I.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie Samarinda sebagai Badan
Layanan Umum Daerah adalah instansi di lingkungan pemerintahan yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keutungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.
Obat merupakan komponen pembiayaan terbesar dalam satu kali rawat inap pasien,
melalui strategi empat tepat (tepat diagnosa, tepat dosis, tepat obat, dan tepat pemberian)
sehingga pelayanan dan keamanan pasien dalam pemberian obat dapat terjamin. Walaupun
demikian tetap melakukan MESO (Monitoring Efek Samping Obat).
Dalam pencatatannya RSUD AW. Sjahranie Samarinda menerapkan sistem pencatatan
dengan menggunakan sistem perpetual, Dengan metode ini maka mutasi persediaan ketika terjadi
transaksi pembelian dan penjualan dapat selalu diketahui. sedangkan untuk penilaian
persediaanya menggunakan metode First In First Out (FIFO) yaitu untuk memperoleh harga
pokok persediaan yang akan dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya artinya apabila ada
penjualan atau pemakaian barang maka harga pokok yang dibebankan adalah harga pokok yang
paling terdahulu, disusul yang masuk berikutnya. Persediaan akhir dibebani harga pokok
terakhir.
Metode pencatatan persediaan obat-obatan yang diterapkan RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda belum sepenuhnya digunakan dengan benar. Hal ini tercermin dari kartu
persediaan yang ada, pada kartu persediaan tersebut ditemukan penjualan yang tidak dimutasi.
Sehingga timbul selisih jumlah persediaan obat-obatan pada persediaan akhir. Selain itu, hal
yang sering pula mengakibatkan selisih jumlah persediaan di akhir periode adalah pengembalian
obat dari pasien yang jangka waktunya lebih dari satu hari, sehingga pencatatan obat tersebut
sulit dilakukan dibagian entry system. Dalam pengembalian tersebut tidak dilakukan pencatatan
pada kartu persediaan sebagai penambahan jumlah persediaan akibat retur yang terjadi oleh depo
yang bersangkutan, tetapi hanya mencatat pengeluaran kas yang dilakukan yaitu dengan
mendebet akun Biaya Pengembalian Obat dan mengkredit akun Kas oleh bagian administrasi.
Sehingga, hal ini mempengaruhi jumlah harga pokok penjualan (HPP) menjadi lebih besar dan
mengakibatkan laba bersih yang dilaporkan pada laporan aktivitas/laba rugi menjadi lebih kecil
dari jumlah yang sesungguhnya. Selain itu, berdampak pula pada jumlah persediaan akhir yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan menjadi lebih kecil dibanding jumlah yang
sesungguhnya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah yaitu:
Apakah pencatatan dan penilaian persediaan obat-obatan pada RSUD AW. Sjahranie Samarinda
telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 05?.
C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi persediaan obat-obatan pada RSUD AW.
Sjahranie Samarinda telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
(PSAP) No. 05.
2. Untuk mengetahui besarnya nilai persediaan akhir obat-obatan per 31 Desember 2011
pada RSUD AW. Sjahranie Samarinda.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa masukan bagi pihakpihak yang berkepentingan, antara lain :
1. Sebagai informasi dan pertimbangan untuk menentukan pilihan yang tepat dalam
proses pengambilan keputusan atau kebijakan akuntansi terhadap persedian obatobatan oleh pihak manajemen rumah sakit demi kemajuan perusahaan dimasa yang
akan datang.
2. Sebagai bahan informasi dan wawasan bagi penulis dan dapat bermanfaat bagi
peneliti selanjutnya.
II. Tinjauan Teoretis
A. Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan pada dasarnya lebih bersifat spesifik terkait hal-hal yang
berhubungan dengan akun-akun yang terdapat dalam laporan keuangan. Implementasi
akuntansi keuangan di lapangan harus merujuk pada pedoman atau standar yang berlaku
yaitu dalam hal ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Menurut Donald E. Kieso (2002:3), akuntansi keuangan adalah Akuntansi keuangan
adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut
perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun
pihak ekternal. Pemakai laporan keuangan ini meliputi investor, kreditur, manajer, serikat
kerja, dan badan-badan pemerintah.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (2009), Laporan keuangan
adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebaian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang di percayakan kepada
mereka.
B.
Persediaan
Pengertian persediaan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 14 paragraf 05 (2009:14.2) adalah sebagai berikut :
Persediaan adalah asset :
a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau social di masa
depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alas
an sejarah dan budaya.
Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang memahami
dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Perusahaan Negara/daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki
oleh pemerintah pusat/daerah.
Paragraf 05.
Persediaan merupakan aset yang berupa:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah;
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi;
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat;
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan.
Paragraf 06.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk
digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai
seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
Paragraf 17.
Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan:
a. Metode sistematis seperti FIFO atau rata-rata tertimbang;
b. Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan
bermacam-macam jenis.
PENGUNGKAPAN
Paragraf 26.
Laporan keuangan mengungkapkan:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;
b. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam
pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi,
barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang
masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat; dan
c. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.
TANGGAL EFEKTIF
Paragraf 27.
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini berlaku efektif untuk laporan
keuangan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran mulai tahun anggaran 2010.
Paragraf 28.
Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP ini, entitas untuk laporan
dapat menerapkan PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah
Anggaran 2010.
C. Kerangka Konsep
Untuk memberikan gambaran terhadap alur pemikiran penelitian agar lebih jelas, maka
akan dijelaskan sebagai berikut:
Analisis Penerapan Akuntansi Persediaan
Obat-obatan Pada RSUD AW. Sjahranie
Samarinda
Rumusan Masalah :
Apakah pencatatan dan penilaian persediaan obat - obatan pada
RSUD AW. Sjahranie Samarinda telah sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 05?.
Alat Analisis :
1. Metode Pencatatan Perpetual
2. Metode Penilaian Persediaan
MPKP (FIFO)
Hasil Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
III.
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Untuk memperjelas indikator yang digunakan dalam penulisan ini akan diberikan suatu
rumusan mengenai definisi operasional, yaitu penjelasan secara operasional dan variabel-variabel
yang akan diteliti seperti pada uraian berikut.
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda adalah sebuah instansi yang bergerak dalam
bidang layanan kesehatan masyarakat yang berpusat di Jalan Palang Merah Indonesia,
Kecamatan Samarinda Ulu, Kelurahan Sidodadi, Samarinda, Kalimantan Timur. RSUD Abdul
Wahab Sjahranie ini mempunyai karyawan sekitar 1.254 tenaga kerja yang digolongkan
berdasarkan keahlian masing-masing. Dalam aktivitas sehari-hari RSUD Abdul Wahab Sjahranie
menyediakan Pelayanan Medis dan Pelayanan Penunjang Medis, meliputi apotek 24 jam dll.
Dalam penelitian ini, perlakuan akuntansi untuk persediaan barang dagang hanya meliputi
metode pencatatan dan penilaian persediaan obat-obatan.
Metode pencatatan adalah cara memperlakukan dan membukukan setiap terjadinya
perubahan persediaan obat-obatan. Dalam hal ini metode pencatatan yang diterapkan oleh RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda menggunakan sistem pencatatan perpetual.
Metode penilaian adalah cara perusahaan menentukan atau menilai persediiaan suatu
barang dalam hal ini adalah obat-obatan. Metode penilaian persediaan yang digunakan adalah
metode First In First Out (FIFO).
Untuk pengukuran persediaan dalam RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda adalah
berdasarkan Nilai Sekarang (Present Value), aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih
dimasa depan yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih diimasa depan yang didiskontokan ke nilai
sekarang yang diharapkan bersih adalah taksiran harga jual dikurangi dengan taksiran biaya
untuk membuat barang-barang tersebut siap jual dan taksiran biaya penjualan.
Dengan adanya perlakuan akuntansi untuk persediaan barang dagang yang dilakukan oleh
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang meliputi pencatatan dan penilaian tentunya akan
mempengaruhi laporang keuangan, khususnya pada laporan posisi keuangan dan laporan
aktivitas atau laporan aktivitas (laba rugi). Informasi dari laporan keuangan ini digunakan untuk
mengetahui hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.
Standar Akuntansi yang menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan No. 05 yang mengatur tentang persediaan.
B. Jenis dan Sumber Data
Adapun rincian data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini antara lain :
1. Gambaran umum atau Sejarah Berdirinya RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
2. Struktur Organisasi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
3. Daftar pembelian pada bulan Januari s/d Desember 2011.
4. Daftar penjualan pada bulan Januari s/d Desember 2011.
5. Daftar persediaan obat-obatan bulan Januari s/d Desember 2011.
6. Laporan laba rugi dan neraca tahun 2011.
7. Data lain yang relevan yang diperlukan dalam penelitian ini
D. Jangkauan Penelitian
Dalam usaha untuk memperoleh data yang dapat menunjang penelitian ini, maka penulis
melakukan penelitian di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang beralamat di jalan
Palang Merah Indonesia, Kecamatan Samarinda Ulu, Kelurahan Sidodadi, Samarinda,
Kalimantan Timur.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, maka penelitian ini hanya menjangkau
sistem pencatatan perpetual dan penilaian persediaan berdasarkan metode First In First Out
(FIFO). Adapun pengambilan data dilakukan selama satu periode akuntansi yaitu dari bulan
Januari sampai dengan Desember 2011.
E. Analisis Data
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat analisis sebagai unsur terpenting dimana
penentuan atas alat analisis dilakukan secara tepat agar permasalahan yang dihadapi dapat diukur
dan dipecahkan.
Untuk melakukan analisis terhadap perlakuan akuntansi persediaan obat-obatan pada
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, maka penulis menggunakan alat analisis deskriptif,
yaitu metode analisis dengan cara membandingkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
Nomor 05 tentang persediaan barang dagang dengan perlakuan akuntansi persediaan obat-obatan
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dengan menggunakan sistem pencatatan perpetual
dan penilaian persediaan berdasarkan metode First In First Out (FIFO) .
Jumlah
Biaya
Nama Obat
Harga
Total
Rp
1,026
Rp
841
Rp
18,150
Rp
770
Rp
68,970
Rp 819,500
Rp
72
Rp
242
Rp
1,210
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
0
2,154,600
2,354,800
3,212,550
4,081,000
1,862,190
2,458,500
691,200
1,210,000
1,331,000
19,355,840
Nama Obat
Jumlah
Harga
(Unit)
Analsik
23,257
Rp
Biosanbe
4,877
Cedantron 8 mg
Cefadroxil 500 mg
Total
Rp
1,001
Rp
23,280,257
Rp
841
Rp
4,101,557
94
Rp
18,150
Rp
1,706,100
43,871
Rp
770
Rp
33,780,670
Fleet Enema
33
Rp
68,970
Rp
2,276,010
Guardix Sol
Rp
819,500
Rp
4,917,000
ISDN 5 mg
6,517
Rp
72
Rp
469,224
277,400
Rp
89
Rp
24,688,600
Sanmol
19,924
Rp
242
Rp
4,821,608
10
Valdimex 5 mg
17,493
Rp
1,210
Rp
21,166,530
Total
393,472
Sumber : RSUD AW. Sjahranie Samarinda
Tabel 4.14
Rp 121,207,556
No.
Nama Obat
Jumlah (Unit )
Analsik
13,701
Biosanbe
20,923
Cedantron 8 mg
1,002
Cefadroxil 500 mg
67,615
Fleet Enema
216
Guardix Sol
78
ISDN 5 mg
23,083
Sanmol
40,076
10
Valdimex 5 mg
2,607
Total
Sumber : RSUD AW. Sjahranie Samarinda
410
169,692
Tabel 4.25
No.
Nama Obat
Jumlah (Unit)
Jumlah
410
Rp
543,004,000
Analsik
34,800
Rp
34,969,800
Biosanbe
23,000
Rp
19,343,000
Cedantron 8 mg
900
Rp
16,335,000
Cefadroxil 500 mg
103,800
Rp
79,926,000
Fleet Enema
222
Rp
15,311,340
Guardix Sol
81
Rp
66,379,500
ISDN 5 mg
298,000
Rp
26,182,000
Sanmol
55,000
Rp
13,310,000
10
Valdimex 5 mg
19,000
Rp
22,990,000
Total
535,213
Sumber : RSUD AW. Sjahranie Samarinda
Rp
837,750,640
B. Hasil Analisis
Tabel 4.47 Daftar Perbandingan Persediaan Akhir Obat-obatan menurut perhitungan.
Menurut RSUD Abdul Wahab Sjahranie
No.
Nama Obat
Jumlah
Harga
(Unit)
1
Jumlah
Total
Rp
Rp
Analsik
23,257
Rp
1,001
Rp
Biosanbe
4,877
Rp
841
Cedantron 8 mg
94
Rp
Cefadroxil 500 mg
43,871
Fleet Enema
Guardix Sol
ISDN 5 mg
Menurut Perhitungan
Harga
(Unit)
-
Rp
23,280,257
23,257
Rp
1,001
Rp
4,101,557
4,877
Rp
18,150
Rp
1,706,100
94
Rp
770
Rp
33,780,670
33
Rp
68,970
Rp
Rp 819,500
6,517
Rp
277,400
Rp
Rp 23,280,257
Rp
841
Rp
4,101,557
Rp
Rp
18,150
Rp
1,706,100
Rp
53,871
Rp
770
10,000
Rp
2,276,010
33
Rp
68,970
Rp
2,276,010
Rp
Rp
4,917,000
10
Rp 819,500
Rp
8,195,000
Rp
3,278,000
72
Rp
469,224
136,517
Rp
72
Rp
9,829,224
130,000
Rp
9,360,000
Rp
89
Rp
24,688,600
278,000
Rp
89
Rp 24,742,000
600
Rp
53,400
Rp
Rp
Rp 20,391,400
19,924
Rp
242
Rp
4,821,608
19,924
Rp
242
10
Valdimex 5 mg
17,493
Rp
1,210
Rp
21,166,530
17,493
Rp
1,210
Rp 121,207,556
534,076
Rp
Total
(Unit)
0
Sanmol
393,472
Jumlah
Total
Jumlah
Perbedaan
Rp 41,480,670
Rp
4,821,608
Rp 21,166,530
Rp 141,598,956
140,604
7,700,000
-
Tabel 4.49 Perbandingan Neraca RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda menurut
perhitungan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2011
Keterangan
Menurut RSUD AWS
Menurut Perhitungan
ASET
ASET LANCAR:
Kas dan setara kas
Rp
95,323,109,935
Rp
95,323,109,935
Piutang Usaha
Rp
35,512,581,510
Rp
35,512,581,510
Penyisihan Piutang
Rp
(3,450,094,379)
Rp
(3,450,094,379)
Persediaan
Rp
5,667,903,661
Rp
5,688,295,061
Jumlah Aset Lancar
Rp 133,053,500,727
Rp
133,073,892,127
ASET TIDAK LANCAR:
Aset Tetap
Tanah
Rp
3,012,023,200
Rp
3,012,023,200
Bangunan dan Gedung
Rp
430,986,854,098
Rp
430,986,854,098
Peralatan dan Mesin
Rp
184,469,895,368
Rp
184,469,895,368
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Rp
642,774,500
Rp
642,774,500
Aset Tetap Lainnya
Rp
48,152,955
Rp
48,152,955
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Rp (153,032,572,486)
Rp
(153,032,572,486)
Nilai Buku
Rp 466,127,127,635
Rp
466,127,127,635
Aset Lain-lain
Kas yang dibatasi penggunaannya
Rp
8,763,663,957
Rp
8,763,663,957
Aset Tetap Non Produktif
Rp
8,064,944,296
Rp
8,064,944,296
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Non Produktif
Rp
(1,861,312,735)
Rp
(1,861,312,735)
Nilai Buku
Rp
14,967,295,518
Rp
14,967,295,518
JUMLAH ASET
Rp
614,147,923,880
Rp
614,168,315,280
Rp
Rp
Rp
Rp
10,617,848,166
9,078,354,137
715,673,433
20,411,875,736
Rp
Rp
Rp
Rp
10,617,848,166
9,078,354,137
715,673,433
20,411,875,736
Rp
Rp
Rp
219,667,175,740
284,504,564,408
89,564,307,996
Rp
Rp
Rp
219,667,175,740
284,504,564,408
89,584,699,396
-
Rp
593,736,048,144
Rp
593,756,439,544
Rp
614,147,923,880
Rp
614,168,315,280
Rp
Rp
51,325,105,050
51,325,105,050
Rp
Rp
51,325,105,050
51,325,105,050
Rp
Rp
Rp
7,103,994,384
399,180.229
7,503,174,613
Rp
Rp
Rp
7,103,994,384
399,180.229
7,503,174,613
Rp
Rp
Rp
1,179,801,596
4,067,535,102
5,247,336,698
Rp
1,179,801,596
Rp
4,067,535,102
Rp
5,247,336,698
Lanjut kehalaman berikutnya
Rp
879,502,910
Rp
879,502,910
Rp
Rp
844,824,000
1,724,326,910
Rp
Rp
844,824,000
1,724,326,910
Rp
Rp
Rp
1,974,653,105
1,014,528,193
2,989,181,298
Rp
Rp
Rp
1,974,653,105
1,014,528,193
2,989,181,298
Rp
Rp
Rp
36,798,606,704
889,156,713
37,687,763,417
Rp
Rp
Rp
36,798,606,704
889,156,713
37,687,763,417
Rp
248,820,315,572
Rp
248,799.924.172
Rp
1,882,470,000
Rp
1,882,470,000
Rp
Rp
3,049,786,564
4,932,256,564
Rp
Rp
3,049,786,564
4,932,256,564
Rp
1,817,956,290
Rp
1,817,956,290
Rp
Rp
1,969,194,120
3,787,152,410
Rp
Rp
1,969,194,120
3,787,152,410
Rp
8,719,408,974
Rp
8,719,408,974
Rp
Rp
24,603,994
24,603,994
Rp
Rp
24,603,994
24,603,994
Rp
89,564,307,996
Rp
89,584,699,396
Rp
89,564,307,996
Rp
89,584,699,396
Rp
(95,837,971,251)
Rp
(95,858,362,651)
Dari hasil perhitungan diatas terlihat jumlah persediaan pada Neraca dan jumlah
Biaya Pemakaian Bahan (Obat-obatan) menjadi turun sebesar Rp 20.391.400. Selain itu
jumlah Surplus pada akhir tahun 2011 juga mengalami kenaikan yaitu sebelumnya Rp
89.564.307.996 menjadi Rp 89.584.699.396 hal ini sebabkan adanya pembelian yang tidak
tercatat tersebut.
2.0.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dikemukakan terlihat jelas perbedaan antara
perhitungan menurut RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dan menurut perhitungan
yang telah dilakukan penulis, berikut uraian-uraian hasil perhitungan tersebut:
2.2.1. Albumin Human 100 ml
Persediaan akhir pada kartu persediaan Albumin Human 100 ml menurut Rumah
Sakit dan menurut perhitungan penulis dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember
2011 tidak memiliki perbedaan, yaitu nilai persediaan akhir Albuman Human 100 ml
sebesar 0.
2.2.2. Analsik
Pada kartu persediaan Analsik nilai persediaan akhir dari bulan Januari sampai
dengan bulan Desember 2011 tidak memiliki perbedaan, yaitu dengan nilai persediaan
akhir sebesar Rp 23.280.257.
2.2.3. Biosanbe
Nilai persediaan akhir Biosanbe dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember
2011 menurut Rumah Sakit dan menurut penulis tidak memiliki perbedaan. Yaitu dengan
nilai persedian akhir Biosanbe bulan Desember sebesar Rp 4.101.557.
2.2.4. Cedantron 8 mg
Nlai persediaan akhir pada kartu persediaan Cedantron 8 mg dari bulan Januari
sampai dengan bulan Desember 2011 menurut Rumah Sakit dengan menurut penulis tidak
memiliki perbedaan, yaitu nilai persediaan akhir Cedantron 8 mg bulan Desember 2011
sebesar Rp 1.706.100.
2.2.5. Cefadroxil 500 mg
Nilai persediaan akhir pada kartu persediaan Cefadroxil 500 mg dari bulan Januari
sampai dengan bulan Juni 2011 tidak memiliki perbedaan, akan tetapi nilai persediaan
akhir pada bulan Juli menurut Rumah Sakit dan perhitungan penulis terdapat perbedaan.
Dimana nilai persediaan akhir menurut Rumah Sakit pada bulan Juli sebesar Rp 2.398.550
sedangkan menurut perhitungan penulis Rp 10.098.550, selisih ini terjadi karena adanya
pembelian yang tidak tercatat pada tanggal 11 Juli 2011 sebanyak 10.000 tablet. Karena
terdapat perbedaan tersebut, sehingga menyebabkan perbedaan nilai persediaan akhir pada
bulan berikutnya yaitu bulan Agustus sampai dengan Desember 2011.
Untuk melihat perbedaan persediaan akhir antara Rumah Sakit dan perhitungan
penulis adalah sebagai berikut:
Tabel 4.51
V. PENUTUP
2.1.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian, analisis dan pembahasan maka dari penulisan skripsi ini
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda menggunakan metode MPKP (Masuk
Pertama Keluar Pertama) atau FIFO (First In First Out) untuk menilai persediaan
obat-obatannya. Metode FIFO ini didasarkan atas asumsi Rumah Sakit untuk
menghitung harga pokok per unit untuk setiap jenis obat-obatan pada setiap kali
pembelian dan harga pokok per unit tersebut dijadikan dasar untuk menetukan harga
pokok penjualan dan nilai persediaan obat-obatan.
2. Berdasarkan metode penilaian persediaan harga pokok FIFO (First In First Out)
perpetual, maka diperoleh selisih nilai persediaan akhir yaitu sebanyak 140.604 unit
sebesar Rp 20.391.400. Hal ini disebabkan karena adanya pembelian yang tidak
tercatat antara lain Cefadroxil 500 mg sebanyak 10.000 tablet dengan harga Rp.
7.700.000, Guardix Sol sebanyak 4 botol dengan harga Rp. 3.278.000 dan ISDN 5 mg
sebanyak 130.600 tablet dengan harga Rp.9.413.400. Karena terdapat beberapa
pencatatan yang tidak rutin tersebut sehingga berdampak pada Laporan Neraca tahun
2011 dan Persediaan Awal pada tahun selanjutnya. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwasanya sistem pencatatan yang diterapkan oleh RSUD AWS belum
sepenuhnya sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.
05.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
kedepannya berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas yaitu:
1. Sebaiknya melakukan pencatatan persediaan secara teratur dan konsisten terhadap
bersediaan obat-obatan yang masuk dan keluar serta pada saat terjadinya retur
penjualan sehingga dapat meminimalisir adanya transaksi yang tidak tercatat.
2. Adanya pengawasan dan pelaporan secara rinci kepada bagian Gudang Farmasi,
bagian Akuntansi dan Instalasi Farmasi terkait pembelian dan penjualan obatobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama, BPPE UGM,
Yogyakarta.
Carl, S Warren dan Reeve, 2005. Pengantar Akuntansi 1. Salemba Empat. Jakarta.
, 2006. Accounting, 18 Edition. South-Western Publishing Co.
Cincinnati, Ohio.
, 2012. Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Salemba Empat.
Jakarta.
Ghozali, I. dan A. Chairi . 2006. Teori Akuntansi. Semarang. UNDIP.
Horngren, Charles T. 2006. Akuntansi. Jilid I, Edisi 6. Index. Jakarta.
http://andicarissa.wordpress.com/2011/12/21/perhitungan-nilai-persediaan-dengan-metode-fifodan-lifo, Diakses tanggal 29 juli 2012.
http://rsudaws.com/, Diakses tanggal 26 Desember 2012.
http://pafi-blog.info/wp-content/uploads/2012/03/harga-eceran-tertinggi-obat-generik-tahun2012.pdf, Diakses tanggal 17 Januari 2013.
Jusuf, Al Haryono. 2003. Dasar-dasar Akuntansi. Edisi 6 Jilid 1. BPSTIE YKPN. Yogyakarta.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010. Per oktober 2010. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Standar Akuntansi Keuangan, per 31 oktober 2009,
Salemba Empat. Jakarta.
Margaretha, Farah. 2005. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan, Investasi dan Sumber
Dana Jangka Pendek. Grasindo. Jakarta.
Maria, Evi. 2007. Akuntansi Untuk Rumah Sakit Jasa. Gava Media. Yogyakarta.
Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.
Nafarin, M. 2004. Akuntansi. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Samryn, LM. 2002. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar. Edisi Pertama Cetakan Kedua. PT
Rajagarfindo Persada. Jakarta.
Sugiono. 2008. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung.
Toruan, Rico P Lumban. 2008. Analisis Penerapan Akuntansi Persediaan Berdsarkan PSAK
No. 14 Pada PT Electronic City Indonesia Cab. Medan . Skripsi, Medan : Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatra Utara.