Pokok Bahasan
-
Psikologi sosial adalah cabang yang relative muda dibandingkan dengan cabangcabang psikologi lainnya. Di Indonesia, sudah banyak orang yang mengetahui tentang psikologi
klinis yang diterapkan untuk membantu orang-orang dengan gangguan jiwa atau psikologi
sumber daya manusia yang banyak dipraktikkan di dunia industri dan organisasi. Akan tetapi,
psikologi sosial masih terdengar asing. Bahkan ada yang mengira psikologi sosial adalah
psikologi massa (yang mempelajari kerumunan orang yang sedang berunjuk rasa atau
tawuran). Padahal, psikologi massa hanya sebagian kecil saja dari psikologi sosial, sama
dengan turunan psikologi sosial lainnya, seperti psikologi komunitas, psikologi pemasaran,
psikologi konflik, psikologi politik, psikologi lalu lintas dan sebagainnya. Penelitian Warnaen di
atas menjadi salah satu bukti bahwa ruang lingkup psikologi sosial amat luas.
Bagian pendahuluan ini akan mengantarkan kita kepada pengertian atau definisi
psikologi sosial, sebagaimana yang diterima di dunia ilmu pengetahuan. Batasan ilmu
pengetahuan ini penting sekali karena psikologi sosial adalah ilmu terapan. Sebagai ilmu,
psikologi sosial harus taat kepada disiplin ilmu dan tidak bisa hanya mengandalkan diri pada
akal sehat (common sense) semata. Hanya dengan mengikuti disiplin ilmu secara ketat,
psikologi sosial dapat memenuhi fungsinya sebagai ilmu terapan, yaitu bisa mendeskripsikan
perilaku, meramalkan atau memperkirakan perilaku yang akan timbul dan mengintervensi
perilaku, sehingga perilaku-perilaku yang tidak dikehendaki dapat dihindari serta terjadi
perilaku-perilaku yang dikehendaki.
12
Psikologi Sosial 1
Filino Firmansyah M.Psi
12
Psikologi Sosial 1
Filino Firmansyah M.Psi
Sekarang marilah kita perhatikan bagaimana masalah-masalah atau pertanyaanpertanyaan dibawah ini dijawab oleh akal sehat dan ilmu pengetahuan.
Pertanyaan
Bagaimana pengaruh agama
dalam perkawinan?
perkawinan adalah
bahagia.
Bagaimana pengaruh TV
buruk.
Orang yang terpengaruh
pada kekerasan?
masyarakat. Perilaku
dari TV.
Disebabkan oleh :
-
merokok walaupun
mengetahui bahayanya?
meniru TV.
Disebabkan oleh :
Kecanduan nikotin
Iklan rokok yang
Pengaruh teman
gencar
sebaya
Budaya/lingkungan
sosial (Brotowasisto,
tahuyul?
2004)
Pengaruh konformitas,
sebagian besar orang
cenderung sepakat dengan
pendapat orang banyak,
walaupun mereka mengetahui
bahwa pandangan tersebut
salah.
Sebagaian besar orang
berperikemanusiaan,
12
Psikologi Sosial 1
Filino Firmansyah M.Psi
atasan/otoritas.
Dari table di atas, tampak bahwa kesimpulan berdasarkan akal sehat saja bisa berujung
kepada kesalahan-kesalahan dan kesalahan pula dalam tindakan. Banyak orang tua yang
pusing dengan anak-anaknya yang menyalahgunakan narkoba dan mengirim anak-anak
mereka ke pesantren dengan harapan anak itu akan sembuh setelah diberikan pendidikan
agama yang banyak. Akan tetapi mereka tidak habis piker, mengapa anak mereka kambuh lagi
setelah pulang dari pesantren.
Contoh lainnya, siswa-siswa yang tawuran di jalanan, ditangkapi, digunduli, dimasukkan
asrama dan dididik militer, ternyata selepas pendidikan tersebut mereka tawuran lagi. Para
Pembina itu, dengan akal sehatnya saja, tidak melihat bahwa ada faktor-faktor lain yang
membuat anak-anak itu tawuran, selain faktor disiplin.
Akal sehat memang ada kegunaannya daripada tidak memakai akal sama sekali.
Konon, waktu Colombus berpetualang mencari benua yang hilang, dokter-dokter kapal
menemukan bahwa banyak pelaut yang terserang sariawan selama perjalanan, kecuali di
kapal-kapal yang membawa buah jeruk untuk makan pencuci mulutnya. Oleh karena itu, dokter
kapal pun memerintahkan agar semua kapal dilengkapi dengan buah jeruk. Waktu itu, ilmu
kedokteran belum menemukan vitamin C, sehingga keputusan dokter didasarkan pada
pengetahuan yang ada pada saat itu. Sekarang, tentunya kapal-kapal menyediakan pil-pil
vitamin C untuk dikonsumsi oleh para awaknya.
Akan tetapi, akal sehat mengandung banyak kendala. Kendala yang pertama adalah
confirmation bias (membenarkan pendapat sendiri). Contohnya, dukun cilik Ponari. Awal tahun
2008, disebuah desa di Kabupaten Jombang ada dukun cilik yang sakti, yang konon setelah
tersambar petir mampu mengobati orang sakit dengan hanya mencelupkan sebuah batu ke ari
untuk diminum. Tentu saja hal ini sama seklai tidak ilmiah, tetapi masih banyak orang yang
percaya ketika mereka melihat ada oarng-orang berkurang penyakitnya, bahkan sembuh sama
sekali. Fakta ini mengonfirmasi pendapat sendiri bahwa Ponari memang sakti. Banyaknya
pasien lain yang tidak sembuh, bahkan meninggal dunia, dianggap tidak signifikan karena
pasien-pasien itu hanya mengonfirmasi temuan yang sesuai dengan pendapatnya sendiri.
12
Psikologi Sosial 1
Filino Firmansyah M.Psi
Kendala lain adalah berpikir heuristic, yaitu mengikuti pikiran yang pertama kali muncul
dalam benak. Pemikiran semacam ini disebut juga berpikir jalan pintas. Contohnya, orang tua
yang tidak setuju anak gadisnya berpacaran dengan pemuda yang berambut gondrong dan
memakai anting. Mereka teringat pada para pemusik rock sejenis Slank yang merupakan
mantan pecandu narkoba. Padahal, band rock yang popular di tahun 2008, The Changcuters,
selalu berpakaian rapid an berdasi. Bahkan, saat ini, tidak jarang manajer yang berambut
gondrong atau memakai anting.
Selain itu, ada kendala lain dari akal sehat, yaitu pengaruh perasaan atau mood effect.
Emosi manusia selalu memengaruhi akalnya. Kalau seseorang sedang riang atau bahagia,
maka akalnya memandang segala sesuatu secara positif. Akan tetapi, kalau seseorang sedang
murung atau marah, segala sesuatu, dilihat secara negative. Misalnya, seorang ibu diminta
uang untuk membeli es, padahal ia sedang pusing menghitung utang-utangnya yang belum
terbayar, sehingga ibu tersebut akan langusng menolak permintaan anaknya dengan alasan es
di pinggir jalan banyak kumannya dan bisa menyebabkan penyakit. Akan tetapi, keesokan
harinya, ketika ibu sedang asik ngerumpi dengan tetangga sebelah, sang anak kembali minta
uang untuk membeli es. Kali ini sang ibu langsung member uang dengan pesan. Sana-sana
belie s gih, jangan ganggu Bunda.
Akibat dari kendala-kendala tersebut, akal sehat saja sangat rentan terhadap sesat piker
(salah kesimpulan) dan inkonsistensi pikiran (kesimpulan berubah-ubah). Oleh karena itu,
sebagai ilmu, psikologi sosial tidak mendasarkan diri pada pemikiran atau akal sehat semata,
melainkan mengikuti kaidah-kaidah ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan sosial,
yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Oleh karena itu, penelitian-penelitian psikologi sosial dan psikologi pada umumnya,
seperti juga penelitian-penelitian ilmiah lainnya, selalu hanya bisa mengungkapkan atau
menjelaskan satu atau dua gejala kecil saja. Misalnya pada tahun 1898, Norman Tripplet
mengamati bahwa anak-anak yang sedang bersepeda, semakin kencang mengayuh pedal
sepedanya ketika ada kawan-kawannya yang juga bersepeda bersama. Dalam psikologi sosial,
12
Psikologi Sosial 1
Filino Firmansyah M.Psi
temuan sederhana ini akan menjadi dasar dari teori social facilitation dan telah dikembangkan
dengan penelitian-penelitian lainnya, menjadi cikap bakal dari psikologi olahraga, terutama
mengenai waktu reaksi (http:/www.accessmylibrary.com/coms2/summary+0286-29704206_ITM,
diunduh pada 31 Maret 2009). Demikian pula penelitian Stanley Milgram tentang Obedience
(ketaatan pada otoritas) dan Salomon Asch tentang konformitas. Masing-masing hanya bisa
menjelaskan satu gejalan saja tetapi hasil eksperimennya berkembang menjadi teori yang
sangat ampuh untuk menjelaskan masalah-masalah tentang kekerasan seperti tawuran,
penyiksaan tahanan oleh polisi, bahkan kekejaman Nazi ketika membunuh orang-orang Yahudi
pada masa Perang Dunia II dan kekejaman tentara Amerika ketika menginterograsi tawanan AlQaeda dan Taliban di penjara Guantanamo di Kuba
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kamp_Tahanan_Teluk Guant%C3A1namo, diunduh pada medio
2004).
Sementara itu, dengan memperhatikan faktor budaya. Detasemen 88/Anti Teror Polri
(Kepolisian Republik Indonesia) berhasil mengembangkan teknik interogasi yang mampu
mengorek informasi dari hamper semua tahanan teroris di Indonesia, sehingga sejak tahun
2005 sampai dengan awal 2009 tidak terjadi lagi pembonan seperti yang pernah terjadi di
tahan-tahun sebelumnya (bom Bali I dan II, bom Marriott, bom Kedutaan Besar Australia dan
sebagainya). Teknik yang digunakan Interogasi dengan Pendekatan Budaya ini disudah dikaji
secara ilmiah dan dijadikan disertasi (Benny Mamoto, 2008).
Di sisi lain, karena ketatnya kaidah-kaidah ilmiah, seperti harus terukur dan terverifikasi,
sehingga psikologi sosial tidak bisa menjangkau hal-hal yang memang tidak bisa diukur dan
diverifikasi seperti Spiritual Quotient atau menguji hal-hal yang memang tidak bisa diuji, seperti
pembagian fungsi otak kiri (rasio) dan otak kanan (emosi dan kreasi) serta aplikasi turunannya
seperti brain gum (olahraga otak). Sayangnya, hal-hal spektakuler yang tidak bisa dibuktikan
secara ilmiah ini (hanya berdasarkan akal sehat) justru sangat menarik bagi orang banyak,
sehingga ada pihak-pihak yang mengemas ilmu semu ini menjadi pelatihan-pelatihan yang
bertarif sangat mahal dan member keuntungan luar biasa bagi penyelenggaranya.
Sejarah Psikologi Sosial
A. Masa Pra-lahir dan Tahun-tahun Awal Psikologi Sosial
Ternyata, perkembangan psikologi sosial juga tidak lepas dari publikasi dan masyarkat
ilmiah. Hal ini terlihat bahwa pada awalnya, konsep psikologi sosial disebut sebagai folk
12
Psikologi Sosial 1
Filino Firmansyah M.Psi
psychologist. Sebutan ini berlaku bagi ilmuwan Jerman pada pertengahan abad ke-19. Pada
tahun 1980, terbentuk sebuah jurnal yang mengupas maslaah teoritis dan factual. Adapun
sebutan untuk jurnal yang dimaksud oleh Lazarus dan Steinthal ini adalah Volkerpsychologie
(Vaughan dan Hogg, 2002). Menariknya, jika ditilik dari tahun kelahirannya, psikologi sosial bisa
jadi lebih dulu lahir daripada psikologi itu sendiri (yang dianggap berdiri sejak percobaan
laboratorium psikologi oleh Wundt 1989).
Sebagian besar naskah-naskah awal dari psikologi sosial tidak begitu dikenal, tetapi
naskah yang ada di tahun-tahun awal kelahiran berasal dari Bunge (1903), Orano (1901). Tarde
(1898) dan Baldwin (1897). Kedua penulis awal bukanlah orang Inggris, sehingga kurang
mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan, yang kebetulan Inggris adalah pusat ilmuwan pada
saat itu (Vaughan dan Hoog, 2002).
Tulisan yang paling sering dikatakan sebagai cikal bakal dari psikologi sosial adalah
tulisan kembar psikologi sosial dari dua orang yang berbeda. Dikatakan kembar karena
memiliki judul yang sama dan terbit pada tahun yang sama, yaitu tahun 1908. Penulis pertama
adalah William McDougall dan yang kedua adalah Ross. Hal yang berbeda dari kedua tulisan
tersebut adalah cara pandangnya terhadap psikologi sosial. McDougall menekankan bahwa
tingkah laku sosial merupakan perwujudan insting. Sementara itu, Ross melihat tingkah laku
sosial dalam pandangan sosiologi (Vauhgan dan Hogg, 2002, Baron dan Byrne, 1994)).
Publikasi lain yang dianggap fenomenal adalah tulisan dari Floyd Allport pada tahun 1924.
Dalam tulisannya, Allport terlihat berorientasi modern, setidaknya dalam pandangan saat ini.
Argumentasinya terbukti, bahwa tingkah laku sosial berakar dari berbagai faktor, mulai dari
kehadiran orang lain hingga penggunaan metode eksperimental untuk penelitian psikologi
sosial. Ia juga mengangkat isu-isu yang ternyata di kemudian hari masih diperbincangkan dan
didiskusikan, misalnya konformitas dan emosi seseorang yang terlihat dari ekspresi wajahnya.
12
Psikologi Sosial 1
Filino Firmansyah M.Psi
dikenal dengan teori disonansi kognitif oleh (Festinger), Kurt Lewin dengan teori lapangannya
serta Milgram dan Salomon serta Asch.
Kurt Lewin sebagai salah satu tokoh psikologi sosial terkenal dengan rumusan teoritis
tingkah laku. Pendapatnya adalah tingkah laku (B : behavior) merupakan hasil dari fungsi (f)
individu (P) dan lingkungan (E : environment), secara singkat rumusnya adalah B = f(P,E).
Lewin melakukan eksperimen mengenai pengaruh gaya kepemimpinan yang terwujud dalam
otoritarian, demokratis, dan laissez-faire. Lewin juga memperkenalkan nilai praktis dari psikologi
sosial.
Pada tahun 1960-1970 muncul kekhawatiran bahwa psikologi sosial menjadi terlalu
reduksionis dan positivistic (Vaughan dan Hogg, 2002). Reduksionis sendiri merupakan upaya
untuk menjelaskan gejala dalam terminology bahasa dan konsep pada tingkatan terendah
dalam analisis (Vaughan dan Hogg, 2002). Dampak dari reduksionis adalah menghilangkan
esensi pengalaman sosial menusia. Hal yang menarik, ini terjadi karena psikologi berangkat
dari psikologi individual. Hal yang mengkhawatirkan dari reduksionis ini adalah ketika tidak bisa
menjawab pertanyaan awal. Misalnya, ketika seseorang berteriak, kita mempertanyakan apa
yang terjadi. Jawaban yang muncul bisa dari penjelasan tentang adanya kerja syaraf dan otot di
tenggorokan dan kerongkongan serta pita suara. Akan tetapi, kita juga dapat menjawabnya
bahwa dengan adanya norma-norma tertentu yang harus diikuti oleh semua pihak, berteriak
adalah hal yang wajar. Oleh karena itu, ketika tingkat analisisnya kurang tepat atau salah, maka
pertanyaan awal tidak terjawab.
Psikologi sosial juga kemudian dianggap terlalu positivistic, yaitu penerimaan nonkritis
sebagai satu pengetahuan yang didapatkan sebagai kebenaran tunggal tanpa adanya gugatan
(Vaughan dan Hogg, 2002). Hal ini bisa menimbulkan distorsi dan salah arah (misleading)
dalam menjelaskan berbagai hal tentang psikologi sosial.
12
Psikologi Sosial 1
Filino Firmansyah M.Psi
Di masa depan, penelitian akan mengarahkan pada kognisi dan penerapan psikologi
sosial dengan menggunakan perspektif kebudayaan. Faktor kognisi yang berupa atribusi, sikap,
stereotip, prasangka dan disonansi kognitif (Baron dan Byrne, 1994; Glassman dan Hadad,
2004) adalah konsep dari tingkah laku sosial manusia. Ketertarikan untuk mengembangkan
faktor ini dalam psikologi sosial berkembang pada tahun 1970-an. Perspektif kebudayaan dan
sosial sebagai tingkat analisis utama. Hal ini terlihat pada perkembangan identitas sosial,
representasi sosial dan sebagainya.
12
Psikologi Sosial 1
Filino Firmansyah M.Psi
pesisir lebih ekspresif dalam emosi dan tingkah laku dibandingkan masyarakat yang tinggal di
pedalaman. Tampaknya, pandangan ini juga menjadi dasar pemikiran Diamond (1997, dalam
Harrison, 2006) yang menyebutkan perbedaan antarbangsa bukan dikarenakan perbedaan
kodrati dari bangsa-bangsa itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh perbedaan lingkungan
(Segall, Dasen, Berry dan Poortinga, 1999). Hasil penelitian terhadap berbagai Negara, dengan
melihat faktor kesejahteraan dan kemiskinan sebagai faktor utama, menyimpulkan bahwa
terdapat suatu pola tertentu. Negara yang miskin umumnya berada di wilayah beriklim tropis,
sedangkan negara maju berada di wilayah beriklim sedang. Namun, terdapat catatan yang
menyebutkan bahwa terdapat beberapa negara maju berada di wilayah beriklim tropis. Sebagai
kelanjutannya, yang merupakan bentuk dari adaptasi dan kemampuan pikirnya, maka karakter
manusianya juga berbeda (Meinarno dan Widianto, 2008)
Peran kebudayaan dan keanekaragaman manusia (human diversity) terhadap tingkah
laku dan pemikiran sosial juga muncul pada berbagai kasus di dunia. Isu ini berkembang sejak
tahun 1940-an. Saat dunia menghadapi Perang Dunia II. Beberapa tokoh ilmuwan yang
memperhatikan kebudayaan dan keanekaragaman manusia adalah Margaret Mead, Ruth
Benedict, David McCleland, Alex Inkeles dan Sidney Verba (Huntington, 2006). Hal yang
penting adalah bahwa psikologi sosial perlu melihat kebudayaan yang berbeda dari masingmasing kelompok sosial dalam menerapkan atau memperlakukan satu teori dasar, terlebih jika
diterapkan di Indonesia yang penuh dengan keanekaragaman yang luar biasa.
12
10
Psikologi Sosial 1
Filino Firmansyah M.Psi