Anda di halaman 1dari 47

XI IS 2

Kerajaan Kadiri atau Kediri adalah kerajaan yang


bercorak Hindu di Jawa bagian timur, berdiri sekitar tahun
1045-1221 M. Nama-nama lainnya yang juga dikenal untuk
menyebut kerajaan ini adalah Kerajaan Panjalu atau
Kerajaan Dhaha.
Kerajaan ini merupakan salah satu dari dua kerajaan
pecahan Kahuripan pada tahun 1045 (satu lainnya adalah
Janggala), yang dipecah oleh Airlangga untuk dua puteranya.
Airlangga membagi Kahuripan menjadi dua kerajaan untuk
menghindari perselisihan dua puteranya, dan ia sendiri turun
tahta menjadi pertapa. Wilayah Kerajaan Kediri adalah
bagian selatan Kerajaan Kahuripan.

Awal Perkembangan
Tak banyak yang diketahui mengenai peristiwa di masamasa awal Kerajaan Kediri. Raja Kameswara (1116-1136)
menikah dengan Dewi Kirana, puteri Kerajaan Janggala.
Dengan demikian, berakhirlah Janggala kembali dipersatukan
dengan Kediri. Kediri menjadi kerajaan yang cukup kuat di
Jawa. Pada masa ini, ditulis kitab Kakawin Smaradahana oleh
Mpu Dharmaja, yang dikenal dalam kesusastraan Jawa dengan
cerita Panji. Demikian pula Mpu Tanakung mengarang kitab
Kakawin Lubdaka dan Wertasancaya

Raja terkenal Kediri adalah Jayabaya (1135-1159).


Jayabaya di kemudian hari dikenal sebagai "peramal"
Indonesia masa depan. Pada masa kekuasaannya, Kediri
memperluas wilayahnya hingga ke pantai Kalimantan. Pada
masa ini pula, Ternate menjadi kerajaan subordinat di bawah
Kediri. Waktu itu Kediri memiliki armada laut yang cukup
tangguh. Beliau juga terkenal karena telah memerintahan
penggubahan Kakawin Bharatayuddha, yang diawali oleh
Mpu Sedah dan kemudian diselesaikan oleh Mpu Panuluh.
Raja Kertajaya yang memerintah (1185-1222), dikenal
sebagai raja yang kejam, bahkan meminta rakyat untuk
menyembahnya. Ini menyebabkan ia ditentang oleh para
brahmana. Kertajaya adalah raja terakhir dari kerajaan Kadiri.
Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007,
yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri
diharapkan dapat membuka lebih banyak tabir misteri.

Raja Raja Pada Kerajaan


Kediri

Sri Jayawarsa
Kameswara
Sri Jayabaya
Sarwaswara
Aryaswara
Gandra
Kertajaya

(1104-1115)
(1116-1135)
(1135-1159)
(1159-1161)
(1171-1174)
(1181)
(1185-1222)

Raja Sri Jayawarsa


Masa pemerintahan Jayawarsa (1104M) hanya dapat
diketahui melalui prasasti Sirah Keting. Pada maasa
pemerintahannya, Raja Jayawarsa memeberikan hadiah
kepada rakyat desa sebagai tanda penhargaan, karena
rakyat desa telah berjasa kepada raja. Dari prasasti itu

diketahui Raja Jayawarsa sangat besar perhatiannya kepada


rakyatnya dan berupaya meningkatkan kesejahteraan
kehidupan rakyatnya.

Raja Kamesywara
Kamesywara, adalah raja Kerajaan Kadiri antara tahun
1115 1130 yang bergelar Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri
Kamesywara Sakalabhuawanatustikarana
Sarwwaniwaryawirya Parakarama Digjayatunggadewa.
Kamesywara menikah dengan Sri Kirana, puteri Kerajaan
Janggala. Dengan demikian ia berhasil mempersatukan
Kadiri dengan Janggala setelah terpecah sejak dipecah oleh
Airlangga pada tahun 1045.
Pada masa ini, ditulis kitab Smaradahana oleh Mpu
Dharmaja, yang dikenal dalam kesusastraan Jawa dengan
cerita Panji.

Raja Jayabaya
Pemerintahan Jayabhaya dianggap sebagai masa kejayaan
Kadiri. Peninggalan sejarahnya berupa prasasti Hantang (1135),
prasasti Talan (1136), dan prasasti Jepun (1144), serta Kakawin
Bharatayuddha (1157).
Pada prasasti Hantang, atau biasa juga disebut prasasti
Ngantang, terdapat semboyan Panjalu Jayati, yang artinya Kadiri
menang. Prasasti ini dikeluarkan sebagai piagam pengesahan
anugerah untuk penduduk desa Ngantang yang setia pada Kadiri
selama perang melawan Janggala.
Dari prasasti tersebut dapat diketahui kalau Jayabhaya adalah
raja yang berhasil mengalahkan Janggala dan mempersatukannya
kembali dengan Kadiri.
Kemenangan Jayabhaya atas Janggala disimbolkan sebagai
kemenangan Pandawa atas Korawa dalam kakawin Bharatayuddha
yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1157.

Sri Sarweswara
Sri Sarweswara adalah raja Kadiri yang memerintah sekitar
tahun 1159-1161. Nama gelar abhisekanya ialah Sri
Maharaja Rakai Sirikan Sri Sarweswara Janardanawatara
Wijaya Agrajasama Singhadani Waryawirya Parakrama
Digjaya Uttunggadewa.
Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Sarweswara naik takhta.
Peninggalan sejarahnya adalah prasasti Padelegan II, 23
September 1159. Sedangkan yang paling muda adalah
prasasti Kahyunan, 23 Februari 1161. Dari prasasti-prasasti
tersebut diketahui nama pejabat rakryan mahamantri saat itu
ialah Mahamantri Halu Panji Ragadaha dan Mahamantri
Sirikan Panji Isnanendra.
Tidak diketahui pula kapan Sri Sarweswara turun takhta. Raja
selanjutnya yang memerintah Kadiri berdasarkan prasasti
Angin tahun 1171 adalah Sri Aryeswara.

Sri Aryeswara
Sri Aryeswara adalah raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun
1171. Nama gelar abhisekanya ialah Sri Maharaja Rake Hino

Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka.


Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Aryeswara naik takhta.
Peninggalan sejarahnya berupa prasasti Angin, 23 maret
1171. Lambang kerajaan Kadiri saat itu adalah Ganesha.
Tidak diketahui pula kapan ia pemerintahannya berakhir. Raja
Kadiri selanjutnya berdasarkan prasasti Jaring adalah Sri
Gandra.

Sri Gandra
Sri Gandra adalah raja Kadiri yang memerintah sekitar
tahun 1181. Nama gelar abhisekanya ialah Sri Maharaja
Koncaryadipa Handabhuwanapadalaka Parakrama
Anindita Digjaya Uttunggadewa Sri Gandra.
Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Gandra naik
takhta. Peninggalan sejarahnya berupa prasasti Jaring, 19
November 1181. Isinya berupa pengabulan permohonan
penduduk desa Jaring melalui Senapati Sarwajala tentang
anugerah raja sebelumnya yang belum terwujud.
Dalam prasasti tersebut diketahui adanya nama-nama
hewan untuk pertama kalinya dipakai sebagai nama depan
para pejabat Kadiri, misalnya Menjangan Puguh, Lembu
Agra, dan Macan Kuning.
Tidak diketahui pula kapan pemerintahan Sri Gandra
berakhir. Raja Kadiri selanjutnya berdasarkan prasasti
Semanding tahun 1182 adalah Sri Kameswara.

Kertajaya
Nama Kertajaya terdapat dalam Nagarakretagama(1365) yang
dikarang ratusan tahun setelah zaman Kadiri.
Bukti sejarah keberadaan tokoh Kertajaya adalah dengan
ditemukannya prasasti Galunggung (1194), prasasti
Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), dan prasasti
Wates Kulon (1205).
Dari prasasti-prasasti tersebut dapat diketahui nama gelar
abhiseka Kertajaya adalah Sri Maharaja Sri Sarweswara
Triwikramawatara Anindita Srenggalancana Digjaya
Uttunggadewa.

Kekalahan Kertajaya
Dalam Pararaton Kertajaya disebut dengan nama Prabu Dandhang
Gendis. Dikisahkan pada akhir pemerintahannya ia menyatakan
ingin disembah para pendeta Hindu dan Buddha. Tentu saja
keinginan itu ditolak, meskipun Dandhang Gendis pamer kesaktian
dengan cara duduk di atas sebatang tombak yang berdiri.
Para pendeta memilih berlindung pada Ken Arok, bawahan Dandhang
Gendis yang menjadi akuwu di Tumapel. Ken Arok lalu mengangkat
diri menjadi raja dan menyatakan Tumapel merdeka, lepas dari
Kadiri. Dandhang Gendis sama sekali tidak takut. Ia mengaku hanya
bisa dikalahkan oleh Siwa. Mendengar hal itu, Ken Arok pun
memakai gelar Bhatara Guru (nama lain Siwa) dan bergerak
memimpin pasukan menyerang Kadiri.

Perang antara Tumapel dan Kadiri terjadi dekat desa Ganter


tahun 1222. Para panglima Kadiri yaitu Mahisa Walungan (adik
Dandhang Gendis) dan Gubar Baleman mati di tangan Ken Arok.
Dandhang Gendis sendiri melarikan diri dan bersembunyi naik ke

kahyangan.
Nagarakretagama juga mengisahkan secara singkat berita
kekalahan Kertajaya tersebut. Disebutkan bahwa Kertajaya
melarikan diri dan bersembunyi dalam dewalaya (tempat dewa).

Kedua naskah tersebut memberitakan tempat pelarian


Kertajaya adalah alam dewata. Kiranya yang dimaksud adalah
Kertajaya bersembunyi di dalam sebuah candi pemujaan, atau
mungkin Kertajaya tewas dan menjadi penghuni alam halus (akhirat)

Keturunan Kertajaya
Sejak tahun 1222 Kadiri menjadi daerah bawahan Tumapel.
Menurut Nagarakretagama, putra Kertajaya yang bernama
Jayasabha diangkat Ken Arok sebagai bupati Kadiri. Tahun 1258
Jayasabha digantikan putranya, yang bernama Sastrajaya.
Kemudian tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranya yang
bernama Jayakatwang. Pada tahun 1292 Jayakatwang
memberontak dan mengakhiri riwayat Tumapel.

Berita tersebut tidak sesuai dengan naskah prasasti Mula


Malurung (1255), yang mengatakan kalau penguasa Kadiri setelah
Kertajaya adalah Bhatara Parameswara putra Bhatara Siwa (alias
Ken Arok). Adapun Jayakatwang menurut prasasti Penanggungan
adalah bupati Gelang-Gelang yang kemudian menjadi raja Kadiri
setelah menghancurkan Tumapel tahun 1292.

Runtuhnya Kerjaan Kediri


Di Tumapel, wilayah bawahan Kadiri di daerah
Malang, terjadi gejolak politik. Ken Arok
membunuh penguasa Tumapel Tunggul Ametung,
dan mendirikan Kerajaan Singhasari tahun 1222.
Ken Arok lalu beraliansi dengan para brahmana
dan berhasil memberontak terhadap Kadiri.
Dengan hancurnya Kadiri dan meninggalnya
Kertajaya, Kadiri kemudian menjadi wilayah
bawahan Kerajaan Singhasari.

Peninggalan Kitab
Kitab Bharatayudha yang digubah oleh Empu
Sedah dan Empu Panuluh
Kitab Gatotkacasraya dan Kitab Hariwangsa
gubahan Empu Panuluh

Kerajaan Singhasari atau sering


pula ditulis Singasari, adalah sebuah
kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh
Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi
kerajaan ini sekarang diperkirakan berada
di daerah Singosari, Malang.
Letak Singasari berada di sebelah
barat Kediri, tepatnya di sebelah barat
sungai Brantas. Ada yang mengatakan
bahwa Singasari adalah bekas kerajaan
Jenggala yang beribukota di Kahuripan.

Nama Ibu Kota


Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari yang sesungguhnya ialah Kerajaan
Tumapel. Menurut Nagarakretagama,ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel
bernama Kutaraja.

Pada tahun 1254, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama Kertanagara sebagai
yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota
kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka, Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan
nama Kerajaan Singhasari.
Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan.

Sumber Sejarah
Kitab Pararaton

kitab Pararaton yang menceritakan


riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban.
Kitab Pararaton isinya sebagian besar
adalah mitos atau dongeng tetapi dari kitab
Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi
raja dapat diketahui.

Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati)


di Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik
pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung.
Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan
kerajaan Kadiri yang diperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah
kaum Brahmana Kadiri meminta perlindungannya. Dengan alasan tersebut,
maka tahun 1222 M/1144 C Ken Arok menyerang Kadiri, sehingga Kertajaya

mengalami kekalahan pada pertempuran di desa Ganter.


Dengan kemenangannya maka Ken Arok dapat menguasai seluruh
kekuasaan kerajaan Kadiri dan menyatakan dirinya sebagai raja Singosari
dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Bhattara Sang Amurwawabhumi.
Sebagai raja pertama Singosari maka Ken Arok menandai munculnya dinasti
baru yaitu dinasti Rajasa atau dinasti Girindra.

Kitab Negarakergagama
Negarakertagama merupakan kakawin yang menceritakan kisah Raja Majapahit, Hayam
Wuruk yang melakukan pelesiran ke daerah Blambangan dan dalam perjalanan pulang beliau
singgah di Singosari. Dalam naskah ini juga dikisahkan peranan patih Gajah Mada sebagai perdana
Mentri yang mumpuni. Masih dalam naskah Negarakertagama ini dikisahkan bahwa Prabu Hayam
Wuruk sebagai penguasa yang sangat adil dalam memerintah dan taat menjalankan aturan agama.
Sebagai contoh Raja Hayam Wuruk menghukum mati Demung Sora yang merupakan seorang
menterinya, karena dianggap bersalah setelah membunuh Mahesa Anabrang yang ternyata tidak
berdosa (lempir ke 73). Dengan demikian Demung Sora telah telah melanggar pasal Astadusta
dari kitab Undang undang Kitab Kutara Manawadarmasastra itu. Naskah Negarakertagama yang
merupakan karya pujangga besar empu Prapanca ini kini tersimpan di
Perpustakaan Nasional RI dan menjadi salah satu koleksi kebanggaannya.

Berita dari Cina pada masa dinasti Yuan (raja Khubilai Khan)
Bangunan candi & prasasti-prasasti pada candi tersebut,
seperti candi kidal, candi Jago & candi Singasari

Awal Berdirinya
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri.Yang menjabat
sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh secara licik oleh
pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Tidak hanya itu, Ken Arok
bahkan berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.

Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum brahmana. Para
brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel
bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan
oleh pihak Tumapel.

Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk


pendirian Kerajaan Tumapel,namun tidak menyebutkan adanya
nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaanTumapel
bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil
mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun
1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah
Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari
Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah
pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain
itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang
melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan
Bhatara Siwa.

Raja Raja Tumapel


Terdapat perbedaan antara Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan urutan raja-raja Singhasari.
Raja-raja Tumapel versi Pararaton adalah:
1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
2. Anusapati (1247 - 1249)
3. Tohjaya (1249 - 1250)
4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
5. Kertanagara (1272 - 1292)
Raja-raja Tumapel versi Nagarakretagama adalah:
1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)
2. Anusapati (1227 - 1248)
3. Wisnuwardhana (1248 - 1254)
4. Kertanagara (1254 - 1292)

Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai


pertumpahan darah yang dilatari balas dendam. Ken Arok mati
dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati dibunuh
Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat
pemberontakan Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya
Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara
damai.

Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan


adanya pembunuhan antara raja pengganti terhadap raja sebelumnya.
Hal ini dapat dimaklumi karena Nagarakretagama adalah kitab pujian
untuk Hayam Wuruk raja Majapahit. Peristiwa berdarah yang menimpa
leluhur Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai aib. Di antara para
raja di atas hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang
didapati menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka.
Dalam Prasasti Mula Malurung (yang dikeluarkan Kertanagara atas
perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut Tohjaya sebagai raja
Kadiri, bukan raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita
dalam Nagarakretagama.
Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255
selaku raja bawahan di Kadiri. Jadi, pemberitaan kalau Kertanagara
naik takhta tahun 1254 perlu dibetulkan. Yang benar adalah,
Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri dahulu. Baru pada tahun
1268, ia bertakhta di Singhasari.

TAFSIR BARU SEJARAH TUMAPEL


Dengan ditemukannya prasasti Mula Malurung maka sejarah Tumapel versi Pararaton perlu untuk
direvisi.
Kerajaan Tumapel didirikan oleh Rajasa alias Bhatara Siwa setelah menaklukkan Kadiri.
Sepeninggalnya, kerajaan terpecah menjadi dua, Tumapel dipimpin Anusapati sedangkan Kadiri dipimpin Bhatara
Parameswara (alias Mahisa Wonga Teleng). Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya.
Sementara itu, Anusapati digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana. Prasasti Mula Malurung
menyebutkan bahwa sepeninggal Tohjaya, Kerajaan Tumapel dan Kadiri dipersatukan kembali oleh
Seminingrat. Kadiri kemudian menjadi kerajaan bawahan yang dipimpin oleh putranya, yaitu Kertanagara.

PEMERINTAHAN BERSAMA

Pararaton dan Nagarakretagama menyebutkan adanya pemerintahan bersama antara Wisnuwardhana dan
Narasingamurti. Dalam Pararaton disebutkan nama asli Narasingamurti adalah Mahisa Campaka. Apabila kisah
kudeta berdarah dalam Pararaton benar-benar terjadi, maka dapat dipahami maksud dari pemerintahan bersama
ini adalah suatu upaya rekonsiliasi antara kedua kelompok yang bersaing. Wisnuwardhana merupakan cucu
Tunggul Ametung sedangkan Narasingamurti adalah cucu Ken Arok.

Kehidupan Sosial, Politik, Ekonomi ,


& Agama
Dalam kitab Pararaton maupun Negara Kertagama
diceritakan bahwa kehidupan sosial masyarakat Singosari
cukup baik karena rakyat terbiasa hidup aman dan tenteram
sejak pemerintahan Ken Arok bahkan dari raja sampai
rakyatnya terbiasa dengan kehidupan religius. Kehidupan
religius tersebut dibuktikan dengan berkembangnya ajaran baru
yaitu ajaran Tantrayana (Syiwa Budha) dengan kitab sucinya
Tantra

Ajaran Tantrayana berkembang dengan baik sejak


pemerintahan Wisnuwardhana dan mencapai puncaknya pada
masa Kertanegara, bahkan pada akhir pemirintahan
Kertanegara ketika diserang oleh Jayakatwang, sedang
melaksanakan upacara Tantrayana bersama Mahamantri dan
pendeta terkenal. Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak
ditemukan sumber secara jelas. Ada kemungkinan
perekonomian ditekankan pada pertanian dan perdagangan
karena Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat
memanfaatkan sungai Brantas dan Bengawan Solo sebagai
sarana lalu lintas perdagangan dan pelayaran.

SILSILAH
Sebagai raja pertama Singosari maka Ken Arok menandai munculnya dinasti baru yaitu dinasti Rajasa atau dinasti
Girindra untuk menambah pemahaman Anda tentang keturunan dinasti Rajasa, maka simaklah silsilah berikut ini:

Dengan memperhatikan silsilah tersebut di atas, maka


yang perlu Anda ketahui bahwa nama yang diberi nomor dan
diberi kotak/dalam kotak itulah urutan raja-raja Singosari.
Raja pertama sampai ketiga yang diberi tanda (*) mati
dibunuh karena persoalan perebutan tahta dan balas dendam.
Dari kelima raja Singosari tersebut, raja Kertanegaralah yang
paling terkenal, karena dibawah pemerintahan Kertanegara,
Singosari mencapai puncak kebesarannya. Kertanegara
bergelar Sri Maharajaderaja Sri Kertanegara mempunyai
gagasan politik untuk memperluas wilayah kekuasaannya.

Peta Kekuasaan

Apa yang dicita-citakan oleh Kertanegara, mengakibatkan daerah kekuasaan Singasari meluas. Untuk
lebih jelasnya, simaklah gambar peta di bawah ini.

bahwa kekuasaan tersebut dicapai oleh Kertanegara karena tindakan politiknya seperti:

Kebijakan dalam negeri


Pergantian pejabat kerajaan, bertujuan menggalang pemerintahan yang kompak.
Memelihara keamanan dan melakukan politik
perkawinan. Tujuannya menciptakan
kerukunan dan politik yang stabil.

Kebijakan Luar Negeri


Menggalang persatuan 'Nusantara' dengan
mengutus ekspedisi tentara Pamalayu ke Kerajaan
Melayu (Jambi). Mengutus pasukan ke Sunda, Bali,
Pahang.
Menggalang kerjasama dengan kerajaan lain.
Contohnya menjalin persekutuan dengan kerajaan
Campa.

Raja Raja yang Pernah


Memerintah di Kerajaan Singashari
Ken Arok
Anusapati

Tohjaya
Wisnuwardhana
Kertanegara

Ken Arok
Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa ang Amurwabhumi. Ia mendirikan
dinasti bernama Girindrawangsa. Pendirian dinasti itu bertujuan membersihkan masa lalu Ken Arok. Perlu
diketahui, Ken Arok menjadi raja dengan melalui berbagai skandal, seperti membunuh Mpu Gandring, Tunggul
Ametung, mengawini istri Tanggul Ametung bernama Ken dedes, dan memberontak terhadap Kadiri. Pendirian
dinasti itu juga agar keturunan Ken Arok tidak ternoda dengan skandal yang pernah dilakukannya.
Ken Arok memerintah Singhasari selama 5 tahun. Masa pemerintahnnya berakhir tragis. Ia terbnuh
oleh Anusapati, anak danri perkawinan Ken Dedes dan Tnggul Ametung. Lebih tragis lagi, ia terbunuh keris
yang digunakannya untuk membunuh Tanggul Ametung.

Anusapati
Anusapati menjadi raja menggantikan Ken Arok sebagai raja kedua Singhasari. Meskipun memerintah
cukup lama, hampir idak ada perubahan yang ia lakukan selama memerintah. Ia tenggelam dalam kegemaran
menyabung ayam.
Kegemaran menyabung ayam itu akhirnya mengakhiri hidup sekaligus masa pemerintahannya.
Kegemaran itu dimanfaatkan pleh Tohjaya, anak dari perkawinan Ken Arok dan Ken umang, untuk
menyingkirkan Anusapati. Dalam suatu kesempatan, raja itu diundang ke rumah Tohjaya untuk menyabung
ayam, Tohjaya menikam Anusapati, dengan keris yang pernah digunakan Anusapati untuk membunuh Ken Arok.

Tohjaya
Tohjaya hanya memerintah selama beberapa bulan. Penyebabnya adalah kemelut politik. Ranggawuni,
putera Anusapati, menuntut hak atas tahta Singashari. Ia didukung oleh Mahisa Campaka, cucu dari
perkawinan Ken Arok dan Ken Dedes. Semakin kuatnya dukungan terhadap Ranggawuni dan Mahisa Campaka
membuat kedudukan Tohjaya dapat digulingkan.

Wisnuwardhana
Ranggawuni naik tahta Singhasari dengan bergelar Wisnuwardhana. Ia dibantu oleh Mahisa Campaka
yang bergelar Narasinghamurti. Mereka berdua memerintah Singhasari secara bersama-sama (dilambangkan
Dewa Wisnu dan Dewa Indra). Wisnuwardhana sebagai raja dan Mahisa Campaka sebagai ratu angabhaya.
Pemerintahan kedua pemimpin tersebut membawa Singhasari pada keamanan dan kesejahteraan.
Di tengah masa pemerintahannya, Wisnuwardhana mengangkat puteranya Kertanegara menjadi
yuvaraja atau raja muda. Pengangkatan itu bertujuan menyiapkan Kertanegara menjadi raja yang cakap.
Wisnuwardhana adalah satu-satunya raja Singhasari yang wafat tanpa terbunuh. Setelah ia meninggal, tahta
kerajaan beralih pada Kertanegara.

Kertanegara
Kertanegara merupakan raja Singhasari terbesar sekaligus terakhir. Dalam pemerintahan, raja
dibantu oleh tiga orang mahamenteri, yaitu mahamenteri i hino, mahamenteri i halu, dan mahamenteri i sirikan.
Untuk urusan keagamaan, ia dibantu oleh seorang kepala agama Budha yang dikenal dengan sebutan
darmadhyaksa ring kasogatan dan seorang maha brahmana (kepala agama Hindu) yang dikenal dengan sebutan
dharmadyaksa ring kasaiwan. Organisasi pemerintahan seperti itu diteruskan dalam Kerajaan Majapahit.

Puncak Kejayaan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 -1292). Ia
adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan
Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan pulau Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi
bangsaMongol. Saat itu penguasa
pulau Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu).Kerajaan ini
akhirnya tunduk dengan ditemukannya bukti arca Amoghapasa yang dikirim Kertanagara sebagai tanda
persahabatan kedua negara.Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali.
Pada tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa mengakui kedaulatan
Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah
bawahan Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan
Bakulapura.

Peristiwa Keruntuhan
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami
keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang
merupakan sepupu, sekaligus ipar,sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara
mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di
Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.

Hubungan dengan Majapahit


Pararaton, Nagarakretagama, dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya cucu Narasingamurti
yang menjadi menantu Kertanagara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiraraja (penentang politik
Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit.
Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa.Mereka
dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya
dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa. Raden Wijaya kemudian
mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singhasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa
Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.

Anda mungkin juga menyukai