BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Karena dampak Pre-klamsia ringan sangat signifikan untuk itu ibu harus
mampu mengenali dan mengobati Pre-eklamsia ringan agar tidak berlanjut pada
Pre-eklamsi berat lalu ke eklamsi, pemeriksaan antenatal yang teratur dan
bermutu serta teliti, serta melakukan diet makanan tinggi protein, karbohidrat,
cukup vitamin dan rendah lemak. Untuk itu dalam mengurangi kejadian dan
menurunkan angka kejadian pre-eklamsiringan dapat menyebabkan kematian.
Mengingat kejadian komplikasi pada ibu dan BBL sebagian besar terjadi pada
masa sekitar persalinan, pemeriksaan kesehatan saat hamil dan kehadiran
tenaga kesehatan yang terampil pada masa kehamilan menjadi sangat penting.
Pengetahuan masyarakat tentang gejala komplikasi dan tindakan cepat untuk
segera meminta pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat menjadi kunci
utama dalam menurunkan AKI dan AKB.
Secara umum tingginya kematian ibu dan bayi berkaitan erat dengan 3
terlambat, yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
terlambat sampai ke fasilitas kesehatan serta terlambat mendpatkan pelayanan
yang optimal (Depkes : 2004 : 24). Untuk mengetahui permasalahan tersebut di
perlukan upaya bagi seluruh pihak yang mau bersama-sama menyelamatkan ibu
dan bayi. (http://www.mediaindo.go.id). Sedangkan menurut Sri Astuti upaya
percepatan penurunan AKI dan AKB di antaranya adanya kebijakan Making
Pregnancy Safer (MPS).
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Sismiarti bahwa jumlah
kunjungan ibu hamil secara keseluruhan yang datang ke pelayanan tersebut
selama bulan Januari sampai dengan November 2007 sejumlah 182 ibu hamil
dan terdiri dari ibu hamil yang RISTI berjumlah 30 ibu hamil (16,5%) dengan
PER sebanyak 15 ibu hamil (50%), ditemukan anemi sebanyak 10 ibu hamil
(33%), dan
kejadian PER pada BPS Sismiarti mendorong penulis menyusun karya tulis
ilmiah dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ny. S G IV P30022 Umur
Kehamilan 40 Minggu T/H/I Dengan PER DI BPS Sismiarti Amd Keb Kec.
Banjarmlati Kabupaten Kediri dengan menggunakan Manajemen Kebidanan
Helen Varney.
1.2
Tujuan Penelitian
1.2.1
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. S
Grandemulti dengan PER adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pengkajian terhadp keadaan Ny S
2. Mengidentifikasi masalah Ny. S dengan melakukan diagnosa.
3. Mengantisipasi masalah potensial yang terjadi pada Ny. S.
4. Menidentifikasi kebutuhan segera yang diperlukan Ny. S
5. Merumuskan rencana Asuhan Komprehensif pada Ny. S.
6. Melaksanakan Rencana Asuhan Kebidanan kepada Ny. S.
7. Melaksanakan evaluasi terhadap Asuhan Kebidanan yang telah
dilaksanakan kepada Ny. S.
1.3
Manfaat
1.3.1
Manfaat Teoritis
Dapat digunajkan sebagai bahan acuan didalam melaksanakan Asuhan
Kebidanan.
1.3.2
Manfaat praktis
1.3.2.1 Bagi lahan praktik
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih
meningkatkan
ketrampilan
dalam
memberikan
Asuhan
Metode
buku-buku
serta
makalah-makalah
yang
ada
1.5
Tempat
Waktu
Waktu pelaksanaan pengambilan data untuk karya tulis ilmiah
dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2007.
1.6
Sistematika Penulisan
Bab 1
PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode
dan teknik pengumpulan data, lokasi dan waktu penulisan serta sistematika
penulisan.
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi konsep dasar kehamilan normal, konsep dasar pre eklamsia dan
konsep manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan PER.
Bab 3
TINJAUAN KASUS
PEMBAHASAN
Bab 5
PENUTUP
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan Normal
2.1.1 Definisi
Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dengan konsepsi sampai awal
partus dengan lama kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira
280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)
(Sarwono, 2002:125)
2.1.2 Etiologi
Setiap bulan wanita melepaskan satu atau dua sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam saluran telur. Disekitar sel telur sehingga terjadi fertilisasi. Ovum
yang telah dibuahi membelah diri sambil bergerak menuju rahim kemudian
melekat pada mukosa rahim dan bersarang di ruang rahim (implantasi).
Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus)
dekat fundus uteri.
Dengan adanya kehamilan mukosa rahim terbagi atas desisua basalis, yang
terletak antara hasil konsepsi dan dinding rahim sebagai tempat plasenta
dibentuk. Desidua kapsularis, yang meliputi hasil konsepsi kea rah rongga
rahim, yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliterasi.
Desidua vera (parietalis), meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.
(Mochtar, 1998 : 17, 19 & 21).
2.1.3 Tanda dan gejala
2.1.3.1 Tanda-tanda presumtif
1). Amenorea
2). Mual dan muntah
3). Mengidam
4) Tidak tahan bau-bauan
5) Pingsan
Bila berada ditempat-tempat ramai yang sesak dan padat bias
pingsan.
6) Tidak ada selera makan (anoreksi)
Hanya berlangsung pad triwulan pertamakehamilan, kemudian
nafsu makan timbul kembali.
7) lelah (fatigue)
8) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan
pengaruh ekstrogen dan progesteronyang merangsang duktus
dan alveoli payudara. Kelenjar Mentgomery terlihat lebih
membesar.
9) Miksi sering
10) konstipasi / obstipasi karena tonus otot-otot menuriun oleh
pengaruh hormone steroid.
11) Pigmentasi
kulit
oleh
pengaruh
hormone
19) Anoreksa
Terjadi pada bulan-bulan pertama, tapi setelah itu nafsu makan
timbul lagi.
20) Obstipasi
Karena tonus otot menurun yang disebabkan pengaruh hormone
steroid.
21) Epulis
Suatu hypertropi papilla ginggivae, sering terjadi pada triwulan
pertama
22) Varises
Sering
dijumpai
pada
triwulan
terakhir. Kadang-kadang
10
pengaruh
estrogen,
adanya
hypervaskularisasi
terjadinya
mengandung
korpus
mengeluarkan
kehamilan,
luteum
hormone
indung
telur
yang
graviditas
yang
akan
estrogen
dan
progesterone,
mengalami
persiapan
pertumbuhan
memberikan ASI
dan
pada
perkembangan
sat
laktasi.
11
12
13
14
yang
meningkat,
uterus
membesar
menekan
diafragma.
Penanganan :
Berdiri dan merentangkan tangan di atas kepala serta tarik nafas
panjang / bernafas antar rusuk. (Mochtar, 1998 : 35)
2.1.7.2. Sering kencing
Penyebab :
Janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kandung
kencing.
Penanganan :
Tidak perlu pengobatan medis, minum sesuai kebutuhan hanya
menghindari minum menjelang tidur supaya tidak sering
terbangun. (Mochtar, 1998 : 44)
2.1.7.3. Obstipasi
Penyebab :
Tonus otot-otot menurun oleh pengaruh hormone steroid sehingga
motilitas dan makanan akan lebih lama dalam saluran pencernaan.
Penanganan :
Meningkatkan konsumsi sayuran, buah dan minum cukup, gerak
badan ringan seperti jalan-jalan pagi hari.
(Mochtar, 1998 : 38)
2.1.7.4. Varises
Penyebab :
15
secara
dini
adanya
ketidaknormalan
atau
16
Makanan
Wanita hamil harus mendapat perhatian susunan dietnya
terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna
untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan
dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus,
inersia uteri, HPP. Bila berlebihan dapat mengakibatkan
komplikasi seperti gemuk, preeklamsia, janin besar, dan
sebagainya. Zat-zat yang diperlukan protein, karbodhidrat,
zat lemak, mineral. Sebagai pengawasan kecukupan gizi
ibu hamil dan pertumbuhan kandungan dapat diukur
dengan kenaikan berat badannya rata-rata antara 6,5 kg
sampai 16 kg (10-12 kg)
2).
Merokok
Ibu-ibu perokok mempunyai berat badan lebih kecil,
karena itu wanita hamil dilarang merokok.
3).
Obat-obatan
17
4).
Lingkungan
Bahaya polusi udara, air dan makanan terhadap ibu hamil
dan anak seperti halnya merokok
5).
Gerak badan
Gunanya sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan
bertambah, pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak
6).
Kerja
Boleh bekerja seperti biasa, cukup istirahat dan makan
teratur, pemeriksaan hamil yang teratur.
7).
Bepergian
Jangan terlalu lama dan melelahkan, duduk lama
menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak. Bepergian
dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia,
dan tekanan oksigen yang cukup dalam pesawat.
8).
Pakaian
Harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada
daerah perut. Kutang yang menyokong payudara, sepetu
dengan tumit tidak terlalu tinggi.
9).
10). Mandi
Untuk kebersihan utamanya perawatan kulit, karena fungsi
ekskresi dan keringat bertambah. Tidak dianjurkan
berendam
11). Coitus
Tidak
dihalangi
abortus/premature,
kecuali
ada
perdarahan
sejarah
pervaginam,
sering
minggu
18
Komplikasi kehamilan
1. Preeklamsi dan eklamsi
2. Kelainan dalam lamanya kehamilan (kehamilan lewat waktu)
3. Kelainan pada amnion (Hidramnion dan oligohydramnion)
4. Perdarahan ante partum (plasenta previa, Solusio plasenta, perdarahan
ante partum yang belum jelas sumbernya).
5. Kehamilan kembar
(Williams, 95 : 744 910)
2.1.10 Prognosa
2.1.10.1. Dengan pengawasan
yang
baik
dan bermutu
penyulit-
sebelumnya
bahwa
kehamilan
akan
menjadi
19
intensitasnya
Definsi Pre-Eklamsia
Pre-eklamsi memperlihatkan gejala hipertensi, oedem dan proteinuria,
kadang-kadang hanya hipertensi dengan protein urin atau hipertensi
dengan oedem.
Eklamsia semua gejala-gejalanya dengan pre-eklamsia ditambah
dengan kejang atau coma (Obstetri patologi ; 90)
Pre-eklamsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan
proteinuria, odema atau keduanya yang terjadi akibat kehamilan setelah
minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal.
Obstetri Wiliam, 2002 : 773).
2.2.2
Etiologi
Penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori
dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan sebab sebab
penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban
yang memuaskan. Teori dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab
pre-eklamsia ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak
dapat diterangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit itu.
Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
20
Dari hal - hal diatas, jelas bahwa bukan hanya satu faktor, melainkan
banyak faktor yang menyebabkan preeklmsi dan eklamsia. ( Rustam M,
1998 : 199 )
2.2.3. Patologi
Pada Pre-eklamsi terjadi spasmus pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air. Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian
sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi
jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasmus, maka tekanan
darah dengan sendirinya akan naik. Sebagai usaha untuk mengatasi
kenaikan tekanan perifer agar oksigen jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema disebabkan retensi air dan
garam ruang intersial. Proteinuria disebabkan oleh spasmus arteiola
sehingga terjadi perubahan di glomerus.
( Rustam M, 1998 : 199 )
Dengan teori di atas dapat disimpulkan dengan skema sebagai berikut:
Pre-eklamsi
Spasme arteriola
sehingga lumen
menyempit
Filtrasi natrium
glomerulus menurun
sehingga terjadilah
retensi garam dan air
dalam ruang interstisial
Peningkatan
Tekanan darah
2.2.4
Edema
Perubahan pad
glomerulus
karena spasme
arteriola
Protein urine
2.2.4.2
21
Aliran
darah
dari
rahim
menurun
keplasenta
dapat
2.2.4.4
2.2.4.5
dan
skotoma,
22
berat dan
aliran
darah
ke
plasenta
mengakibatkan
menyebabkan
filtrasi
giomerulus
mengurang.
2.2.5.4
dan
eklamsia.
Komplikasi
ini
biasanya
23
2.2.6.2
24
e.Gangguan kesadaran
5). Pemeriksaan :
a.
b.
c.
2.2.7
Tahapan Kejang
2.2.7.1
bergetar,
kepala
dipalingkan
kanan
dan
kiri,
2.2.7.3
berhenti,
tidak
sadar,
menarik
nafas
seperti
Stadium Koma
Koma berlangsung beberapa menit sampai berjam-jam.
Selama serangan TD meninggi, nadi cepat, suhu sampai 40 0C.
hilang kesadaran lamanya dalam hitungan menit bahkan jam,
dapat terjadi kejang ulang.
(Rustam M. 1998 204)
2.2.8
Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tandatanda dini pre-eklamsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan
semestinya. Kita perlu lebih waspada akan timbulnya pre-eklamsia
dengan adanya faktor-faktor predisposisi seperti telah diuraikan di atas.
Walaupun timbulnya pre-eklamsia tidak dapat dicegah sepenuhnya,
25
dalam
Penatalaksanaan
Tujuan utama penanganan adalah untuk mencegah terjadinya preeklamsia dan eklamsi dan trauma pada janin seminima mungkin
Penanganan Preeklamsia
2.2.9.1
2.2.9.2
26
2.2.9.4
e.
f.
27
Penanganan Umum
1) Jika tekanan diastolic > 110 mmHg, berikan antihipertensi,
sampai tekanan diastolic di antara 90-100 mmHg.
2) Pasang infuse Ringer Laktat dengan jarum besar (16 gauge
atau >).
3) Ukur
keseimbangan
cairan,
jangan
sampai
terjadi
overload.
4) Kateterisasi
urin
untuk
pengeluaran
volume
dan
proteinuria.
5) Jika jumlah urin < 30 ml per jam :
a. Infus cairan dipertahankan 1 1/8 jam;
b. Pantau kemungkinan edema paru.
6) Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai
aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin.
7) Observasi tanda-tanda vital, refleks, dan denyut jantung
janin setiap jam.
8) Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru.
9) Krepitasi merupakan tanda edema paru. Jika ada edema
paru, stop pemberian cairan, dan berikan diuretic misalnya
furosemide 40 mg IV
28
pembekuan
tidak
terjadi
sesudah
menit,
atau
kematian
sebelum
atau
sesudah
persalinan.
(www.medicastore.com)
Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang memiliki resiko tinggi atau
bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan, bila
dibandingkan ibu hamil yang normal.(http://.balita-anda.indoglobal.com)
2.3.2 Ibu hamil termasuk resiko tinggi
1. Riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang baik.
(contoh: riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran, lahir mati)
2. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm.
3. Ibuhamil yang kurus/berat badan kurang.
4. Usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
5. Sudah memiliki 4 anak atau lebih.
6. Jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun.
7. Ibu menderita anemia atau kurang darah.
8. Perdarahan pada kehamilan ini.
9. Tekanan darah yang meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya
bengkak pada tungkai.
10. Kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal.
11. Riwayat penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi,asma dll.
(http://www.id.medicastore.com)
2.3.3 Bahaya ibu hamil resiko tinggi
1. Bayi lahir belum cukup bulan
2. Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
3. Keguguran (abortus)
29
Skor
5
5
10
10
10
10
10
10
5
5
5
5
5
5
1
1
10
10
5
10
10
10
10
10
10
30
Faktor Resiko
Penyakit jantung sedang
Penyakit tiroid
Penyakit tuberculosis
Penyakit paru-paru (asma)
Hasil pemeriksaan darah yang positif untuk sifilis atau HIV
Riwayat infeksi kandung kemih
Riwayat keluarga yang menderita diabetes
Selama kehamilan
Obat-obatan dan infeksi
Pemakaian obat atau alkohol
Penyakit virus (misalnya campak jerman)
Influensa berat
Merokok
Komplikasi medis
Pre eklamsi sedang sampai berat
Pre eklamsi ringan
Infeksi ginjal
Diabetes gestsional
Anemi berat
Infeksi kandung kemih
Anemi ringan
Sumber : www.medicastore.com
Skor
5
5
5
5
5
1
1
5
5
5
1
10
5
5
5
10
1
1
yang
merupakan
proses
pemecahan
masalah
yang
31
32
: 13 - 16 tahun
Siklus
: 28 - 30 hari
Lama
: 3 5 hari
Banyak darah
: 50 cc
Sifat darah
Haid
HPHT
TP
9. Riwayat Perkawinan
Perkawinan yang keberapa, pertama kali menikah umur berapa,
perkawinan sudah berapa tahun.
10. Riwayat KB
Pemakaian alat kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan
hipertensi.
Rencanakan
pemakaian
KB
selanjutnya
tidaknya
budaya-budaya
yang
bertentangan
dengan
kehamilannya.
12. Data Spiritual
Bagaimana ibu beribadah taat, teratur.
13. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Nutrisi
Ibu suka makan-makanan yang mengandung tinggi garam.
Sebelum hamil : berapa kali makan, porsinya
Selama hamil : berapa kali makan, porsinya
Penambahan berat badan wanita hamil sekitar 10 sampai 12
kg selama kehamilan (Williams, 2002 : 301)
b. Eliminasi
33
kali
sehari,
warna,
ada
keluhan/tidak.
Selama hamil : BAB berapa kali sehari, konsistensinya,
warnanya, ada keluhan atau tidak. BAK
berapa kali sehari, warna, ada keluhan atau
tidak.
BAB cenderung menjadi tidak teratur karena relaksasi
umum otot polos dan kompresi otot usus bawah oleh usus
bawah oleh usus yang membesar (Williams, 2002 : 309)
c. Istirahat
sebelum hamil
selama hamil
Kebutuhan istirahat pada ibu hamil trimester III 8-9 jam tidur
malam. 2 jam tidur siang (Mayes Midwierf : atex book for
midwives, 1998 : 149)
d. Sexual
Sebelum hamil : berapa kali dalam seminggu, ada keluhan
atau tidak
Selama hamil : berapa kali dalam seminggu, ada keluhan
atau tidak.
Begitu aborsi atau persalinan kurang bulan mengancam,
koitus hendaknya dihindari. Sebaliknya,wanita hamil sehat
tidak berbahaya seblum sekitar empat minggu terakhir
kehamilan. (Williams, 2002:309)
e. Aktivitas
Sebelum hamil : pekerjaan apa saja yang setiap hari, ada
keluhan atau tidak.
Selama hamil : pekerjaan apa saja yang dilakukan setiap hari
ada keluhan atau tidak
Boleh bekerja seperti biasa, cukup istirahat dan makan
teratur, pemeriksaan kehamilan yang teratur.
34
f. Personal Hygiene
Sebelum hamil : berapa kali mandi dalam sehari, berapa
kali mencuci rambut dalam seminggu,
berapa kali ganti baju dalam sehari.
Selama hamil
Kesadaran
Tekanan darah
: 140/90 mmHg
Nadi
Temperature
Pernafasan
Peningkatan BB
: 1 kg atau lebih/minggu
TB
: 145 cm
LILA
: 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala
Mata
Muka
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Dada
35
Abdomen
Dada
Perut
d. Perkusi
albumen +1/+2
36
Diagnosa
DS
DO
Masalah :
Sering kencing
DS
DO
Pre-
eklamsi berat : rawat inap dengan posisi tidur miring kekiri, TD,BB,
proteinurine, input dan output dipantau dengan ketat,
pemberian MgSO4 jika tiba-tiba tekanan darah > 170
180 mmHg sistolik atau 110 120 diastolik. Beri hidrakzin.
Eklamsi
IUGR
37
langkah
yang
berkesinambungan
dari
proses
indikasi
situasi
dimana
bidan
bertindak
sesuai
dengan
kewenangannya.
Identifikasi kebutuhan segera berupa kolaborasi dengan dokter.
2.4.5 Intervensi
Diagnosa GP UK 40 mgg T/H/intrauterine, letak kepala, jalan lahir
normal, keadaan umum ibu baik, dengan PER.
Tujuan : - kehamilan berjalan normal sampai menjelang persalinan
Tidak ada komplikasi
- gejala preeklamsi ringan dapat diatasi.
Kriteria Hasil :
TD kembali normal ( 110/70 130/80 mmHg), penambahan diastole <
15 mmHg dan sitole < 30 mmHg
TFU sesuai usia kehamilannya
DJJ ( 120 140 x/menit )
Edema pada muka, tangan dan kaki negatif
Protein urine (-)
Intervensi :
1. Jelaskan pada klien tentang kehamilannya dan hal-hal yang harus
diperhatikan.
R/ dengan penjelasan yang diberikan diharapkan klien mengerti dan
memahami kelainan pada kehamilannya, dan termotivasi untuk
mengatasi masalah yang ada.
2. Anjurkan pada klien agar melakukan diet kurangi karbohidrat,
penambahan protein, mineral, rendah garam.
R/ dengan melakukan diet penambahan protein sehingga memenuhi
kebutuhan metabolisme klien dan pertumbuhan janin di dalam rahim.
38
3. Anjurkan pada klien istirahat cukup 7-8 jam sehari dan berbaring
miring ke kiri
R/ dengan istirahat cukup dan berbaring miring ke kiri sehingga aliran
darah ke plasenta meningkat dan tekanan vena pada ekstremitas
menurun.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi
R/ dengan melakukan kolaborasi bidan melakukan fungsi dependen
untuk membantu mempertahankan kondisi klien.
5. Anjurkan pada klien untuk control satu minggu sekali atau bila ada
keluhan (mual, muntah, pusing yang hebat, penglihatan kabur).
R/ dengan melakukan control secara rutin untuk mengantisipasi
adanya kegawardaruratan
6. Beri penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya terhadap kehamilan dan
persiapan persalinan
R/ dengan penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan klien dapat
mengidentifikasi masalah yang terjadi.
7. Jelaskan pada klien penyebab nyeri epigastrik
R/ dengan penyuluhan tentang nyeri epigastrik pada ibu tahu bahwa
terjadi komplikasi pada kehamilannya
Masalah
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
39
BAB 3
TINJAUAN KASUS
40
Pengkajian
Tanggal : 26 Oktober 2007
No. Reg : 81 / 07
3.1.1. Data Subyektif
1.
Biodata
Nama
: Ny. S
Nama
Tn. M
Umur
: 36 tahun
Umur
38 tahun
Agama
: Islam
Agama
Islam
Suku
: Jawa
Suku
Jawa
Bangsa
: Indonesia
Bangsa
Indonesia
Pendidikan
: SMU
Pendidikan :
SMA
Alamat
: Bandar Lor
Pekerjaan
Swasta
2.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan tiap hamil tensinya selalu tinggi, ibu mengatakan
mulai 2 hari yang lalu kakinya bengkak sampai sekarang.
3.
4.
5.
41
Riwayat Menstruasi
Menarche
: 12 tahun
Siklus
: 28 hari
Teratur/ tidak
: teratur
Lamanya
: 6-7 hari
Jumlah
Warna
: merah
Bau
: anyir
Disminorhoe
: tidak pernah
Flour Albus
7.
8.
HPHT
: 25 Januari 2007
TP
: 1 Oktober 2007
Riwayat Perkawinan
Usia I menikah : 20 tahun
Status
: sah
Lama
Istri ke
:1
: 16 tahun
HAMIL
Hamil
Usia
ke
1
8 mgg
PERSALINAN
Jenis
ANAK
NIFAS
Usia
KB Laktasi
Abortus
Bidan
BPS
12 mgg Abortus
Bidan
BPS
40 mgg
Normal
Bidan
BPS
3800
13 th
STK
Baik
39 mgg
Normal
Bidan
BPS
3500
8 th
STK
Baik
39 mgg
Normal
Bidan
BPS
3200
4 th
hamil ini
meninggal
(sakit)
9.
42
: mual, pusing
KIE
: pola nutrsi
: pusing, kram
KIE
Trimester II :
Tiga kali di BPS Sismiarti Amd Keb, hasil pemeriksaan :
Kunjungan pertama 18 5 2007
Keluhan
: punggung sakit
KIE
: greges (panas,batuk)
KIE
Trimester III :
Dua kali kunjungan
Satu kali di Puskesmas Campurejo 15 8 2007
Keluhan
: punggung sakit
KIE
: kurangi aktifitas
43
Keluhan
KIE
Riwayat KB
Pernah ikut KB suntik selama 3 tahun lalu punya anak yang ke-3
lalu setelah lahir ikut KB suntik 1 tahun. Disarankan rencana
kotrasepsi berikutnya KB non hormonal (IUD).
11.
Perilaku kesehatan
Ibu tidak pernah minum-minuman seperti kopi, miras atau yang
mengandung alkohol, merokok.
12.
13.
Data spiritual
Ibu seorang muslim yang taat,setiap hari selalu melakukan
sembahyang lima waktu kadang kadang sholat sunah tahajut.
Setiap puasa romadhon selalu penuh kecuali waktu datang haid
kadang kadang jug menjalani puasa sunah.
14.
Nutrisi
Sebelum hamil
44
b.
Eliminasi
Sebelum hamil
Selama hamil
c.
Istirahat
Sebelum hamil
Selama hamil
d.
e.
Sexual
Sebelum hamil
Selama hamil
Aktifitas
Sebelum hamil
: Ibu
mengerjakan
pekerjaan
rumah
Ibu
mengerjakan
pekerjaan
rumah
45
Personal hygiene
Sebelum hamil
Selama hamil
: baik
Kesadaran
: composmentis
Tekanan Darah
: 140/90 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Respirasi
: 24 x/menit
Suhu
: 367 oC
BB sebelum hamil
: 55 kg
BB saat ini
: 65 kg
: 10 kg
TB
: 152
LILA
: 23 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kepala
Muka
: tidak
pucat,
oedema
positif,
chloasmagravidarum negatif
Mata
Hidung
46
Leher
Dada
: payudara
menggantung,
bersih,
Abdomen
Genetalia
Ekstermitas
b) Palpasi
Leher
Dada
: terjadi
pembesaran,
kolostrum
pada
simetris,
kedua
keluar
mamae
bila
dipencet
Abdomen
LI
:
: TFU 3 jari di bawah Px (35cm), FU teraba
bokong
L II
L III
L IV
TBJ
: 3750 gram
c) Auskultasi
d) Perkusi
3.
Pemeriksaan penunjang
Protein urine : + 1
47
: 25 januari 2007
: baik
: Composmetis
: 140/90 mmHg
: 80 x/menit
: 365oC
RR
: 20 x / mnt
BB sebelum hamil : 55 kg
BB selama hamil
: 65 kg
: 152 cm
LILA
: 23 cm
Inspeksi
Muka
Mata
Dada
Abdomen
: membesar
sesuai
usia
kehamilan,terdapat
strie
48
Ekstermitas
Palpasi
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
TBJ
: 3750 gram
Auskultasi
Perkusi
Pemeriksaan penunjang
Albumin
: protein urine : +1
Eklamsi
IUGR
: 2 Oktober 2007
49
Tujuan
Kriteria Hasil :
-
Pemeriksaan penunjang :
Urine : Albumin (-)
Reduksi (-)
Intervensi :
1. Jelaskan pada klien tentang kehamilannya dan hal-hal yang harus diperhatikan.
R/ dengan penjelasan yang diberikan diharapkan klien mengerti dan
memahami kelainan pada kehamilannya, dan termotivasi untuk mengatasi
masalah yang ada.
2. Anjurkan pada klien agar melakukan diet kurangi karbohidrat, penambahan
protein, mineral, rendah garam.
R/ dengan melakukan diet penambahan protein sehingga memenuhi
kebutuhan metabolisme klien dan pertumbuhan janin di dalam rahim.
3. Anjurkan pada klien istirahat cukup 7-8 jam sehari dan berbaring miring ke
kiri
R/ dengan istirahat cukup dan berbaring miring ke kiri sehingga aliran darah
ke plasenta meningkat dan tekanan vena pada ekstremitas menurun.
4. Anjurkan pada klien untuk control satu minggu sekali atau bila ada keluhan
(mual, muntah, pusing yang hebat, penglihatan kabur).
R/ dengan melakukan control secara rutin untuk mengantisipasi adanya
kegawardaruratan
5. Beri penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya terhadap kehamilan dan persiapan
persalinan
R/ dengan penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan klien dapat
mengidentifikasi masalah yang terjadi.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
50
51
jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik, dengan Preeklamsi Ringan.
S
BAB 4
PEMBAHASAN
52
tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus, sehingga dari kesenjangan itu dapat dicari
pemecahan masalah untuk memperbaiki dan meningkatkan asuhan kebidanan.
Setelah penulis melakukan asuhan keidanan
kehamilan 40 minggu janin tunggal, hidup,intra uterin, letak kepala, jalan lahir
normal, keadaan umum ibu baik denga PER di BPS Ny. Sismiarti Amd Keb.Dengan
penjelasan sebagai berikut :
4.1
Pengkajian
4.1.1 Data subyektif
Pada tinjauan pustaka keluhan yang sering timbul pada kehamilan
dengan preeklamsia ringan
oleh
keturunan keluarga
Data obyektif
Data obyektif diperoleh dari pmeriksaan umum pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan
sedangkan dalam
teori pada usia 40 minggu tinggi fundus uteri pada pertengahan pusat
proc
4.2
53
dengan
4.4
4.5
Intervensi
Perencanaan asuhan kebidanan disusun sesuai dengan diagnosa yang ditemukan
oleh penulis pada Ibu GVI P30022 usia kehamilan 40 minggu janin tunggal,
hidup,intra uterin, letak kepala, jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik
dengan PER dimana perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh bebeda dengan
tujuan pustaka, yaitu menjelaskan pada klien tentang kehamilannya dan hal-hal
yang harus diperhatikan, menganjurkan pada klien agar melakukan diet kurangi
karbohidrat, penambahan protein, mineral dan rendah garam, mengajurkan
pada klien untuk istiraha cukup 7 -8 jam sehari dan berbaring miring kekiri,
kolaborasi dengan dokter untuk pemberrian therapy, menganjurkan pada klien
untuk control satu minggu sekali atau bila ada keluhan ( mual, muntah, pusing
yang hebat, penglihatan kabur), dan memberi penyuluhan tentang tanda-tanda
bahaya terhadap kehamilan dan persiapan persalinan. Tujuan intervensi adalah
membuat suatu perencanaan yang nengacu pada kasus terswbut yang sesuai
dengan tujuan dan kriteria hasil.
54
4.6
Implementasi
Pada tahap ini implementasi penulis dapat melaksanakan sesuai dengan
tinjauan yang telah ditentukan dan intervensi yang telah disusun, didukung oleh
hubungan kooperatf antara penulis sebagai petugas, klien, sarana dan prasarana
yang tesedia. Jadi tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus.
4.7
Evaluasi
Dari hasil evaluasi didapatkan diagnosa Ibu GVI P30022 usia kehamilan 40
minggu janin tunggal, hidup,intra uterin, letak kepala, jalan lahir normal,
keadaan umum ibu baik dengan PER. Serta planning yang dilakukan yaitu
rencana dilanjutkan dengan menganjuran istirahat cukup, diet rendah
karbohidrat, lemak dan garam serta tinggi protein, obat diteruskan. Kontrol
satu minggu atau bila ada keluhan pusing yang hebat, mata kabur, mual,
muntah, nyeri epigastrum. Untuk itu intervensi dilanjutkan dirumah diharapkan
keadaan ibu dengan pre-eklamsi ringan dapat segera diatasi dan tidak menjadi
pre-eklamsi berat atau sampai eklamsi.
BAB 5
PENUTUP
55
e.1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pembahasan, maka dari hasil pembahasan
antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus pada Ny, S GVI P30022 usia
kehamilan 40 minggu janin tunggal, hidup,intra uterin, letak kepala, jalan lahir
normal, keadaan umum ibu baik denga PER di BPS Ny. Sismiarti Amd Keb
diperoleh kesimpulan sebagai berikut
5.1.1
5.1.2
5.1.3
5.1.6
5.1.7 Pada tahap evaluasi dilakukan asuhan kebidanan sesuai dengan tujuan
dan parameter kriteria yang ditetapkan dalam perencanaan untuk
menilai hasil yang optimal.Pada kasus ini semua tujuan dan kriteria
dapat dicapai sesuai dengan apa yang ditetapkan.
56
5.2
Saran
5.2.1 Bagi klien dan keluarga
Dengan asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan pre-eklamsi
ringan maka klien dan keluarga bisa mengerti keadaan yang terjadi.
5.2.2 Bagi institusi pendidikan
Dari kasus yang diambil pada ibu grandamulti dengan pre ekamsi ringan
institusi bisa lebih melengkapi buku-buku yang berhubungan dengan
kasus yang diambil dari karya tulis ilmiah
5.2.3 Bagi lahan praktek
Diharapkan agar lahan praktek lebih meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan.
5.2.4 Bagi penulis
Meningkatkan pengetahuan dalam membuat asuhan kebidanan terutama
pada ibu dengan komplikasi seperti pada pre-eklamsi ringan.
DAFTAR PUSTAKA
57
Akademi Kebidanan, 2007, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, STIKES Husada
Jombang, Jombang
Cunningham Bary, Mac Donald Paul, Gant Norman, 1995, Obstetri Williams, edisi
18, EGC, Jakarta
Cunningham Gary, Garet Norman, Leveno Kenneth, 2002, Obstetri Williams, edisi
21, EGC, Jakarta
Hidayat Alimul Aziz,2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data,
Salemba Medika, Jakarta.
Manuaba IBG, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta
Mansjoer Arif, Trjayanti Kuspuji, 2002. Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Media Aesculapsus, Jakarta
Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, jilid I Edisi 2, EGC, Jakarta.
Saifudin Abdul Bari DKK, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Yayasan Bina Pustakan Sarwono Prawirohardjo
Sarwono Prawirohardjo, 2002, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
Sastrawinata, Sulaiman, 1983, Obstetri Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran, Bandung.
Varney, Hellen, 2002, Buku Saku Bidan, EGC, Jakarta.
Depkes RI, 2002, Pedoman Teknis Audit Maternal Perinatal di tingkat
Kabupaten/Kota, Jakarta.
Dep Kes RI, 2006, Materi Ajar Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir,
Jakarta.
http://www.mediaindo.co.id.berita
http://www.pikiran-rakyat.com./cetak/007
http://www.surkesnas.litbang.depkes.go.id
http://www.info.depkominfo.go.id
http://www.jatim.go.id/news.php?id=11223
http://www.kompas.com9/11/200709.35
http://www.medicastore.com
http://www.balita-anda.indoglobal.com/balita_360ibu_hamil_resiko_tinggi_htm