Anda di halaman 1dari 2

Klasifikasi Perjanjian Internasional

1. Menurut subyeknya
a. Perjanjian antar negara yang dilakukan oleh banyak negara yang
merupakan subjek hukum internasional.
b. Perjanjian internasional antar negara dan subjek hukum
internasional lainnya, seperti antara organisasi internasional Tahta
Suci (Vatican) dengan organisasi Uni Eropa.
c. Perjanjian antar sesama subjek hukum internasional selain negara,
seperti antara suatu organisasi internasional dan organisasi
internasional lainnya. Contoh: Kerjasama ASEAN dan Uni Eropa.
2. Menurut fungsinya
a. Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu
suatu perjanian yang melakukan ketentuan-ketentuan atau kaidahkaidah hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan
(bersifat multilateral). Perjanjian ini bersifat terbuka bagi pihak
ketiga. Contoh: konfernsi Wina tahun 1958 tentang hubungan
diplomatik. Konvensi Montego tentang Hukum laut internasional
tahun1982, dan sebagainya.
b. Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian
yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara-negara yang
mengadakan perjanjian saja (perjanjian bilateral). Contoh:
Perjanjian antara RI dan RRC mengenai dwikewarganegaraan tahun
1955, perjanjian batas wilayah, pemberantasan penyeludupanpenyelundupan dan sebagainya.
3. Menurut proses/tahapan pembentukannya
a. Perjanian bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan,
penandatanganan dan ratifikasi
b. Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, yaitu
perundingan dan penandatanganan (biasanya digunakan) kata
persetujuan dan agreemaent).
4. Menurut isinya
a. Segi politik, seperti Pakta Pertahanan dan Pakta Perdamaian.
Contoh: Nato, ANZUS, dan SEATO.
b. Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan.
Contoh: CGI, IMF, IBRD, dan sebagainya.
c. Segi hukum, seperti status kewarganegaraan (Indonesia RRC),
ekstradisi dan sebagainya.
d. Segi batas wilayah, seperti laut teritorial, batas alam daratan, dan
sebagainya.

e. Segi kesehatan, seperti masalah karantina,


wabah penyakit AIDS, dan sebagainya.

penanggulangan

2. Menurut banyaknya pihak yang terlibat


a. Perjanjian bilateral, yaitu suatu perjanjian yang diadakan oleh dua
pihak (negara) saja dan mengatur soal-soal khusus yang
menyangkut kepentingan kedua belah pihak. Misalnya perjanjian
mengenai batas negara.
b. Perjanjian multilateral adalah perjanjian yang diadakan banyak
pihak (negara) yang pada umumnya merupakan perjanjian terbuka
(openverdrag) di mana hal-hal yang diaturnyapun lazimnya yang
menyangkut kepentingan umum yang tidak terbatas pada
kepentingan pihak-pihak yang mengadakan perjanjian yetapi juga
menyangkut kepentingan yang bukan peserta perjanjian itu sendiri.
Perjanjian ini digolongkan pada perjanjian law making treaties atau
perjanjian yang membentuk hukum.

Anda mungkin juga menyukai