Anda di halaman 1dari 4

KONTRAK POLA KERJASAMA

PENGELOLAHAN PLASMA ANTARA PT.


SUMBER ALAM INTI PERKASA DAN KOPERASI
UNIT DESA (KUD)
Perjanjian ini dibuat pada hari ini, selasa tanggal januari 2012 di
oleh dan di antara kami yang bertandatangan di bawah ini:

1.

PT. SUMBER ALAM INTI PERKASA, Perseroan Terbatas yang didirikan


berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, berkedudukan di
Jl,Kabupaten Konawe Utara,Provinsi Sulawesi-Tenggara. yang
dalam hal ini diwakili oleh Begin Bustam Titing, sebagai Direktur Utama,
oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama perseroan. Selanjutnya
disebut sebagai Pihak Pertama.

2.

Ko p e r a s i U n i t D e s a (KUD) yang didirikan berdasarkan hukum


Negara Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan
Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang dalam hal ini
diwakili oleh .. , sebagai ,dan karenanya sah
bertindak untuk dan atas nama Koperasi Unit Desa. Selanjutnya disebut
sebagai Pihak Kedua.
Pihak kedua adalah yang mewakili masyarakat sebagai pengelolah KUD
dalam hal pengelolahan Plasma perkebunan kelapa sawit.

Para pihak selanjutnya menerangkan bahwa telah sepakat mengikatkan diri


dalam Perjanjian Kerjasama (untuk selanjutnya disebut Perjanjian) dengan
syarat-syarat dan ketentuan- ketentuan sebagai berikut:
Pembagian Profit atau keuntungan dari perkebunan ini telah kami sepakati
dengan perhitungan sebagai berikut :
1.
Petani atau Pemilik Lahan mendapatkan 30 % dari nilai Netto penjualan Hasil
panen setiap bulannya (setelah dipotong pembayaran kredit dari nilai Bruto
Penjualan)
2.
Pengelola mendapatkan 30 % dari nilai Netto penjualan Hasil panen setiap
bulannya (setelah dipotong pembayaran kredit dari nilai Bruto Penjualan) sebagai
balas Jasa pengelolaan kebun
3.
Koperasi mendapatkan 30 % dari nilai Netto penjualan Hasil panen setiap
bulannya (setelah dipotong pembayaran kredit dari nilai Bruto Penjualan) yang akan
digunakan untuk membiayai perawatan Kebun setelah Panen (Koperasi adalah

badan hukum yang dibentuk oleh Pengelola untuk melakukan kegiatan Operasional
Kebun)
4.
Desa mendapatkan 10 % dari nilai Netto penjualan Hasil panen setiap bulannya
(setelah dipotong pembayaran kredit dari nilai Bruto Penjualan) yang digunakan
untuk dana CSR maupun untuk pembangunan desa dibawah pengelolaan koperasi
Dalam membangun System ini semua Pihak dapat terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dan meminimalkan nilai pembiayaan pembangunan kebun.
Oleh karena itu pihak pengelola akan memberikan sebuah laporan Pembiayaan
yang transparansi kepada pemilik
lahan setiap 6 bulan tentang nilai
pembiayaannya yang telah dikeluarkan untuk pembangun kebun tersebut. Harus
dicatat bahwa nilai pembiayaan masing-masing lahan tidaklah sama hal ini
dikarenakan adanya perbedaan perlakuan untuk setiap lahannya. Sebagi contoh
lahan yang sudah siap tanam tanpa perlakuan Land Clearing akan lebih murah
pembiayaannya dibandingkan dengan lahan yang harus di Land Clearing.
Pasal 1
PARA PIHAK

Pihak Pertama :

Pihak Pertama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang


perkebunan kelapa sawit yang berkedudukan di Asera, Kab. Konawe Utara
Sulawesi Tenggara.

Pasal 2
TUJUAN KERJASAMA

System ini dibangun dengan system kerjasama kemitraan berpola Plasma,


dimana didalam system ini pemilik Lahan tidak harus terlibat secara langsung
dalam segala hal mengenai perawatan, pemanenan, peremajaan, dan sejenisnya
karena semua hal-hal tersebut telah dikelolah oleh sebuah kelompok tani yang
terangkup dalam KUD yang dibentuk oleh pengurus program kebun sawit Mitra ini
(Pihak Kedua) dalam hal ini yang dipercaya adalah kami (Pihak Pertama).
Maksud dan tujuan pola kerjasama ini adalah terciptanya pola perkebunan yang
mandiri sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan adanya
dukungan dari masyarakat dan pemerintah setempat akan terjalin kerjasama
antara petani (masyarakat) yang terangkup dalam anggota KUD, dengan pengelola

sehingga terbentuk program kemitraan yang erat dan saling menguntungkan


semua pihak.

Pasal 3
JANGKA WAKTU

Di dalam System ini semua biaya yang ditimbulkan dalam proses mulai dari
pembangunan, sampai Panen perdana ( disepakati dalam 5 (lima) tahun terhitung
sejak dimulainya program ini) menjadi beban bersama yang akan dituangkan dalam
sebuah akad kredit dimana proses untuk penggantian biaya ini akan dipotongkan
dari 30 % Bruto penjualan hasil panen setiap bulannya sampai dengan keseluruhan
nilai pembiayaan diselesaikan berikut dengan bunga yang akan disepakati bersama.

Pasal 4
TUGAS & KEWAJIBAN

1.

Pihak Pertama Wajib dan Bertanggung Jawab untuk :


a. Menyediakan Bibit jenis..
b. Menyediakan pupuk sawit
c. Mengawasi segala kegiatan yang dilakukan dan menjamin taraf hidup para
petani (masyarakat) yang tergabung dalam anggota KUD (pihak kedua).
d. Membeli hasil panen sawit plasma masyrakat dalam bentuk Tandan Buah
Segar (TBS).

2.

Pihak Kedua Wajib dan Bertanggung Jawab untuk :

Pasal 5
PERNYATAAN DAN JAMINAN

Pasal 6
HAK

Blom
ditau
masuk
di pasal
apa

1.
2.
3.

4.

Pembagian Profit atau keuntungan dari perkebunan ini telah kami sepakati
dengan perhitungan sebagai berikut :
Petani atau Pemilik Lahan mendapatkan 30 % dari nilai Netto penjualan Hasil
panen setiap bulannya (setelah dipotong pembayaran kredit dari nilai Bruto
Penjualan)
Pengelola mendapatkan 30 % dari nilai Netto penjualan Hasil panen setiap
bulannya (setelah dipotong pembayaran kredit dari nilai Bruto Penjualan) sebagai
balas Jasa pengelolaan kebun
Koperasi mendapatkan 30 % dari nilai Netto penjualan Hasil panen setiap
bulannya (setelah dipotong pembayaran kredit dari nilai Bruto Penjualan) yang akan
digunakan untuk membiayai perawatan Kebun setelah Panen (Koperasi adalah
badan hukum yang dibentuk oleh Pengelola untuk melakukan kegiatan Operasional
Kebun)
Desa mendapatkan 10 % dari nilai Netto penjualan Hasil panen setiap bulannya
(setelah dipotong pembayaran kredit dari nilai Bruto Penjualan) yang digunakan
untuk dana CSR maupun untuk pembangunan desa dibawah pengelolaan koperasi
Dalam membangun System ini semua Pihak dapat terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dan meminimalkan nilai pembiayaan pembangunan kebun.
Oleh karena itu pihak pengelola akan memberikan sebuah laporan Pembiayaan
yang transparansi kepada pemilik
lahan setiap 6 bulan tentang nilai
pembiayaannya yang telah dikeluarkan untuk pembangun kebun tersebut. Harus
dicatat bahwa nilai pembiayaan masing-masing lahan tidaklah sama hal ini
dikarenakan adanya perbedaan perlakuan untuk setiap lahannya. Sebagi contoh
lahan yang sudah siap tanam tanpa perlakuan Land Clearing akan lebih murah
pembiayaannya dibandingkan dengan lahan yang harus di Land Clearing.

Anda mungkin juga menyukai