LP Diabetes Melitus-1
LP Diabetes Melitus-1
I.
2.
insulin
secara
cukup.
Sehingga
mengakibatkan
glukosadalam
darah
dengan
mengatur
produksi
dan
minum
the
selama
pemeriksaan
(untuk
keunguan.
Adanya
ketonuria
menunjukkan
adanya
ketoasidosis
6. Pemeriksaan kolesterol dan kadar serum trigliserida, dapat
meningkat karena ketidakadekuatan kontrol glikemik
7. Pemeriksaan hemoglobin glikat (HbA1c)
Pemeriksaan lain untuk memantau rata-rata kadar glukosa darah
adalah glykosytaled hemoglobin ( HbA1c). tes ini mengukur
protensis glukosa yang melekat pada hemoglobim. Pemeriksaan ini
menunjukkan kadar glukosa rata-rata selama 120 hari sebelumnya,
sesuai dengan usia eritrosit. HbA1c digunakan untuk mengkaji
kontrol glukosa jangka panjang, sehingga dapat memprediksi risiko
komplikasi. Hasil HbA1c tidak berubah karna pengaruh kebiasaan
makan sehari sebelum test. Pemeriksaan HbA1c dilakukan diagnosis
dan pada inteval tertentu untul mengevaluasi penatalaksanaan DM,
direkomendasikan dilakukan 2 kali dalam sethaun bagi pasien DM.
kadar yang direkomendasikan oleh ADA < 7% (ADA 2003 dalam
black dan hawks, 2005 : ignativicius dan workman, 2006).
G. Komplikasi
Menurut Tarwoto (2012) komplikasi yang berkaitan dengan diabetes
melitus digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Komplikasi Akut
tanda
yang
sensitif
untuk
timbulnya
komplikasi
dari
pengobatan
adalah
untuk
mencoba
Menurut Tarwoto (2012) prinsip utama dalam penanganan pasien waktu sakit
yaitu :
1. Pengobatan segera penyakit lain yang diderita pasien dengan diabetes
Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus
Nur Islamiyah
berarti dosis
insulin kurang dan perlu ditambah . Bila kadar glukosa darah >250mg/dL
dan keton darah <1 mmol/L, tidak perlu ditambahan insulin dan periksa
kembali glukosa darah setelah 2 jam. Pemberian insulin tambahan pada
balita sebesar 1U dapat menurunkan glukosa darah rata-rata 100 mg/dL,
sedangkan pada anakn sekolah dan remaja dosis tersebut mungkin hanya
menurunkan glukosa darah sebesar
glukoneogenesis.
b. Biguanida (metformin)
1) Menurunkan glukosa darah dengan menurunkan absorpsi glukosa
usus, meningkatkan sensitivitas insulin dan ambilan glukosa perifer
hepar.
2) Tidak menyebabkan hipoglikemia.
3) Keuntungan lain meliputi penurunan kadar kolesterol total,
trigliserida, dan LDL.
4) Karena terkadang berefek samping kehilangan selera makan dan
penurunan berat badan, obat ini lebih disukai penanganan pasien
obese.
5) Efek samping meliputi gastrointestinal minor yang dapat dikontrol
dengan menurunkan dosis. Konsekuensi serius yang jarang terjadi
Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus
Nur Islamiyah
kehamilan,
dan
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap dimana perawat mengumpulkan data
secara sistematis, memilih dan mengatur data yang dikumpulkan dan
mendokumentasikan data dalam format yang didapat. Untuk itu
diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien
sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan
(Tarwoto, 2012). Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantung
pada tahap ini yang terbagi atas :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam
menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita ,
mengidentifikasikan,
diperoleh
melalui
pemeriksaan
fisik, pemerikasaan
mudah mengalami
kelelahan.
f. Pola persepsi dan konsep diri
Menggambarkan citra diri, identitas diri, harga diri dan ideal diri
seseorang dimana perubahan yang terjadi pasa kasus DM adanya
perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita
mengalami gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar
sembuh, lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan
pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan
gangguan peran pada keluarga ( self esteem ).
g. Pola hubungan dan peran
Menggambarkan tentang hubngan klien dengan lingkungan
disekitar serta hubungannya dengan keluarga dan orang lain.
Seseorang dengan kasus DM akan menyebabkan Luka gangren
yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu dan
menarik diri dari pergaulan.
Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus
Nur Islamiyah
berkurang,
dibedakan atas data subyektif dan data obyektif dan berpedoman pada
teori Abraham Maslow yang terdiri dari :
a.Kebutuhan dasar atau fisiologis
b.Kebutuhan rasa aman
c.Kebutuhan cinta dan kasih sayang
d.Kebutuhan harga diri
e.Kebutuhan aktualisasi diri
f. Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sehingga dapat
diambil
kesimpulan
tentang
masalah
keperawatan
dan
keperawatan
meliputi
aktual,
potensial,
kemungkinan.
B. Diagnosa
1. Defisit Volume Cairan
2. Pola Nafas tidak efektif
3. Resiko Infeksi
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Cemas
6. Nyeri
7. PK: Hipoglikemi
PK: Hiperglikemi
8. Perfusi jaringan tidak efektif b.d hipoksemia jaringan.
9. Kurang pengetahuan
dan
LAMPIRAN
PENYIMPANGAN KDM
Diabetes Mellitus
Tipe 1
tipe 2
defesiensi insulin
resistensi insulin
Hiperglikemia
glykosuria
diuresis osmotik
Osmotic diuresis
Dehidrasi
P3(poliuria,polidipsi,polfagia)
Hemokonsentrasi
ketoasidosis
Ateroskerosis
ph menurun
Mual dan muntah
Ggn. Perfusi
jaringan
makrovaskuler
jantung
infark
miokard
cerebral
stroke
mikrovaskuker
ekstremitas
gangrene
Gangrene
retina
retinopati
nyeri
gangguan penglihatan
Ggn vol.
cairan (-)
ginjal
nefropati diabetik
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, M.,et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
IOWA Intervention Project: Mosby
Kwinahyu,
2011.
Patofisiologi
Diabetes
Melitus.
(http://www.scribd.com/doc/49177282/Patofisiologi-Diabetes-Melitus).
Tartowo. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.
Jakarta : Tim)
Road, Ansari. 2012. RSSDI Textbook Of Diabetes Melitus. Edisi 2. India : Jaypee
Brother Medical Publishers.
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia.
2011, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
22
Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus
Nur Islamiyah, S.Kep