Disusun Oleh:
Karina Maharani
07120100085
Pembimbing:
dr. Irene A. O, SpA
KEPANITERAANKLINIKILMUKESEHATANANAK
RUMAHSAKITANGKATANLAUTMARINIRCILANDAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Periode 30 November 2015 6 Februari 2016
PENDAHULUAN
pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. ISK dapat
menyerang pasien dari segala usia mulai bayi baru lahir hingga orang tua.1
ISK merupakan infeksi yang serius dan penting pada anak, ini berupa keadaan
yang paling sering dijumpai pada nefrologi anak. Angka kejadiannya sekitar 3-5%
pada perempuan dan 1% pada laki-laki sampai usia 5 tahun dan mencapai
puncaknya selama masa bayi dan periode toilet training. Kejadian ISK tertinggi
pada usia 2 bulan sampai 24 bulan. Pada umumnya wanita lebih sering mengalami
episode ISK daripada pria. Namun, pada masa neonatus ISK lebih banyak terjadi
pada bayi laki (2,7%) yang tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi perempuan
(0,7%). Dengan bertambahnya usia, insiden ISK terbalik yaitu pada masa sekolah
ISK pada anak perempuan 3%, sedangkan anak laki-laki 1,1%. Insiden ISK ini
pada remaja anak perempuan meningkat 3,3 sampai 5,8%.2
TINJAUAN PUSTAKA
Ginjal merupakan organ terpenting dari tubuh manusia maka dari itu ginjal
mempunyai beberapa fungsi seperti: mengatur keseimbangan cairan tubuh dan
elektrolit dan asam basa dengan cara menyaring darah yang melalui ginjal,
reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit, serta mengekskresikan
kelebihannya sebagai kemih. Ginjal juga mengeluarkan sampah metabolisme
(seperti urea, kreatinin, dan asam urat) dan zat kimia asing. Akhirnya selain
regulasi dan ekskresi, ginjal juga mensekresi renin yang penting untuk mengatur
tekanan darah, juga bentuk aktif vitamin D yaitu penting untuk mengatur kalsium,
serta eritropoeitin yang penting untuk sintesis darah.3
DEFINISI
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah adanya infeksi (pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih meliputi infeksi pada parenkim
ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.
Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK atau
kontaminasi dari uretra, vagina ataupun dari flora di periuretral. Dalam keadaan
normal,urin baru dan segar adalah steril. Bakteriuria bermakna yaitu bila ditemukan
jumlah koloni > 105 /ml spesies yang sama pada kultur urin dari sampel mid-stream.
Ini merupakan gold standard untuk diagnostik ISK.8
laki, karena uretranya lebih pendek, sehingga bakteri lebih mudah mencapai
kandung kemih.9
Angka kekambuhan cukup tinggi yaitu pada anak perempuan 30% pada tahun
pertama dan 50% dalam 5 tahun kedepan. Sedangkan pada anak laki-laki angka
kekambuhan sekitar 15-20% pada tahun pertama dan setelah umur 1 tahun jarang
ditemukan kekambuhan. ISK yang terjadi nosokomial di rumah sakit pernah
dilaporkan sebanyak 14,2% per 1000 penderita anak, hal ini terjadi biasanya
karena pemakaian kateter urin jangka panjang.10
Bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah jenis bakteri
aerob. Bakteri penyebab ISK terbanyak (48,9%) adalah Escherichia coli, diikuti
Acinetobacter anitratus (9,8%), Klebsiella pneumoniae (9,4%), Staphylococcus
coagulase positif (5,8%), Proteus mirabilis (4,7%), lain-lain (21,4%). Escherichia
coli sebagai
flora
kolon,
merupakan
sumber
organisme
yang
dapat
menyebabkan ISK, tetapi tidak semua tipe Escherichia coli ini mempunyai
kemampuan untuk membentuk koloni dalam saluran kemih. Hanya bakteri
yang mempunyai virulensi uropatogenik yang dapat menyerang saluran
kemih dengan anatomi normal. Pada anak laki-laki Proteus Spp merupakan
bakteri penyebab infeksi saluran kemih lebih sering (6,9%) daripada anak
perempuan (1,1%). Sedangkan E. coli lebih banyak pada anak perempuan
(27,2%)
daripada
anak
peneliti
sebelumnya
menyebutkan bahwa bakteri penyebab ISK Proteus spp pada anak laki-laki
lebih banyak daripada anak perempuan.11
7
Pada kondisi normal, saluran kemih tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba
lain, tetapi uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri
yang jumlahnya makin berkurang pada bagian yang mendekati kandung kemih.
Infeksi saluran kemih sebagian disebabkan oleh bakteri, namun tidak tertutup
kemungkinan infeksi dapat terjadi karena jamur dan virus. Infeksi oleh bakteri
Gram positif lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan infeksi Gram negatif.
Lemahnya pertahanan tubuh telah menyebabkan bakteri dari vagina,
perineum (daerah sekitar vagina), rektum (dubur), masuk ke dalam saluran kemih.
Bakteri itu kemudian berkembangbiak di saluran kemih sampai ke kandung
kemih, bahkan bisa sampai ke ginjal. 12
Di bawah ini merupakan pengelompokkan bakteri-bakteri penyebab ISK.
A. Kelompok Enterobacteriaceae seperti :
1. Escherichia coli
2. Klebsiella pneumoniae
3. Enterobacter aerogenes
4. Proteus
5. Providencia
6. Citrobacter
B. Pseudomonas aeruginosa
C. Acinetobacter
D. Enterokokus faecalis
E. Stafilokokus saprophyticus
Faktor Risiko ISK pada Anak
13
E.coli merupakan penyebab utama ISK pada anak, dimana pada keadaan normal
bakteri ini ada di kolon dan masuk ke uretra yang terbuka, dari kulit sekitar anus dan
genital. Wanita lebih rentan terhadap ISK oleh karena orifisium uretra mereka dekat
dengan sumber bakteri (seperti anus, vagina) dan uretranya lebih pendek,
menyebabkan bakteri lebih mudah masuk ke vesika urinaria. Bakteri lain yang
menyebabkan ISK termasuk Staphylococcus saprophyticus (5-15%), Chlamydia
trachomatis, dan Mycoplasma hominis.
Pada bayi, bakteri dari popoknya dapat masuk ke uretra dan menyebabkan
ISK. E.coli juga dapat masuk ke orifisium uretra jika anak perempuan tidak cebok
dari depan ke belakang setelah buang air besar. Sehingga hal-hal ini menjadi
faktor risiko ISK yaitu:
o Perempuan, laki-laki tidak disunat, refluks vesicouretheral, usia Toilet
training, disfungsi pancaran kemih, obstruktif uropathy.
o Cebok dari belakang ke depan, Bubble bath, Celana ketat, Konstipasi.
o P-fimbriated bacteria terutama pada. E. coli.
o Abnormalitas anatomi (misalnya adhesi labia, fistel, duplikasi,
mureterokel, divertikulum kandung kemih) dan Neuropathic bladder.
Faktor-faktor risiko tersebut dapat menyebabkan:
o Obstruksi vesika urinaria (dapat disebabkan batu ginjal, juga konstipasi).
o Keadaan yang menyebabkan pengosongan vesika urinaria tidak komplit
(pada delayed toilet training).
o Abnormalitas kongenital (muncul saat lahir misalnya fistel) atau akibat
tekanan pada saluran kemih (misalnya refluks vesikouretra, dapat
disebabkan konstipasi kronik pada anak), juga oleh infeksi yang berulang.
o Supresi sistem imun.
Pada perempuan, ISK biasanya muncul pada usia onset toilet training oleh
karena disfungsi pancaran urin biasanya terjadi pada usia itu. Anak berusaha
menahan urinnya agar tetap kering, padahal vesica urinaria (bladder) mempunyai
forcing
kontraksi
tak
terbendung
untuk
mengeluarkan
urin,
sehingga
yang
meningkatkan
timbulnya
bakteriuri.
Konstipasi
dapat
11
KLASIFIKASI
13
ISK berulang dengan strain organisme yang sama. Dalam praktek, karena test
laboratorium rutin tidak termasuk typing untuk identifikasi strain, ISK adalah
10
mungkin relaps jika infeksi timbul dalam waktu singkat (misalnya dalam 2 minggu).
Reinfeksi
ISK berulang dengan strain atau spesies organisme yang berbeda. Dalam prakteknya
sulit membuktikan bahwa gejala berulang adalah berhubungan dengan episode
infeksi yang berbeda. Reinfeksi adalah ISK berulang, jika strain atau spesiesnya
berbeda, atau spesies yang sama setelah periode substansia (misalnya. > 2 minggu)
setelah infeksi sebelumnya.
Dengan dan Tanpa Komplikasi
ISK dapat berupa ISK dengan komplikasi (complicated UTI) dan tanpa
komplikasi (uncomplicated UTI). ISK dengan komplikasi adalah adanya infeksi
disertai lesi anatomi ataupun fungsional, ditandai adanya demam yang tinggi dan
secara klinis tampak sakit berat, tumpah, dehidrasi sedang hingga berat. Sedangkan
ISK tanpa komplikasi yaitu adanya infeksi tetapi tanpa penyulit anatomi maupun
fungsional, yang ditandai adanya demam, tetapi tidak tampak sakit, mampu minum
cairan dan obat, paling berat ada dehidrasi ringan, patuh berobat.
11
dengan negara - antibodi defisiensi primer, yang memiliki infeksi bakteri sering,
serta orang-orang dengan sindrom imunodefisiensi gabungan yang parah
mempengaruhi baik T - sel dan fungsi sel-B, memiliki sedikit infeksi saluran
kemih. Ketika infeksi saluran kemih berkembang pada anak-anak tersebut, terkait
kelainan saluran ginjal biasanya muncul untuk memainkan peran, menunjukkan
bahwa aliran urine memadai dan uroepithelium utuh adalah kunci dalam
pencegahan infeksi saluran kemih. Bakteri tertentu memiliki karakteristik yang
mendukung pembentukan infeksi. Misalnya, bakteri Escherichia coli memiliki P
fimbriae yang memfasilitasi lapisan uroepithelial, bahkan di hadapan aliran urin
yang memadai. Pada anak-anak dengan kelainan ginjal, yang mungkin memiliki
aliran urin abnormal, sisa urin setelah berkemih, atau keduanya, bakteri dapat
menyebabkan infeksi.14
Ketika bakteri menyerang ginjal, peradangan lokal berkembang, memicu
sistem kekebalan tubuh bawaan melalui beberapa jalur. Hal ini juga diakui bahwa
sinyal pulsa seperti reseptor setelah pengakuan bakteri memulai respon imun yang
melibatkan faktor nuklir kB dan produksi sitokin dan kemokin. Jika infeksi
parenkim ginjal terbatas dalam cakupan dan durasi, pemulihan penuh dapat
terjadi. Namun, peradangan berlanjut dapat menyebabkan jaringan parut,
meskipun faktor-faktor predisposisi tidak dipahami dengan baik.14
Pada periode neonatus, bakteri mencapai saluran kemih melalui aliran darah atau
uretra, yang selanjutnya bakteri naik ke saluran kemih dari bawah. Perbedaan
individu dalam kerentanannya terhadap infeksi saluran kemih dapat diterangkan oleh
adanya faktor-faktor hospes seperti produksi antibodi uretra dan servikal (IgA), dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi perlekatan bakteri pada epitel introitus dan
12
13
Saluran kemih secara normal adalah steril, kecuali bagian distal uretra.
Infeksi dapat mencapai saluran kemih dengan cara hematogen, limfogen,
perkontinuitatum, asenderen dari orifisium uretra eksterna dan bertambah
banyak/multiplikasi di traktus urinaria masuk ke dalam kandung kemih, dan
akhirnya sampai ke ginjal. Penjalaran secara hematogen paling sering terjadi pada
neonatus, sedangkan pada anak paling sering terjadi secara asenderen. Faktor
yang berperan pada patogenesis antara lain host, mekanisme pertahanan tubuh,
virulensi bakteri. Faktor host antara lain perempuan, laki-laki tidak
disirkumsisi, instrumentasi uretra, toilet training, disfungsi berkemih, cebok
dari belakang ke depan, celana ketat, kelainan anatomi, peningkatan sel adherens
uroepitelial.
13
Lebih dari 700 antigen E.coli telah diketahui, berdasarkan antigen O, H dan K.
Serotipe penting untuk membedakan sejumlah kecil strain yang menyebabkan
penyakit, dimana E.coli bertanggung jawab terhadap tiga tipe infeksi pada
manusia, yaitu: ISK, meningitis neonatus dan gastroenteritis. Tiga penyakit ini
tergantung pada patogenik spesifik (virulensi)nya. Langkah pertama yang penting
dalam patogenesis ISK yang asending tersebut adalah adanya kolonisasi E coli
uropatogenik disekitar periuretra. Dengan adhesin khusus mereka dapat
berkolonisasi di vesika urinaria. Adhesin yang paling berhubungan dengan
uropathogenik E.coli adalah P-fimbria (atau pyelorephritisassociated pili
(PAP). Yang unik adalah kemampuan P-fimbriae untuk berikatan khusus
dengan antigen kelompok darah P yang mengandung residu D-galactoseDgalactose. Fimbriae berikatan tidak hanya pada sel darah merah, tapi juga
pada disakarida galaktose spesifik yang ditemukan pada sel uroepitel permukaan
pada hampir 99% populasi.
Frekuensi distribusi reseptor sel host ini berperan dalam kemampuannya dan
14
15
16
Maka bila tidak ditemukan adanya defek anatomi saluran kemih, dianggap
penyebab risiko ISK adalah faktor host.
17
rasa terbakar, polakisuria, nyeri perut bawah, bau urin menyengat, dan onset
ngompol terakhir, disuria, urgensi, dan sakit pinggang.
Bakteri menyebabkan respon inflamasi saluran kemih, dengan gambaran
klinisnya bervariasi. Penderita dengan pielonefritis akut menyebabkan inflamasi
di ginjal dengan respon inflamasi secara umum misalnya demam, C-reaktif
protein, leukositosis. Penderita sistitis akut sering mengalami reaksi inflamasi
terbatas pada saluran kemih bawah. Penderita asimptomatik bakteriuria (ABU)
terjadi inflamasi lokal saluran kemih tetapi tidak cukup memadai untuk
menimbulkan gejala klinis. Anak perempuan yang menderita sistitis dapat
mengalami kencing yang sering namun volume kecil, dapat terjadi tumpah,
demam tinggi dan menggigil, bila suhu > 38,5C perlu dicurigai keterlibatan
saluran kemih bagian atas. Gejala lain yaitu terjadinya hematuria dapat terjadi
pada 1/3 kasus, inkontinensia, nokturia. Di samping itu pada demam yang tidak
jelas penyebabnya wajib dicari kemungkinan adanya ISK.
Pyelonephritis
Gejala klinis pyelonephritis adalah salah satu atau dari semua gejala
berikut: nyeri perut, punggung, atau flank pain; demam; malaise; mual; muntah;
dan kadang diare. Demam saja mungkin sudah merupakan suatu gejala. Pada bayi,
dapat menunjukkan gejala yang tidak spesifik seperti sulit makan/minum, mudah
menangis, jaundice, dan weight loss. Pielonefritis merupakan infeksi bakteri serius
yang sering terjadi pada infants (<24 bulan yang memiliki gejala demam). Gejalagejala tersebut menunjukkan terdapatnya bakteri pada saluran kemih bagian atas.
Keterlibatan jaringan parenkim ginjal disebut pielonefritis akut. Pielonefritis akut
dapat menyebabkan kerusakan ginjal, yang disebut pyelonephritic scarring.
18
Cystitis
Bakteriuria Asimtomatik
20
DIAGNOSIS
17
bermakna
organisme
spesies
tunggal
dalam
urin,
yang
menampakkan gejala, saat ini biasa dipakai dalam evaluasi dan penatalaksanaan
anak-anak ISK.
Riwayat kebiasaan BAB (buang air besar) dan BAK (buang air kecil)
dicari, juga warna selama pancaran, penetesan, pancaran urin berkurang
(voidingdisfunction) dan ballooning preputium dapat mengarahkan suatu
obstruksi. Pemeriksaan genital ada/tidaknya pimosis, ketegangan prepusium dan
fungsi labia. Inkontinensia diurnal, urgensi, polakisuri dan posisi mengejan
mengarah pada disfungsi kontrol; konstipasi atau ngompol mungkin berhubungan.
Tiap anak diperiksa sensasi perineal dan inspeksi tulang belakang untuk melihat
adakah abnormalitas. Pemeriksaan rektum harus dilakukan pada pasien dengan
konstipasi berat.
leukosit total dan hitung jenis dan kultur darah diambil dari anak dengan ISK
kompleks.
21
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pengumpulan spesimen
Jumlah koloni
pathogen saluran kemih
Probabilitas infeksi ( % )
99
berapapun
> 50x10 3 CFU/ml
> 10 5 CFU/ml
95
90 95
- Kateterisasi uretra
- Midsteam urin
CFU = Colony Forming Units
Namun dikatakan juga pada literatur lain bahwa pada anak yang telah di
toilet training, sampel midstream urin hasilnya cukup memuaskan.
22
Jika urinalisa (+), gejala klinis pada pasien (+), dan didapati kultur urin
tunggal >100.000 = ISK, Namun bila ada dari kriteria ini yang tidak terpenuhi
dianjurkan kultur ulang dengan kateter urin.13
Pemeriksaan Pencitraan
23
anak dengan ISK prognosisnya baik, namun terdapat risiko terjadinya komplikasi
yang serius pada sebagian diantaranya, khususnya pada penderita dengan kelainan
dilatasi refluks vesikoureteral. Proses parut ginjal setelah pielonefritis akut dapat
terjadi 1-2 tahun pada 10-15% kasus. Laporan penelitian di Prancis, pielonefritis
dengan refluks berkontribusi sekitar 12% terjadinya gagal ginjal kronik. Studi di
Australia dan Inggris menunjukkan risiko terjadinya hipertensi akibat ISK 10%.
Pada perempuan yang mengalami ISK berulang, cenderung mengalami
ISK lagi saat hamil. Selain febris, ISK berhubungan dengan terlibatnya saluran
kemih atas dengan potensial menjadi skar (parut) renal. Demikian pula perempuan
dengan parut ginjal risiko terjadinya hipertensi saat hamil meningkat.
Faktor risiko untuk skar renal termasuk :
o
o
o
o
24
Terapi harus dimulai setelah mengambil kultur urin. Umur pasien, derajat
toksisitas, derajat hidrasi, kemampuan untuk dan kecenderungan pemenuhan
dengan medikasi membantu dalam memutuskan antara terapi rawat jalan dan
rawat inap. Sekali anak menunjukkan perbaikan klinis, dengan turunnya febris
dan toksisitas, antibiotik mungkin diberikan secara oral.
Medikasi oral yang dipakai untuk anak >3 bulan dengan ISK sederhana
adalah Amoxicillin, kotrimoxazol dan cefalosporin. Quinolone harus dihindari
pada medikasi 1st line; dapat dipakai sesuai dengan hasil sensitivitas urin.
Lama terapi biasanya 10-14 hari untuk bayi dan anak dengan ISK
kompleks dan 7-10 hari untuk infeksi sederhana. Regimen terapi jangka pendek
tidak direkomendasikan pada anak. Setelah terapi ISK, terapi antibiotik profilaksis
dimulai, pada anak < 2 tahun s/d pencitraan yang sesuai untuk saluran kemih
dilengkapi.
Terapi Suportif
Selama episode ISK akut, penting untuk menjaga hidrasi yang adekuat. Ini
mungkin membutuhkan perhatian khusus dalam seorang anak sakit, anak febris
dengan asupan oral kurang. Asupan cairan bebas akan mendorong dan membantu
untuk mengurangi disuria. Alkalinisasi urin tidak diperlukan. Antipiretik dipakai
untuk menghilangkan demam.13
Tatalaksana Komplikasi
25
ditunda sampai hasil kultur ada. Amoxicillin (50mg/kg/24jam) juga efektif untuk
terapi utama.
Pada pielonefritis dengan demam, dapat diberikan antibiotik spektrum luas
selama 10-14 hari. Anak-anak yang mengalami dehidrasi, muntah, dan tidak dapat
menerima cairan harus dipasang infus dan IV antibioik. Penatalaksanaan
parenteral dengan ceftriaxone (50-75 mg/kg/24jam, tidak boleh dari 2 gram) atau
cefotaxime (100 mg/kg/24jam) atau ampisilin (100 mg/kg/24jam) dengan
aminoglikosida seperti gentamisin (3 mg/kg/24jam dalam dosis yang terbagi 3).16
Ototoksisitas
dan
nefrotoksisitas
akibat
aminoglikosida
perlu
26
waktu 3 bulan selama 1 2 tahun, meskipun anak tidak menunjukkan gejala. Bila
kekambuhan sering terjadi, profilaksis terhadap reinfeksi, baik menggunakan
kombinasi trimethoprim-sulfamethoxazole atau nitrofurantoin dengan dosis
sepertiga dosis terapeutik sekali sehari, seringkali efektif. Namun demikian,
adalah penting untuk memperoleh biakan urin secara periodik bila anak mendapat
pengobatan profilaksis jangka panjang, untuk mengesampingkan infeksi
asimtomatik yang disebabkan oleh organisme yang resisten. Profilaksis antibakteri
juga terindikasi selama refluks vesikoureter yang menetap, atau bila sistitis yang
kambuh menimbulkan gejala-gejala seperti inkontinensia, sering berkemih, dan
urgensi, yang terjadi terus-menerus akibat reinfeksi yang sering.
Karena kemungkinan penemuan refluks vesikoureter adalah 25% dan
kemungkinan kambuhnya infeksi sekitar 50%, adalah wajar untuk meneruskan
profilaksis antibakteri dengan kombinasi trimethoprim-sulfamethoxazole dosis
rendah atau nitrofurantoin sampai selesainya evaluasi radiologik. Penggunaan
setiap agen kemoterapeutik jangka panjang sebaiknya disertai pengawasan
terhadap toksisitas (anemia, leukopenia, dan lain-lain). Antibiotika spektrum-luas
biasanya tidak efektif untuk profilaksis, karena bakteri kolon yang menyebabkan
reinfeksi dengan cepat menjadi resisten terhadap agen-agen tersebut.11
27
tahun 1950, jadi hampir setua ditemukannya ISK, sudah ada trend untuk
menuntun anak melakukan toilet-training mereka sendiri. Dimana perubahan usia
onset dan tingkat keberhasilannya terjadi bersamaan dengan meningkatnya peran
penggunaan pembersih otomatis/ diaper disposibel.
Toilet training adalah latihan bowel dan bladder yang diberikan pada anak
perempuan mulai usia 18 bulan (atau lebih cepat) sampai usia 3 tahun (atau 5
tahun pada yang termasuk delayed toilet training), yang bertujuan melatih anak
buang air besar dan buang air kecil yang baik dan bersih, seperti cara membilas
(cebok dari depan ke belakang), dan secara luas termasuk kontrol bowel dan
badder yang baik. Tindakan pencegahan ini dianjurkan untuk mencegah ISK
berulang.
Para orangtua umumnya ingin secepatnya melatih anak mereka untuk
latihan toilet. Biasanya anak akan siap pada saat usia 18 sampai 24 bulan. Ketika
anak siap untuk latihan toilet (ketika anak tertarik) pelatihan akan berjalan dengan
lancar. Hampir semua anak kelihatan tidak nyaman dan mersa kotor jika celana
atau popoknya basah.Sehingga saat akan buang air besar atau buang air kecil
(karena merasa mereka akan kotor), mereka suka untuk menahannya, hal ini akan
menimbulkan konstipasi dan residu urin yang merupakan risiko ISK. Buang air
besar (bowell) kemudian lanjutkan latihan buang air kecil (bladder). Latihan
toilet/kamar kecil akan memakan waktu 3 bulan. Terdiri dari latihan. Kebanyakan
anak-anak tetap basah pada malam hari setelah mereka belajar untuk
menggunakan kamar kecil. Kesabaran sangat penting dan pujian diberikan pada
anak jika berhasil, yakni bila anak telah mampu untuk membuang air besar dan
kencingnya ke kamar kecil.
28
tentang
bagaimana
menggunakan
toilet
dan
bangga
akan
keberhasilannya.
Pengajaran toilet akan lebih mudah ketika anak-anak siap secara fisik dan
mental, yaitu antara umur 2 atau 3 tahun. Anak perempuan biasanya sudah
mengontrol pencernaan dan otot kandung kemih sebelum anak laki-laki
melakukannya. Rata-rata, kebanyakan anak perempuan dilatih pada usia 2,5 tahun
dan kebanyakan anak laki-laki pada usia 3 tahun. Anak dapat tidak mengikuti pola
seluruhnya asal mendekati sudah baik, sebab masing-masing kematangan anak
berbeda secara fisik. Kunci sukses adalah sabar dan waktu.13
30
KESIMPULAN
Sebelum usia 1 tahun, ISK lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Secara
anatomi, anak perempuan memiliki risiko infeksi lebih besar daripada anak lakilaki, karena uretra lebih pendek, sehingga bakteri lebih mudah mencapai kandung
kemih. Bakteri penyebab ISK terbanyak (48,9%) adalah
Escherichia
coli.
Frekuensi ISK nosokomial pada penderita yang di rawat inap di rumah sakit
berpotensi menyebabkan infeksi bila dikateterisasi selama >30 hari. Penjalaran
secara hematogen paling sering terjadi pada neonatus, sedangkan pada anak paling
sering terjadi secara asenderen. Tiga bentuk dasar ISK yaitu pielonefritis, sistitis
dan bakteriuria asimtomatik. Diagnosa ISK ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
biakan urin, dari spesimen urin yang dikumpulkan segera karena merupakan gold
standard.
Pengobatan dengan antibiotika diberikan sekurang-kurangnya 7-10 hari
meskipun dalam waktu 48 jam biasanya telah terlihat respon klinik dan biakan
kemih telah steril. Lama terapi biasanya 10-14 hari untuk bayi dan anak dengan
ISK kompleks dan 7-10 hari untuk infeksi sederhana. Bila kekambuhan sering
terjadi, profilaksis terhadap reinfeksi menggunakan kombinasi trimethoprimsulfamethoxazole dengan dosis sepertiga dosis terapeutik sekali sehari. Sebagai
pencegahan ISK berulang. anak dapat dilatih untuk Toilet training. Prognosis
jangka panjang ISK biasanya baik, ini bila anak segera diobati dengan adekuat
setelah diagnosisnya ditegakkan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Seto.
3. Briongos-Figuero L, Gmez-Traveso T, Bachiller-Luque P, DomnguezGil Gonzlez M, Gmez-Nieto A, Palacios-Martn T et al. Epidemiology,
risk factors and comorbidity for urinary tract infections caused by
extended-spectrum
beta-lactamase
(ESBL)-producing
enterobacteria.
Investigation,
38,
50-57.
July
2012.
available
at
32
2012.
(Available
at:
UTI
In
1-5
Year
Old
Girls,
available
at
Available
at:
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/
33