C6 - Skenario F
C6 - Skenario F
Abstrak
Sebagai hewan yang berubah dari sel tunggal ke sel multiselular organisme, sel-sel tunggal
mempunyai fungsi tersendiri akibat diferensiasi dan menjadi tempat kebergantungan antara
mereka untuk memenuhi kebutuhan seluruh organisme. Oleh itu, kelangsungan hidup
membutuhkan integrasi dan koordinasi sel individu yang mempunyai fungsi khusus.
Pertambahan pengkhususan fungsi selular bergantung kepada kurangnya toleransi untuk variasi
dalam lingkungan sel. Pentingnya untuk memenuhi semua kebutuhan bagi kelangsungan hidup
sebagai organisme multiselular adalah kapasitas sel khusus untuk koordinasi aktivitas mereka
melalui sesuatu tipe komunikasi.
Kata kunci: komunikasi sel, pembelahan sel, koordinasi sel
Pendahuluan
Sel adalah dasar semua kehidupan, dari ribuan jenis bakteri sampai jutaan jenis hewan
dan tumbuhan. Sel sangat kecil, ada kira-kira satu juta sel kulit dari jari kaki sampai hidung.
Namun, dengan ukuran sekecil itu, sel adalah objek yang paling kompleks di alam semesta dan
yang paling kompleks adalah kumpulan sel di otak. Kendati demikian, tidak ada pengendali
tunggal dalam masyarakat sel, inilah kerja sama sesungguhnya.
Tidak ada makhluk hidup yang tidak terdiri dari sel, meskipun bentuknya bisa bervariasi
dari siput, gajah, sampai mawar. Sel bisa mengerjakan berbagai hal, sel kulit melapisi dan
melindungi tubuh, otak berkontraksi, sel saraf merambatkan impuls, sel usus menyerap makanan,
sel membentuk pembuluh darah, sel ginjal menyaring darah, sel sistem imun melindungi tubuh
dari penyerbu asing, sel darah mengangkut oksigen, sel tulang serta tulang rawan menyokong
tubuh, dan sebagainya.1
Isi
I. Pigmen
Pigmen adalah zat warna yang terbagi menjadi 2 macam :
-
II.Makrofag
Makrofag merupakan sel fagosit mononuklear yang utama di jaringan dalam proses fagositosis
terhadap mikroorganisme dan kompleks molekul asing lainnya. Makrofag diproduksi di sumsum
tulang belakang dari sel induk mieloid yang mengalami proliferasi dan dilepaskan ke dalam
darah sesudah atau satu periode melalui fase monoblas-fase promonosit-fase monosit. Monosit
yang telah meninggalkan sirkulasi darah akan mengalami perubahan-perubahan untuk kemudian
menetap di jaringan sebagai makrofag.3
Makrofag dalam darah dapat diaktivasi oleh berbagai macam stimulant atau aktivator, termasuk
mikroba dan produknya, kompleks antigen antibodi, inflamasi, limfosit T tersensitasi,sitokin dan
trauma. Makrofag yang teraktivasi mempunyai jumlah lisosom yang meningkatdan
menghasilkan serta melepaskan IL-1, yang mempunyai aktivitas luas dalam inflamasi. IL-1
berperan dalam terjadinya demam dan aktivasi sel limfoid, menyebabkan pelepasan sitokin
lainnya.3
Walaupun produk makrofag merupakan hal penting sebagai pertahanan pejamu, beberapa
mediator menginduksi kerusakan jaringan. Keadaan ini meliputi metabolit oksigen reaktif dan
nitrogen oksida yang bersifat toksik terhadap sel dan protease yang mendegradasi matriks
ekstrasel. Produk lain menyebabkan profilerasi fibroblas, pembentukan jaringan ikat, dan
angiogenesis.Pada inflamasi kronik, akumulasi makrofag berlangsung terus karena pengarahan
monosit yang tidak berhenti.3
Fagositosis adalah garis pertahanan kedua tubuh terhadap agens infeksius. Pertahanan ini terdiri
dari proses penelanan dan pencernaan mikroorganisme serta toksin setelah berhasil menembus
tubuh.4
Fagosit utama tubuh adalah neutrofil darah dan makrofag jaringan yang
darah.
Makrofag jaringan ikat (histiosit) adalah makrofag menetap atau berkeliaran,
seperti tuberkulosis.
Sistem fagosit mononuklear.
Sebelumnya
dikenal
dengan
sistem
III.
Pembelahan Sel
Pembelahan sel terdiri atas tiga, yaitu:5,6,7
a. Pembelahan sel secara Amitosis/ pembelahan Biner
Pembelahan secara amitosis berlangsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel.
Cara pembelahan ini terdapat pada organisme prakariotik (misalnya bakteri). Pembelahan
amitosis terjadi, terutama karena sel bakteri tidak memiliki membran inti yang membatasi
nukleoplasma dengan sitoplasma. Selain itu, DNA yang terdapat dalam sel relatif kecil
dibandingkan dengan DNA sel eukariotik. DNA prakarotik berbentuk sirkuler hingga DNA
tidak perlu dipaket menjadi kromoson-kromosom sebelum pembelahan.
b. Pembelahan sel secara Mitosis
Pembelahan secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi melalui tahapan-tahapan
tertentu. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan. Setiap sel anakan mengandung
jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Pembelahan mitosis terjadi pada sel
eukariotik. Jika sel induk yang membelah mengandung kromosom diploid (2n), sel anakan
yang dihasilkan dari pembelahan mitosis adalah dua sel anakan yang juga diploid (2n).
Dengan kata lain, pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan identik. Pembelahan
mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi aseksual. Pada hewan dan manusia,
mitosis terjadi pada sel meristem somatis (sel tubuh yang masih muda) yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya sel telur yang telah dibuahisperma menjadi zigot.
Zigot membelah beberapa kali secara mitosis untuk membentuk suatu embrio. Pada tumbuhan
berbunga, pertumbuhan terbesar terjadipada ujung akar dan ujung tunas batang. Pembelahan
mitosis terjadi pada sel-sel meristem dikedua tempat tersebut.
Tahap-tahap pembelahan sel secara mitosis: Sel memiliki siklus. Siklus sel terdiri dari
fase pembelahan sel/ mitotik (M) dan priode pertumbuhan yang disebut interfase. Interfase
terdiri
dari
tiga
subfase,
yaitu
G1,
S,
dan
G2,
Pembelahan mitosis merupakan pembelahan yang menghasilkan sel-sel tubuh. Secara garis
besar, pembelahan sel ini terdiri dari fase (interfase), fase pembelahan inti (kariokinesis), dan
fase pembelahan sitoplasma (sitokinesis).
o Tahap Interfase, pada tahap interfase, sel dianggap istirahat dari proses pembelahan.
Meskipun demikian, sebenarnya tahap interfase merupakan tahap yang aktif dan
penting untuk mempersiapkan pembelahan. Persiapan berupa Replikasi DNA. Pada
umumnya, sebagian besar waktu hidup sel berada pada tahap ini. Selanjutnya interfase
dibagi
lagi
ke
dalam
fase
G1
dimana
pada fase ini sel-sel belum mengadakan replikasi DNA, sehingga DNA masih
berjumlah 1 salinan (1c = 1 copy = salinan), dan diploid (2n). Selanjutnya fase sintesis
(S) pada ini DNA dalam inti mengalami replikasi (penggandaan jumlah salinan)
sehingga pada fase sintesis akhirnya menghasilkan 2 salinan DNA dan diploid (2c,
2n). Selanjutnya fase G2, pada fase ini replikasi DNA telah selesai, dan sel bersiapsiap mengadakan pembelahan.
o Tahap Kariokinesis, pembelahan inti sel.
(1) Profase. Pada tahap profase, DNA mulai dikemas atau dipaket menjadi kromosom.
Kromosom
merupakan
struktur
terpadat
dari
kemasan
DNA.
Pada profase awal, kromosom mulai tampak lebih pendek serta menebal. Pada sel
hewan, sentriol membelah dan masing-masing bergerak ke kutub yang berlawanan
pada nukleus.Selanjutnya terbntuk benang-benang spindel (benang mikrotubul)
yang terhubung dari kutub ke kutub. Pada sel tumbuhan, tidakterdapat sentriol dan
benang
spindel
terbentuk
tanpa
terikat
pada
sentriol.
Pada profase akhir, masing-masing kromosom terlihat terdiri dari dua kromatid
yang terikat pada sentromer. Selanjutnya, nukleous hilang dan membran nukleus
hancur. Pada tahap ini kromosom terletak bebas didalam sitoplasma.
(2) Metafase, merupakan tahap yang singkat dalam mitosis. Pada tahap-tahap ini,
kromosom bergerak ke bidang ekuator benang spindel (bidang pembelahan).
Kromosom terikat pada benang spindel melalui sentromer. Kromosom terletak di
bidang ekuator dengan tujuan agar pembagian jumlah informasi DNA yang telah
diberikan kepada sel anakan yang baru benar-benar rata dan sama jumlahnya.
(3) Anafase, juga merupakan tahap yang singkat dalam mitosis. Pada tahap ini
masing-masing sentromer yang mengikat kromatid membelah bersamaan.
Kromatid bergerak menuju kutub pembelahan. Kromatid dapat bergerak ke arah
kutub pembelahan karena terjadinya kontraksi benang spindel. Pada saat kontraksi,
benang spindel memendek kemudian menarik kromatid menjadi dua bagian ke dua
kutub yang berlawanan. Tahap anafase menghasilkan salinan kromosom.
(4) Telofase, pada tahap ini kromatid telah disebut kromosom. Membran inti mulai
terbentuk dan nukleous kembali muncul. Kromosom membentuk benang-benang
kromatin. Selanjutnya, pada tahap telofase akhir terjadi pembelahan sitoplasma
dengan proses yang disebut sitokenesis.
o Tahap sitokenesis, pada tahap sitokenesis terjadi pembelahan sitoplasma yang dikuti
dengan pembentukan sekat sel yang baru. Sekat memisahkan dua inti tersebut menjadi
dua sel anakan. Pada sel hewan, tahap sitokenesis dimulai saattelofase berakhir. Pada
telofase akhir terjadi penguraian benang-benang spindel. Kemudian segera terbentuk
cincin mikrofilamen yang menyempit di daerah bekas bidang ekuator. Kontraksi ke
arah dalaman ini menyebabkan celah yang mendalam pada permukaan sel, diikuti
dengan
pembagian
isi
dua
sel
secaraterpisah.
Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang keras. Oleh karena itu, cara sitokenesis
sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan. Sel tumbuhan yang telah mengalami
kariokinesis segera membentuk sekat sel(cell plate) di sekitar bekas bidang
pembelahan. Sekat ini mula-mula terbentuk dari vesikel membran yang berasaldari
Badan Golgi. Vesikel tersebut diarahkan sepanjang benang spindel di bidangekuator.
Vesikel-vesikel tersebut kemudian mengalami fusi (penyatuan) membentukmembran,
dan diikuti dengan terbentuknya dinding sel yang baru.
c. Pembelahan sel secara Meiosis
Pembelahan secara meiosis adalah pembelahan sel yang juga melalui tahapan-tahapan
tertentu. Pembelahan meiosis disebut juga sebagai pembelahan reduksi, yaitu pembelahan sel
induk diploid (2n) menghasilkan empat sel anakan haploid (n). Masing-masing sel anakan
mengandung separuh kromosom sel induk, yaitu haploid (n). Pembelahan ini terjadi pada
proses pembentukan sel gamet(sel kelamin) yang terjadi pada organ reproduktif. Pada hewan
dan manusia,sperma yang haploid dihasilkan di dalam testis dan sel telur haploid dihasilkan di
dalam ovarium. Pada tumbuhan berbunga, sel gamet dihasilkan di dalam putikdan benang sari
melalui meiosis. Meiosis berperan untuk menghasilkan gamet secara genetik tidak identik
(hanya setengah dari induknya).
Tahap-tahap Pembelahan Sel secara Meiosis (pembelahan Reduktif): pembelahan
meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel-selkelamin (sperma dan telur). Sel
kelamin berguna untuk reproduksi makhluk hidup secara seksual generatif. Sel kelamin berisi
kromosom setengah pasang (haploid= n). Tahap pembelahan meiosis terdiri dari tahap-tahap
yang serupa dengan pembelahan mitosis. Hanya saja pada meiosis terjadi dua kali
pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II. Tahap-tahapnya adalah:
o Meiosis I terdiri dari profase I, metafase I, anafase I, telofase I, dan sitokinesis I:
(1) Interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan.
Persiapanya adalah berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan
(sama seperti pada interfase mitosis). Tahap akhir interfase adalah adanya dua salinan
DNA
yang
telah
siap
dikemas
menjadi
kromosom.
(3) Metafase I, tetrat kromosom berada pada bidang ekuator. Pada bidang ekuator,
benang-benang spindel (mikrotubul) melekatkan diri pada tiap sentromer kromosom.
Ujung benang spindel yang lainya membentang melekat di kedua kutub
pembelahanyangberlawanan.
(4) Anafase I, tiap kromosom homolog (yang berisi dua kromatid kembarnya) masingmasing mulai ditarik oleh benang spindel menuju ke kutubpembelahan yang
berlawanan arah.
Tujuan anafase I adalah membagi isi kromosomd iploid menjadi haploid.
(5) Telofase I, tiap kromosom homolog kini telah mencapai kutub pembelahan.
(6) Sitokinesis I, tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga sitokinesis
menghasilkan
dua
sel,
berisi
kromosom
dengan
kromatid
kembarnya.
(7) Interkinesis adalah tahap dimana di antara dua pembelahan meiosis. Padat ahap
interkinesis tidak terjadi perbanyakan (replikasi) DNA. Hasil pembelahan meiosis I
menghasilkan dua sel anakan yang haploid (karena kini sel anakan mengandung
setengah pasang kromosom homolog). Meskipun demikian, perlu diingat bahwa
kromosom tersebut masih berisi sepasang kromatid, yang berarti kandungan DNA-nya
masih rangkap (2c). Tujuan meiosis II adalah membagi kedua salinan tersebut pada sel
anakan yang baru.
Pada meiosis II terjadi pada tahap-tahap yang serupa pada meiosis I.
o Meisosis II terdiri dari profase II, metafase II, anafase II, telofase II, dan sitokinesis II:
(1) Profase II, kromatid kembaran masih melekat pada tiat sentromer kromosom.
Tahap ini kadang terjadi dalam waktu singkat karena dikuti tahap berikutnya.
(2) Metafase II, tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) meretang pada bidang
ekuator. Terbentuk benang-benang spindel, satu ujung melekat pada sentromer, dan
ujung lain membentang menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah. (3)
Anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub pembelahan yang
berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya dan
bergerak menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah ini kini dinamakan
kromosom.
(4) Telofase II, kromatid atau kromosom telahmencapai kutub pembelahan. Hasil total
dari tahap ini adalah terbentuk empat inti. Tiap inti mengandung setengah pasang
kromosom
(haploid)
dan
satu
salinan
DNA
(1n,
1c).
(5) Sitokinesis II, tiap inti mulai dipisahkan olehsekat sel dan akhirnya menghasilkan
empat sel kembar haploid.
Simpulan
Pada kasus pekerja tambang tersebut penyakitnya disebut Anthracosis. Merupakan kasus
tersering. Berasal dari debu karbon yang ada di udara dan terhisap oleh paru. Terutama terdapat
pada pekerja tambang batu bara dan penduduk yang tinggal pada daerah terpolusi karbon/asap
pabrik.
Partikel karbon terhisap masuk ke alveoli, ditangkap makrofag dibawa ke system limfatik, ke
kelenjar traheobronhial. Jaringan paru secara makroskopis jadi hitam, hal ini disebut anthracosis.
Penyakit ini tidak bergejala, fungsi paru masih normal, paru tetap tidak mudah infeksi.