Tepung, suatu
polimer glukosa, adalah karbohidrat utama dalam makanan
RAGI
Kami berhipotesis bahwa ragi akan menghasilkan karbon dioksida paling suhu rata-rata 45 derajat Celcius
karena suhu yang lebih rendah dari itu tidak akan menghasilkan cukup dan suhu yang lebih tinggi dari itu
akan menghasilkan terlalu banyak, tetapi pada beberapa titik suhu bisa terlalu tinggi dan menghancurkan
sel-sel ragi, menyebabkan produksi karbon dioksida semakin kurang.
menguji pengaruh dari lima temperatur yang berbeda pada tingkat produksi karbon dioksida dalam ragi
dengan mengukur tingkat fermentasi. Saccharomyces, juga dikenal sebagai ragi, adalah jamur,
Membran sel adalah hambatan selektif karena mereka hanya membiarkan zat tertentu melewati dan
karena itu memastikan kelangsungan hidup sel.
Read more: http://wiki.answers.com/Q/Why_is_the_cell_membrane_a_selective_barrier#ixzz25zjDqvAG
ASSAMENT BAGIAN
pada dasarnya itu adalah dua lapis fosfolipid sehingga kepala hidrofilik berada di luar dan ekor hidrofilik
berada di dalam = dua lapisan yaitu. bilayer ... ada juga berbagai protein yang dapat hanyut lateral dan
flip througout membran serta Porins dan saluran yang memungkinkan bagian dari hal berbagai berunding
permeabilitas selektif membran ... dalam struktur permukaan tambahan seperti glikoprotein dan glikolipid
yang ada memungkinkan untuk sel untuk komunikasi sel
membran juga membantu mempertahankan bentuk sel dengan memungkinkan protein dalam membran
untuk mengikat matriks sitoplasmik mikrotubulus dan apa yang tidak
Source (s):
homeostasis dalam tubuh tergantung pada konsentrasi tertentu atom / ion dan molekul (zat
terlarut). Konsentrasi menentukan pH kita misalnya. Juga, konsentrasi ion mempengaruhi volume
sel, sinyal saraf, dan mekanisme transportasi banyak. Karena membran plasma selektif
permeabel, ia mampu mengatur konsentrasi zat terlarut berbagai tubuh kita. Ini berarti bahwa hal
itu akan memungkinkan hanya zat terlarut tertentu untuk melewati membran pada waktu tertentu.
Makanan masuk ke dalam tubuh pertama kali melewati rongga mulut. Oleh karena itu, proses
pencernaan makanan secara mekanik dan kimiawi sudah dimulai pada bagian ini. Pada rongga
mulut terdapat beberapa bagian yang berperan dalam proses pencernaan yakni gigi, lidah, dan
kelenjar ludah.
1. Gigi
Terdapat empat macam gigi, yaitu gigi seri (insisor = I) , gigi taring (caninus =C), geraham depan
(premolar = Pm), dan geraham belakang (molar = M). Makanan dipotong dengan gigi seri, dirobek
gigi dengan taring dan dikunyah dengan gigi geraham. Pada orang dewasa, gigi yang lengkap terdiri
atas 32 buah.
Gigi memiliki tiga bagian utama meliputi:
1. mahkota gigi yang terletak menonjol di atas tulang;
2. leher gigi;
3. akar gigi, tertanam di dalam tulang rahang.
Sebagian besar gigi tersusun atas tetapi mahkota gigi dilapisi email yang sangat keras. Rongga pada
gigi (pulpa) berisi pembuluh darah dan pembuluh saraf. Bagian yang menutup dan mengelilingi
leher gigi disebut gusi.
1. Lidah
Lidah sebagian besar terdiri atas otot. Pada permukaan atas lidah banyak terdapat ribuan tonjolan
kecil yang disebut dengan papilla, yang banyak terdapat rangkaian kompleks saraf yang membentuk
alat indra pengecap dan peraba. Pada permukaan atas papilla terdapat selaput lendir. Lidah
seseorang berbentuk bulat memanjang. Dalam keadaan tertentu, lidah dapat dijulurkan memanjang.
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong
makanan (proses penelanan) serta menghasilkan kelenjar ludah. Selain itu, lidah juga berfungsi
sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.
1. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva). Kelenjar ludah dalam mulut ada tiga
pasang, yaitu:
1) Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk
cair.
2) Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
3) Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah. Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis
menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan, membasahi, dan melumasi makanan
sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, asam, dan
basa.
Di dalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase) yang berfungsi mengubah makanan dalam mulut
yang mengandung zat karbohidrat ( amilum) menjadi gula sederhana jenis maltosa. Enzim ptialin
bekerja dengan baik pada pH antara 6.8 7 dan suhu 37 C.
B. Kerongkongan
Setelah makanan kita kunyah dalam mulut, makanan akan masuk menuju kerongkongan. Sebelum
ke kerongkongan, pada pangkal tenggorokan (laring) terdapat bagian yang memiliki katup
dinamakan epiglotis. Epiglotis berfungsi mengatur masuknya makanan dan udara ke dalam tubuh.
Saat kita menelan makanan, laring bergerak ke atas sehingga tertutup oleh epiglotis dan tidak ada
makanan yang masuk ke dalam batang tenggorokan (trakea). Namun, terkadang partikel kecil
makanan atau air dapat masuk ke dalam laring atau trakea. Akibatnya, secara otomatis kita akan
mengalami batuk atau tersedak.
Kerongkongan merupakan organ yang berperan sebagai tempat jalannya makanan menuju lambung.
Panjangnya sekitar 25 cm dan berbentuk tabung dengan diameter 2 cm. Dinding kerongkongan
tersusun atas epitelium berlapis pipih.
Selain itu, pada kerongkongan terdapat pula beberapa otot, yakni otot melingkar dan otot
longitudinal. Apabila otot tersebut berkontraksi, kerongkongan akan bergerak. Gerakan demikian
disebut gerak peris taltik. Gerak peristaltik pada kerongkongan ialah gerakan mendorong dan mere
mas-remas makanan menuju lambung. Gerak an ini terdiri atas fase kontraksi dan relaksasi.
C. Lambung
Makanan dari kerongkongan terdorong ke dalam lambung, akibat gerakan peristaltik seperti yang
sudah dijelaskan di atas. Lambung diibaratkan seperti lumbung yang bertugas untuk menyimpan
makanan yang telah ditelan untuk sementara waktu.
Lambung berukuran sekepal tangan dan terletak di dalam rongga perut sebelah kiri, di bawah sekat
rongga badan. Dinding lambung sifatnya lentur, dapat mengembang apabila berisi makanan dan
mengempis apabila kosong. Muatan di dalam lambung dapat menampung hingga 1,5 liter makanan.
Dinding lambung tersebut berwarna merah muda dan mengkilap.
Otot penyusun lambung terdiri atas otot memanjang yang terletak di bagian luar, otot melingkar
yang terletak di bagian tengah, dan otot miring yang terletak di bagian dalam. Pada bagian atas
terdapat otot lingkaran yang disebut sfinkter kardial yang tetap menutup kecuali bila ada makanan
yang mendekatinya. Di dekat pilorus terdapat sfinkter yang disebut sfinkter pilori. Otot ini
merupakan otot-otot polos, sehingga bekerja tanpa disadari. Otot-otot lambung bekerja dengan cara
berkontraksi sehingga dapat menekan dan memeras makanan dalam lambung dan mencampurnya
dengan getah pencernaan dalam lambung.
Lambung terdiri atas tiga bagian berikut.
a. Kardiaks, merupakan bagian atas sebagai pintu masuk makanan dari kerongkongan.
b. Fundus, adalah bagian tengah lambung, tempat makanan ditampung dan mengalami perlakuan
kimiawi.
c. Pilorus, merupakan bagian bawah lambung sebagai pintu keluar makanan dan berhubungan
langsung dengan usus dua belas jari. Pilorus ini bekerja atas pengaruh pH makanan. Apabila pH
makanan asam, maka otot-otot pilorus mengendor sehingga menyebabkan pintu pilorus terbuka dan
sebaliknya jika makanan basa, maka otot-otot pylorus akan berkontraksi yang menyebabkan pilorus
menutup.
Waktu mencerna berbeda-beda untuk setiap makanan atau minuman. Makanan yang padat akan
membutuhkan waktu yang lebih lama daripada zat cair (minuman) sehingga menurut ilmu kesehatan
dianjurkan mengunyah makanan 32 kali agar makanan menjadi lebih lembut, sehingga akan
meringankan beban lambung untuk melumatkan makanan tersebut.
Semakin lumat makanan yang masuk lambung, maka semakin cepat melintasi lambung. Jenis
makanan lemak dan sayuran hijau akan lebih lama berada di dalam lambung sehingga orang akan
merasa kenyang lebih lama. Makanan yang masuk pada lambung bertahan selama 2-5 jam. Makanan
dalam lambung mengalami serangkaian proses kimiawi oleh getah lambung, sekitar 1 2 liter yang
dihasilkan oleh 35 juta kelenjar, antara lain HCl, enzim pepsin, enzim renin, lipase, mukus (lendir),
dan faktor intrinsik.
Enzim pepsin akan memecah molekul protein menjadi peptida, enzim renin akan mencerna protein
susu menjadi kasein, sedangkan enzim lipase akan mengemulsikan lemak dalam makanan. Jadi,
perlakuan kimiawi protein pertama kali dilakukan di dalam lambung. Selain mendapat perlakuan
kimiawi, makanan oleh enzim-enzim tersebut juga ada HCl yang membantu dalam proses-proses
pencernaan.
Fungsi HCl, antara lain:
a. membunuh kuman pada makanan yang dimakan;
b. mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin;.
c. mempercepat reaksi antara air, protein, dan pepsin;
d. mengendorkan pilorus, karena HCl bersifat asam dengan pH kurang lebih 1-3
Mukus (lendir) berfungsi sebagai lapisan pelindung yang dapat melindungi lambung dari asam
lambung. Sedangkan faktor intrinsik berfungsi untuk menghasilkan vitamin B12 yang diperlukan
untuk membentuk sel-sel darah dan membantu saraf berfungsi dengan baik. Dengan adanya faktor
intrinsik ini pula, maka vitamin B12 di dalam lambung dilindungi dari asam lambung sehingga tidak
rusak. Khim ini bersifat asam, dan menjadi netral ketika masuk ke dalam usus 12 jari, karena
dinetralkan oleh getah basa yang dihasilkan kelenjar pankreas yang terdapat di dalam usus dua belas
jari.
Setelah mendapatkan perlakuan tersebut, makanan kemudian bercampur dengan getah lambung
membentuk khim seperti bubur yang lembut. Kemudian khim sedikit demi sedikit dikeluarkan
menuju usus dua belas jari. Otot pylorus berelaksasi karena rangsangan asam dari makanan tiba di
pilorus depan, menyebabkan pintu pilorus terbuka sehingga makanan keluar menuju usus dua belas
jari. Apabila makanan asam menyentuh pilorus bagian belakang, maka pilorus akan menutup
kembali. Demikianlah prosesnya. Setelah makanan sampai di usus dua belas jari, maka makanan
yang sifatnya asam akan merangsang usus dua belas jari mensekresikan hormone sekretin yang
dapat memacu pankreas mengeluarkan getah pankreas yang bersifat basa sehingga mengakibatkan
pilorus menutup. Lambung yang dijelaskan di atas dapat juga bermasalah di antaranya adalah
penyakit maag dan kanker lambung. Penyakit maag ini dapat timbul karena kelebihan HCl. Produksi
HCl ini dapat dipicu oleh makanan dan minuman, misalnya makanan pedas, alkohol, kopi, dan
nikotin. Selain itu, juga dapat dipicu oleh tekanan pikiran (stress). Asam lambung yang berlebihan
ini dapat mengikis dinding lambung, gejala penyakit ini biasanya nyeri di bagian dada
D. Hati
Hati adalah alat yang besar, terletak di bawah sekat rongga badan dan mengisi sebagian besar bagian
atas rongga perut sebelah kanan. Hati membuat empedu yang terkumpul dalam kantung empedu.
Empedu tersebut menjadi kental karena airnya diserap kembali oleh dinding kantung empedu. Pada
waktu tertentu, empedu dipompakan ke dalam usus dua belas jari melalui pipa empedu.
Dalam metabolisme karbohidrat, hati berfungsi untuk:
Menyimpan glikogen.
Mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa.
Glukoneogenesis (pengubahan molekul-molekul lemak, protein, dan laktat menjadi glukosa).
Membentuk senyawa kimia penting dari hasil perantara metabolism karbohidrat.
Hati berfungsi sangat penting terutama untuk mempertahankan konsentrasi gula dalam darah. Pada
metabolisme protein, hati berfungsi untuk:
Pembentukan sebagian besar lipoprotein.
Pembentuk sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid.
Mengubah sejumlah besar karbohidrat dan protein menjadi lemak. Pada metabolisme protein, hati
berfungsi untuk:
Deaminasi asam amino, yaitu pengurangan gugus amin (-NH2) pada asam amino.
F. Usus Halus
Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu:
a. Duodenum (usus 12 jari) karena panjangnya sekitar 12 jari orang dewasa yang disejajarkan.
b. Jejenum (usus kosong) karena pada orang yang telah meninggal bagian usus tersebut kosong.
c. Ileum (usus penyerapan) karena pada bagian inilah zat-zat makanan diserap oleh tubuh.
Pencernaan di dalam intestinum juga dibantu oleh pankreas. Organ ini dapat berperan sebagai
kelenjar endokrin dengan menghasilkan hormone insulin dan sebagai kelenjar eksokrin dengan
menghasilkan getah pencernaan berupa tripsin, amilase, dan lipase.
a. Insulin berfungsi untuk mempertahankan kestabilan kadar gula darah.
PENDAHULUIAN
Dalam proses pencernaan zat-zat makanan menjadi sari makanan secara kimiawi, maka hidrolisa
merupakan yang terpenting. Dalam proses tersebut maka lemak, karbohidrat dan protein diuraikan
menjadi molekul-molekul kecil atau lebih sederhana. Tetapi di dalam penguraian hidrolisis tersebut
kadang-kadang sangat lambat sehingga diperlukan enzim untuk mempercepatnya. Tergantung dari zat
yang dicernakan, enzim penceraan terbagi atas karbohidrasa(pada karbohidrat), lipase(pada lemak), dan
protease(pada protein).
II.
III.
v
v
v
v
v
v
v
v
IV.
TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui adanya proses pencernaan oleh pengaruh enzim
Adanya pengaruh lingkungan terhadap kerja enzim
Mengamati zat apa yang terkandung di dalam bahan makanan
ALAT DAN BAHAN:
BAHAN :
Tepung sagu/kanji
Nasi
Putih telur
Air
Air ludah
Larutan yodium
Larutan benedict
Larutan biuret
ALAT:
Tabung reaksi
Rak klem
Plat tetes
Lampu spritus
Kaca objek
Mikroskop
Pipet tetes
CARA KERJA:
Nasi dihancurkan kemudian di isi dengan air lalu masukkan ke dalam tabung reaksi lalu dicampur
dengan larutan benedict, setelah dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu dipanaskan hingga berubah
warna lalu catat hasil pengamatan tersebut.
Nasi dihancurkan/dikunyah selama 5 menit kemudian campurkan dengan enzim ptyalin (air ludah) lalu
masukkan ke dalam tabung reaksi lalu dicampur dengan larutan benedict, setelah dimasukkan kedalam
tabung reaksi lalu dipanaskan hingga berubah warna lalu catat hasil pengamatan tersebut.
Tepung di isi ke dalam tabung reaksi lalu campur dengan air lalu dicampur dengan larutan benedict,
setelah dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu dipanaskan hingga berubah warna lalu catat hasil
pengamatan tersebut.
Tepung dimasukkan ke tabung reaksi lalu campurkan dengan enzim ptyalin (air ludah) kocok selama 5
menit lalu dicampur dengan larutan benedict, lalu dipanaskan hingga berubah warna lalu catat hasil
pengamatan tersebut.
Putih telur dimasukkan ke tabung reaksi lalu campurkan dengan enzim ptyalin (air ludah) kocok selama
5 menit lalu dicampur dengan larutan benedict, lalu dipanaskan hingga berubah warna lalu catat hasil
pengamatan tersebut.
Landasan Teori
Sistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus Halus
5. Usus Besar
6. Rektum
7. Anus.
A. Rongga Mulut
Rongga mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi
alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :
1. Gigi
Fungsi gigi adalah untuk memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang
kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.
2. Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
3. Kelenjar ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap
harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim
amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat
menjadi disakarida.
B. Esophagus (Kerongkongan)
Esophagus merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada
ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep,
yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus
adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat
gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.
C.Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat
menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang
berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos
yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia
yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang
pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat
sedikit
Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
1)
2)
3)
4)
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi
bubur yang disebut bubur kim.
Fungsi HCI Lambung :
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan
getahnya.
D. Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu
duodenum), jejunum, serta ileum. Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan
bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang
dilepaskan ke usus halus.
Proses Pencernaan Makanan
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya
sebagai berikut :
Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari
pankreas.
Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari
kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amilase pankreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian
diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian
diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan
diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian
diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu
yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan
oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan
diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
E. Usus Besar
Usus besar merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki
panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu :
Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden.
F. Rektum Dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses
ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter
rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot
polos dan otot lurik.
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus
rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari
kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding
lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh
infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan
peradangan pada selaput perut (peritonium).
Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan
cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang
disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan
tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung.
Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks
terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
V.
HASIL PENGAMATAN
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Warna
Hitam
Orange
Kuning
Kuning
Ungu
Ungu
Hitam
Hitam
Orange
Ungu
Biru
Zat
Amilum
Glukosa
Glukosa
Glukosa
Protein
Protein
Amilum
Amilum
Glukosa
Protein
Protein
12
Ungu
Protein
Hitam
Biru
KESIMPULAN:
Dari hasil pengamatan kita dapat melihat adanya perubahan warna pada bahan makanan setelah
dicampur dengan larutan-larutan kimia. Dan kita bisa menentukan zat apa yang terkandung di dalam
bahan makanan seperti, nasi, tepung sagu/kanji, dan putih telur.
Praktikum Pencernaan Makanan
PRAKTIKUM I
Judul Praktikum
: Pencernaan Makanan
Tujuan Praktikum
:
1.
Mengetahui adanya proses pencernaan oleh pengaruh enzim
2.
Landasan Teori
:
Dalam proses pencernaan makanan menjadi sari makanan secara kimiawi maka hidrolisa yang
terpenting. Dalam proses tersebut maka lemak, karbohidrat dan protein diuraikan menjadi molekulmolekul kecil atau lebih sederhana. Tetapi dalam penguraian hidrolisis tersebut kadang-kadang sangat
lambat sehingga diperlukan enzim untuk mempercepatnya. Tergantung dari zat yang dicernaka, enzim
dalam pencernaan terbagi atas karbohidrasa (pada karbohidrat), lipase (pada lemak), dan protease (pada
protein).
Alat dan Bahan
1.
Tepung aci/kanji
2.
Air
3.
Larutan yodium
4.
Air ludah
5.
Mikroskop
6.
7.
Tabung reaksi
8.
Bejana
9.
10.
100 ml benedict
11.
100 ml biuret
12.
1 botol betadine
13.
14.
Cara Kerja
:
1.
Tabung reaksi 1 di isi tepung + air liur dibiarkan selama 5 menit + benedict 3 tetes lalu
dipanaskan.
2.
3.
Tabung reaksi 3 di isi Putih telur diletakan ditabung reaksi setinggi 2 cm, kemudian ditetesi
biuret.
4.
Tabung reaksi di isi nasi yang dikunyah selama 2 menit + benedict 3 tetes lalu dipanaskan.
5.
6.
Perhatikan perubahan warna pada kelima tabung reaksi tsb sebelumdan sesudah percobaan.
Hasil Pengamatan
Percobaan
1
2
3
4
5
:
Warna Sebelum
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Warna sesudah
Orange
Ungu
Kuning keorangenan
Orange
Ungu
Pembahasan
:
Dari tabel hasil pengamatan di atas, dapat kita lihat bahwa pada percobaan 1 terjadi perubahan
warna dari putih menjadi orange. Hal itu membuktikan bahwa dalam tepung yang di tambah air liur
kemudian ditetesi oleh benedict mengandung glukosa atau karbohidrat.
Kemudian pada percobaan 2, terjadi perubahan warna dari putih menjadi ungu. Hal itu membuktikan
bahwa dalam tepung yang ditetesi dengan yodium terkandung amilum.
Selanjutnya percobaan 3, terjadi perubahan warna dari putih menjadi kuning keorangenan. Hal itu
membuktikan bahwa dalam putih telur yang ditetesi biuret mengandung protein.
Pada percobaan 4, terjadi perubahan warna dari putih menjadi orange. Hal itu membuktikan bahwa
dalam nasi yang telah dikunyah dan ditetesi benedict kemudian dipanaskan di dalamnya mengandung
glukosa.
Terakhir pada percobaan 5, terjadi perubahan warna dari putih menjadi ungu. Hal itu membuktikan
bahwa dalam nasi yang ditetesi yodium di dalamnya mengandung amilum.
Kesimpulan
:
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam nasi dan tepung
terkandung amilum, air liur terkandung glukosa, putih telur terkandung protein. Untuk mencerna semua
itu dibutuhkan air liur yang didalamnya terkandung enzim ptyalin, yang mencerna makanan secara
kimiawi, selain itu juga dibantu gigi untuk memotong, mengunyah dan mencerna makanan secara
mekanik.
1.
Apakah pengaruh air ludah terhadap tepung?
Jawab:
Didalam air ludah terdapat enzim amilase. Enzim amilase memecah molekul amilum yang terdapat dalam
tepung
menjadi
sakarida
dengan
molekul
yang
lebih
sederhana
yaitu
maltosa.
2.
Jawab:
Enzim pepsin merupakan enzim yang dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen.
Selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin, berfungsi untuk menetralkan
HCL di lambung.
3.
Apa pula pengaruh HCl terhadap protein? Pengaruh apa terhadap pepsin? Jelaskan!
Jawab:
Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu
pepton.
Molekul
pepton
perlu
dipecah
lagi
agar
dapat
diangkut
oleh
darah.
Masalah
:
1.
Mengapa mengunyah makanan yang berkuah banyak atau sambil minum tidak baik bagi
pencernaan?
Jawab:
Karena makanan yang masuk ke dalam mulut jadi tidak tercerna secara sempurna, baik secara mekanik
oleh gigi maupun secara kimiawi oleh enzim yang terdapat didalam air ludah. Dengan adanya enzim yang
bekerja secara sempurna maka penggunaan energi untuk proses pencernaan akan lebih kecil.
2.
Apabila diketahui bahwa lender dalam air ludah adalah senyawa protein yang bereaksi netral,
bagaimana percernaan karbohidrat oleh air ludah apabila dalam lingkungan asam? Bagaimana pula
apabila dalam lingkungan basa?
Jawab:
Maka enzim tidak akan bekerja.
3.
Apakah HCl juga merupakan suatu enzim yang mempunyai kemampuan mencernakan protein?
Jawab: Mengaktifkan kerja enzim, yaitu mengubah pepsinogen (proenzim) menjadi enzim pepsin. Pepsin
yang dihasilkan oleh lambung berfungsi menghidrolisis protein menjadi pepton.
11
Gambar 2.8 Hubungan antara (v) dan konsentrasi substrat (dengan atau tanpainhibitor non-kompetisi).
Dalam hal ini terdapat pergeseran v
maks
, sedangkan K
m
tetap.Beberapa inhibitor berperan penting untuk menjelaskan jalannya metabolisme dalam jaringan.
Dalam hal ini harus berhati-hati mengambil kesimpulan karena inhibitor jarang mempunyai aktivitas
hanya pada satu macam enzim. Misalnya asam malonatyang dianggap bertahun-tahun hanya sebagai
inhibitor suksinat dehidrogenaseternyata asam ini dapat pula berubah menjadi malonil-KoA yang
kemudian bisa pulamengalami dekarboksilasi membentuk asetil-KoA dan CO
2
. Jadi dalam mengambilkesimpulan untuk suatu penelitian mengenai enzim berbagai hal seperti ini
harusdiperhatikan.e.
Pengaruh WaktuWaktu kontak/reaksi antara enzim dan substrat menentukan efektivitas kerja
enzim.Semakin lama waktu reaksi maka kerja enzim juga akan semakin optimum.f.
Produk AkhirProduk Akhir
Reaksi enzimatis selalu melibatkan 2 hal, yaitu substrat dan produk akhir. Dalam beberapa hal produk
akhir ternyata dapat menurunkan produktivitaskerja enzim.
12
III. ENZIM DAN ENERGI AKTIVASI
Ditinjau dari sudut termodinamika, enzim dapat mempercepat reaksi denganmemperkecil energi
aktivasinya. Hal ini berlangsung dengan meningkatkan jumlah molekulyang aktif (Gambar 3.1). Di sini
dapat dilihat bahwa reaksi enzim mempunyai energi aktivasi(E) yang rendah sehingga sebagian besar
molekul ada dalam keadaan siap untuk bereaksi.Tetapi harus diperhatikan pula bahwa dengan
menyampingkan jalannya reaksi, baik reaksiyang dikatalisis enzim maupun yang tidak, keduanya mempunyai
G atau tetapan
keseimbangan reaksi tetapi menurunkan energi aktivasi sehingga molekul A sudah siapsebelum
mengalami perubahan.KOFAKTOR ENZIMKebanyakan enzim memerlukan komponen lain untuk
aktivasinya. Komponen ini biasanyadisebut kofaktor. Kofaktor dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu (1)
gugus prostetik, (2)koenzim, (3) aktivator metal.Gugus prostetik biasanya terikat kuat pada enzim,
misalnya gugus porfirin padaperoksidase dan gugus flavin adenin dinukleotida (FAD) pada suksinat
dehidrogenase.Koenzim adalah molekul organik yang kecil. Tahan panas dan dapat dipisahkan darienzim secara
dialisis. Contoh koenzim ialah tiamin pirofosfat, NAD, NADP
+
, dan asaamteyrahidrofolat. Aktivator metal bisa kation yang mono atau divalen, diantaranya K
+
, Mn
2+
,Mg
2+
, Ca
2+
, atau Zn
2+
. Kation-kation dapat berikatan longgar atau erat pada enzim.Gambar 3.1 Sebuah diagram yang
menunjukkan energi aktivasi reaksi A