PENDAHULUAN
1. Sistem pengangkutan TBT:
a. Gathering haulage (GH)
bagian dr sistem pengangkutan yg langsung
berdekatan/ berhadapan dgn pemuka kerja. Pd
sistem longwall face belt/tub dan track sepanjang
pemuka kerja mrpkn GH. Pd room n pillar GH
bisa dilengkapi dgn 5 metode :
-car yg bergerak ke permuka kerja dgn battery/
cable reel locomotives
-shuttle car
-chain conveyor
-shaker conveyor
-scaper haulers
b. Secondary Haulage (SH)
bag dr sistem pengangkutan yg mengumpulkan
batubara/ bijih dr berbagai GH dan membawa
batubara/ bijih ke main haulage sistem. Pd
longwall SH biasanya ditangani oleh salah 1 dr 2
metode:
-sebuah belt conveyor pd main gate
-tubs, track dan auxiliary haulage engine
pd room n pillar:
-belt conveyor
-mine cars and battery/ rolley locomotives
-mine cars dan direct rope haulage
-kombinasi dr bbrp metode
c. Main haulage (MH)
bag dr sis pengangkutan yg membawa batubara/
bijih dr SH menuju shaft/ lubang bukaan
tambang. Utk longwall dan room n pillar metode
yg digunakan sama yaitu:
-mine cars dan battery/ rolley locomotives
-mine cars dan suatu direct rope haulage
-kombinasi metode di atas
-belt conveyor
2. Alat2 Muat TBT
a. Overhot Loader
bekerja dgn cara mendorong mangkok ke dlm
tumpukan material shg penuh, kmd mangkok
diangkat ke belakang dgn melewati mesin dan
body dan menumpahkan muatannya ke alat
angkut yg berada dibelakang overshot loader
tanpa memutar alat muat itu sendiri.
Tipe:
-rail mounted loader : menggunakan rel utk
mobilitasnya. Aplikasi alat ini utk kondisi jalan
datar/ dgn kemiringan jalan maks 2%.
-Crawler Loader : menggunakan track (ban
rantai) utk mobilitasnya. Kemiringan jalan maks
2%
-Rubber Tire Loader : menggunakan ban karet
utk mobilitasnya. Kemiringan maks 10%.
b. Gathering Arm Loader
Digunakan pd tambang batubara dgn sistem
continuous mining. Pd bag depan dilengkapi dgn
alat pengumpul. Material yg terkumpul didorong
menuju belt conveyor yg berada di belakang,
kmd dibawa ke alat angkut. Bag bwh dpt
dipasangi crawler, bila akan dipasang pd
continuous miner mk tdk dpt dipasang crawler.
- dpt memuat scr kontinuous
-tdk menimbulkan polusi udara
-pengawasan relatif mudah
-alat tergolong besar shg memerlukan tempat yg
luas
-investasi alat relatif mahal.
3. Alat Angkut TBT
a. Mine truck
berdasarkan cara dumpingnya : tip dumper,
telescoping dumper dan push-plate dumper
berdasarkan tenaga penggeraknya : two wheel
drive dan four wheel drive
+:
-jarak angkut relatif jauh (12 km)
-fleksibel dlm hal menambah / mengurangi alat
tanpa menghentikan produksi scr keseluruhan
-kec angkut relatif tinggi (30km/jam)
-:
-kondisi jalan hrs baik dan tdk licin
-jml operator banyak
-ventilasi hrs baik
-jln hrs lebar dan tdk boleh menyudut
b. Belt Conveyor
alat angkut berupa sabuk yg mengangkut dan
menumpahkan muatan scr kontinue.
Berdasarkan fungsi kerjanya Belt conveyor dpt
dibedakan:
-panel or section conveyor : conveyor yg
umumnya menerima material pd posisi paling
Widhoz poenya
sebuah motor penggerak, 3 buah drum (drum
tengah utk menggulung main rope dan drum kirikanan utk menggulung tail rope), sebuah main
rope, sebuah tail rope, sebuah tail sheave, sebuah
scraper
b. Cara kerja
posisi scraper di atas broken ore, mk main rope
digulung sedang ke 2 tail rope dikendurkan. Krn
pengaruh berat scraper dan kemiringan blade, mk
scraper masuk ke dlm broken ore dan membawa
ore tsb menuju orepass. Pd posisi scraper akan
kembali ke broken ore mk main rope
dikendurkan dan ke2 tail rope digulung.
c. Aplikasi
Utk daerah dgn dimensi stope luas dgn produksi
besar. Digunakan utk pembuatan lubang bukaan
dgn dimensi luas dgn produksi yg cepat.
3. Rancangan Scraper dan Hoist
a. Tipe material :
berat per cuft, lengket/kering, ukuran rata2
material lepas, ukuran terbesar material lepas.
b. tonase yg diinginkan:
perjam pd jarak rata2, per jam pd jarak terjauh,
per gilir kerja
c. Kondisi Scraping
-Luas lantai : panjang, lebar
-scraper travel pd jarak rata2
-scraper travel pd jarak maksimum
-kondisi lantai : kasar, halus, dr papan
-macam diposal : chute, raise, conveyor, loading
slide, spreading
-grade
-tipe scraping : dr permuka kerja dr tumpukan
transfer inplace
d. Tipe motor yg tersedia
tekanan udara, elektrik arus searah (dc), elektrik
arus bolak balik (ac)
e. tipe Motor Elektrik
4. Tipe2 Scraper
a. Full Box
mrpkn tipe hoe yg ditambahkan plate pd sisi2nya
b. semi hoe, partial box, hoe box
mrpkn tipe hoe yg ditambahkan plate pd sisi2nya
dgn btk dan panjang tertentu
c. V-Shape
mrpkn box type yg back platenya dilengkungkan
membtk huruf V
d. Crescent Scraper, Hinged Back Plate
mrpkn modifikasi Full-Box dimana back plate
dan side plate digabung dan membtk seperti sabit
5. Aplikasi Msg2 Tipe Scraper
Scraper Hoe Type cocok utk material yg
menggumpal dimana bila digunakan box-type mk
tdk bisa scr baik terisi krn slide plate akan
melintas di atas bongkahan.
Pd material halus, mk penggunaan hoe-type akan
kehilangan
muatannya,
shg
diperlukan
pemasangan side plate utk menahan material tsb.
Pd material halus cocok digunakan box-type. Utk
mat kasar-hls digunakan tipe scraper yg
dimodifikasi.
6. Karakteristik Penggalian dan gerakan
Scraper
a. Digging angle
digging angle dpt ditentukan sbg gaya resultan yg
ditimbulkan oleh berat scraper dan tenaga tarik
rope, biasanya menghasilkan angle 30 / kurang.
Digging angle 45/50 akan memberikan hsl yg
lebih baik pd penggaruan datar / miring
b. Berat scraper
Scraper hrs cukup berat utk bisa masuk
menembus material yg digaru, tetapi tdk terlalu
berat yg akan memboroskan tenaga scr percuma.
Utk memperoleh hsl yg diinginkan mk dilengkapi
mekanisme penambahan berat (cast iron block)
c. Berat n Ukuran bagian atas scraper
btk n ukuran dirancang utk mengatur kedalaman
penggalian. Bila back plate dibuat menyudut 45
dgn horizontal mk craper akan terus menggali
sampai motor berhenti shg akan membuang
tenaga(power). Dgn melengkungnya bag atas ke
depan searah tarikan rope mk akan timbul gaya F
tg ditimbulkan oleh material yg naik dlm scraper
shg saat scraper penuh mk digging angle akan
terhenti scr otomatis.
d. Keseimbangan Scraper
mempengaruhi digging angle dan khususnya utk
mengatur saat scraper kosong kembali menuju
tumpukan / permuka pekerja. Berat scraper hrs
-Multi Strand
-Flat Rope
-Lock coil
b. Non Stranded Rope/ single strand rope
-Half-Locke
-Rod guide
5. Rope Lay
Pd stranded rope, strand yg dibentuk seperti ulir
sekrup mpy aturan :
-jk strand melilit seperti ulir (memutar kanan) mk
rope disebut right-hand lay
-jk strand melilit berlawanan arah ulir (memutar
kiri), mk rope disebut left hand lay
Pd strand rope, kawat yg dililit utk membentuk
strand mempunyai aturan:
-jk kawat melilit searah dgn lilitan strand, mk
rope disebut Langs lay
-jk kawat melilit berlawanan arah dgn lilitan
strand, mk rope disebut Ordinary lay.
Oleh krn itu strand rope bisa berupa:
-Langs Right-hand lay
-Langs left-hand lay
-Ordinary right-hand lay
-Ordinary left-hand lay
ROPE HAULAGE
I.GAYA TAHANAN YG BEKERJA
1.Resistance to traction (tahanan tarik)
Tahanan tarik ini muncul diakibatkan adanya
gesekan antara roda lori dgn rel dan juga
pengaruh g
a.Tahanan tarik sbg akibat gesekan adl W.u.cos a,
dimana u adl coefficient of friction. Nilai +.
b.Tahanan tarik sbg akibat efek gravitasi adl
W.sin a. Sifat tahanan tarik sbg akibat efek
gravitasi adl dpt bernilai +/Tahanan tarik total = W.u.Cos a + W.Sin a
2.Percepatan
Gaya yg diperlukan utk beban seberat W lb spy
bias dipercepat sebesar f ft/dt adl : F= m.a = W/gf
F : gaya yg diperlukan, lb
W: beban yg akan dipercepat,lb
G: gravitasi 32,3 lb/dt2
f : percepatan ft/dt2
F = W x 0,0455 lb
F = Wx2240x0,0455x0,1=Wx10,192= 10,2 lb/ton
2.MACAM2 ROPE HAULAGE
1.Endless RH
Konstruksi :
-1 motor penggerak
-1 Rope
-1 surge wheel
-2 Track
-1return wheel (dgn tension)
-1 speader wheel (dgn tension)
-Rangkaian kereta (tub) kosong
-Rangkaian kereta (tub) isi
Keuntungan :
-Dpt menyesuaikan dgn kondisi dan kemiringan
-dpt berkompromi dhn tanjakan
-mudah dioperasikan dan diperpanjang
-HP yg diperlukan rendah, krn kec rendah dan
rope dlm keadaan balance
-Krn kec rendah 1,25-2 mph kereta dpt dilepas dr
rope tanpa menghentikan rope tsab.
Kerugian:
-sukar dlm transportasi buruh dan material
-Kecepatannya rendah dan lebih banyak kereta
tambang diperlukan utk output tertentu.
-Bukaan hrs ckp lebar utk memasang 2 rel
-sering tjd kereta keluar dr rel shg mengurangi
output.
2.Main and Tail Rope Haulage
Konstruksi :
-1 drum utk menggulung rope -1 tail rope
-1 motor penggerak
- 1 track
-1 return wheel
- 1 rangkaian kereta (tub)
-1 main rope
Keuntungan :
-dpt dioperasikan pd lantai yg bergelombang
-hanya memerlukan 1 rel, shg mengurangi
dimensi bukaan
-mudah diperpanjang bila rope msh mencukupi
-kec tinggi 4-16 mph
Kerugian : -HP besar
3. Main or Direct Rope Haulage
Konstruksi :
Widhoz poenya
-1 buah track
-1 buah motor penggerak
-1 buah Rope
- 1 rangkaian kereta (tub)
-1 buah drum utk menggulung rope
Keuntungan :
-Sederhana dan fleksibel
-mudah diperpjg selama rope msh ada
-hanya memerlukan single track
-ventilasi mudah
-pergantian material yg diangkut mudah diatur
-kec tinggi
Kerugian:
-mempyi system yg unbalance
-memerlukan HP besar
-cara coupling pd tub mungkin bias mengurangi
output pd steep gradient
-diperlukan pengereman saat menurunkan
rangkaian kereta kosong.
4. Balance Main-Rope Haullage
Konstruksi:
1. tersusun dr :
-2 track -2 rope msg2 rope dilekatkan pd drum
-2 drum -1buah motor pengerak
2. Tersusun dr :
-2drum
-1 motor penggerak
-1 drum besar
-1 rope yg dililitkan 3-4 kali pd drum
Keuntungan : mpy mesin yg lebih kompak.
WINDING
Mrpkn system pengangkutan tbt yg vertical /
mendekati vertical. Winding termasuk main
haulage.
Peralatan:
-cage dan kelengkapannya -drum hoist
-wire rope
-frame
-sheave
Pd Parrallel drum Cardinal Point tj pd:
-akhir decking time, awal winding dan periode
percepatan
-akhir periode percepatan yg juga awal periode
kec max.
-akhir periode kec max, yg juga awal periode
perlambatan
-akhir winding dan awal decking time
Pd bi-cylindro conical drum minder, Cardinal
Point tjd pd:
-akhir decking time, awal winding dan periode
percepatan.
-akhir periode percepatan, awal periode naik
konis, yaitu pd saat rope yg membawa kereta
bermuatan naik pd bag konis drum
-akhir naik konis, yg juga awal periode kec max
yaitu pd saat rope yg membawa muatan bergerak
pd diameter terbesar konis dan rope kosong
meninggalkan diameter terbesar konis.
-akhir periode kec max, yg juga awal turun konis,
yaitu saat rope kosong bergerak turun menuju
bag konis drum
-akhir turun konis, yg juga awal periode
perlambatan
-akhir winding dan awal decking time.
1. PERSAMAAN TORSI
1.Torsi Statik dan Torsi Percepatan (T. Dinamik)
Ts= [( W1-W2) + (Wi+W2) fa ] R
G
R
: jari2 winding
W1-W2 : Jml berat yg bergerak dlm shaft
(W1-W2)R : torsi static
(W1+W2) fa : gaya yg diperlukan utk percepatan
g
(W1+W2) fa. R : torsi dinamik
g
2. Torsi Utk Memutar Drum & Headgear Pulley
Torsi utk memutar drum dan headgear pulley:
Td = I x percepatan sudut dlm radian/detik2
Dimana :
Td : torsi yg diperlukan utk mempercepat drum
dan pulley
I : momen inersia drum dan pulley
I = Wd./g, dimana Wd : berat drum n pulley
: radius gyration
= 0.5 R
Td = W x R x fa = W x R x fa
2g
3. Torsi total
Tt = (W1-W2)R + W1+ W2 R.fa + Wd R .fa
g
2g
Ts
Td
Twd
4. Torsi akibat Gesekan Shaft (Tgs)
Tt = 100 (W1-W2)R + W1 +W2 R fa + Wd R fa
90
g
2g
5. Torsi tg dibutuhkan selama periode kec Max
Tt = 100/90 (W1-W2) R
6. Torsi yg diperlukan selama
perlambatan / periode pengereman
periode
Widhoz poenya