PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perawat selesai melakukan proses keperawatan, perawat harus segara
melakukan pendokumentasian. Dokumentasi merupakan segala sesuatu yang ditulis atau
dicetak , yang dapat dipercaya sebagai bukti kewenangan individu (Edelstein, 1990).
Asuhan keperawatan harus dilaksanakan sesuai standard keperawatan, yaitu proses
keperawatan, agar klien mendapatkan pelayanan/ asuhan keperawatan yang bermutu dan
dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan proses keperawatan adalah metoda sistematis
yang mengarahkan klien dan perawat untuk bersama-sama menetapkan kebutuhan
terhadap asuhan, merencanakan dan melaksanakan asuhan, serta mengevaluasi hasil
asuhan.
Oleh karena itu, Standard praktik keperawatan ditetapkan dengan mengacu pada
proses keperawatan meliputi Standard I : Dokumentasi Pengkajian keperawatan, Standard
II : Dokumentasi Diagnosa keperawatan, Standard III : Dokumentasi Perencanaan
keperawatan, Standard IV : Dokumentasi Implementasi, Standard V : Dokumentasi
Evaluasi.
Peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan terutama dalam
proses dokumentasi. Dalam hal ini penulis mengambil dokumentasi keperawatan pada
asuhan keperawatan dengan Post partum spontan dan untuk meningkatkan pengetahuan
penulis serta untuk memenuhi tugas mata ajar dokumentasi keperawatan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk dapat memahami tentang dokumentasi
keperawatan Maternitas pada asuhan keperawatan dengan Post partum spontan
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui gambaran secara umum tentang dokumentsi keperawatan
b. Dapat mengetahui gambaran secata umum tentang dokumentasi keperawatan
maternitas
c. Dapat mengetahui komponen komponen yang perlu didokumentasikan pada
tahap diagnosa pada asuhan keperawatan dengan Post partum spontan
1.3 Metode penulisan
1
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
dengan menggunakan metode literature yaitu dengan cara mempelajari buku-buku
sumber / internet yang berhubungan dengan judul makalah ini.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 4 bab yaitu : Bab I pendahuluan yang
memuat latar belakang, maksud dan tujuan, metode panulisan dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Teoritis mencakup konsep dokumentasi keperawatan secara umum dan
dokumentasi keperawatan maternitas Bab III Tinjauan Kasus mencakup proses
keperawatana mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi Bab IV
mencakup kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka.
BAB II
2
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dokumentasi Keperawatan Umum
2.1 Pengertian Kosep Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan
bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan
hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis / tipe, kualitas dan kuantitas
pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach 1991
2.1.1 Tujuan Dokumentasi Keperawatan (Potter 1989)
Tujuan dokumentasi keperawatan sebagai : Alat komunikasi anggota tim, Biling
keuangan, Bahan pendidikan, Sumber data dalam menyusun NCP, Audit keperawatan,
Dokumen yang legal, Informasi statistik dan Bahan penelitian.
2.1.2 Prinsip-prinsip dokumentasi Keperawatan ( Carpenito 1991)
Aspek-aspek keakuratan data, brevity (ringkas) dan legibility (mudah dibaca). Hal
yang pokok dalam prinsip-prinsip dokumentasi adalah :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
perawat.
Harus dihindari dokumentais yang baku sebab sifat individu /Pasien adalah unik dan
7)
8)
9)
10) Untuk setiap kegiatan dokumentasi, cantumkan waktu tanda tangan dan nama jelas
penulis.
11) Wajib membaca setiap tulisan dari anggota lain kesehatan yang lain sebelum menulis
data terakhir.
12) Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan lengkap.
2.1.3 Proses Dokumentasi Keperawatan, yang mencakup
a. Pengkajian
: Menumpulkan data, validasi data, organisasi data dan mencatat data.
b. Diagnosa Keperawatan : Analisa data, identifikasi pada masalah, dan formula
diagnose.
c. Perencanaan / Intervensi : Prioritas masalah, menentukan tujuan, memilih strategi
keperawatan, dan mengembangkan rencana keperawatan.
d. Pelaksanaan / implementasi : Melaksanakan intervensi keperawatan, memberikan
laporan secara verbal, dan mempertahankan rencana asuhan.
e. Evaluasi
: Mengidentifikasikan kriteria hasil, mengevaluasi pencapaian tujuan,
dan memodifikasi rencana keperawatan.
2.1.4 Sistem Pencatatan Keperawatan dapat Mempergunakan Bermacam-macam Type
Format (Allen, 1998)
a.
Lembar pengkajian
Lembar pengkajian dengan jelas menggambarkan data-data yang perlu dikurnpulkan,
perawat tinggal mengisi data sesuai dengan yang tercantum dalam lembar pengkajian.
SOAP
Perawat mencatat masalah berfokus pada masalah yang spesifik yang terdiri dari
komponen diagnosa keperawatan, data subyektif dan obyektif yang mendukung,
tindakan keperawatan, respon klien terhadap intervensi keperawatan dan penyuluhan.
e.
a) Saat Masuk
Pada saat pasien masuk ke LD (Labor & Delivery), pengkajian harus dilakukan dan
didokumentasikan dengan lengkap. Format masuk harus diisi setelah pengkajian
selesai. Ketika wanita hamil dievaluasi untuk menjalani persalinan, factor-faktornya
harus dikaji dan dicatat (ACOG, AAP, 1997; Simpson, Creehan, 1996).
Fungsi utama dari pengkajian fisik dan riwayat keperawatan awal adalah
mengidentifikasi faktor risiko yang akan mempengaruhi kelanjutan pemberian
perawatan (Chagon, Easterwood, 1986). Format masuk/pengkajian keperawatan harus
dimasukkan ke semua area yang digambarkan diatas untuk mempermudah proses
identifikasi risiko, memunculkan diagnosis keperawatan yang tepat, rencana
perawatan, intervensi dan evaluasi.
b) Pendokumentasian Persalinan
Seorang perawat mengetahui bahwa idealnya pencatatan dilakukan bersamaan. Secara
relistis, jika pada janin DJJ turun, tingkat dokumentasi kadang berpindah ke bagian
paling bawah dari prioritas. Proses perawatan memerlukan sikap yang dinamis dan
tepat guna. Pada situasi darurat, tindakan lebih penting daripada kata-kata tertulis.
Dengan demikian, pencatatan retrospektif lebih baik daripada tidak ada dokumentasi
sama sekali (Simpson, Creehan, 1996). Sesegera mungkin, perawat harus mencatat
proses keperawatan secara akurat. Data yang terlambat dimasukkan setelah hasil yang
buruk sering controversial dalam gugatan (Simpson, Creehan, 1996). Tetapi, cerita
diperlukan untuk diceritakan, dan seseorang yang membaca catatan itu di kemudian
hari akan mampu memahami kronologis kejadian yang sebenarnya.
c) Frekuensi Dokumentasi Persalinan dan Kelahiran
ACOG dan AAP telah menerbitkan panduan yang menjelaskan seberapa sering
pengkajian ibu dan janin harus dilakukan (dan kemudian didokumentasikan). Jika
terdapat faktor resiko, DJJ harus dievaluasi sedikitnya sekali setiap 15 menit pada
persalinan Kala I. selama persalinan Kala II, DJJ harus dievaluasi setiap 5 menit. Jika
tidak ada faktor risik, evaluasi DJJ harus didokumentasikan sedikitnya sekali setiap 30
menit pada Kala I dan sekali setiap 15 menit pada persalinan Kala II. Frekuensi
tersebut dapat mengalami peningkatan, terutama pada saat sedang terjadi persalinan
aktif, berdasarkan tanda dan gejala klinis (ACOG, AAP, 1997). Parameter lain untuk
pengkajian dan pencatatan meliputi, suhu dan nadi ibu (sekali setiap 4 jam atau lebih
sering lagi jika diindikasikan). Kaji frekuensi, durasi, dan kualitas kontraksi secara
teratur. Selama induksi atau penambahan oksitosin, kaji tekanan darah, DJJ, dan
kontraksi uterus sebelum setiap dosis ditingkatkan (pada tingkat minimum) (Simpson,
Creehan, 1996).
6
ketika
pasien
berada
pada
risiko
rendah,
format
tersebut
keperawatan
danbagaimana
proses
tersebut
mencerminkan
standar
keperawatan.
Berikut contoh proses keperawatan yang tercermin dalam catatan perawat :
Skenario : Pasien sudah mengalami dilatasi (pembukaan) 4 cm, kontraksi setiap 3 menit, dan
menerima Pitocin 8mU/mnt. Monitor janin elektronik menunjukkan adanya deselerasi turun menjadi
70 denyut per menit, selama 30 detik, tidak ada hubungan dengan kontraksi.
Dokumentasi : DJJ 70 x 30 detik, tidak berhubungan dengan UA : deselerasi variable episodic.
Pasien miring ke kiri. Tidak ada deselerasi variable lebih lanjut. Dr. Andi diberitahu tentang deselerasi
variable ini dan berespon dengan intruksi perubahan posisi. Lanjutkan observasi. DJJ BL 120-130, ratarata LTV, STV +, spontan, Akselerasi 155 x 30 detik, - N, Nurse, RN.
Seorang wanita yang diobservasi gravida 2 para 1 masuk rumah sakit dengan keadaan persalinan
aktif. Anak pertamanya lahir dengan metode sesar karena disproporsi sefalopelvik (cephalopelvic
disproportion, CPD). Pada kejadian ini persalinanya dipantau kira-kira selama 5 jam oleh perawat
praktik berlisensi (licensed practical nurse, LPN) yang tidak mengerti tentang perkembangan
persalinan dan tidak mengetahui bahwa bayi sedang berada pada keadaan distress janin. Frekuensi
jantung janin turun drastis dan segera dilakukan persalinan sesar darurat. Skor apgar bayi rendah,
dan kekurangan pada bayi meliputi serebral palsi dan retardasi mental berat. Gugatan diajukan
sebesar $ 1.000.000 (Laska, 1997j).
Sebuah catatan adalah saksi yang tidak pernah mati dan tidak pernah bohong
(Chagnon, Easterwood 1986). Dokumentasi keperawatan harus menunjukkan telah
dipenuhinya standar perawatan dan bahwa perawat mengikuti kebijakkan dan
prosedur institusional yang tepat. Dokumentasi dan komunikasi hasil observasi
merupakan pertahanan yang penting untuk melawan gugatan (Eganhouse, 1991).
e) Liabilitas Keperawatan Maternitas/Persalinan
Jenis kelalaian perawat berikut ini muncul secara konsisten dalam rekam medis
tentang kasus yang berakhir dengan tuntutan hokum (Chagnon, Easter wood, 1986):
1. Ketidaklengkapan riwayat awal dan pemeriksaan fisik.
2. Gagal mengkaji dan melakukan tindakan yang tepat.
3. Ketidaklengkapan atau ketidakadekuatan dokumentasi.
4. Gagal menggunakan atau menginterpretasikan pemantauan janin dengan tepat.
Keterangan :
Area spesialisasi keperawatan lainnya, Kelahiran dan Persalinan (Labor and Delivery,
L&D)
Association of Womens Health Obstetrical and Neonatal Nursing (AWHONN) telah
membuat pedoman untuk membantu perawat mengidentifikasi area yang perlu
didokumentasikan.
Publikasi American College of Obstetrics, and Gynecology (ACOG) dan American
Academy of Pediatrics (AAP) juga memberikan rekomendasi.
Standar dan Pedoman yang dikeluarkan oleh AWHONN (1998).
Kotak I
Kotak II
Kotak III
Diabetes
tersebut.
Dokumentasikan riwayat diabetes pasien, metode
pengobatan dan pengontrolan; pengawasan janin;
pantauan sistematis terhadap rekaman DJJ yang
mengindikasikan
tanda-tanda
kesejahteraan
Makonium
weight, EFW).
Catat waktu pertama kali mekonium keluar;
pantauan
sistematis
pemberitahuan
terhadap
terhadap
rekaman,
dokter;
konsistensi,
Persalinan Prematur
tenaga
perawat;
penyuluhan
dan
12 : 55
138/84
+ 1/Ki
+ 1/Ki
+ 2-3
+2
Kimia 22
11
Pranatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan
(Depkes RI)
Tujuan dari prenatal care adalah :
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan
nifas
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, dan nifas
4. Agar kehamilan berakhir dengan :
a. Kelahiran bayi yang sehat
b. Ibu dalam keadaan selamat tanpa mengalami sakit fisik maupun mental
yang berarti
c. Ibu sanggup merawat dan meneteki bayi yang di lahirkan.
5. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi
b. Intra natal
Merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim
melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada sistem reproduksi wanita dalam
hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai.
Macam macam dari intranatal
1. Intranatal spontan
Bila persalianan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan
lahir
2. Intranatal buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya : Ekstraksi forceps,
Op Sectio caesarea
3. Intranatal anjuran
Bila persalian ini tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban pemberian pitocin atau prostaglandin
Tujuan dari intranatal care
1. Mendukung ibu, pasangan & keluarga selama persalinan, saat persalinan dan
2.
3.
periode setelahnya
Memberi reaksi keutuhan ibu, pasangan & keluarga
Mencegah, mendeteksi dan menangani komplikasi dalam cara yang tepat
waktu
4. Mengantisipasi masalah yang potensial serta memberi reaksi yang sesuai
5. Mempermudah kelahiran pada tingkat asuhan yang sesuai
c. Post natal / Nifas
Adalah kehilangan darah 500 cc atau lebih dari jalan lahir setelah bayi lahir. Dapat
diklasifikasikan menjadi 5 macam perdarahan pada postpartum diantaranya adalah :
1.
2.
3.
4.
lahir.
Perdarahan akibat Atonia Uteri
Adalah perdarahan yang terjadi pada bekas tempat plasenta berimplantasi,
karena uterus tidak berkontraksi dengan baik, sehingga pembuluh darah tidak
terjepit dan perdarahan tidak terkendali. Tiap keadaan yang mengganggu
kontraksi uterus, seperti pada retensio plasenta, akan cenderung menyebabkan
perdarahan.
Perdarahan akibat Trauma
Adalah perdarahan yang terjadi akibat perlukaan jalan lahir.
Tujuan postnatal care
1. Menunjang pengembalian uterus pada keadaan normal
2. Mencegah komplikasi sekecil mungkin
3. Meningkatkan rasa nyaman dan proses penyembuhan
4. Membantu pengembalian fungsi fungsi tubuh secara normal
5. Maningkatkan kemampuan klien untuk merawat diri sendiri
d. Ginekoologi (Kelainan)
Merupakan suatu kelainan yang dialami ibu saat kehamilan. Berdasarkan
5.
berobat kurang.
Kehamilan Interstisiil : Implantasi telur terjadi dalam pars interstisiil tubae.
Karena lapisan myometrium disini lebih tebal maka rupture terjadi lebih
c)
13
d)
Kehamilan Ovarial : Jarang terjadi dan biasanya berakhir dengan rupture pada
hamil muda. Untuk mendiagnosa kehamilan ovarial harus dipenuhi criteria
e)
dari Spiegelberg.
Kehamilan Cervical : Jarang terjadi, biasanya berakhir pada kehamilan muda,
DATA
Show
2.Cerviks
15
2.
3.
4.
5.
adekuatnya support dari orang orang terdekat dan konflik peran kecil
Gangguan pada proses keluarga b.d perbedaan
6.
7.
3.
4.
5.
6.
17
BAB III
TINJAUAN TEORITIS
3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama
: Ny R
Umur
: 40 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: IRT
Pendidikan
:Tgl masuk RS
: 12 10 - 2009
No. Medrek
: 204291
D/Medis
: Post Partum Spontan
Alamat
: Tanjung Kerta
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nyeri pada jalan lahir
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
+ 12 jam SMRS IW G2P1 Ao hamil 9 bulan. Klien mengeluh mulas mulas semakin
lama semakin sering dan kuat, keluar cairan ketuban dari jalan lahir oleh karena itu
klien dibawa ke RSU, tepat pada tgl 12 oktober 2009 pukul 21.30 WIB, klien
18
9 bulan
9 bulan
PP normal
PP normal
Bidan
Bidan
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Komplikasi Kondisi
-
saat ini
Sehat
Sehat
ADL
Di Rumah (sebelum
sakit)
Nutrisi
19
Di RSU
a.
Makan
- Frekuensi
- Porsi
- Diet
- Cara
b. Minum
- Jenis minuman
- Frekuensi
- Jumlah
- Cara
Eliminasi
a. BAK
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Cara
b. BAB
- Frekuensi
- Jumlah
- Konsistensi
- Cara
Masalah : Konstipasi
Istirahat Tidur
- Lama Tidur
- Kebiasaan sebelum tidur
Masalah :
Personal Hygiene
- Mandi
- Oral Hygiene
- Keramas
- Memotong kuku
- Vulva Hygiene
Masalah :
Aktivitas Olahraga
- Olahraga
- Jenis
- Kegiatan waktu luang
Masalah :
2x/hari
1 porsi
Nasi dan lauk pauk
Sendiri
3x/hari
1 porsi
Nasi + lauk pauk
Sendiri
Air putih
6-7x/hari
1800 cc
Sendiri
Air putih
1-5x/hari
1200 cc
Sendiri
2-3x/hari
Kuning
Sendiri
Kuning
Dibantu
3-4x/minggu
Lembek
Sendiri
Belum BAB
-
7-8 jam/hari
Berdoa
Tidak tentu
Berdoa
2x/hari
2x/hari
2x/hari
1x/minggu
-
Jarang
Nonton Tv
Tidak OR
Istirahat
Bentuk simetris, distribusi rambut merata, warna rambuut hitam, rambutnya bersih,
tidak ada lesi, tidak rontok
d. Muka
Tidak ada edema, bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan.
e. Mata
Konjungtiva anemis, sclera bening, tidak ikterik, tidak ada udema, reflek pupil dan
kornea baik, fungsi penglihatan bagus
f. Hidung
Bentuk simetris, kebersihan baik, tidak ada lesi, jalan nafas tidak ada secret, fungsi
penciuman baik.
g. Mulut
Bibir lembab, gigi tidak ada karies, tidak ada nyeri, reflek menelan baik, kebersihan
mulut baik
h. Telinga
Bentuk simetris, membrane timpani merah muda, kebersihan baik, tidak ada nyeri
tekan
i. Leher
Bentuk simetris, pergerakan leher tidak kaku, reflek menelan baik, tidak ada
pembesaran tiroid.
j. Dada
1.
Paru paru
Pergerakan simetris, bunyi nafas vesicular, tidak ada secret di jalan nafas
2.
Jantung
Nadi teraba, bunyi jantung normal, tidak ada kelainan bunyi jantung
3.
Payudara
Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan, puting menonjol, kebersihan baik, tidak
ada benjolan
k. Abdomen
Warna kulit merata, kontraksi uterus baik, TFU pertengahan simfisis dan pusat,
kontraksi uterus baik diastatis rektus abdominis.
l. Genitalia dan Anus
Adanya luka jahitan, perdarahan baik, tidak ada edema/varises, lokkea berwarna
merah terang, jumlah 10 cc, tidak terdapat hemoroid
m. Ekstermitas
1.
Ekstermitas atas
Rentang gerak baik dengan nilai 5
2. Ekstermitas bawah
Kkekuatan otot agak lemah, dengan nilai 3, reflek patella baik.
6. Data data Psiko-sosial-spiritual
a. Psikologis
1. Pola pikir dan persepsi
Emosi stabil, konsep klien terhadap kondisi yang dihadapinya baik, klien tampak
gelisah akibat persalinan
2. Konsep diri
21
Gambaran diri
: Klien menerima keadaannya sebagai ibu
Peran diri
: Klien adalah seorang ibu rumah tangga
Harga diri
: Klien menerima keadaanya sekarang
b. Social
Klien deapat berinteraksi dengan baik dengan perawat maupun pasien lain
c. Spiritual
Klien selalu berdoa untuk kesembuhannya
1. Data Pengetahuan
Klien kurang mengetahui tentang cara breas care dan perawatan peritoneum
2.
Data penunjang
Pengobatan th/
Amoxilin 3x1
Metronidazole 3x1
As. matenamat 3x1
Ferofort 1x1
Hasil lab Hb = 6,5 gr/dl
3.2
Analisa Data
Data
Ds : klien mengeluh nyeri
Masalah
Gangguan rasa
nyaman nyeri
perineum
- Ekspresi wajah
Nyeri dipersepsikan
meringgis,
- Skala nyeri 3 (0-5)
- Nadi 84x/mnt
Ds : Klien mengeluh belum
Gangguan eliminasi
BAB
BAB : konstipasi
Do : BU 4x/menit
3.3
1.
belum sembuh
2. Gangguan eliminasi BAB b.d kurangnya aktifitas
22
N
o
1
Diagnosa
keperawat
an
Gangguan
rasa
nyaman
nyeri b.d
episotomi
yang
belum
sembuh
Gangguan
eliminasi
b.d susah
buang air
besar
Tujuan
Intervensi
Tupan :
3 hari
rasa
nyeri
hilang
Tupen :
1 hari
rasa
nyeri
berkuran
g
dengan
kriteria
- Klien
tak
meri
ngis
- Nadi
norm
al
Tupan :
2 hari
ganggua
n
eliminas
i teratasi
Tupen :
1 hari
setelah
tindakan
klien
bisa
BAB
dengan
kriteia
- BU
normal
Implementasi
Evaluasi
1. Observasi 1.
Mengontr
TTV
ol peningkatan
suhu dan nadi.
2. Ukur Fu
dan
2.
kontraksi
kontraksi
uterus berfungsi
uterus
untuk menekan
setiap 2
pembentukan
4 jam
darah
endometrial
3. Massage
punggung
3.
Memberi
4. Kolabora
kan relaksasi
si
pemberia 4.
Mengurag
n
i rasa nyeri
analgetik
1.
S = Klien
mengataka
n nyeri
berkurang
O=
Ekspresi
wajah
meringis
skala nyeri
2 (0-5)
A=
Masalah
teratasi
sebagian
T=
Lanjutkan
intervensi
1-4
1. Kaji
bising
usus
1. Mengkaji
bising usus
2. Anjurkan
makanan
tinggi
serat
3. Anjurkan
unutu
meningka
tkan
mobilisasi
Rasional
1. Mengontrol
keadaan usus
Mengob
servasi TTV
2.
Menguk
ur Fu dan
kontraksi
uterus setiap
2 4 jam
3.
Memass
age
punggung
4.
Berkola
borasi
pemberian
analgetik
S = Klien
mengataka
n sudah
2. Melancarkan
2.
BAB
BAB
Menganjurka O = BU
n makanan
8x/mnt
3. Meningkatkan
tinggi serat
A=
peristaltik
Masalah
gastrointestina 3.
teratasi
l
Menganjurka T =
n untuk
Pertahank
meningkatkan an
mobilisasi
Intervensi
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat
kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis / tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach 1991)
Keperawatan maternitas adalah suatu bentuk kepelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanann kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk
asuhan bio, psiko, sosio dan spiritual yang komfrehensif di tujukan pada wanita usia subur, wanita
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir yang menyangkut seluruh proses kehidupan manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan
24
serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara
mandiri.
Masa Pranatal adalah masa konsepsi atau masa pertumbuhan, masa pembuahan
sampai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan individuyaitu pada saat pembuatan
telur pada ibu oleh spermazoa pada ayah, bila spermatozoa pada laki-laki memasuki ovum
pada perempuan terjadilah konsepsi atau pembuahan, terjadinya pembuahan semacam ini
biasanya berlansung selama 280 hari, perkembangan pokok pada masa ini ialah
perkembangan fisiologis berupa pembentukan struktur tubuh.
Intra natal merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari
dalam rahim melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada sistem reproduksi wanita
dalam hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai.
Postnatal adalah kehilangan darah 500 cc atau lebih dari jalan lahir setelah bayi lahir.
Ginekologi adalah suatu kelainan yang dialami ibu saat kehamilan.
4.2 Saran
Diharapkan pada pembuatan makalah ini para mahasiswa dan mahasiswi mengerti atas apa
yang penulis sampaikan dalam makalah yang telah penulis buat, yaitu tentang dokumentasi
keperawatan. Dan diharapkan semoga makalah ini mampu menambah wawasan serta pengetahuan
baik bagi penulis maupun pembaca. Penulis berharap baik pembaca maupun penulis sendiri agar lebih
mampu memahami tentang pendokumentasian keperawatan dengan standar dan model yang memang
di pegang atau di jadikan acuan oleh tiap RS sehingga kita bisa mengaplikasikannya suatu saat kita di
lapangan.
25