak tempat.


Perut ibu sangat membesar,

Hamil kembar air/

gerak anak kurang terasa,

hydramnion

karena air ketuban terlalu


banyak, biasanya anak kecil.

15.

Ibu hamil 9 bulan dan lebih 2


Hamil lebih bulan/hamil

minggu belum melahirkan

serotinus
16.

Ibu hamil tidak merasakan


Janin mati di dalam rahim ibu

lagi gerakan anak, perut


mengecil

17.

Rasa berat (nggandol)


Kelainan letak:

menunjukkan letak dari


kepala janin:

Letak sungsang

Di atas perut: kepala


bayi ada di atas dalam

rahim

Letak lintang

Di samping perut :
kepala bayi di dalam
rahim terletak di
sebelah kanan atau
kiri.

( Poedji Rochjati ,2003 : 34)

No
18.

kelompok III
1.

Ada Gawat Darurat Obstetrik / AGDO

2.

2 faktor resiko

3.

Ada ancaman nyawa ibu dan bayi

4.

Faktor resiko yang terdapat dalam kelompok ini adalah:


Factor resiko
Perdarahan sebelum
lahir

Kondisi ibu
bayi Mengeluarkan darah pada
waktu hamil, sebelum
kelahiran bayi

19.

Preeklampsia berat

Pada hamil 6 bulan lebih :


sakit kepala / pusing,
bengkak tungkai / wajah,
tekanan darah tinggi,
pemeriksaan urine ada
albumin

Eklampsia
Ditambah dengan kejangkejang.

Ibu dengan factor resiko kelompok III sangat membutuhkan pengenalan dini, dirujuk
dengan segera yepat waktu, penanganan adekuat di pusat rujukan dalam upaya penyelamatan nyawa
ibu dan bayinya.

BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal

: 20 Februari 2008

Jam

: 09.00 WIB

Tempat

: Rumah Tn A RT 16 Rw 04 Kelurahan Pojok Desa Ngulankulon kec. Pogalan


kab. Trenggalek

3.1.1 Biodata
Nama kepala keluarga : Tn A
Umur

: 35 th

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Swasta (Servis Elektronik)

Suku / bangsa

: Jawa / Indonesia

Alamat

: RT 16 Rw 04 Kelurahan Pojok Desa Ngulankulon kec. Pogalan kab.


Trenggalek

3.1.2 Susunan Keluarga


Nama anggota
No

Keluarga

hubungan

umur
L

dalam keluarga

keadaan
pendidikan

fisik

1.
2.

Ny. M
Tn. A

3.

Ny. R

60 th

Mertua
Suami

SD
SMA

Sehat
Sehat
Sehat/

27 th

Istri

SMA

Hamil

35 th

3.1.3 Genogram

Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
: Garis Keturunan
: Garis Perkawinan
: Keluarga Binaan

3.1.4 Kegiatan sehari hari


3.1.4.1 Kebiasaan tidur

Suami biasa tidur malam jam 22.00 WIB - 04.30 WIB ( 8 jam ), suami
tidak pernah tidur siang.
Istri biasa tidur jam 21.00 WIB 04.30 WIB ( 8 jam ), tetapi tidur tidak
nyenyak karena sering kencing, siang hari tidur jam 11.00-13.00 WIB
3.1.4.2 Kebiasaan makan
Ditinjau dari rutinitas
Semua anggota keluarga makan 3 x / hari dengan menu nasi, sayur, lauk dan
kadang ada buah
Ditinjau dari kualitas
-

Makanan pokok

: Nasi

Jenis lauk pauk

: Tahu, tempe, Telur, ikan laut

Jenis sayuran

: Daun singkong, bayam, kangkung,


kacang-kacangan, dll.

Jenis buah-buahan

: pisang, papaya, apel, jeruk, dll.

Jenis minuman

:air putih, teh/kopi, susu, dan jamu.

Keadaan fisik nggota keluarga

: ideal

3.1.4.3 Penggunaan waktu senggang


Suami menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, mengobrol dg
tetangga, mengerjakan pekerjaan sebagai tenaga servis elektronik.
Istri menggunakan waktu senggang untuk menonton membaca buku, menonton
TV, dan mengerjakan pekerjaan rumah
3.1.4.4 Situasi sosial budaya dan ekonomi

Hubungan keluarga A dengan tetangga baik, terbukti dengan partisipasi


keluarga dalam acara pengajian/ yasinan.

Budaya/ adat yang masih diikuti adalah selamatan 3 bulanan dan 7


bulanan.

Penghasilan suami tidak menetap.

Keadaan ekonomi menengah ke bawah

3.1.5 Situasi lingkungan


3.1.5.1 Perumahan

Luas tanah

: < 36 m

Status

: milik mertua/menumpang

Bagian rumah

: satu kamar tidur, satu ruang tamu, satu kamar mandi dan

WC

Pekarangan

: tidak ada

3.1.5.2 Sumber air minum

Sumber air

: sumur

Keadaan air

: bersih, tidak berbau

3.1.5.3 Tempat pembuangan tinja

WC

: ada, milik sendiri

Jenis

: latrine

3.1.5.4 Tempat pembuangan air limbah

Pembuangan

: air limbah di buang ke selokan

Keadaan

: mengalir

3.1.5.5 Pembuangan sampah

Tempat pembuangan sampah

:keluarga mempunyai lubangan di tanah

untuk sampah dan tiap 2 hari di bakar.

Keadaan

3.1.5.6 Kandang Ternak

: bersih
: Tidak ada

3.1.5.7 Pemanfaatan fasilitas kesehatan

3.1.6

Tiap sakit keluarga berobati ke Puskesmas, RS, dan Dokter.

Ibu periksa kehamilan di bidan, kadang ke dokter spesialis kandungan

Keadaan kesehatan keluarga


3.1.6.1 Imunisasi

Ibu mendapatkan imunisasi TT 1 x

3.1.6.2 Keluarga berencana

Sebelum hamil ibu belum pernah mengikuti program KB, karena ingin
langsung punya anakdan ibu mempunyai rencana akan mengikuti KB setelah
melahirkan nanti, yaitu KB suntik.

3.1.6.3 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas

Kehamilan pertama

Keluhan

: TM I : mual muntah

TM II : tidak ada keluhan apapun


TM III : sakit pinggang, dan sering kencing
-

Kontrol

: (sewaktu UK 1-8 bulan tinggal di Jakarta/bekerja)

control teratur di Rumah Bersalin, Dokter Spesialis Kandungan, dan RS


-

Imunisasi

: TT 1 x pada UK 3

Oleh

Ibu mendapat terapi Fe, Vitamin, Yodium, dan Kalk.

Ibu mendapat penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan,

: Bidan di Jakarta

personal hygiene, oral hygiene, nutrisi ibu hamil, aktivitas harian, dan
perubahan yang terjadi selama kehamilan.
3.1.6.4

Keadaan gizi keluarga


-

Pertumbuhan fisik ibu cukup, berat badan bertambah sesuai


pertambahan usia kehamilan, ibu tidak tarak makanan apapun selama
hamil, dan ibu menambah asupan gizi dengan meminum susu 2x/hari.

3.1.6.5

Penyakit yang di derita keluarga


-

Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular,


menurun, ataupun menahun, seperti : TBC, Hepatitis, DM, Jantung,
dll.

3.1.6.6

Ayah dari istri meninggal disebabkan penyakit Asma (perokok berat)

Riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan


Riwayat penyakit
-

Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menurun seperti: kencing


manis (DM), tekanan darah tinggi, jantung, penyakit menular seperti
TBC dan penyakit kuning (hepatitis).

Ibu mengatakan hanya pernah menderita penyakit batuk, pilek, dan


panas.

Hasil Pemeriksaan Kesehatan keluarga

1. Pemeriksaan Ny M
a. Pemeriksaan umum
-

Umur

: 60 thn.

KU

: Baik

Kesadaran : Composmentis

: 90x/mnt

RR

: 20x/mnt

TD

: 130/80 mmHg

b. Pemeriksaan fisik
Rambut

: beruban, bersih, ada ketombe.

Mata

: simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera agak kotor.

Muka

: tidak pucat, tidak oedema

Hidung

: ada secret tidak ada polip.

Telinga

: simetris, ada serumen

Mulut dan gigi

: tidak ada stomatitis , lidah bersih, ada caries

Bibir

: keriput, kering, tidak pucat

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar


thiroid

Dada
Perut

: Pernafasan normal
: Tidak ada pembesaran abnormal, nyeri tekan, maupun
pembesran hati.
Ekstremitas Atas dan bawah : Normal ,bersih, syndactily tidak

polidactily tidak ada.


2. Pemeriksaan Tn A
c. Pemeriksaan umum

ada,

Umur

: 35 thn.

KU

: Baik

Kesadaran : Composmentis

: 88x/mnt

RR

: 20x/mnt

TD

: 110/80 mmHg

d. Pemeriksaan fisik
Rambut

: hitam, bersih, tidak ada ketombe.

Mata

: simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera putih.

Muka

: tidak pucat, tidak oedema

Hidung

: tidak ada secret dan polip.

Telinga

: simetris, tidak ada serumen

Mulut dan gigi

: tidak ada stomatitis , lidah bersih, tidak ada caries

Bibir

: lembab, tidak pucat

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar


thiroid

Dada

: Pernafasan normal

Perut

: Tanda hernia umbilikalis tidak ada

Ekstremitas Atas dan bawah : Normal ,bersih, syndactily tidak


ada, polidactily tidak ada.
3. Pemeriksaan Ny R
a) Pemeriksaan umum
-

Umur

: 27 th.

KU

: Baik

Kesadaran : Composmentis

: 90x/mnt

RR

: 20x/mnt

TD

: 110/80 mmHg

: 36, 8C

BB sblm hamil

: 43 Kg

BB sekarang

: 51 Kg

TB

: 153 cm

Lila

: 22 cm

b) Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Rambut

: hitam, lurus, bersih

Mata

: simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera putih.

Muka

: ada cloasthma, tidak oedema, tidak pucat

Hidung

: tidak ada secret, polip, dan lesi.

Telinga

: simetris, tidak ada serumen

Mulut dan gigi : tidak ada stomatitis, lidah bersih, caries (geraham

bawah

kanan 2, kiri 1)
Bibir

: lembab, tidak pucat

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar limfe, Vena Jugularis, dan


kelenjar thiroid

Dada

: buah dada membesar dan simetris, putting menonjol


terjadi hiperpigmentasi areola mamae.

Perut

: terjadi pembesaran sesuai dengan usia kehamilannya,


pusat datar , tidak ada strie, dan linea, tidak ada bekas
operasi.

Ekstremitas Atas : Simetris, tidak ada oedem


Ekstermitas bawah : Simetris, tidak ada odema dan varices.
2. Palpasi
Leopold I

: 2 jari bawah PX , teraba 2 bagian bulat lunak di


fundus uteri (TFU 38 cm)

Leopold II

: Teraba bagian keras sepeti papan di perut bagian


Kiri dan kanan.

Leopold III

: Belum masuk PAP

Leopold IV

: 2/3

3. Auskultasi

Terdengar DJJ 1) teratur (11-12-11) atau 136 x /


menit punctum maximum sejajar pusat sebelah kanan

Teredengar DJJ 2) teratur (12-13-12) atau 148 x /


menit punctum maximum sejajar pusat sebelah kiri

c) Pemeriksaan penunjang
KSPR = 14 keterangan terlampir
Kesimpulan
G1 P 0000 UK = 39 4/7 minggu, Gemeli/H/I, Letkep, Jalan lahir normal,
KU Baik.
3.2 Analisa data
3.2.1 Masalah : Kehamilan dengan risiko sangat tinggi
DS :
1. Ibu mengatakan saat ini berusia 27 th , sedang hamil pertama dg UK 39 4/7 bulan dan
menurut hasil USG dinyatakan kandungannya kembar
2. Ibu mengatakan ketika usia kandungan masuk bulan ke-8, hasil USG menyatakan letak
bayinya yang 1) Sungsang dan yang 2) Lintang. Namun masuk bulan ke-9 ibu melakukan
pemeriksaan ulang dan didaptakan hasil dari keterangan dokter bahwa posisi kepala bayi
sudah berada di bawah
DO :
HPHT

: 26-05-2007

HPL

: 04-03-2008
-

KU

: Baik

Kesadaran : Composmentis

: 89x/mnt

RR

: 19x/mnt

TD

: 110/80 mmHg

: 36,8C

BB sebelum hamil : 43 Kg

BB sekarang : 51 Kg

TB

Lila : 22 cm

: 153 cm

Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi

Dada

: buah dada membesar dan simetris, putting menonjol terjadi


hiperpigmentasi areola mamae,.

Perut

: terjadi pembesaran sesuai dengan usia kehamilannya, pusat


datar ,tidak ada strie,dan linea,tidak ada bekas operasi.

2. Palpasi
Leopold I

: 2 jari bawah PX , teraba 2 bagian bulat lunak di


fundus uteri (TFU 38 cm)

Leopold II

: Teraba bagian keras sepeti papan di perut bagian


Kiri dan kanan.

Leopold III

: Belum masuk PAP

Leopold IV

: 2/3

3. Auskultasi
a. Terdengar DJJ 1) teratur (11-12-11) atau 136 x / menit punctum maximum
sejajar pusat sebelah kanan
b. Teredengar DJJ 2) teratur (12-13-12) atau 148 x / menit punctum maximum
sejajar pusat sebelah kiri

Pemeriksaan penunjang
KSPR = 14 keterangan terlampir

3.3 Perumusan Masalah

Dari data-data di atas ditemukan suatu permasalahan yang timbul dalam keluargaA yaitu
adanya Kehamilan dengan resiko sangat tinggi.
3.4 Prioritas Masalah
Kriteria
1. Sifat Masalah
2.Kemungkinan

Perhitungan Skor
1/3x1
1/3
masalah 0/2x2
0

dapat diubah
3. Potensi pencegahan

2/3x1

2/3

Pembenaran
Situasi krisis

Penyulit Persalinan
dapat dicegah
melalui pemeriksaan
rutin kehamilan dan
deteksi dini risiko

4. Penonjolan masalah

2/2x1

kehamilan.
Keluarga menyadari

adanya masalah
dalm kehamilan, dan
mengaggap sebagai
masalah berat yang
harus ditangani
Total Skor

3/2

Rencana Asuhan

No

Data

Masalah

Tujuan

Intervensi

Implement

Evaluasi

1.

Ny. R

kesehatan
Ny. R Setelah

- lakukan

asi
Tanggal:

Tanggal :

G1P000 UK

G1P000

pendekatan

20 Feb 08

22 Maret

39 4/7 mggu,

UK 39 4/7 penyuluhan, terapeutik

Jam 09.00

2008 jam

mgg

ibu dan

R/

WIB

09.45

dengan

keluarga

menciptakan

kehamilan

bisa

rasa percaya

diberi

WIB
Melakukan

resiko

memahami

keluarga

pndekatan

S:-

sangat

tentang

terhadap

terapeutik

ibu

tinggi

kehamilan

petugas

dg

(KSPR

resiko

kesehatan

memberi

an sudah

14)

sangat

- jelaskan

salam,

mengerti

tinggi, dan

hasil

mengenalk

bahwa

ibu mau

pemeriksaan

an diri, dan kehamila

mengikuti

kepada ibu

menyampa

anjuran

dan keluarga

ikan tujuan merupak

yang

R/ agar ibu

diberikan

dan keluarga

menjelaska kehamila

mengetahui

n hasil

keadaan ibu

pemeriksa

beresiko

(kehamilan

an

sangat

ibu)

kehamilan

tinggi.

-berikan

kepada ibu

-Ibu

penyuluhan

dan

mengatak

tentang

keluarga

an

Kehamilan

bahwa

menuruti

resiko sangat

kehamilan

anjuran

tinggi

yang

yang

cara mengatak

nnya
an

akan

dijalani ibu diberikan


R/ menambah

saat ini

O : ibu

pengetahuan

merupakan

bisa

ibu dan

kehamilan

menjawa

keluarg

resiko

tentang

tinggi

pertanyaa

kehamilan

n tentang

resiko sangat

mmberika

kehamila

tinggi

n resiko

- sarankan ibu

penyuluha

sangat

agar bersalin

tentang tinggi

di rumah sakit

kehamilan

yang

R/ memberi

resiko

berikan

pengetahuan

tinggi

petugas

kepada ibu

kepada ibu A

alasan

dan

G1P000

mengapa

keluarga

UK

diharuskan

4/7

bersalin di

menganjur

minggu

rumah sakit

kan ibu

dengan

- anjurkan ibu

untuk

kehamila

agar lebih

bersalin di

n resiko

rutin periksa

rumah

sangat

kehamilan ke

sakit

tinggi

bidan / dokter

R/ memantau

menganjur

motivasi

keadaan ibu

kan ibu

ibu untuk

dan janin

agar lebih

rutin

sesering

rutin

periksa

mungkin dan

periksa

kehamila

sebagai

kehamilan

deteksi dini

ke bidan /

adanya

dokter

komplikasi

minimal 2

di

:
39

x / bulan

BAB 4
PEMBAHASAN
Kehamilan dengan resiko sangat tinggi (KRST) adalah sebuah masa kehamilan dimana
seorang ibu atau wanita hamil menjalani kehamilannnya dengan disertai penyulit. Sehingga

pencegahan dan penanganan yang baik secara dini akan mengurangi resiko terjadinya komplikasi
berat, baik yang berhubungan dengan ibu maupun pada proses tumbuh kembang janin yang
dikandung.
Dalam kasus yang penyusun angkat sebagai masalah dalam penulisan asuhan kebidanan
keluarga ini adalah dimana sebuah keluarga yang salah satu anggota keluarganya sedang hamil
dengan resiko sangat tinggi. Tn A sebagai kepala keluarga memiliki istri Ny. R yang sedang
mengandung 39 minggu, dimana skor skrening Ny R adalah 14. sedangkan dalam Kartu Skor
Poedji Rochyati (KSPR), skror di atas 12 adalah kehamilan dengan resiko sangat tinggi. Ny R
hamil pertama da diagnosa dari hasil USG adalah kembar, dan pada bulan ke 8 posisi janin Ny R
adalah 1) sungasang 2) melintang. Ny R rutin memeriksakan kandungannnya ke tenaga
kesehatan, baik kepada Bidan, Dokter Spesialis Kandungan, maupun ke RS dan Rumah Bersalin.
Sehingga penyulit-penyulit yang dialami ibu dapat di deteksi secara dini serta mendapat penagan
yang tepat dan adekuat.
Dalam penangnan atau penatalaksanaan, penyusun berpegang teguh pada prinsip teori
yag sudah ada. Sehingga asuhan yang diberikan adalah asuhan yang sesuai dengan
profesionalisme, dan tetap dalam batas wewenang yang dimiliki. Penyusun memberikan saran
dan nasehat pada ibu agar tetap menjaga kehamilannya dengan baik sesuai nasehat dari tenaga
kesehatan, serta memotivasi ibu untuk bersalin di RS, dokter spesialis, atau Rumah Bersalin.

BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama kurang lebih 2 minggu pada keluarga Tn A,
penyusun dapat memberikan asuhan kebidanan keluarga pada istri Tn A atau Ny R dengan
kehamilan 9 bulan dengan KSPR >12 atau Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST). Dalam
masa asuhan paenyusun dapat memberikan asuhan secara teoritis dan adekuat, sehingga
diharapkan mampu menjadi second opinion dan patner bagi Dokter spesialis kandungan yang
lebih berwenang pada penanganan masalah yang dihadapi ibu dan keluarga. Sekaligus sebagai
motivator ibu dan keluarga untuk lebih menjaga kandungannya dan segera merujuk bila terjadi
masalah atau tanda-tanda persalinan. Sehingga ibu dapat menjalani proses kehamilan walaupun
dengan resiko, namun tetap nyaman dan aman.
Saran
Bagi Petugas Kesehatan
-

mampu mendeteksi secara dini penyulit-penyulit yang ada dan dialami oleh ibu hamil di
tengah masyarakat

petugas lebih jeli dan professional dalam membuat intervensi dan melaksanakan
implementasi

petugas mampu memberikan KIE yang mudah dipahami, diterima dan dimengerti oleh ibu
dan keluarga

Bagi Keluarga
-

keluarga membeikan dukungan penuh bagi ibu hamil dalam menjaga kehamilannya dengan
baik

ibu dan keluarga tetap rutin memeriksakan kehamilannya di Nakes

ibu mampu menjalankan nasehat yang telah diberikan oleh Nakes

Bagi Mahasiswa
-

mampu mengkaji masalah dengan jeli dan mampu berkomunikasi dengan baik dan luwes

mampu membuat intervensi sesuai kebutuhan keluarga yag diasuh

lebih lugas dalam mengaplikasikan intervensi menjadi implementasi yang benar

mampu mengevaluasi masalah yang telah diambil sebagai kasus dan menjadi bahan
pembelajaran bagi masa depan

DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Nasrul,1998.Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat,Jakarta : EGC
Rochjati,Poedji,2003,Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil,Surabaya

: Airlangga

University Press.
Surinah. 2007. Anda Termasuk Ibu Hamil Resiko Tinggi / www.info ibu. Com.21
Februari 2008.
Ibu sari sudirman, 21 Agustus 2003, Ibu Hamil Resiko Tinggi, Balita Anda,
Indoglobal. Com,21 Februari 2008.

Anda mungkin juga menyukai