Anda di halaman 1dari 5

Banjarnahor 1

Joshua Greenspan
Yuda Putri
Bahasa Indonesia 9
3 November 2015
Statement of Intent:
When Broken Glass Floats adalah sebuah buku karya Chanrithy Him, yang berkisah
tentang kehidupan asli sang penulis. Di dalam memoir ini terdapat berbagai macam kisah, yang
menceritakan kejamnya hidup pada zaman rezim Khmer Merah. Chanrithy, atau yang lebih
sering dipanggil Athy, adalah salah satu dari sedikit orang yang masih bisa menceritakan tentang
kesulitan, kehilangan, dan juga kekejaman hidup di zaman Khmer Merah. Di dalam buku ini
juga ada banyak sekali peristiwa yang menyakitkan, dan penuh dengan rasa kehilangan. Hal
yang begitu menyedihkan dalam peristiwa ini adalah bagaimana Pa tidak dapat memberikan
kata-kata terakhir kepada Athy. Ia terlebih dahulu dibunuh oleh orang-orang Khmer Merah
karena dianggap orang pintar. Persitiwa inilah yang ingin dikembangankan penulish untuk
membuat karya kreatif.
Dalam peristiwa ini, Pa tidak dapat menyampaikan perasaannya kepada Athy. Oleh
karena itu penulis mencoba untuk membuat sebuah puisi fiktif yang memberikan penjelasan
kepada Athy perasaan Pa kepada anaknya tersebut. Penulis juga akan memberikan sebuah bagian
di mana Pa memberikan Athy nasihat untuk melanjutkan hidup di masa-masa sulit. Dalam
karangan ini penulis ingin menunjukkan bagaimana Pa sangat menyesal karena tidak bisa
menemani dan memberi rasa cintanya kepada Athy selama masa perang tersebut.
Karangan kreatif yang dipilih oleh penulis adalah untuk membuat puisi video. Alasannya
adalah karena video memberikan sebuah gambaran dan visualisasi bagi puisi yang sudah dibuat.
Dengan memberikan visualisasi bagi sang pembaca, puisi yang dibuat akan lebih menyentuh.

Banjarnahor 2

Oleh karena itu, video puisi memberikan sebuah opsi tambahan yang bisa mengembangkan
pembuatan puisi menjadi lebih baik bagi para penonton. Dengan membuat video puisi penulis
juga mengasah keahliannya dalam bidang digital and pengeditan. Ini dikarenakan penulis belum
terbiasa membuat video maupun film.
Pesan yang ingin disampaikan oleh sang penulis adalah jangan mau dengan mudah
berasumsi. Kita harus bisa membuka pikiran dan berhenti memperikirakan hal-hal yang tidak
benar, tanpa mengetahui alasan atau bila hal tersebut benar atau tidak. Dengan demikian, penulis
mengharapkan bahwa para pembaca berhenti membuat asumsi-asumsi tidak benar yang bisa
membuat konflik diantara mereka, terutuma para murid-murid remaja. Para pembaca juga
diingatkan bagaimana kuatnya kasih sayang yang orangtua kita berikan.

Jumlah kata: 337


Komentar:
Gagasan yang diberikan cukup berbobot, namun penyampaian pesan secara terstruktur harus
ditingkatkan. Greenspan kemampuan kamu dalam berargumen jika diimbangi dengan ketelitian
membaca instruksi maka akan menghasilkan karya yang terstruktur.
Nilai: 6+
Video Puisi Kerangka Karangan:

Bait Pertama sampai dengan yang keempat:


-

Bait Pertama sampai dengan bait yang Keempat akan menceritakan tentang perasaan
menyesal Pa kepada Athy karena tidak bisa menemui dia disaat-saat terakhirnya hidup di
dunia ini. Empat Bait pertama ini juga menceritakan tentang bagaimana Pa ingin Athy

Banjarnahor 3

untuk berhenti bersedih, dan mulai bahagia lagi, mencari hal-hal dan anugerah kecil
dalam perang yang bisa disyukuri.
bersemangat

dan

tetap

Pa ingin Athy menjadi seseorang yang tetap

memberikan

rasa

peduli

terhadap

orang-orang

lain,

mempertahankan senyum yang bahagia yang Athy selalu berikan.


Bait 5-8:
-

Pada bait 5 sampai dengan bait 8, Pa memberikan Athy segala nasihat yang Athy
butuhkan untuk bertahan di dalam perang. Karena Pa sudah tidak lagi memenemani Athy
dalam kehidupan lagi, dan juga tidak bisa mengjarkan Athy apa pun, Pa menulis bagianbagian ini di dalam puisi untuk memberikan Athy pelajaran. Pa tidak mau Athy
melakukan kesalahan yang akan ia sesali pada akhirnya. Oleh karena itu Pa memberikan
segala nasihat yang Athy butuhkan, terutama tentang mempercayai orang-orang yang ia
temukan di dalam perang tersebut. Ini dikarenakan tidak sedikit jumlah orang yang
menggunakan orang lain demi kepentingan sendir.

Bait 9-11:
-

3 bait terakhir ini menceritakan rasa penyesalan Pa lagi. Bagaimana Pa sangat menyesal
karena tidak bisa menemani Athy dalam perjalananya menghadapi berbagai macam
tantangan di dalam perang. Bait ini juga menunjukan bagaimana Pa tidak bisa berhenti
meminta maaf, yang menunjukan rasa penyesalan yang sangat mendalam.

Pada akhir puisi diakhiri dengan kalimat kasih sayang. Ini menunjukan bagaimana Pa
mencintai Athy. Oleh karena itu Pa memberikan kalimat-kalimat terakhir ini.

Banjarnahor 4

1.Maafkanlah yang telah berlalu.


Takkan ada yang bisa menghentikan.
Maafkan Pa, koon.
Hanya luka batin yang bisa Pa berikan.
2.Apakah terlambat bagi Pa meminta maaf?
Apakah waktu berlari mengejar,
Merebut Pa dari mu,
Terlalu cepat?
3.Janganlah sedih koon.
Pertahankanlah senyummu itu.
Senyuman yang memberikan kehangatan,
Senyuman bahagia.
4.Isilah hatimu dengan kegirangan koon.
Perhatikan hal-hal kecil.
Bersyukurlah untuk itu.
Tidak banyak lagi yang tersisa.
5.Berikan seluruh perhatianmu.
Jangan biarkan keluarag kita pergi.
Jagalah Ma, Chea, dan semuanya sepenuh hati.
Sebaik-baiknya. Berikan segalanya.
6.Nasihat untukmu koon.
Jangan mudah mempercayai orang lain.
Kepercayaan kita bisa diberdaya.
Sangat mudah untuk dikhianati.
7.Kepercayaan dapat di manipulasi.
Dipakai untuk kepentingan sendiri.
Membuat penderitaan,
Memberikan kesengsaraan.
8.Lalu, baik-baiklah engkau belajar.

Banjarnahor 5

Sisakan waktumu koon,


Menambah wawasan.
Memberikan cahaya kehidupan, untuk masa depan.
9.Maafkan jika Pa tidak bisa menemanimu,
Sepanjang perjalan di lorong gelap,
Sepanjang hari-hari penyiksaan.
Sepanjang waktu kehilangan.
10.Hanya ini yang bisa Pa berikan.
Kata-kata penghangat.
Kata-kata terakhir.
Akan baik jikalah engkau ingat.
11.Koon, inilah ucapan perpisahan.
Disinilah kita mengambil jalan berbeda.
Sebelum itu, ingatlah dengan seksama.
Pa mencintaimu. Pa mencintaimu.
Komentar:
Greenspan, pembuatan puisi kamu menarik, namun isi puisi dan adegan dalam gambar harus
sinkron.
C: 5
D: 6

Anda mungkin juga menyukai