Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PERSEDIAAN OBAT-OBATAN

PADA RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA


Arniati (Arniati.nurdin@yahoo.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Dwi Risma Deviyanti
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Dhina Mustika Sari (dhinarahman@gmail.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Abstrak
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda merupakan instansi pemerintah yang bertujuan memberikan pelayanan
kepada masyarakat tanpa mengutamakan keuntungan. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian adalah
bagaimana Perlakuan Pencatatan dan Penilaian Persediaan Obat-obatan Pada RSUD AWS berdasarkan Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 05. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
perlakuan akuntansi persediaan obat-obatan dengan mengacu pada PSAP no. 05 serta untuk mengetahui besarnya
nilai persediaan akhir obat-obatan per 31 Desember 2011 . Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa RSUD
AWS menggunakan metode perpetual sebagai metode pencatatan persediaan dan metode First In First Out (FIFO)
untuk menilai persediaan obat-obatannya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat selisih persediaan akhir obatobatan sebanyak 140.604 tablet sebesar Rp.20.391.400. Perbedaan ini disebabkan karena adanya pencatatan yang
tidak teratur sehingga mengakibatkan adanya transaksi-transaksi pembelian yang tidak tercatat. Hal ini berdampak
pada penyajian nilai persediaan akhir pada Neraca RSUD AWS. RSUD AWS telah menerapkan metode pencatatan
dan penilaian persediaan obat-obatan berdasarkan PSAP No. 05 akan tetapi belum maksimal dalam pelaksanaanya.
Saran yang diberikan, sebaiknya mencatat persediaan obat-obatan yang masuk dan keluar secara teratur dan
konsisten serta melakukan pemeriksaan kembali pencatatan persediaan obat-obatan dengan keadaan persediaan yang
ada sehingga dapat meminimalisir kemungkinan adanya transaksi yang tidak tercatat
Kata kunci : Akuntansi Persediaan, First In First Out , PSAP Nomor 05.
Abstract
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda is government institution which purposes to give servicing to the society
without profit priority. The problem of the study in this thesis is how is the treatments record-keeping and
assessment medical supply on RSUD AWS based on standard accounting government (PSAP) No. 05. The purpose
of this study is to know Accounting Treatment pharmaceutical Inventory refers to PSAP no. 05 and also to know
rate value of final pharmaceutical Inventory every December 31 st, 2011. Based on research result, it shows that
RSUD AWS use perpetual method as a record-keeping supply and First in First Out method (FIFO) to assess
pharmaceutical Inventory. It shows there is difference pharmaceutical Inventory final Inventory namely 140.604
tablets as big as Rp.20.391.400. The difference is caused by disorder of record-keeping so the effects there are some
purchasing transactions which are not recording. It impacts in value presentation of final Inventory on Neraca RSUD
AWS. RSUD AWS have been applied record-keeping method and assessment of pharmaceutical Inventory based on
PSAP No. 05 but its still not maximal in the implementation yet. The suggestions are it is better that well-ordered
and consistent records pharmaceutical Inventory which is come in and come out, and doing checkup again to
recording pharmaceutical product supply with the real supply so it can minimize the possibility there is transaction
which is not recorded.
Key words : Inventory Accounting, First in First Out , PSAP Number 05.

I.

Pendahuluan
A. Latar Belakang

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie Samarinda sebagai Badan
Layanan Umum Daerah adalah instansi di lingkungan pemerintahan yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keutungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.
Obat merupakan komponen pembiayaan terbesar dalam satu kali rawat inap pasien,
melalui strategi empat tepat (tepat diagnosa, tepat dosis, tepat obat, dan tepat pemberian)
sehingga pelayanan dan keamanan pasien dalam pemberian obat dapat terjamin. Walaupun
demikian tetap melakukan MESO (Monitoring Efek Samping Obat).
Dalam pencatatannya RSUD AW. Sjahranie Samarinda menerapkan sistem pencatatan
dengan menggunakan sistem perpetual, Dengan metode ini maka mutasi persediaan ketika terjadi
transaksi pembelian dan penjualan dapat selalu diketahui. sedangkan untuk penilaian
persediaanya menggunakan metode First In First Out (FIFO) yaitu untuk memperoleh harga
pokok persediaan yang akan dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya artinya apabila ada
penjualan atau pemakaian barang maka harga pokok yang dibebankan adalah harga pokok yang
paling terdahulu, disusul yang masuk berikutnya. Persediaan akhir dibebani harga pokok
terakhir.
Metode pencatatan persediaan obat-obatan yang diterapkan RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda belum sepenuhnya digunakan dengan benar. Hal ini tercermin dari kartu
persediaan yang ada, pada kartu persediaan tersebut ditemukan penjualan yang tidak dimutasi.
Sehingga timbul selisih jumlah persediaan obat-obatan pada persediaan akhir. Selain itu, hal
yang sering pula mengakibatkan selisih jumlah persediaan di akhir periode adalah pengembalian
obat dari pasien yang jangka waktunya lebih dari satu hari, sehingga pencatatan obat tersebut
sulit dilakukan dibagian entry system. Dalam pengembalian tersebut tidak dilakukan pencatatan
pada kartu persediaan sebagai penambahan jumlah persediaan akibat retur yang terjadi oleh depo
yang bersangkutan, tetapi hanya mencatat pengeluaran kas yang dilakukan yaitu dengan
mendebet akun Biaya Pengembalian Obat dan mengkredit akun Kas oleh bagian administrasi.
Sehingga, hal ini mempengaruhi jumlah harga pokok penjualan (HPP) menjadi lebih besar dan
mengakibatkan laba bersih yang dilaporkan pada laporan aktivitas/laba rugi menjadi lebih kecil
dari jumlah yang sesungguhnya. Selain itu, berdampak pula pada jumlah persediaan akhir yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan menjadi lebih kecil dibanding jumlah yang
sesungguhnya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah yaitu:
Apakah pencatatan dan penilaian persediaan obat-obatan pada RSUD AW. Sjahranie Samarinda
telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 05?.

C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi persediaan obat-obatan pada RSUD AW.
Sjahranie Samarinda telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
(PSAP) No. 05.
2. Untuk mengetahui besarnya nilai persediaan akhir obat-obatan per 31 Desember 2011
pada RSUD AW. Sjahranie Samarinda.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa masukan bagi pihakpihak yang berkepentingan, antara lain :
1. Sebagai informasi dan pertimbangan untuk menentukan pilihan yang tepat dalam
proses pengambilan keputusan atau kebijakan akuntansi terhadap persedian obatobatan oleh pihak manajemen rumah sakit demi kemajuan perusahaan dimasa yang
akan datang.
2. Sebagai bahan informasi dan wawasan bagi penulis dan dapat bermanfaat bagi
peneliti selanjutnya.
II. Tinjauan Teoretis
A. Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan pada dasarnya lebih bersifat spesifik terkait hal-hal yang
berhubungan dengan akun-akun yang terdapat dalam laporan keuangan. Implementasi
akuntansi keuangan di lapangan harus merujuk pada pedoman atau standar yang berlaku
yaitu dalam hal ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Menurut Donald E. Kieso (2002:3), akuntansi keuangan adalah Akuntansi keuangan
adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut
perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun
pihak ekternal. Pemakai laporan keuangan ini meliputi investor, kreditur, manajer, serikat
kerja, dan badan-badan pemerintah.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (2009), Laporan keuangan
adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebaian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang di percayakan kepada
mereka.
B.

Persediaan
Pengertian persediaan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 14 paragraf 05 (2009:14.2) adalah sebagai berikut :
Persediaan adalah asset :
a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;

b.dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau


c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.
Sedangkan menurut pengertian persediaan menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) No. 05 paragraf 05 (2010:05.2) adalah sebagai berikut :
Persediaan merupakan aset yang berupa:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah;
b.Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi;
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat;
d.Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan.\
1. Metode Pencatatan Persediaan
Baridwan (2004:151) menjelaskan bahwa terdapat 2 (dua) metode pencatatan
persediaan barang yaitu Metode Fisik dan Metode Buku (Perpetual).
a. Metode Fisik (Periodik)
Metode Fisik merupakan metode pencatatan persediaan yang tidak mengikuti mutasi
persediaan sehingga untuk mengetahui jumlah persediaan pada suatu saat tertentu
harus diadakan perhitungan fisik atas persediaan barang.
Metode ini biasa pula disebut dengan sistem persediaan periodik, karena
penentuan besarnya persediaan dilakukan setiap akhir periode akuntansi. Jika
perusahaan menggunakan metode ini, maka harus dilakukan perhitungan barang yang
masih tersisa pada akhir periode.
Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak dicatat dalam buku-buku.
Setiap penambahan persediaan dari pembelian barang dicatat dalam rekening
pembelian, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak
dicatat dalam kartu persediaan. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang
maka harga pokok penjualan tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok
penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung.
Masalah yang mungkin timbul jika menggunakan metode fisik yaitu jika
diinginkannya menyusun laporan keuangan jangka pendek (interim) misalnya
bulanan, yaitu keharusan mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang
apalagi jika persediaan tersebut memiliki jumlah dan jenis yang cukup banyak, maka
perlu waktu untuk menghitung persediaan, sehingga akan memperlambat laporan
keuangan.
b. Metode Buku (Perpetual)
Metode perpetual adalah metode pencatatan persediaan yang mengikuti mutasi
persediaan, baik kuantitasnya maupun harga pokoknya. Dalam sistem persediaan
perpetual digunakan catatan secara terus menerus yang menunjukkan jumlah
perediaan yang ada.
Dalam metode ini setiap jenis persediaan dibuatkan rekening masing-masing
yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu dapat
diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang

digunakan untuk mencatat persediaan ini dipakai untuk mencatat pembelian,


penjualan, dan saldo persediaan. Setiap perubahan persediaan diikuti dengan
pencatatan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui. Masingmasing kolom sdirinci untuk dinilai kuantitas dan harga perolehannya.
Penggunaan metode perpetual ini akan memudahkan dalam penyusunan neraca
dan laporan laba rugi jangka pendek, Karena tidak perlu lagi mengadakan
perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.
2. Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan
Dasar utama yang digunakan dalam akuntansi persediaan adalah harga pokok
(cost) yang dirumuskan sebagai harga yang dibayar atau yang dipertimbangkan untuk
memperoleh suatu aktiva. Dalam hubungannya dengan persediaan, harga pokok
adalah jumlah semua pengeluaran-pengeluaran langsung atau tidak langsung yang
berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan persediaan tersebut agar
dapat dijual.
Untuk dapat menghitung harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan
akhir, dapat digunakan beberapa metode yang nantinya salah satu dari metode
tersebut akan menjadi alat anlisis perhitungan dalam penulisan ini.
Beberapa metode penentuan harga pokok persedian yang dikemukakan oleh
Baridwan (2004:158) diantaranya yaitu :
a. Identifikasi khusus
b. Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
1) FIFO Metode Fisik
2) FIFO Metode Perpetual
c. Masuk Pertama Keluar Terakhir (LIFO)
1) LIFO Metode Fisik
2) LIFO Metode Perpetual
d. Rata-rata
1) Rata-rata Fisik ;
2) Metode Rata-rata Tertimbang (weighted average method)
3) Rata-rata Perpetual ;
4) Metode Rata-rata Bergerak (moving average method)
e. Persediaan Besi / Minimum
f. Biaya Standar
g. Harga Pokok Rata-rata Sederhana (simple Average)
h. Harga Beli Terakhir (Latest Purchase Price)
i. Metode Nilai Penjualan Relatif
j. Metode Biaya Variabel (Direct Costing)

C. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 05 Tentang Persediaan.


Paragraf 04.
Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar dengan
pengertian :

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau social di masa
depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alas
an sejarah dan budaya.
Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang memahami
dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Perusahaan Negara/daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki
oleh pemerintah pusat/daerah.
Paragraf 05.
Persediaan merupakan aset yang berupa:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah;
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi;
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat;
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan.
Paragraf 06.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk
digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai
seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
Paragraf 17.
Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan:
a. Metode sistematis seperti FIFO atau rata-rata tertimbang;
b. Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan
bermacam-macam jenis.
PENGUNGKAPAN
Paragraf 26.
Laporan keuangan mengungkapkan:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;
b. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam
pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi,
barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang
masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat; dan
c. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.

TANGGAL EFEKTIF
Paragraf 27.
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini berlaku efektif untuk laporan
keuangan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran mulai tahun anggaran 2010.
Paragraf 28.
Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP ini, entitas untuk laporan
dapat menerapkan PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah
Anggaran 2010.
C. Kerangka Konsep
Untuk memberikan gambaran terhadap alur pemikiran penelitian agar lebih jelas, maka
akan dijelaskan sebagai berikut:
Analisis Penerapan Akuntansi Persediaan
Obat-obatan Pada RSUD AW. Sjahranie
Samarinda

Pernyataan Standar Akuntansi


Pemerintahan (PSAP) No. 05 dan
teori akuntansi mengenai
persediaan barang dagang

Perlakuan Akuntansi Persediaan


Obat-obatan pada RSUD AW.
Sjahranie Samarinda

Rumusan Masalah :
Apakah pencatatan dan penilaian persediaan obat - obatan pada
RSUD AW. Sjahranie Samarinda telah sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 05?.

Alat Analisis :
1. Metode Pencatatan Perpetual
2. Metode Penilaian Persediaan
MPKP (FIFO)

Hasil Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

III.

METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional

Untuk memperjelas indikator yang digunakan dalam penulisan ini akan diberikan suatu
rumusan mengenai definisi operasional, yaitu penjelasan secara operasional dan variabel-variabel
yang akan diteliti seperti pada uraian berikut.
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda adalah sebuah instansi yang bergerak dalam
bidang layanan kesehatan masyarakat yang berpusat di Jalan Palang Merah Indonesia,
Kecamatan Samarinda Ulu, Kelurahan Sidodadi, Samarinda, Kalimantan Timur. RSUD Abdul
Wahab Sjahranie ini mempunyai karyawan sekitar 1.254 tenaga kerja yang digolongkan
berdasarkan keahlian masing-masing. Dalam aktivitas sehari-hari RSUD Abdul Wahab Sjahranie
menyediakan Pelayanan Medis dan Pelayanan Penunjang Medis, meliputi apotek 24 jam dll.
Dalam penelitian ini, perlakuan akuntansi untuk persediaan barang dagang hanya meliputi
metode pencatatan dan penilaian persediaan obat-obatan.
Metode pencatatan adalah cara memperlakukan dan membukukan setiap terjadinya
perubahan persediaan obat-obatan. Dalam hal ini metode pencatatan yang diterapkan oleh RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda menggunakan sistem pencatatan perpetual.
Metode penilaian adalah cara perusahaan menentukan atau menilai persediiaan suatu
barang dalam hal ini adalah obat-obatan. Metode penilaian persediaan yang digunakan adalah
metode First In First Out (FIFO).
Untuk pengukuran persediaan dalam RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda adalah
berdasarkan Nilai Sekarang (Present Value), aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih
dimasa depan yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih diimasa depan yang didiskontokan ke nilai
sekarang yang diharapkan bersih adalah taksiran harga jual dikurangi dengan taksiran biaya
untuk membuat barang-barang tersebut siap jual dan taksiran biaya penjualan.
Dengan adanya perlakuan akuntansi untuk persediaan barang dagang yang dilakukan oleh
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang meliputi pencatatan dan penilaian tentunya akan
mempengaruhi laporang keuangan, khususnya pada laporan posisi keuangan dan laporan
aktivitas atau laporan aktivitas (laba rugi). Informasi dari laporan keuangan ini digunakan untuk
mengetahui hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.
Standar Akuntansi yang menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan No. 05 yang mengatur tentang persediaan.
B. Jenis dan Sumber Data
Adapun rincian data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini antara lain :
1. Gambaran umum atau Sejarah Berdirinya RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
2. Struktur Organisasi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
3. Daftar pembelian pada bulan Januari s/d Desember 2011.
4. Daftar penjualan pada bulan Januari s/d Desember 2011.
5. Daftar persediaan obat-obatan bulan Januari s/d Desember 2011.
6. Laporan laba rugi dan neraca tahun 2011.
7. Data lain yang relevan yang diperlukan dalam penelitian ini

C. Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian dari penulisan skripsi ini,
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Penelitian yang digunakan menggunakan penelitian berdasarkan hasil dokumentasi dan
Interview pada RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

D. Jangkauan Penelitian
Dalam usaha untuk memperoleh data yang dapat menunjang penelitian ini, maka penulis
melakukan penelitian di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang beralamat di jalan
Palang Merah Indonesia, Kecamatan Samarinda Ulu, Kelurahan Sidodadi, Samarinda,
Kalimantan Timur.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, maka penelitian ini hanya menjangkau
sistem pencatatan perpetual dan penilaian persediaan berdasarkan metode First In First Out
(FIFO). Adapun pengambilan data dilakukan selama satu periode akuntansi yaitu dari bulan
Januari sampai dengan Desember 2011.
E. Analisis Data
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat analisis sebagai unsur terpenting dimana
penentuan atas alat analisis dilakukan secara tepat agar permasalahan yang dihadapi dapat diukur
dan dipecahkan.
Untuk melakukan analisis terhadap perlakuan akuntansi persediaan obat-obatan pada
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, maka penulis menggunakan alat analisis deskriptif,
yaitu metode analisis dengan cara membandingkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
Nomor 05 tentang persediaan barang dagang dengan perlakuan akuntansi persediaan obat-obatan
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dengan menggunakan sistem pencatatan perpetual
dan penilaian persediaan berdasarkan metode First In First Out (FIFO) .

Untuk menjelaskan penilaian persediaan tersebut digunakan contoh kartu persediaan


berikut :
Tabel 3.2.
Kartu Persediaan Barang (First In First Out)
KARTU PERSEDIAAN BARANG
NAMA BARANG :
KODE BARANG :
MODEL NO.
:`
KODE REKENING :
PEMBELIAN
HPP
SALDO
TGL
Biaya
Jumlah
Biaya
Jumlah
Biaya
Unit
Unit
Unit
Per Unit
Biaya
Per Unit
Biaya
Per Unit

Jumlah
Biaya

Sumber data : Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia (Reeve dkk 2012:349)


IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Instansi
Pendirian Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjaharnie Samarinda yang dahulunya
sempat beberapa kali berubah nama ini bermula dari tercetusnya keinginan untuk menjaga
kesehatan warga Belanda dan kaum Pribumi secata terbatas, maka pada tahun 1933 dibangunlah
sebuah rumah sakit. Dikarenakan rumah sakit tersebut kepunyaan Kerajaan Kutai, sehingga
diberi nama Landschap Hospital (rumah sakit kerajaan). Kemudian pada tanggal 22 Februari
1986 diresmikan dengan nama Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjachranie untuk mengenang
jasa-jasa Brigjend. Purn. Abdul Wahab Sjachranie.
Tabel 4.2 Persediaan Awal Bulan Januari 2011
Jumlah
(Unit)
1 Albumin Human 100 ml
0
2 Analsik
2,100
3 Biosanbe
2,800
4 Cedantron 8 mg
177
5 Cefadroxil 500 mg
5,300
6 Fleet Enema
27
7 Guardix Sol
3
8 ISDN 5 mg
9,600
9 Sanmol
5,000
10 Valdimex 5 mg
1,100
Total
26,107
Sumber : RSUD AW. Sjahranie Samarinda
No.

Nama Obat

Harga

Total

Rp
1,026
Rp
841
Rp
18,150
Rp
770
Rp
68,970
Rp 819,500
Rp
72
Rp
242
Rp
1,210

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

0
2,154,600
2,354,800
3,212,550
4,081,000
1,862,190
2,458,500
691,200
1,210,000
1,331,000
19,355,840

Tabel 4.3 Persediaan Akhir Bulan Desember 2011


No.

Nama Obat

Jumlah

Harga

(Unit)

Albumin Human 100 ml

Analsik

23,257

Rp

Biosanbe

4,877

Cedantron 8 mg

Cefadroxil 500 mg

Total
Rp

1,001

Rp

23,280,257

Rp

841

Rp

4,101,557

94

Rp

18,150

Rp

1,706,100

43,871

Rp

770

Rp

33,780,670

Fleet Enema

33

Rp

68,970

Rp

2,276,010

Guardix Sol

Rp

819,500

Rp

4,917,000

ISDN 5 mg

6,517

Rp

72

Rp

469,224

277,400

Rp

89

Rp

24,688,600

Sanmol

19,924

Rp

242

Rp

4,821,608

10

Valdimex 5 mg

17,493

Rp

1,210

Rp

21,166,530

Total
393,472
Sumber : RSUD AW. Sjahranie Samarinda
Tabel 4.14

Rp 121,207,556

Rekapan Daftar Penjualan obat-obatan dari bulan Januari sampai


dengan bulan Desember 2011

No.

Nama Obat

Jumlah (Unit )

Albumin Human 100 ml

Analsik

13,701

Biosanbe

20,923

Cedantron 8 mg

1,002

Cefadroxil 500 mg

67,615

Fleet Enema

216

Guardix Sol

78

ISDN 5 mg

23,083

Sanmol

40,076

10

Valdimex 5 mg

2,607

Total
Sumber : RSUD AW. Sjahranie Samarinda

410

169,692

Tabel 4.25

Rekapan Daftar Harga Pokok Pembelian obat-obatan dari bulan


Januari sampai dengan bulan Desember 2011

No.

Nama Obat

Jumlah (Unit)

Jumlah

410

Rp
543,004,000

Albumin Human 100 ml

Analsik

34,800

Rp

34,969,800

Biosanbe

23,000

Rp

19,343,000

Cedantron 8 mg

900

Rp

16,335,000

Cefadroxil 500 mg

103,800

Rp

79,926,000

Fleet Enema

222

Rp

15,311,340

Guardix Sol

81

Rp

66,379,500

ISDN 5 mg

298,000

Rp

26,182,000

Sanmol

55,000

Rp

13,310,000

10

Valdimex 5 mg

19,000

Rp

22,990,000

Total
535,213
Sumber : RSUD AW. Sjahranie Samarinda

Rp

837,750,640

B. Hasil Analisis
Tabel 4.47 Daftar Perbandingan Persediaan Akhir Obat-obatan menurut perhitungan.
Menurut RSUD Abdul Wahab Sjahranie
No.

Nama Obat

Jumlah

Harga

(Unit)
1

Albumin Human 100 ml

Jumlah

Total

Rp

Rp

Analsik

23,257

Rp

1,001

Rp

Biosanbe

4,877

Rp

841

Cedantron 8 mg

94

Rp

Cefadroxil 500 mg

43,871

Fleet Enema

Guardix Sol

ISDN 5 mg

Menurut Perhitungan
Harga

(Unit)
-

Rp

23,280,257

23,257

Rp

1,001

Rp

4,101,557

4,877

Rp

18,150

Rp

1,706,100

94

Rp

770

Rp

33,780,670

33

Rp

68,970

Rp

Rp 819,500

6,517

Rp

277,400

Rp

Rp 23,280,257

Rp

841

Rp

4,101,557

Rp

Rp

18,150

Rp

1,706,100

Rp

53,871

Rp

770

10,000

Rp

2,276,010

33

Rp

68,970

Rp

2,276,010

Rp

Rp

4,917,000

10

Rp 819,500

Rp

8,195,000

Rp

3,278,000

72

Rp

469,224

136,517

Rp

72

Rp

9,829,224

130,000

Rp

9,360,000

Rp

89

Rp

24,688,600

278,000

Rp

89

Rp 24,742,000

600

Rp

53,400

Rp

Rp
Rp 20,391,400

19,924

Rp

242

Rp

4,821,608

19,924

Rp

242

10

Valdimex 5 mg

17,493

Rp

1,210

Rp

21,166,530

17,493

Rp

1,210

Sumber: Data Diolah

Rp 121,207,556

534,076

Rp

Total

(Unit)
0

Sanmol

393,472

Jumlah

Total

Jumlah

Perbedaan

Rp 41,480,670

Rp

4,821,608

Rp 21,166,530
Rp 141,598,956

140,604

7,700,000
-

Tabel 4.49 Perbandingan Neraca RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda menurut
perhitungan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2011
Keterangan
Menurut RSUD AWS
Menurut Perhitungan
ASET
ASET LANCAR:
Kas dan setara kas
Rp
95,323,109,935
Rp
95,323,109,935
Piutang Usaha
Rp
35,512,581,510
Rp
35,512,581,510
Penyisihan Piutang
Rp
(3,450,094,379)
Rp
(3,450,094,379)
Persediaan
Rp
5,667,903,661
Rp
5,688,295,061
Jumlah Aset Lancar
Rp 133,053,500,727
Rp
133,073,892,127
ASET TIDAK LANCAR:
Aset Tetap
Tanah
Rp
3,012,023,200
Rp
3,012,023,200
Bangunan dan Gedung
Rp
430,986,854,098
Rp
430,986,854,098
Peralatan dan Mesin
Rp
184,469,895,368
Rp
184,469,895,368
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Rp
642,774,500
Rp
642,774,500
Aset Tetap Lainnya
Rp
48,152,955
Rp
48,152,955
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Rp (153,032,572,486)
Rp
(153,032,572,486)
Nilai Buku
Rp 466,127,127,635
Rp
466,127,127,635
Aset Lain-lain
Kas yang dibatasi penggunaannya
Rp
8,763,663,957
Rp
8,763,663,957
Aset Tetap Non Produktif
Rp
8,064,944,296
Rp
8,064,944,296
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Non Produktif
Rp
(1,861,312,735)
Rp
(1,861,312,735)
Nilai Buku
Rp
14,967,295,518
Rp
14,967,295,518

JUMLAH ASET

Rp

614,147,923,880

Rp

614,168,315,280

Lanjut kehalaman berikutnya

Lanjutan format perbandingan Laporan Aktivitas RSUD AWS menurut perhitungan


KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN JANGKA
PENDEK
Utang Usaha
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Lain-lain
Jumlah Kewajiban
EKUITAS
Ekuitas Tidak MENGIKAT
Ekuitas Awal
Surplus & Defisit Tahun Lalu
Surplus & Defisit Tahun Berjalan
Ekuitas Terikat Permanen
Jumlah Ekuitas
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
Sumber : Data Diolah

Rp
Rp
Rp
Rp

10,617,848,166
9,078,354,137
715,673,433
20,411,875,736

Rp
Rp
Rp
Rp

10,617,848,166
9,078,354,137
715,673,433
20,411,875,736

Rp
Rp
Rp

219,667,175,740
284,504,564,408
89,564,307,996

Rp
Rp
Rp

219,667,175,740
284,504,564,408
89,584,699,396
-

Rp

593,736,048,144

Rp

593,756,439,544

Rp

614,147,923,880

Rp

614,168,315,280

Tabel 4.50 Perbandingan Laporan Aktivitas RSUD AWS menurut perhitungan


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA
LAPORAN AKTIVITAS
TAHUN BUKU YANG BERAKHIR PER 31 DESEMBER 2011
Keterangan
Menurut RSUD AWS
Menurut Perhitungan
A. PENDAPATAN
A.1 Pendapatan Jasa Layanan
- Pendapatan Jasa Layanan
Rp
156,895,428,755
Rp
156,895,428,755
Jumlah Pendapatan Jasa Layanan
Rp
35,512,581,510
Rp
35,512,581,510
A.2 Pendapatan APBN
- Investasi
Rp
37,425,900,000
Rp
37,425,900,000
Jumlah Pendapatan APBN
Rp
37,425,900,000
Rp
37,425,900,000
A.2 Pendapatan APBD
- Operasional
Rp
84,132,329,785
Rp
84,132,329,785
Rp
63,844,049,463
Rp
63,844,049,463
- Investasi
Jumlah Pendapatan APBD
Rp
147,976,379,248
Rp
147,976,379,248
A.3 Pendapatan Lain-lain
Rp
4,830,928,535
Rp
4,830,928,535
Jumlah Pendapatan (A.1+A.2+A.3)
Rp
347,128,636,538
Rp
347,128,636,538
B. BEBAN
B.1 BEBAN LAYANAN
B.1.1 Beban Pegawai
B.1.1.1 Beban Pegawai Dana APBD
Rp
35,339,938,849
Rp
35,339,938,849
Jumlah Beban Pegawai
Rp
35,339,938,849
Rp
35,339,938,849
B.1.2 Beban Honorarium
B.1.2.1 Beban Honorarium Dana APBD
Rp
34,004,346,348
Rp
34,004,346,348
B.1.2.2 Beban Honorarium Dana BLUD
Rp
1,334,379,305
Rp
1,334,379,305
Jumlah Beban Honorarium
Rp
35,338,725,653
Rp
35,338,725,653
B.1.3 Beban Pemakaian Bahan
B.1.3.1 Beban Pemakaian Bahan Dana
BLUD
Rp
71,664,763,084
Rp
71.644.371.684
Jumlah Beban Pemakaian Bahan
Rp
71,664,763,084
Rp
71,644.371.684
B.1.4 Beban Jasa Layanan
B.1.4.1 Beban Jasa LayananDana BLUD
Jumlah Beban Jasa Layanan
B.1.5 Beban Pemeliharaan
B.1.5.1 Biaya Pemeliharaan Dana APBD
B.1.5.2 Biaya Pemeliharaan Dana BLUD
Jumlah Beban Pemeliharaan
B.1.6 Beban Daya dan Jasa
B.1.6.1 Beban Daya dan Jasa Dana APBD
B.1.6.2 Biaya Pemeliharaan Dana BLUD
Jumlah Beban Pemeliharaan

Rp
Rp

51,325,105,050
51,325,105,050

Rp
Rp

51,325,105,050
51,325,105,050

Rp
Rp
Rp

7,103,994,384
399,180.229
7,503,174,613

Rp
Rp
Rp

7,103,994,384
399,180.229
7,503,174,613

Rp
Rp
Rp

1,179,801,596
4,067,535,102
5,247,336,698

Rp
1,179,801,596
Rp
4,067,535,102
Rp
5,247,336,698
Lanjut kehalaman berikutnya

Lanjutan format perbandingan Laporan Aktivitas RSUD AWS menurut perhitungan


B.1.7 Beban Pengembangan & Peningkatan SDM
B.1.7.1 Beban Pengembangan & Peningkatan
SDM Dana APBD
B.1.7.2 Beban Pengembangan & Peningkatan
SDM Dana BLUD
Jumlah Beban Pengembangan SDM
B.1.8 Beban Belanja Barang
B.1.8.1 Beban Belanja Barang Dana APBD
B.1.8.2 Beban Belanja Barang Dana BLUD
Jumlah Beban Belanja Barang
B.1.9 Beban Belanja Barang
B.1.9.1 Beban Penyusutan Aktiva Tetap
B.1.9.2 B. Penyusutan Aset Tetap Non Produktif
Jumlah Beban Penyusustan
Jumlah BEBAN Layanan (B.1.1 + B.1.2 + B.1.3 +
B.1.4 + B.1.5 + B.1.6 + B.1.7 + B.1.8 + B.1.9)
B.2 BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM
B.2.1 Beban Pegawai/Honorarium
B.2.1.1 Beban Pegawai/Honorarium
Dana APBD
B.2.1.2 Beban Pegawai/Honorarium
Dana BLUD
Jumlah Beban Honorarium
B.2.2 Beban Pegawai/Honorarium
B.2.2.1 Beban Administrasi Perkantoran
Dana APBN
B.2.2.2 Beban Administrasi Perkantoran
Dana BLUD
Jumlah B. Admint. Perkantoran
Jumlah Beban Administrasi dan Umum
B.3 BEBAN LAINNYA
- Beban Adnistrasi Bank & Pajak Bunga Jasa Giro
Jumlah Biaya Lainnya.
Surplus/Defisit Sebelum Pos Keuntungan / Kerugian
Keuntungan / Kerugian
Surplus / Defisit Bersih Tahun Berjalan
Surplus / Defisit Bersih Tahun Berjalan Diluar APBD
dan APBN
Sumber : Data Diolah

Rp

879,502,910

Rp

879,502,910

Rp
Rp

844,824,000
1,724,326,910

Rp
Rp

844,824,000
1,724,326,910

Rp
Rp
Rp

1,974,653,105
1,014,528,193
2,989,181,298

Rp
Rp
Rp

1,974,653,105
1,014,528,193
2,989,181,298

Rp
Rp
Rp

36,798,606,704
889,156,713
37,687,763,417

Rp
Rp
Rp

36,798,606,704
889,156,713
37,687,763,417

Rp

248,820,315,572

Rp

248,799.924.172

Rp

1,882,470,000

Rp

1,882,470,000

Rp
Rp

3,049,786,564
4,932,256,564

Rp
Rp

3,049,786,564
4,932,256,564

Rp

1,817,956,290

Rp

1,817,956,290

Rp
Rp

1,969,194,120
3,787,152,410

Rp
Rp

1,969,194,120
3,787,152,410

Rp

8,719,408,974

Rp

8,719,408,974

Rp
Rp

24,603,994
24,603,994

Rp
Rp

24,603,994
24,603,994

Rp

89,564,307,996

Rp

89,584,699,396

Rp

89,564,307,996

Rp

89,584,699,396

Rp

(95,837,971,251)

Rp

(95,858,362,651)

Dari hasil perhitungan diatas terlihat jumlah persediaan pada Neraca dan jumlah
Biaya Pemakaian Bahan (Obat-obatan) menjadi turun sebesar Rp 20.391.400. Selain itu
jumlah Surplus pada akhir tahun 2011 juga mengalami kenaikan yaitu sebelumnya Rp
89.564.307.996 menjadi Rp 89.584.699.396 hal ini sebabkan adanya pembelian yang tidak
tercatat tersebut.
2.0.

Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dikemukakan terlihat jelas perbedaan antara
perhitungan menurut RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dan menurut perhitungan
yang telah dilakukan penulis, berikut uraian-uraian hasil perhitungan tersebut:
2.2.1. Albumin Human 100 ml
Persediaan akhir pada kartu persediaan Albumin Human 100 ml menurut Rumah
Sakit dan menurut perhitungan penulis dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember
2011 tidak memiliki perbedaan, yaitu nilai persediaan akhir Albuman Human 100 ml
sebesar 0.
2.2.2. Analsik
Pada kartu persediaan Analsik nilai persediaan akhir dari bulan Januari sampai
dengan bulan Desember 2011 tidak memiliki perbedaan, yaitu dengan nilai persediaan
akhir sebesar Rp 23.280.257.
2.2.3. Biosanbe
Nilai persediaan akhir Biosanbe dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember
2011 menurut Rumah Sakit dan menurut penulis tidak memiliki perbedaan. Yaitu dengan
nilai persedian akhir Biosanbe bulan Desember sebesar Rp 4.101.557.
2.2.4. Cedantron 8 mg
Nlai persediaan akhir pada kartu persediaan Cedantron 8 mg dari bulan Januari
sampai dengan bulan Desember 2011 menurut Rumah Sakit dengan menurut penulis tidak
memiliki perbedaan, yaitu nilai persediaan akhir Cedantron 8 mg bulan Desember 2011
sebesar Rp 1.706.100.
2.2.5. Cefadroxil 500 mg
Nilai persediaan akhir pada kartu persediaan Cefadroxil 500 mg dari bulan Januari
sampai dengan bulan Juni 2011 tidak memiliki perbedaan, akan tetapi nilai persediaan
akhir pada bulan Juli menurut Rumah Sakit dan perhitungan penulis terdapat perbedaan.
Dimana nilai persediaan akhir menurut Rumah Sakit pada bulan Juli sebesar Rp 2.398.550
sedangkan menurut perhitungan penulis Rp 10.098.550, selisih ini terjadi karena adanya
pembelian yang tidak tercatat pada tanggal 11 Juli 2011 sebanyak 10.000 tablet. Karena
terdapat perbedaan tersebut, sehingga menyebabkan perbedaan nilai persediaan akhir pada
bulan berikutnya yaitu bulan Agustus sampai dengan Desember 2011.

2.2.6. Fleet Enema


Pada kartu persediaan Fleet Enema nilai persediaan akhir pada bulan Januari sampai
dengan bulan Desember 2011 menurut Rumah Sakit dengan menurut penulis tidak
memiliki perbedaan, yaitu sebesar Rp 2.276.010.
2.2.7. Guardix Sol
Nilai persediaan akhir pada kartu persediaan Guardix Sol dari bulan Januari sampai
dengan bulan Juli 2011 tidak memiliki perbedaan, namun persediaan akhir pada bulan
Agustus menurut Rumah Sakit dan menurut perhitungan penulis terdapat perbedaan.
Dimana nilai persediaan akhir menurut Rumah Sakit pada bulan Agustus sebesar Rp
5.736.500, sedangkan menurut perhitungan penulis Rp 7.375.500. Selain itu terdapat pula
selisih nilai persediaan akhir pada bulan Oktober dimana perhitungan Rumah Sakit
menunjukkan jumlah sebesar Rp 1.639.000 sedangkan menurut perhitungan penulis sebesar
Rp 4.917.000. Selisih ini terjadi karena adanya pembelian yang tidak tercatat pada tanggal
18 Agustus 2011 sebanyak 2 botol dan pada tanggal 15 Oktober 2011 sebanyak 2 botol.
Karena terdapat perbedaan tersebut sehingga menyebabkan perbedaan nilai persediaan
akhir pada bulan berikutnya yaitu bulan Agustus sampai dengan Desember 2011 menurut
perhitungan.
2.2.8. ISDN 5 mg
Nilai persediaan akhir pada kartu persediaan ISDN 5 mg dari bulan Januari sampai
dengan bulan Desember 2011 menurut Rumah Sakit dan menurut perhitungan memiliki
perbedaan, yaitu nilai persediaan akhir ISDN 5 mg pada bulan Desember menurut Rumah
Sakit sebesar Rp 25.157.824 sedangkan menurut perhitungan penulis Rp 34.571.224.
Selisih ini terjadi karena adanya pembelian yang tidak tercatat oleh RSUD AWS pada
tanggal 13 Januari 2011 sebanyak 20.000 tablet, tanggal 7 Februari 2011 sebanyak 20.000
tablet, tanggal 12 Maret 2011 sebanyak 20.000 tablet , tanggal 25 maret 2011 sebanyak
20.000 tablet, tanggal 11 April 2011 sebanyak 20.000 tablet, tanggal 25 Mei 2011 sebanyak
10.000 tablet, tanggal 7 Juni 2011 sebanyak 20.000 tablet, dan pada tanggal 5 Agustus
2011 sebanyak 600 tablet. Karena terdapat perbedaan tersebut sehingga menyebabkan
perbedaan nilai persediaan akhir pada bulan berikutnya yaitu bulan Februari sampai dengan
Desember 2011.
2.2.9. Sanmol
Pada kartu persediaan Sanmol nilai persediaan akhir pada bulan Januari sampai
dengan bulan Desember 2011 menurut Rumah Sakit dengan menurut penulis tidak
memiliki perbedaan, yaitu sebesar Rp 4.821.608.
2.2.10. Valdimex 5 mg
Pada kartu persediaan Valdimex nilai persediaan akhir pada bulan Januari sampai
dengan bulan Desember 2011 menurut Rumah Sakit dengan menurut penulis tidak
memiliki perbedaan, yaitu sebesar Rp 21.166.530.
Berdasarkan penelitian dapat dilihat perbedaan antara jumlah persediaan akhir 3
jenis obat-obatan tersebut yaitu Cefadroxil 500 mg, Guardix Sol, dan ISDN 5 mg menurut
Rumah Sakit dan menurut perhitungan, sehingga diperoleh selisih persediaan akhir untuk
Cefadroxil sebesar Rp 7.700.000, Guardix Sol sebesar Rp 3.278.000 dan ISDN 5 mg
sebesar Rp 9.413.400.

Untuk melihat perbedaan persediaan akhir antara Rumah Sakit dan perhitungan
penulis adalah sebagai berikut:
Tabel 4.51

Perbandingan Persediaan Akhir menurut Rumah Sakit dengan PSAP


No. 05
Persediaan Akhir
Persediaan Akhir
No.
Nama Obat
Perbedaan
Menurut RSUD
Menurut PSAP No.
AWS
05
Rp
1
Albumin Human 100 ml Rp
Rp
2
Analsik
Rp
23,280,257 Rp
23,280,257 Rp
3
Biosanbe
Rp
4,101,557 Rp
4,101,557 Rp
4
Cedantron 8 mg
Rp
1,706,100 Rp
1,706,100 Rp
5
Cefadroxil 500 mg
Rp
33,780,670 Rp
41,480,670 Rp
7,700,000
6
Fleet Enema
Rp
2,276,010 Rp
2,276,010 Rp
7
Guardix Sol
Rp
4,917,000 Rp
8,195,000 Rp
3,278,000
Rp
469,224 Rp
9,829,224 Rp
9,360,000
8
ISDN 5 mg
Rp
24,688,600 Rp
24,742,000 Rp
53,400
9
Sanmol
Rp
4,821,608 Rp
4,821,608 Rp
10 Valdimex 5 mg
Rp
21,166,530 Rp
21,166,530 Rp
Total
Rp
121,207,556 Rp
141,598,956 Rp
20,391,400
Sumber: Data Diolah
Penyajian persediaan dalam Laporan Keuangan adalan nilai persediaan akhir yang
dihitung berdasarkan harga pokok persediaan. Dimana menurut Rumah Sakit adalah
sebesar Rp 121.207.556 dan menurut perhitungan nilai persediaan akhir yang dicantumkan
pada Laporan Aktivitas dan Neraca adalah sebesar Rp 141.598.956. Dapat diketahui
bahwa terdapat selisih antara nilai persediaan akhir antara Rumah Sakit dengan menurut
perhitungan berdasarkan PSAP No. 05 sebesar Rp 20.391.400.
Berikut ini disajikan jurnal penyesuaian untuk kesalahan menilai persediaan obatobatan pada RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda adalah sebagai berikut:
- Persediaan
Rp 20.391.400
Ikhtisar Surplus/Defisit
Rp 20.391.400
( Untuk mencatat koreksi jumlah persediaan)
Berdasarkan jurnal koreksi tersebut dapat dilihat jumlah persediaan akhir pada
Neraca yaitu pada tanggal 31 Desember 2011 yang sebelumnya sebesar Rp 5.667.903.661
menjadi sebesar Rp 5.688.295.061, sehingga nilai persediaan awal di Neraca pada awal
tahun selanjutnya yaitu pada tanggal 1 Januari 2012 sebesar Rp 5.688.295.061.

V. PENUTUP
2.1.

Kesimpulan
Dari hasil penelitian, analisis dan pembahasan maka dari penulisan skripsi ini
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda menggunakan metode MPKP (Masuk
Pertama Keluar Pertama) atau FIFO (First In First Out) untuk menilai persediaan
obat-obatannya. Metode FIFO ini didasarkan atas asumsi Rumah Sakit untuk
menghitung harga pokok per unit untuk setiap jenis obat-obatan pada setiap kali
pembelian dan harga pokok per unit tersebut dijadikan dasar untuk menetukan harga
pokok penjualan dan nilai persediaan obat-obatan.
2. Berdasarkan metode penilaian persediaan harga pokok FIFO (First In First Out)
perpetual, maka diperoleh selisih nilai persediaan akhir yaitu sebanyak 140.604 unit
sebesar Rp 20.391.400. Hal ini disebabkan karena adanya pembelian yang tidak
tercatat antara lain Cefadroxil 500 mg sebanyak 10.000 tablet dengan harga Rp.
7.700.000, Guardix Sol sebanyak 4 botol dengan harga Rp. 3.278.000 dan ISDN 5 mg
sebanyak 130.600 tablet dengan harga Rp.9.413.400. Karena terdapat beberapa
pencatatan yang tidak rutin tersebut sehingga berdampak pada Laporan Neraca tahun
2011 dan Persediaan Awal pada tahun selanjutnya. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwasanya sistem pencatatan yang diterapkan oleh RSUD AWS belum
sepenuhnya sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.
05.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
kedepannya berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas yaitu:
1. Sebaiknya melakukan pencatatan persediaan secara teratur dan konsisten terhadap
bersediaan obat-obatan yang masuk dan keluar serta pada saat terjadinya retur
penjualan sehingga dapat meminimalisir adanya transaksi yang tidak tercatat.
2. Adanya pengawasan dan pelaporan secara rinci kepada bagian Gudang Farmasi,
bagian Akuntansi dan Instalasi Farmasi terkait pembelian dan penjualan obatobatan.

DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama, BPPE UGM,
Yogyakarta.
Carl, S Warren dan Reeve, 2005. Pengantar Akuntansi 1. Salemba Empat. Jakarta.
, 2006. Accounting, 18 Edition. South-Western Publishing Co.
Cincinnati, Ohio.
, 2012. Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Salemba Empat.
Jakarta.
Ghozali, I. dan A. Chairi . 2006. Teori Akuntansi. Semarang. UNDIP.
Horngren, Charles T. 2006. Akuntansi. Jilid I, Edisi 6. Index. Jakarta.
http://andicarissa.wordpress.com/2011/12/21/perhitungan-nilai-persediaan-dengan-metode-fifodan-lifo, Diakses tanggal 29 juli 2012.
http://rsudaws.com/, Diakses tanggal 26 Desember 2012.
http://pafi-blog.info/wp-content/uploads/2012/03/harga-eceran-tertinggi-obat-generik-tahun2012.pdf, Diakses tanggal 17 Januari 2013.
Jusuf, Al Haryono. 2003. Dasar-dasar Akuntansi. Edisi 6 Jilid 1. BPSTIE YKPN. Yogyakarta.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010. Per oktober 2010. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Standar Akuntansi Keuangan, per 31 oktober 2009,
Salemba Empat. Jakarta.
Margaretha, Farah. 2005. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan, Investasi dan Sumber
Dana Jangka Pendek. Grasindo. Jakarta.
Maria, Evi. 2007. Akuntansi Untuk Rumah Sakit Jasa. Gava Media. Yogyakarta.
Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.
Nafarin, M. 2004. Akuntansi. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Samryn, LM. 2002. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar. Edisi Pertama Cetakan Kedua. PT
Rajagarfindo Persada. Jakarta.
Sugiono. 2008. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung.
Toruan, Rico P Lumban. 2008. Analisis Penerapan Akuntansi Persediaan Berdsarkan PSAK
No. 14 Pada PT Electronic City Indonesia Cab. Medan . Skripsi, Medan : Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatra Utara.

Anda mungkin juga menyukai