Anda di halaman 1dari 4

Widhoz poenya

PENDAHULUAN
1. Sistem pengangkutan TBT:
a. Gathering haulage (GH)
bagian dr sistem pengangkutan yg langsung
berdekatan/ berhadapan dgn pemuka kerja. Pd
sistem longwall face belt/tub dan track sepanjang
pemuka kerja mrpkn GH. Pd room n pillar GH
bisa dilengkapi dgn 5 metode :
-car yg bergerak ke permuka kerja dgn battery/
cable reel locomotives
-shuttle car
-chain conveyor
-shaker conveyor
-scaper haulers
b. Secondary Haulage (SH)
bag dr sistem pengangkutan yg mengumpulkan
batubara/ bijih dr berbagai GH dan membawa
batubara/ bijih ke main haulage sistem. Pd
longwall SH biasanya ditangani oleh salah 1 dr 2
metode:
-sebuah belt conveyor pd main gate
-tubs, track dan auxiliary haulage engine
pd room n pillar:
-belt conveyor
-mine cars and battery/ rolley locomotives
-mine cars dan direct rope haulage
-kombinasi dr bbrp metode
c. Main haulage (MH)
bag dr sis pengangkutan yg membawa batubara/
bijih dr SH menuju shaft/ lubang bukaan
tambang. Utk longwall dan room n pillar metode
yg digunakan sama yaitu:
-mine cars dan battery/ rolley locomotives
-mine cars dan suatu direct rope haulage
-kombinasi metode di atas
-belt conveyor
2. Alat2 Muat TBT
a. Overhot Loader
bekerja dgn cara mendorong mangkok ke dlm
tumpukan material shg penuh, kmd mangkok
diangkat ke belakang dgn melewati mesin dan
body dan menumpahkan muatannya ke alat
angkut yg berada dibelakang overshot loader
tanpa memutar alat muat itu sendiri.
Tipe:
-rail mounted loader : menggunakan rel utk
mobilitasnya. Aplikasi alat ini utk kondisi jalan
datar/ dgn kemiringan jalan maks 2%.
-Crawler Loader : menggunakan track (ban
rantai) utk mobilitasnya. Kemiringan jalan maks
2%
-Rubber Tire Loader : menggunakan ban karet
utk mobilitasnya. Kemiringan maks 10%.
b. Gathering Arm Loader
Digunakan pd tambang batubara dgn sistem
continuous mining. Pd bag depan dilengkapi dgn
alat pengumpul. Material yg terkumpul didorong
menuju belt conveyor yg berada di belakang,
kmd dibawa ke alat angkut. Bag bwh dpt
dipasangi crawler, bila akan dipasang pd
continuous miner mk tdk dpt dipasang crawler.
- dpt memuat scr kontinuous
-tdk menimbulkan polusi udara
-pengawasan relatif mudah
-alat tergolong besar shg memerlukan tempat yg
luas
-investasi alat relatif mahal.
3. Alat Angkut TBT
a. Mine truck
berdasarkan cara dumpingnya : tip dumper,
telescoping dumper dan push-plate dumper
berdasarkan tenaga penggeraknya : two wheel
drive dan four wheel drive
+:
-jarak angkut relatif jauh (12 km)
-fleksibel dlm hal menambah / mengurangi alat
tanpa menghentikan produksi scr keseluruhan
-kec angkut relatif tinggi (30km/jam)
-:
-kondisi jalan hrs baik dan tdk licin
-jml operator banyak
-ventilasi hrs baik
-jln hrs lebar dan tdk boleh menyudut
b. Belt Conveyor
alat angkut berupa sabuk yg mengangkut dan
menumpahkan muatan scr kontinue.
Berdasarkan fungsi kerjanya Belt conveyor dpt
dibedakan:
-panel or section conveyor : conveyor yg
umumnya menerima material pd posisi paling

dekat dg permuka kerja dan langsung


ditransportasikan
-gathering conveyor : conveyor sbg unit
pengangkut sekunder dan biasanya menerima
matrial dr 2/lebih panel conveyor
-Mine line Conveyor : conveyor yg mengangkut
material dr TBT ke shaft / slope yg menerima
material dr 2/lebih gathering conveyor
-Slope conveyor : conveyor yg biasanya bekerja
scr tandem dgn main line conveyor yg membawa
material dr main level ke permukaan dgn gradien
mencapai 17
+:
-pengangkutan kontinue
-tdk terpengaruh kondisi jln TA
-jml operator sedikit
-tdk menimbulkan polusi
-tdk menimbulkan getaran tanah
-:
-bila ada kerusakan, mk proses produksi akan
terhenti scr keseluruhan
-memerlukan persiapan cukup banyak

pengangkut dan penumpah bijih, dioperasikan


dgn bekerjasama dgn scooptram, mpy
karakteristik center articulating, low profile,
berban karet dan bermesin diesel.
Tipe Teletrams:
-telescoping teletrams dgn kapasitas 10-35 ton.
Alat ini mpy telescoping bed yg bergerak ke
depan apabila sedang dilakukan pemuatan dan
bergerak ke belakang bila akan menumpahkan
(membutuhkan waktu 20 detik)
-end dump teletrams yg berukuran kecil
digfunakan utk penumpahan pd chute apabila
tersedia jarak yg mencukupi dgn bag atap bukaan
-pusher-plate-dump teletram (kapasitas 10-12
ton).
f. Shuttle Car
alat muat yg sekaligus dpt berfungsi sebagai alat
angkut ( utk batubara).
Berdasarkan tenaga penggeraknya :
-shuttle car battery
-shuttle car diesel
-shuttle car cable reel electric

c. Lori dan lokomotif


d. Haulage system : cara pengangkutan pd tbt dgn
kondisi angkut mendatar/ sedikit menanjak.
e. Winding System : cara pengangkutan pd tbt dgn
kondisi angkut vertikal / relatif vertikal.
f. Pipa dan Pompa :
memerlukan serangkaian unit penghancur
(primary crushing, secondary crushing), pulping
dan pompa yg ditempatkan pd tbt

SCRAPER DAN HOIST

4. Alat Muat-Angkut TBT


a.Load Haul Dump (LHD)
Alat muat angkut tbt yg mrpkn kombinasi front
end loader dgn dump truck yg berfungsi memuat,
mengangkut dan menumpahkan material pd alat
angkut berikutnya.
+:
-biaya pengangkutan dan pemuatan relatif murah
(krn alat angkut-muat mjd 1 unit)
-fleksibel dlm hubungannya dgn alat angkut
selanjutnya
-kapasitas dan produktifitas tinggi
-kemiringan jalan mencapai 40%
-:
-membutuhkan ventilasi yg cukup banyak
-getaran relatif kuat
-membutuhkan jalan angkut tambahan berupa
main ramp
b. Slusher
mrpkn peralatan yg digerakan dgn udara (air
powered motor) dimana efek penggaruan
diperoleh melalui sebuah garu yg dihub dgn
kawat (wire ropes) dan pullery. Dgn memutar
motor ke depan mk garu akan msk ke dlm
material lepas yg terletak di dasar lantai dan
membawa material ke tempat penumpahan. Dgn
memutar motor ke arah berlawanan mk garu akan
kembali ke belakang (ttk awal) dan siap utk
penggaruan berikutnya.
+
:
kemampuan
penggeraknya
(maneoverability),dpt dipasang pd hampir semua
kondisi dan dgn cepat dibongkar apabila
diinginkan,
ketersediaan
tinggi,
mudah
dioperasikan dan biaya kapital rendah, dpt
digunakan hampir di setiap tempat dimana akan
dilakukan pemindahan/ pengangkutan bijih lepas.
c. Mechanical Loader
alat digerakan dgn udara (air powered units), mpy
mangkok di depannya yg digunakan utk menggali
muatan pd tumpuan bijih lepas, selanjutnya
mangkok melakukan gerakan menumpah ke
belakang melewati bagian atas mesin itu sendiri
dan menumpahkan muatannya pd suatu alat
angkut (kereta tambang).
+: dpt digunakan utk memuat/ beroperasi pd
suatu bukaan kecil dgn cepat.
d. Scoop Trams
center articulating bergerak dgn ban karet, low
profile, bergerak di atas ban karet berfungsi sbg
alat muat, angkut, dan tumpah. Digunakan pd
metode open stope, room n pillar, cut n fill,
shrinkage stoping, drawpoint loading dan sub
level caving.
+: pd kondisi batuan yg optimum dpt
dioperasikan pd kemiringan 35% downgrade,
25% upgrade dan 30% sideslopes, jalan angkut
tdk hrs lurus shg dpt mengikuti kontur bijih tanpa
meningkatkan pengeluaran scr drastis.
e. Teletrams

1. Penggunaan Scraper pd TBT


a. Development
Scraper digunakan utk memindahkan broken ore
dan waste dr sebuah tunnel, drift/ crosscut.
b. Produksi
dipergunakan untuk TA batubara, gravel, bijih
logam dan non logam. Aplikasi scraper sangat
berguna pd top slicing, mucking bijih pd suatu
openstope dgn kemiringan kurang dr sudut
gelincirnya, sublevel caving, room n pillar
miring, cut and fill stoping, glory hole mining,
square set mining, shrinkage stoping, block
caving.
c.Filling
dipergunakan utk menyebarkan isian waste / utk
menyebarkan waste dan memindahkan broken
ore seperti pd cut n fill
d. transfer
dipergunakan utk memindahkan bijih pd
intermediate level. Aplikasi ini bisa mengurangi
pekerjaan development pd drift, raise, haulage
way dan tramming
e. Mengurangi bahaya mucking
membantu memindahkan broken ore dr suatu
stope yg mpy kondisi kerja tdk aman ( kondisi
atap tdk stabil).
2. Klasifikasi Scraper
2.1. Single Drum Hoist
a. Konstruksi:
sebuah motor penggerak, sebuah drum utk
menggulung rope, sebuah rope, sebuah scraper
b. cara kerja
cara kerja sangat sederhana dan semi manual. Utk
mendpt tekanan vertikal yg lebih besar, mk pd
saat scraper ditarik (drum hoist menggulung), mk
dgn bantuan manusia bag atas dr scraper ditekan
ke bwh. Bijih lepas yg berada di muka scraper
kmd dimasukan pd sebuah ore pass. Utk menarik
scraper tsb kembali pd tumpukan bijih lepas, mk
ditarik dgn bantuan tenaga manusia.
c. Aplikasi
cocok utk daerah dgn dimensi stope sempit dgn
produksi yg sedikit. Dpt juga utk pembuatan
lubang bukaan dgn dimensi kecil dgn kemajuan
yg lambat.
2.2 double Drum Hoist
a. Konstruksi :
Sebuah motor penggerak, 2 buah drum masing2
utk menggulung main rope dan tail rope, sebuah
tail rope, sebuah rope main rope, sebuah tail
sheave, sebuah scraper.
b. cara kerja
pd posisi scraper di atas broken ore, mk main
rope digulung sedang tail rope dikendurkan. Pd
keadaan ini, krn pengaruh berat scraper dan
kemiringan blade, mk scraper akan mampu msk
ke dlm broken ore dan membawa broken ore tsb
menuju ore pass. Pd posisi scraper akan kembali
menuju tumpukan broken ore mk main rope
dikendurkan dan tail rope digulung.
c. Aplikasi
utk daerah dgn dimensi stope sempit dgn
produksi besar. Digunakan utk pembuatan lubang
bukaan dgn dimensi kecil dgn produksi yg cepat.
2.3. Three Drum Hoist
a. Konstruksi

Widhoz poenya
sebuah motor penggerak, 3 buah drum (drum
tengah utk menggulung main rope dan drum kirikanan utk menggulung tail rope), sebuah main
rope, sebuah tail rope, sebuah tail sheave, sebuah
scraper
b. Cara kerja
posisi scraper di atas broken ore, mk main rope
digulung sedang ke 2 tail rope dikendurkan. Krn
pengaruh berat scraper dan kemiringan blade, mk
scraper masuk ke dlm broken ore dan membawa
ore tsb menuju orepass. Pd posisi scraper akan
kembali ke broken ore mk main rope
dikendurkan dan ke2 tail rope digulung.
c. Aplikasi
Utk daerah dgn dimensi stope luas dgn produksi
besar. Digunakan utk pembuatan lubang bukaan
dgn dimensi luas dgn produksi yg cepat.
3. Rancangan Scraper dan Hoist
a. Tipe material :
berat per cuft, lengket/kering, ukuran rata2
material lepas, ukuran terbesar material lepas.
b. tonase yg diinginkan:
perjam pd jarak rata2, per jam pd jarak terjauh,
per gilir kerja
c. Kondisi Scraping
-Luas lantai : panjang, lebar
-scraper travel pd jarak rata2
-scraper travel pd jarak maksimum
-kondisi lantai : kasar, halus, dr papan
-macam diposal : chute, raise, conveyor, loading
slide, spreading
-grade
-tipe scraping : dr permuka kerja dr tumpukan
transfer inplace
d. Tipe motor yg tersedia
tekanan udara, elektrik arus searah (dc), elektrik
arus bolak balik (ac)
e. tipe Motor Elektrik
4. Tipe2 Scraper
a. Full Box
mrpkn tipe hoe yg ditambahkan plate pd sisi2nya
b. semi hoe, partial box, hoe box
mrpkn tipe hoe yg ditambahkan plate pd sisi2nya
dgn btk dan panjang tertentu
c. V-Shape
mrpkn box type yg back platenya dilengkungkan
membtk huruf V
d. Crescent Scraper, Hinged Back Plate
mrpkn modifikasi Full-Box dimana back plate
dan side plate digabung dan membtk seperti sabit
5. Aplikasi Msg2 Tipe Scraper
Scraper Hoe Type cocok utk material yg
menggumpal dimana bila digunakan box-type mk
tdk bisa scr baik terisi krn slide plate akan
melintas di atas bongkahan.
Pd material halus, mk penggunaan hoe-type akan
kehilangan
muatannya,
shg
diperlukan
pemasangan side plate utk menahan material tsb.
Pd material halus cocok digunakan box-type. Utk
mat kasar-hls digunakan tipe scraper yg
dimodifikasi.
6. Karakteristik Penggalian dan gerakan
Scraper
a. Digging angle
digging angle dpt ditentukan sbg gaya resultan yg
ditimbulkan oleh berat scraper dan tenaga tarik
rope, biasanya menghasilkan angle 30 / kurang.
Digging angle 45/50 akan memberikan hsl yg
lebih baik pd penggaruan datar / miring
b. Berat scraper
Scraper hrs cukup berat utk bisa masuk
menembus material yg digaru, tetapi tdk terlalu
berat yg akan memboroskan tenaga scr percuma.
Utk memperoleh hsl yg diinginkan mk dilengkapi
mekanisme penambahan berat (cast iron block)
c. Berat n Ukuran bagian atas scraper
btk n ukuran dirancang utk mengatur kedalaman
penggalian. Bila back plate dibuat menyudut 45
dgn horizontal mk craper akan terus menggali
sampai motor berhenti shg akan membuang
tenaga(power). Dgn melengkungnya bag atas ke
depan searah tarikan rope mk akan timbul gaya F
tg ditimbulkan oleh material yg naik dlm scraper
shg saat scraper penuh mk digging angle akan
terhenti scr otomatis.
d. Keseimbangan Scraper
mempengaruhi digging angle dan khususnya utk
mengatur saat scraper kosong kembali menuju
tumpukan / permuka pekerja. Berat scraper hrs

terdistribusi shg bail lebih berat dibanding back


plate dan bail ini hrs menggeletak pd lantai drift
bila ditarik dan tdk timbul torsion pd main rope /
tail rope
7. Siklus Perjalanan Scraper
a. mengaru di atas tumpukan
b. menarik muatan menuju chute, scraper slide,
spreading
c. kembali kosong menuju tumpukan
d. scraper kososng naik di atas tumpukan
e. siap menggali lagi.
8. Bagian2 Scraper dan Hoist
a. Hoist
mrpkn penggerak utam utk menarik rope.( single,
double, three-drum)
b. wire rope
digunakan utk menahan beban kerja( friksi antara
rope dgn drum dan antara rope dgn lantai drift,
abrasi antara rope dgn tumpukan dan rope dgn
ddg drift) yg berat shg relatif hrs sering diganti.
c. rope sheave (tail sheave)
Critical ratio : perbandingan terkecil antara
diameter kerekan dgn diameter rope.
d. pelekat tail sheave
tail sheave hrs scr kuat dilekatkan pd ddg drift
utkmenahan tarikan hoist saat menarik scraper
kosong menuju tumpukan.
Model:
-eyebolt dgn tapered shank plg cocok utk ddg yg
kuat
-flexible eyebolt
-pin and feather
-eye bolt & wedge
-wedge & socket
e. Scraper Slide
utk membantu memuat broken ore ke atas kereta
tambang.
Dibagi mjd:
-portable slide dgn wheels atau crawler
-stationary yg diletakan di atas tanah/ timber
-semipermanen slide yg memungkinkan kereta
diisi dr samping shg slide ini bisa membtk sudut
dgn rel.
f. Hois Break : mrpkn bagian penyusun hoist
WIRE ROPE
1. Rope Wire
Btk kawat yg digunakan menyusun rope
a. Round : mpy penampang melintang lingkaran
b. Half Lock : rail shape, msg2 lengkungan pd
kedua sisinya di idsi dgn round wire
c. Triangular : mpy penampang melintang
segitiga, digunakan utk inti beberapa strand
d. Full lock : mpy penampang Z yg saling
mengunci
2. Strand
tipe : Round, Triangular, Oval, Flat/ ribbon
a. Round Strand
mrpkn konstruksi sederhana dgn hanya 1 lapis
kawat melilit inti strand atau terdiri dr lebih 1
lapis kawat.
b. Triangular Strand
c. oval strand
digunakan sbg inner strand pd multi strand rope.
Terdiri dr lapis round wire / 1 flat ribbon wire.
d. Flat strand
digunakan pd multi strand rope. Terdiri 6/8 kawat
dan terutama digunakan pd pekerjaan shaft yg
memerlukan sifat non rotating dan fleksibel misal
pd balance rope, endless rope.
3. Rope
terdiri :
a. Fibre Main Core(FMC)
FMC terbuat dr serat alam/ sintesis bersifat
fleksibel dan cocok utk semua kondisi, kecuali
bila rope tsb dikenai crushing berlebihan yaitu
beban yg terlalu berat / diameter drum dan pulley
terlalu kecil
b. Wire Strand Core (WSC)
WSC akan membuat rope lebih tahan thd beban
yg berat dan pemakaian drum dan pulley yg
kecil, tetapi sifat WSC kurang fleksibel.
c. Indipendent Wire Rope core
IWRC akan membuat rope lebih tahan thd beban
yg berat dan pemakaian drum dan pulley yg
kecil, tetapi mengurangi fleksibilitas.
4. Tipe2 Utama Wire Rope
a. Stranded Rope
-Round Strand
-Triangular Strand

-Multi Strand
-Flat Rope
-Lock coil
b. Non Stranded Rope/ single strand rope
-Half-Locke
-Rod guide
5. Rope Lay
Pd stranded rope, strand yg dibentuk seperti ulir
sekrup mpy aturan :
-jk strand melilit seperti ulir (memutar kanan) mk
rope disebut right-hand lay
-jk strand melilit berlawanan arah ulir (memutar
kiri), mk rope disebut left hand lay
Pd strand rope, kawat yg dililit utk membentuk
strand mempunyai aturan:
-jk kawat melilit searah dgn lilitan strand, mk
rope disebut Langs lay
-jk kawat melilit berlawanan arah dgn lilitan
strand, mk rope disebut Ordinary lay.
Oleh krn itu strand rope bisa berupa:
-Langs Right-hand lay
-Langs left-hand lay
-Ordinary right-hand lay
-Ordinary left-hand lay
ROPE HAULAGE
I.GAYA TAHANAN YG BEKERJA
1.Resistance to traction (tahanan tarik)
Tahanan tarik ini muncul diakibatkan adanya
gesekan antara roda lori dgn rel dan juga
pengaruh g
a.Tahanan tarik sbg akibat gesekan adl W.u.cos a,
dimana u adl coefficient of friction. Nilai +.
b.Tahanan tarik sbg akibat efek gravitasi adl
W.sin a. Sifat tahanan tarik sbg akibat efek
gravitasi adl dpt bernilai +/Tahanan tarik total = W.u.Cos a + W.Sin a
2.Percepatan
Gaya yg diperlukan utk beban seberat W lb spy
bias dipercepat sebesar f ft/dt adl : F= m.a = W/gf
F : gaya yg diperlukan, lb
W: beban yg akan dipercepat,lb
G: gravitasi 32,3 lb/dt2
f : percepatan ft/dt2
F = W x 0,0455 lb
F = Wx2240x0,0455x0,1=Wx10,192= 10,2 lb/ton
2.MACAM2 ROPE HAULAGE
1.Endless RH
Konstruksi :
-1 motor penggerak
-1 Rope
-1 surge wheel
-2 Track
-1return wheel (dgn tension)
-1 speader wheel (dgn tension)
-Rangkaian kereta (tub) kosong
-Rangkaian kereta (tub) isi
Keuntungan :
-Dpt menyesuaikan dgn kondisi dan kemiringan
-dpt berkompromi dhn tanjakan
-mudah dioperasikan dan diperpanjang
-HP yg diperlukan rendah, krn kec rendah dan
rope dlm keadaan balance
-Krn kec rendah 1,25-2 mph kereta dpt dilepas dr
rope tanpa menghentikan rope tsab.
Kerugian:
-sukar dlm transportasi buruh dan material
-Kecepatannya rendah dan lebih banyak kereta
tambang diperlukan utk output tertentu.
-Bukaan hrs ckp lebar utk memasang 2 rel
-sering tjd kereta keluar dr rel shg mengurangi
output.
2.Main and Tail Rope Haulage
Konstruksi :
-1 drum utk menggulung rope -1 tail rope
-1 motor penggerak
- 1 track
-1 return wheel
- 1 rangkaian kereta (tub)
-1 main rope
Keuntungan :
-dpt dioperasikan pd lantai yg bergelombang
-hanya memerlukan 1 rel, shg mengurangi
dimensi bukaan
-mudah diperpanjang bila rope msh mencukupi
-kec tinggi 4-16 mph
Kerugian : -HP besar
3. Main or Direct Rope Haulage
Konstruksi :

Widhoz poenya
-1 buah track
-1 buah motor penggerak
-1 buah Rope
- 1 rangkaian kereta (tub)
-1 buah drum utk menggulung rope
Keuntungan :
-Sederhana dan fleksibel
-mudah diperpjg selama rope msh ada
-hanya memerlukan single track
-ventilasi mudah
-pergantian material yg diangkut mudah diatur
-kec tinggi
Kerugian:
-mempyi system yg unbalance
-memerlukan HP besar
-cara coupling pd tub mungkin bias mengurangi
output pd steep gradient
-diperlukan pengereman saat menurunkan
rangkaian kereta kosong.
4. Balance Main-Rope Haullage
Konstruksi:
1. tersusun dr :
-2 track -2 rope msg2 rope dilekatkan pd drum
-2 drum -1buah motor pengerak
2. Tersusun dr :
-2drum
-1 motor penggerak
-1 drum besar
-1 rope yg dililitkan 3-4 kali pd drum
Keuntungan : mpy mesin yg lebih kompak.
WINDING
Mrpkn system pengangkutan tbt yg vertical /
mendekati vertical. Winding termasuk main
haulage.
Peralatan:
-cage dan kelengkapannya -drum hoist
-wire rope
-frame
-sheave
Pd Parrallel drum Cardinal Point tj pd:
-akhir decking time, awal winding dan periode
percepatan
-akhir periode percepatan yg juga awal periode
kec max.
-akhir periode kec max, yg juga awal periode
perlambatan
-akhir winding dan awal decking time
Pd bi-cylindro conical drum minder, Cardinal
Point tjd pd:
-akhir decking time, awal winding dan periode
percepatan.
-akhir periode percepatan, awal periode naik
konis, yaitu pd saat rope yg membawa kereta
bermuatan naik pd bag konis drum
-akhir naik konis, yg juga awal periode kec max
yaitu pd saat rope yg membawa muatan bergerak
pd diameter terbesar konis dan rope kosong
meninggalkan diameter terbesar konis.
-akhir periode kec max, yg juga awal turun konis,
yaitu saat rope kosong bergerak turun menuju
bag konis drum
-akhir turun konis, yg juga awal periode
perlambatan
-akhir winding dan awal decking time.
1. PERSAMAAN TORSI
1.Torsi Statik dan Torsi Percepatan (T. Dinamik)
Ts= [( W1-W2) + (Wi+W2) fa ] R
G
R
: jari2 winding
W1-W2 : Jml berat yg bergerak dlm shaft
(W1-W2)R : torsi static
(W1+W2) fa : gaya yg diperlukan utk percepatan
g
(W1+W2) fa. R : torsi dinamik
g
2. Torsi Utk Memutar Drum & Headgear Pulley
Torsi utk memutar drum dan headgear pulley:
Td = I x percepatan sudut dlm radian/detik2
Dimana :
Td : torsi yg diperlukan utk mempercepat drum
dan pulley
I : momen inersia drum dan pulley
I = Wd./g, dimana Wd : berat drum n pulley
: radius gyration
= 0.5 R
Td = W x R x fa = W x R x fa

2g

3. Torsi total
Tt = (W1-W2)R + W1+ W2 R.fa + Wd R .fa
g
2g
Ts
Td
Twd
4. Torsi akibat Gesekan Shaft (Tgs)
Tt = 100 (W1-W2)R + W1 +W2 R fa + Wd R fa
90
g
2g
5. Torsi tg dibutuhkan selama periode kec Max
Tt = 100/90 (W1-W2) R
6. Torsi yg diperlukan selama
perlambatan / periode pengereman

periode

Tt = 100 (W1-W2) R W1+W2 R. fr Wd. R.fr


90
g
2g
7. hubungan Torsi dgn HP
HP = 2 N Tt Tt = HP . 33000
30000
2 N
2. DIAGRAM WINDING
Utk mengetahui hubungan siklus dgn perubahan
beban yg tjd.
1. Diagram Winding utk Parallel Drum Winder
dgn Balance Rope
a. Diagram Winding Vs Waktu
b. Diagram Torsi Vs Waktu
c. Diagram HP Vs waktu
2. Diagram Winding Utk Parallel Drum Winder
tanpa Balance Rope
-Diagram torsi Vs waktu
LOKOMOTIF
Digunakan utk pengangkutan pd main road dan
pekerjaan gathering. Kedua pekerjaan ini bias
juga dilakukan oleh conveyor khususnya
gradient, jarak angkut dan kondisi lantai.
Keuntungan :
a. Diperlukan man power lebih sedikit
b. Fleksible dan mudah diperpanjang
c. Pengangkutan supplies, buruh dan debris dpt
dilakukan bersama2
d. Bila gradien cocok (<3%) mk mjd ekonomis :
-pd roller bearing : gradient di atas 1 dlm 20 (5%)
mjd tdk ekonomis
-Pd plain bearings : gradien di atas 1 dlm 35 (3%)
mjd tdk ekonomis
e. Mpy kec tinggi
f. Lebih mudah menyesuaikan diri dhn belokan
bila dibandingkan dgn rope haulage
g. Man power bias tersebar di pit bottom dan utk
mengambil bias menggunakan lokomotif yg
berukuran kecil.
Kerugiaan:
a. Mpy kemiringan terbatas
b. Kondisi lantai hrs kuat
c. Bhy kebakaran, kebocoran arus dan gas2
beracun mjd meningkat.
Macam2 Lokomotif
a. Lokomotif uap
b. Lokomotif motor bakar :
-Motor bakar mesin
-Motor bakar diesel
c. Lokomotif listrik
d. Lokomotif udara bertekanan tinggi
1.PERHITUNGAN TENAGA LOKOMOTIF
1. Adhesi :
Berpengaruh Pd Tractive effort / pulling power.
Tergantung dari :
-material yg menyusun roda maupun rel
-kondisi rel (basah, kering atau berpasir)
-Pusat gravitasi lokomotif (dlm mslh ini pst g
lokomotif dianggap terdistribusi rata).
2. Tractive effort :\
Tenaga tarik yg ditimbulkan lokomotif utk
menggerakan lokomotif beserta rangkaian dan
muatannya. Tractive effort ini diperoleh melalui
roda2 lokomotif, shg tenaga tersebut tergantung
kpd berat lokomotif dan koef adhesi.
Lokomotif diesel dan trolley:

TE = WL x 0,25 x 2240 = 560 WL lb


WL = berat lokomotif ton
Lokomotif bateray :
TE = WL x 0,15 x 2240 = 336 WL lb
3. Drawbar pull
Besarnya daya tarik yg dibutuhkan utk menarik :
lokomotif itu sendiri dan rangkaian beserta
muatan.
Besarnya tergantung :
a.Tahanan tarik = W x 2240 x koef gesek = W. R
R : Rolling resistance
Utk plain bearings = 1/15 atau 40 lb/ton
Roller bearings = 1/224 atau 10 lb/ton
Starting resistance 50% > dr plain/roller bearings
b. Resistance akibat Gravitasi = Wx2240xSin a
= Wx2240/X = Wx2240xG/100
a : sdt kemiringan
X:naik/turunnya 1 dlm X horizontal
G : Gradien dlm %
c.Lineal dan Rotary acceleration
Gaya F yg diperlukan utk lineal acceleration pd
percepatan f sebesar 0,1 mph/det adl
F = m.a = W/g.f
= 2240 x 0,1 x 5280
32,3
60 x 60
W: brt lokomotif dan rangkaian, ton
g : gravitasi 32,2 ft/det2
f : percepatan, 0,1 mph/det
1mil : 5280 ft
Jadi lineal acceleration dan rotary acceleration pd
percepatan 0,1 mph/det adl (10,2+0,6) = 10,8
lb/ton.
DBP = W(R+G+L)+L(RL+G+F)
W : berat rangkaian kereta, ton
R : rolling resistance kereta lb/ton
G: Grade resistance, 22,4lb/ton setiap kemiringan
1%
F: gaya yg diperlukan utk percepatan 10,8 lb/ton
utk percepatan 0,1 mph/det
L: berat lokomotif, ton
RL: rolling resistance3 lb/ton
d. Horse Power
HP = TE, lb x Kec, mph x 5280
3300 x gearing eff x 60
HP = TE, lb x Kec, mph
375 x gearing eff
2. IDEAL GRADIENT
Tuj : utk memperoleh operasi yg ekonomis thd
tractive effort, dgn jalan mengusahakan tractive
effort kereta bermuatan = tractive effort kereta
kosong.
Asumsi dasar:
1. Rolling resistance kereta kosong umumnya +
25% > dibandingkan kereta bermuatan
Rkosong = 125/100 x R, lb/ton
2. Berat kereta kosong : berat muatan = 1:2
3. Berat rangkaian bermuatan : berat rangkaian
kosong = W:1/3W
3.STOPING DISTANCE
Jarak yg ditempuh lokomotif dan rangkaiannya
mulai saat diperlambat (direm) sampai berhenti.
Gaya2 yg bekerja:
1. Gaya utk Perlambatan
Bila F adl perlambatan yg dihasilkan dlm 1
mph/det mk gaya yg diperlukan adl 108 F lb/ton.
Pd perlambatan 1 mph /det juga akan
memerlukan gaya sebesar 108 lb/ton atau 108 F
lb/ton
2. Breaking Force
Bila pengereman dilakukan scr mendadak, mk
bias tjd kondisi dimana roda akan meluncur(skid)
pd permukaan rel. Pd kondisi ini, mk coeff of
adhetion mjd kecil dan diasumsikan sebesar 0,16
Max Breaking Force = 0,16 x IL x 2240 lb
= 358 L lb = 1/6 berat lokomotif
3. Rolling Resistance
R=L Rl + W.R
4. Gradient
Gaya utk mengatasi gradien = + (L+W)22,4G
Kesimpulan:
F = 358L + L.RL +W.R (L+W).22,4.G
108(L+W)
F : perlambatan yg tjd, mph/det
L: berat lokomotif, ton
W : berat rangkaian, ton
RL : rolling resistance lokomotif, Lb/ton
G: gradien %

Widhoz poenya

Anda mungkin juga menyukai