Pengaruh Lingkungan Dalam Pendidikan
Pengaruh Lingkungan Dalam Pendidikan
Rubrik: Opini Pembaca | Kontributor: Kusnadi El-Ghezwa - 27/01/12 | 11:30 | 03 Rabbi alAwwal 1433 H
0 Komentar
1852 hits
sekalian alam). Di dalamnya terkandung suatu potensi yang mengacu kepada dua fenomena
perkembangan, yaitu:
1. Potensi psikologis yang mempengaruhi manusia untuk menjadi sosok pribadi yang berkualitas
bijak dan menyandang derajat mulia melebihi makhluk-makhluk lainnya.
2. Potensi perkembangan kehidupan manusia sebagai khalifah di muka bumi yang dinamis dan
kreatif serta responsif terhadap lingkungan sekitarnya, baik yang alamiah maupun yang
ijtimaiyah dimana Tuhan menjadi potensi sentral perkembangannya.
Namun ketika kita melihat problematika pemuda yang terbentang di hadapan kita sekarang
sungguh sangat kompleks sekali, mulai dari masalah pengangguran, krisis mental, krisis
eksistensi, hingga masalah dekadensi moral. Belum lagi budaya primitif dan pragmatisme yang
kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak dalam kehidupan hedonis, serba instan dan
tercabut dari idealisme sehingga cenderung menjadi manusia yang anti sosial.
Apalagi ketika melihat anak-anak sekarang jauh lebih dewasa secara psikologis dibanding
umurnya, sedikitnya ada tiga factor yang mempengaruhi perkembangan anak-anak didik
sekarang. Inilah yang menurut penulis menjadi sorotan penting bagi kita sebagai anak didik agar
bisa lebih berhati-hati di dalam bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan. Pertama, anak-anak
dipaksa hidup dengan bahasa dan gaya hidup orang dewasa. Kedua, lingkungan. Ketiga,
teknologi.
Pertama, anak-anak dipaksa hidup dengan bahasa dan gaya hidup orang dewasa. Ada banyak
uraian akan hal ini. Salah satu di antaranya adalah tidak adanya lagu anak-anak yang bertemakan
kejenakaan dan bertemakan dunia anak-anak. Anak sekarang mulai usia sebelum sekolah sudah
dipaksa membiasakan diri mendengarkan lagu-lagu dewasa yang celakanya lagi adalah rata-rata
lagu dewasa itu bertemakan cinta pada lawan jenis, yang secara psikologis masih belum layak
menjadi konsumsi anak-anak. Sehingga, anak-anak kecil sekarang ini sudah terbiasa mendengar
kata pacar, cinta, dan hal-hal yang berhubungan dengan ikatan dewasa tersebut.
Kedua, lingkungan. Ya, lingkungan-lah yang paling bertanggung jawab atas teronaninya anakanak kita hingga menjadi dewasa sebelum waktunya. Bagaimana tidak, saat sekarang ini, para
orang dewasa secara sadar atau tidak mengajari anak-anaknya untuk berpacaran. Saat ada teman
lawan jenisnya datang ke rumah, biasanya sang ibu atau ayah akan pergi meninggalkan mereka
berdua. Belum lagi lingkungan sekitar yang menunjukkan bagaimana muda-mudi yang berlalu
lalang dengan pasangannya masing-masing dan menjadi pemandangan lumrah bagi anak-anak
yang sedang asyik bermain.
Ketiga, teknologi. Harus diakui teknologi mengambil peran penting terhadap hal ini. Dulu untuk
mendapatkan konten pornografi kita harus bersusah payah mendapatkannya. Sekarang tinggal
download atau Bluetooth saja. Dan parahnya lagi, hp anak-anak sudah sangat memungkinkan
untuk menyimpan, menonton, bahkan hingga membuat atau menyebarkan. Akhirnya seringkali
terjadi bisik-bisik di kalangan anak-anak lebih keras dan kencang dibanding bisik-bisik pada
orang dewasa.