Anda di halaman 1dari 2

BPS: Kondisi Ketenagakerjaan di Indonesia

Semakin Membaik

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, kondisi ketenagakerjaan di Indonesia pada Februari 2014
menunjukkan adanya perbaikan. Hal tersebut digambarkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja dan
penurunan tingkat pengangguran.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 mencapai 125,3 juta bertambah
sebanyak 5,2 juta orang, jika dibandingkan dengan angkatan kerja Agustus 2013 sebanyak 120,2 juta.
Menurut Suryamin, jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 118,2 juta, atau
bertambah sebanyak 5,4 juta orang bila dibandingkan Agustus 2013 sebanyak 112,8 juta.
"Sedangkan untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2014 mengalami penurunan
50 ribu orang, jika dibandingkan Februari 2013 atau mencapai 5,70 persen," kata dia di kantor BPS, Jakarta,
Senin (5/5).
Suryamin mengatakan, selama setahun terakhir (Februari 2013 - Februari 2014), jumlah penduduk yang bekerja
mengalami kenaikan pada semua sektor. Adapun sektor yang mengalami kenaikan diantaranya, sektor
kemasyarakatan sebanyak 640 ribu orang (3,59%), sektor perdagangan sebanyak 450 ribu orang (1,77%) dan
sektor industri sebanyak 390 ribu orang (2,60%). Sedangkan sektor yang mengalami penurunan, dipegang oleh
sektor pertanian yang mengalami penurunan jumlah penduduk bekerja sebesar 0,68%.
"Penduduk yang bekerja di sektor pertanian lebih banyak pindah bekerja di sektor manufaktur," ujar dia.
Meski demikian, kata Suryamin, pada Februari 2014 penduduk yang bekerja pada jenjang pendidikan SD
kebawah masih tetap didominasi yaitu sebanyak 55,3 juta orang. Sedangkan penduduk bekerja dengan
pendidikan diploma sebanyak 3,1 juta orang dan penduduk bekerja dengan pendidikan universitas hanya 8,8 juta
orang.
Suryamin menjelaskan, berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2014, sebanyak 81,2 juta orang bekerja di
atas 35 jam per minggu. Sedangkan penduduk yang bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per
minggu mencapai 7,3 juta orang.

Sementara itu, Wakil Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Lukita Dinasryah
Tuwo mengatakan penyerapan tenaga kerja tertinggi berasal dari sektor industri dan jasa.
Menurut Lukita, agar penyerapan tenaga kerja bisa mencapai 200 ribu-250 ribu setahun maka pemerintah
melakukan transformasi atau penguatan struktur ekonomi termasuk hilirisasi dan MP3EI pengembangan koridor
kawasan ekonomi khusus.
"Kunci penyerapan tenaga kerja ada di sektor industri maka dari itu pemerintah akan terus kembangkan sektor
manufaktur," ujarnya.

Penulis: DHO/FER
Sumber:Investor Daily

http://www.beritasatu.com/ekonomi/182140-bps-kondisi-ketenagakerjaan-diindonesia-semakin-membaik.html

Anda mungkin juga menyukai