Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Aliran dana yang terjadi dalam suatu perusahaan merupakan aliran keluar masuknya
dana yang ada di perusahaan yang bersangkutan. Dana yang masuk kedalam perusahaan
merupakan dana yang berasal dari sumber dana perusahaan, baik sumber internal maupun
sumber eksternal. Sedangkan dana yang keluar dari perusahaan merupakan dana operasi
perusahaan. Strategi pendanaan suatu perusahaan dibuat dengan
bagaimana

membentuk

struktur

pendanaan

yang

dapat

pertimbangan

meminimalkan

biaya.

Sebagaimana diketahui, sumber pendanaan di dalam perusahaan mengandung biaya


modal, diantaranya adalah utang yang mengandung biaya berupa bunga dan ekuitas
seperti saham yang juga mengandung biaya, yaitu berupa dividen. Kombinasi sumber
pembiayaan yang ada di perusahaan sering disebut bauran pendanaan. Struktur yang
membentuk komposisi bauran pendanaan hutang jangka panjang dan modal sendiri
disebut dengan struktur modal. Strategi struktur modal menjadi penting karena dalam
memilih apakah perusahaan menggunakan utang atau ekuitas (saham) membawa
konsekuensi terhadap risiko dan return. Jika perusahaan menggunakan utang, maka
perusahaan akan mendapat keuntungan yang berupa penghematan pajak ( tax saving ), di
lain pihak penggunaan hutang juga akan menimbulkan risiko, karena adanya beban tetap.
Melemahnya nilai uang akan mengakibatkan utang perusahaan dalam bentuk dolar
melonjak dan suku bunga mengalami lonjakan yang cukup tinggi menyebabkan
banyakperusahaan-perusahaan mengalami

penurunan kinerja karena biaya-biaya

terutama bunga mengalami peningkatan yang mengakibatkan kerugian dan bahkan


mengakibatkan kebangkrutan. Ini merupakan bukti bahwa sumber pendanaan atau
keputusan tentang struktur modal menjadi sangat penting. Penggunaan dana dengan
penerbitan saham juga mengandung konsekuensi baik positif maupun negatif.
Salah satu fungsi utama keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah
membuat keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana. Sebagai lembaga
yang menjalankan fungsi ekonomi, pasar modal yang memegang peranan penting dalam
mengatasi kebutuhan dana ini. Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan
sekuritas berupa obligasi ataupun saham (Husnan, 2001:5). Namun keputusan perusahaan
dalam menentukan sumber dana yang akan digunakan akan menghasilkan dampak atau
konsekuensi yang berbeda. Pemenuhan kebutuhan modal dengan menerbitkan saham
akan menyebabkan peningkatan kontrol terhadap pihak manajemen oleh pemilik
perusahaan. Sumber dana yang digunakan pada hakekatnya merupakan komposisi dana
atau struktur modal perusahaan.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang kami ajukan adalah
sebagai berikut :
1. Apa saja karakteristik saham biasa dan saham preferen ?
2. Apa yang dimaksud dengan utang jangka panjang ?
3. Apa saja jenis-jenis obligasi ?
4. Apa yang dimaksud dengan kredit sindikasi jangka panjang ?
5. Apa yang dimaksud dengan obligasi jangka panjang ?

6. Apa yang dimaksud dengan pola pembiayaan ?


7. Bagaimana perkembangan terkini struktur modal ?

1.3.

Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Karakteristik saham biasa dan saham preferen
2. Utang jangka panjang
3. Jenis-jenis obligasi
4. Kredit sindikasi jangka panjang
5. Obligasi jangka panjang
6. Pola pembiayaan
7. Perkembangan terkini struktur modal

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.

Karakteristik Saham Biasa Dan Saham Preferen


Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT)
saham juga di identifikasikan sebagai surat bukti kepemilikan dalam suatu PT yang
diperoleh melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberikan hak atas deviden
dan lain-lain sesuai dengan besar kecilnya investasi modal pada perusahaan tersebut.
Saham adalah tanda bukti penagambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan
Terbatas. Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil yang diterima dari penjualan
sahamnya akan tetap tertanam dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun
bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan penanam yang permanen. Karena
setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.Saham merupakan surat berharga
yang menunjukkan kepemilikan atau penyertaan pasar modal investor dalam suatu
perusahaan (Fakhruddin, 2006:13).
Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang
saham berhak menentukan menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh
deviden yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya, pemegang sahampun turut
menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.
Modal saham adalah unitkepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti
kepemilikan

atas

(Simamora200:408).

saham,

perseroan

terbatas

menerbitkan

sertifikat

sahamnya

Saham yang dikeluarkan perusahaan merupakan bukti pembayaran pemegang saham


kedalam perusahaan. Jumlah yang terakumulasi dalam perusahaan dinamakan dengan
nama modal saham. Perwakilan kepemilikan seseorang didalam suatu perseroan terbatas
tercermin dalam sedikit banyaknya lembar saham yang dimiliki. Semakin banyak lembar
saham yang dimiliki akan semakin besar derajat kepemilikannya.
A. Jenis-Jenis Saham
Ada beberapa tipe dari saham, termasuk saham biasa (common stock) dan saham
preferen (preferred stock).Saham preferen biasanya disebut sebagai saham campuran
karena memiliki ciri-ciri hampir sama dengan saham biasa. Biasanya saham biasa hanya
memiliki satu jenis tapi dalam beberapa kasus terdapat lebih dari satu, tergantung dari
kebutuhan perusahaan. Saham biasa memiliki beberapa jenis, seperti kelas A, kelas B,
kelas C, dan lainnya.Masing-masing kelas dengan keuntungan dan kerugiannya sendirisendiri dan simbol huruf tidak memiliki arti apa-apa.
1. Saham Biasa
Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai
bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi
perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian
pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko
kerugian yang diderita perusahaan.
Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian
dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya berdasarkan
besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak prosentase saham yang dimiliki

maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional
perusahaan.
Saham biasa memiliki karakteristik sebagai berikut :
-

Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris

Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru

Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja


Dengan adanya resiko yang besar, biasanya jika usaha perusahaan berjalan

dengan baik maka deviden saham biasa akan lebih besar daripada saham preferen.
Tetapi jika terjadi likuidasi pembagian deviden dan pembagian harta perusahaan serta
pemegang saham biasa akan memperoleh pembagian terakhir setelah pemegang
saham preferen.
Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah
membayar deviden untuk saham preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama
bagi pemegangnya yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui rapat umum
pemegang saham. Kadangkadang hak suara dalam rapat pemegang saham hanya
diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham preferen mempunyai hak suara
(Jogianto, 2000:58).
2. Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih
dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat
dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham
biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksisehingga jajaran manajemen akan

berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen


agar tidak lengser.
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid)
antara obligasi (bond) dan saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga atas
pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen
seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah
klaim pemegang obligasi (bond) dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen
mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih
dahulu jika terjadi likuidasi (Jogianto, 2000:59).
Saham preferen memiliki karakteristik sebagai berikut :
-

Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan ciri-ciri yang berbeda

Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari
saham biasa dalam hal pembagian dividen

Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat
dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa

Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara


pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk

2.2.

Utang Jangka Panjang


Utang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi
dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal
pembuatan laporan posisi keuangan. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat
diganti dengan aset tertentu. Dalam operasional normal perusahaan, rekening utang

jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir periode
akuntansi bagian tertentu dari uutang jangka panjang berubah menjadi uutang jangka
pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian utang jangka
panjang yang jatuh tempo menjadi utang jangka pendek.

A. Timbulnya Hutang Jangka Panjang


Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu
perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi dalam
aktiva tetap yang akan memberikan manfaat dalam jangka panjang sebaiknya
diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini
perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang misalnya
obligasi

atau

menambah

modal

sendiri

dengan

mengeluarkan

saham.

Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi dibanding
menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
1. Keuntungan menarik obligasi
Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan
sehingga tidak mempengaruhi manajemen.
2. Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus dibayarkan
kepada pemegang saham.
3. Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat
mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang
tidak dapat dibebankan sebagai biaya.

Sebaliknya juga terdapat hal yang kurang menguntungkan antara lain :


1. Bunga obligasi adalah beban tetap baik dalam keadaan perusahaan mendapat laba
atau mengalami kerugian
2. Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo, pemegang
obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi sedangkan
pemegang saham tidak mempunyai hak demikian karena pemegang saham adalah
pemilik perusahaan yang turut bertanggung jawab menanggung resiko kerugian
perusagaan.
B. Jenis Hutang Jangka Panjang
Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan yaitu :
1. Hutang Hipotik : Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari
pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta
peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam
tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut
yang kemudian diperhitungkan dengan hutang.
2. Hutang Obligasi : Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh
melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang
obligasi. Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga
pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi
tersebut.
2.3. Jenis-jenis Utang Obligasi
Pengelompokan obligasi (bonds) dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu:
1. Dilihat dari sisi penerbit :

a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bonds: yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk
membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan public (public
utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga :
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara
periodik, namun bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds : obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan
sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan
sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu
seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga
deposito dari bank pemerintah dan swasta.
3. Dilihat dari hak penukaran / opsi :
a. Convertible Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik
penerbitnya.

b. Exchangeable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi


untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi
milik penerbitnya.
c. Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan
emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur
obligasi tersebut.

4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya :


a. Secured Bonds : obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya
atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam hal ini, termasuk didalamnya
adalah :
-

Guaranteed Bonds : obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin


dengan penangguangan dari pihak ketiga.

Mortgage Bonds : obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin


dengan agunan hipotik atas property atau asset tetap.

Collateral Trust Bonds : obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki
penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang
dimilikinya.

b. Unsecured Bonds : obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu


tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

5. Dilihat dari waktu jatuh temponya :


a. Term Bonds (obligasi waktu) yaitu bila obligasi yang dikeluarkan jatuh tempo pada
waktu bersamaan.
b. Serial Bonds (obligasi seri) yaitu obligasi yang jatuh temponya terbagi di dalam
beberapa tanggal.
Alasan diterbitkannya Utang Obligasi
Terdapat sejumlah pendapat yang menjelaskan alasan perusahaan menerbitkan obligasi,
diantaranya:
1. Keuntungan dari perusahaan apabila menerbitkan obligasi antara lain tidak adanya
campur tangan pemilik dana terhadap perusahaan dan tidak ada controlling interset
oleh pemilik obligasi terhadap perusahaan seperti halnya perusahaan yang
menerbitkan saham (Suta, 2000)
2. Menurut Keown (2005), obligasi merupakan sekuritas yang sangat disukai karena
biaya untuk menerbitkannya cukup murah dibandingkan dengan mengeluarkan
saham, selain itu obligasi juga mempunyai efek tax shield bagi perusahaan.
3. Rahardjo (2004) menyatakan bahwa obligasi merupakan sumber pendanaan yang
lebih disukai perusahaan dibanding peminjaman dilembaga perbankan karena adanya
pengetatan prosedur pinjaman dilembaga perbankan sehingga pihak perusahaan yang
sedang membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis mulai melirik instrumen obligasi
sebagai salah satu alternatif penggalangan dana.
4. Penerbitan obligasi saat ini menghasilkan cost of fund yang lebih rendah
dibandingkan dengan penminjaman kredit dari perbankan yang bunga kreditnya
mencpaai 17-18%, sedangkan tingkat bunga obligasi yang harus dibayarkan hanya

sekitar 13% dan emiten obligasi juga tidak diharuskan menyediakan jaminan kredit
sebagaimana diisyaratkan jika perusahaan mengajukan pinjaman ke bank.
5. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pemegang obligasi akan menerima
pendapatan berupa bunga secara rutin selama berlakunya obligasi dan para investor
juga dapat menghasilkan pendapatan atas kenaikan nilai nominal obligasi.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan mungkin alasan
utama diterbitkannya obligasi adalah karena disebabkan persoalan-persoalan keuangan
yang dihadapi suatu perusahaan dan juga bisa dikarenakan perusahaan itu memiliki utang
yang telah jatuh tempo sehingga perlu mencari dana segar untuk membayarnya, serta bisa
juga karena keperluan untuk penambahan dana dalam mengembangkan perusahaannya
tersebut. Dan alasan utama kenapa obligasi menjadi alternatif pembiayaan bagi pengusaha
adalah karena biaya penerbitan obligasi lebih murah dibanding penerbitan saham, obligasi
merupakan instrumen yang berpendapatan tetap dengan kadar bunga yang rendah,
serta.bondholders tidak dapat mengatur jalannya perusahaan.
2.4. Kredit Sindikasi Jangka Panjang
A. Pengertian
Harus dibedakan antara sindikasi kredit atau loan syndication dan kredit
sindikasi atau syndicated loan. Sindikasi kredit adalah suatu sindikasi yang peserta
pesertanya terdiri dari lembaga lembaga pemberi kredit yang dibentuk dengan tujuan
untuk memberikan kredit kepada suatu perusahaan yang memerlukan kredit untuk
membiayai suatu proyek. Sedangkan yang dimaksud dengan kredit sindikasi adalah
kredit yang diberikan oleh sindikasi kredit.

Stanley Hurn dalam bukunya Syndicated Loan : A Handbook for Banker and
Borrower memberikan definisi mengenai kredit sindikasi sebagai berikut :
A syndicated loan is a loan made by two or more lending institution, on similar terms
and condition, using common documentation and administered by common agent.
Definisi tersebut diatas mencakup semua unsur unsur yang penting dari suatu
kredit sindikasi. Pertama, kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga
pembiayaan dalam suatu fasilitas sindikasi. Kedua, definisi tersebut menyatakan
bahwa kredit sindikasi adalah kredit yang diberikan berdasarkan syarat syarat dan
ketentuan ketentuan yang sama bagi masing masing peserta sindikasi. Hal ini
diwujudkan dalam bentuk hanya ada satu perjanjian kredit antara nasabah dan sebuah
bank peserta sindikasi. Ketiga, definisi tersebut menegaskan bahwa hanya ada satu
dokumentasi kredit, karena dokumentasi inilah yang menjadi pegangan bagi semua
bank peserta sindikasi secara bersama sama. Keempat, sindikasi tersebut
diadministrasikan oleh satu agen (agent) yang sama bagi semua bank peserta sindikasi.
Bila tidak demikian halnya, maka terpaksa harus ada serangkaian fasilitas bilateral
(dua pihak), yang sama tetapi mandiri, antara masing masing bank peserta dengan
nasabah. Kredit yang berbentuk sindikasi atau kredit patungan yang dilakukan oleh
bank ini, berbeda dari kredit kredit yang biasa diberikan oleh bank kepada
nasabahnya.
B. Ciri - Ciri Utama Kredit Sindikasi
Ada beberapa ciri ciri utama dari suatu kredit sindikasi yang perlu diketahui. Ciri
ciri tersebut adalah :
1. Terdiri atas lebih dari satu pemberi kredit

Kredit sindikasi selalu diberikan oleh lebih dari satu pemberi kredit sebagai
peserta dari sindikasi kredit.
2. Besarnya jumlah kredit
Kredit sindikasi adalah suatu teknik bagi suatu bank untuk dapat menyebarkan
resiko dalam pemberian kredit. Oleh karena itu biasanya tidak cocok untuk kredit
yang jumlahnya kecil, dimana tidak ada alasan bagi bank tersebut untuk tidak
membiayai sendiri seluruh jumlah kredit yang kecil itu. Namun ada keadaan
keadaan dimana suatu pinjaman mencapai suatu jumlah sedemikian rupa besarnya
sehingga dirasakan terlalu besar bagi bank tersebut untuk dapat memikulnya
sendiri.
Apabila bank tersebut merasa bahwa resikonya terlalu besar bagi bank tersebut
bila seluruh permintaan sesuatu nasabah tertentu dipikul sendiri, sekalipun mungkin
dari segi ketentuan legal lending limit atau batas maksimum pemberian kredit
(BMPK) dari bank tersebut belum terlampaui.
3. Jangka waktu
Pada umumnya kredit sindikasi berjangka waktu menengah (medium term) atau
berjangka waktu panjang (long-term), sekalipun tidak ada alasan mengapa tidak
mungkin kredit sindikasi diberikan juga dalam jangka waktu pendek (short-term).
Dalam termonologi kredit sindikasi belum ada kesamaan mengenai apa yang
dimaksudkan short, medium dan long. Namun pada umumnya short berarti sampai
dengan 1 tahun, medium berarti antara 1- 5 tahun dan long berarti diatas 5 tahun.
4. Bunga

Pada umumnya bunga dari kredit sindikasi bersifat mengambang (floating rate)
yang disesuaikan setiap jangka waktu tertentu, misalnya setiap 3 bulan sekali.
Untuk menetapkan bunga kredit sindikasi dalam kurs rupiah yaitu berpatokan pada
JIBOR (Jakarta Interbank Offered Rate). Sekalipun bunga dari kredit sindikasi
bersifat mengambang (floating rate), namun dimungkinkan pula bagi pemberian
kredit sindikasi dengan bunga yang tetap sepanjang jangka waktu kredit.
5. Tanggung jawab berbagi
Meskipun suatu fasilitas kredit sindikasi adalah suatu totalitas dan bukannya
kombinasi dari sejumlah fasilitas bilateral, namun bertanggung jawab dari masing
masing bank peserta dalam sindikasi itu tidak bersifat tanggung renteng. Artinya,
bahwa masing masing bank peserta hanya bertanggung jawab untuk bagian
jumlah kredit yang menjadi komitmennya. Tanggung jawab dari masing masing
bank di dalam sindikasi tidak merupakan tanggung jawab dimana suatu bank
menjamin bank lainnya.
6. Dokumentasi Kredit
Dokumentasi kredit (loan documentation) yang sama bagi semua peserta
sindikasi merupakan ciri yang penting dari suatu kredit sindikasi. Dokumentasi
kredit tersebut adalah dasar bagi administrasi kredit sindikasi tersebut selama
jangka waktunya. Untuk mencapai keseragaman dalam pelaksanaannya di antara
bank bank peserta sindikasi, maka ditunjuklah satu bank diantara bank bank
peserta itu sebagai agen (agent bank) untuk bertindak sebagai kuasa dari bank
bank peserta sindikasi dengan tugas mengadministrasikan kredit tersebut setelah
perjanjian kreditnya ditandatangani.

7. Publisitas
Ciri lain yang membedakan antara pinjaman bilateral dengan kredit sindikasi
adalah keharusan bagi kredit sindikasi itu untuk dipublikasikan (diketahui oleh
umum). Publisitas ini dilakukan setelah perjanjian kredit sindikasi ditandatangani
C. Manfaat Kredit Sindikasi
1. Manfaat Bagi Bank
Kredit sindikasi merupakan salah satu jalan bagi bank untuk memenuhi
permintaan kredit dari nasabah yang jumlahnya besar, meskipun bank mempunyai
kemampuan untuk memikul sendiri seluruh jumlah kredit tersebut. Ataupun
sebaliknya jika bank tidak sanggup memenuhi permintaan kredit dari nasabah yang
jumlahnya besar, bank tidak akan kehilangan nasabahnya itu. Sebagaimana telah
dikemukakan, pembentuka sindikasi dalam pemberian kredit memungkinkan bagi
suatu bank untuk mengatasi masalah batas maksimum pemberian kredit (BMPK)
atau legal lending limit. Apabila permintaan kredit yang diajukan oleh nasabah bank
sedemikian besar jumlahnya sehingga tidak mungkin dibiayai seluruhnya oleh bank
itu sendiri, dan apabila bank tersebut tidak dapat mengajak bank lain untuk ikut
membiayai permintaan nasabahnya itu, maka tentu saja bank tersebut terpaksa
harus melepaskan nasabahnya itu. Kredit sindikasi memungkinkan bagi suatu bank
untuk menyebarkan resiko dengan cara berbagi resiko dengan bank bank lain. Hal
ini apabila terjadi kredit macet, maka kerugian bank tidak akan terlalu besar karena
hanya sebesar jumlah kredit yang diberikannya.
2. Manfaat Bagi Nasabah

a. Apabila bank tersebut tidak bersedia untuk memberikan kredit yang terlalu
besar kepada seorang nasabah, maka sindikasi merupakan jalan keluar bagi
nasabah tersebut.
b. Kredit sindikasi memungkinkan bagi nasabah untuk memperoleh kredit yang
berjumlah besar tanpa harus berhubungan dengan banyak bank.
c.

Kredit sindikasi memungkinkan bagi suatu nasabah untuk memupuk


record dengan banyak bank melalui pengaturan oleh banknya sendiri yang
bertindak sebagai arranger untuk kredit sindikasi itu.

d. Kredit sindikasi menambah kredibilitas dari nasabah tersebut. Lebih lebih lagi
apabila para peserta sindikasi terdiri dari bank bank besar ternama.

2.5. Obligasi Internasional


A. Pengertian
Global bond adalah obligasi internasional atau suratutang negara yang diterbitkan
oleh suatu negara dalam valuta asing. Berbeda dengan utang-utang resmi (pinjaman
pemerintah dari negara-negara donor), global bond tidak mengikat seperti pinjaman
resmi, di mana alokasi penggunaannya sudah ditentukan.Global bond juga berarti
sebuah obligasi yang diterbitkan dan diperdagangkan di luar negeri di mana mata
uangnya didenominasi, dan berada di luar peraturan-peraturan dari sebuah negara.
B. Macam-macam Obligasi Internasional
1. Obligasi Euro (Euro Bond)

Eurobond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh suatu negara dengan mata
uang yang berbeda dengan mata uang obligasi itu, sebagai contoh obligasi
diterbitkan di Eropa atau Asia oleh perusahaan Amerika dengan membayar bunga
dan pokoknya pada peminjam dalam US dollar. Penerbitan obligasi ini umumnya
menggunakan jasa sebuah sindikat penjaminan internasional agar bisa dijual
kepada kelompok pemodal yang tidak terbatas di negara di mana obligasi tersebut
di terbitkan.
Kebanyakan eurobond diterbitkan dalam mata uang euro atau dollar AS dan
dijual dalam denominasi (pecahan) lebih kecil dari pada obligasi internasional
lain pada umumnya agar dapat menarik pemodal individual. Penerbit eurobond
bisa korporasi, pemerintah dan lembaga supranasional dengan peringkat tinggi.

Keuntungan Menerbitkan Eurobond


1. Lingkungan peraturan yang kurang ketat yang dapat penerbit nikmati. Penerbit
dan obligasinya tidak tunduk pada hukum atau peraturan nasional. Eurobond
memberikan sebuah derajad fleksibilitas yang tidak pernah ada sebelumnya.
2. Eurobond dapat diterbitkan di negara mana pun dan dalam karensi lain selain
negara di mana penerbitan dilakukan. Dengan demikian penerbit dapat memilih
negara dengan peraturan yang kurang ketat dan memilih karensi yang paling
cocok dengan kebutuhannya.
3. Pada umumnya eurobond diterbitkan dalam bentuk bearer bond di mana
kepemilikan tidak tercatat. Penguasaan cukup untuk menunjukkan kepemilikan.

Ini adalah sebuah keuntungan bagi pemodal, banyak di antaranya lebih suka tetap
anonym.
Harga eurobond dinyatakan sebagai presentase atas nilai nominal dengan
pecahan (fraksi) sebesar satu basis poin (0.01 persen). Eurobond dewasa ini
tersedia dalam mata uang apa saja, tetapi paling banyak dollar AS, Deutch Mark
dan Yen. Umumnya eurobond membayar kupon setiap tahun dan tidak ada
deduksi untuk pajak yang dipungut di depan (withholding tax).
2. Obligasi Asing (Foreign Bond)
Obligasi asing adalah obligasi yang diterbitkan di luar negri dengan menggunakan
denominasi tempat dijualnya obligasi tersebut. Obligasi moneter atau yang
berkaitan di negara tempat diterbitkannya obligasi asing biasanya menggunakan
peraturan tertentu terhadap emisi terhadap obligasi tersebut. Aturan tersebut
antara lain:
a. Pembatasan struktur obligasi, seperti obligasi convertible, obligasi tanpa
bunga (zero-coupon bond), obligasi tanpa jaminan (unsecured debt).
b. Pembatasan jumlah minimum atau maksimum emisi atau frekuensi yang
diperbolekan bagi peminjam (perusahaan) untuk memasuki pasar.
c. Berapa lama penerbit obligasi harus menunggu sebelum memasuki pasar
keuangan lagi. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi over supply obligasi.
d. Standar kualitas minimum dari perusahaan yang menerbitkan obligasi.
e. Keharusan memberikan laporan secara periodik atau disclosure lainnya.

f. Pembatasan terhadap lembaga keuangan yang bisa mengemisi (underwrite)


obligasi tersebut. Pembatasan semacam itu tidak menguntungkan karena
cenderung meningkatkan biaya efektif emisi surat berharga tersebut.
2.6 Pola Pembiayaan
Yang dimaksud dengan pola pembiayaan adalah pembiayaan untuk modal kerja dan
harta tetap. Modal kerja digolongkan menjadi dua, yaitu modal kerja permanen dan modal
kerja musiman. Modal kerja permanen harus dibiayai oleh utang jangka panjang dan modal
sendiri. Sedangkan modal kerja musiman bisa dibiayai oleh utang dagang, utang bank
jangka pendek, atau utang wesel bayar atau dikenal dengan commercial papers.
Harta tetap harus dibayar oleh utang jangka panjang dan modal sendiri. Manajemen
harus memperhitungkan umur ekonomis harta tetap dan model penyusutan yang akan
dibebankan kepada produk yang dijual. Makin tinggi nilai penyusutan makin besar arus
kas masuk bersih perushaan, tetapi makin tinggi harga pokok penjualan suatu produk dan
akhirnya sulit masuk dalam persaingan pasar bebas. Sedangkan makin kecil arus kas
masuk bersih perusahaan, tetapi makin rendah harga pokok penjualan suatu produk dan
lebih mudah masuk pasar persaingan bebas. Manajemen harus mengadakan pertukaran
(trade off) antara kepentingan arus kas masuk dan pagsa pasar.
Baik modal kerja permanen maupun modal kerja permanen harus tumbuh terus
menerus sepanjang waktu (steady growth). Sedangkan modal kerja musiman mengikuti
perkembangan permintaan pasar. Permintaan tinggi, kebutuhan modal kerja musiman
tinggi dan sebaliknya. Jika perusahaan memiliki kelebihan uang tunai, perusahaan harus
menginvestasikan sementara pada harta keuangan jangka pendek atau surat-surat berharga
yang mudah diperjual belikan (marketable securities).

2.7 Perkembangan Terkini Struktur Modal


Teori struktur modal menjelaskan pengaruh yang ditimbulkan pengungkit keuangan
(financial leverage) terhadap biaya modal secara keseluruhan yang harus ditanggung
perusahaan dan nilai sahamnya. Inti dari teori struktur modal adalah dapatkah perusahaan
mempengaruhi biaya modalnya secara keseluruhan, menjadi lebih baik dengan mengubah
bauran sumber pembelanjaan yang digunakan (Warsono 2003:238).
Pembahasan tentang struktur modal tidak akan terlepas dari pemahaman dari teori
irrelevant dari Modigliani dan Miller (1958) dalam artikelnya yang berjudulThe Cost of
Capital, Corporation Finance and The Theory of Investment, yangmenatakan bahwa:
Dalam sebuah pasar modal sempurna, keputusan keuangan perusahaan menjadi tidak relevan
lagi, dengan kata lain penggunaan sumber pembiayaan tidak mempengaruhi cost of capital
dan pada akhirnya tidak mempengaruhi nilai perusahaan (value of the firm) atau kekayaan
pemegang saham yang tergambar dari harga saham perusahaan. Penggunaan hutang dalam
struktur modal tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi penggunaan
hutang dalan stuktur modal dapat meningkatkan nilai perusahaan, sebesar penggunaan
pembayaran pajak karena biaya bunga yang dibayar (Arifin, 2005:86).
Modigliani dan Miller memperkenalkan teori struktur modalnya dengan asumsibahwa
saham dan obligasi diperdagangkan pada pasar modal yang sempurna, olehkarena itu teori
ini

tidak

dapat

langsung

diterapkan

karena

asumsi

tersebutbertentangan dengan

prakteknya, dimana terdapat biaya hutang dan tidak selalukonstan, biaya tekanan finansial dan
biaya keagenan juga selalu ada.
Kajian mengenai teori struktur modal terus berkembang sejak teori irrelevantdari Modigliani
dan Miller (MM) diperkenalkan, melalui proposisi (MM) yangmenunjukkan perkembangan
teori (MM) dengan memasukkan pengaruh pajak.
Dimana ditemukan bahwa perusahaan yang memiliki leverage akan memiliki nilailebih
tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan tanpa leverage. Kenaikan nilaiperusahaan terjadi
karena pembayaran bunga atas hutang yang merupakan pengurangpajak, oleh karena itu laba

operasi yang mengalir kepada investor menjadi semakinbesar. Selanjutnya perkembangan


terakhir dalam struktur modal melibatkan aspek-aspek yang berkaitan dengan asimetric
information dan agency cost atau konflik antarpihak dalam perusahaan (Paramu, 2006: 42).
Penentuan struktur modal dalam suatu perusahaan juga perlu memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi strutur modal itu sendiri untuk mengambil keputusan yang rasional
dengan pandangan positif bahwa struktur modal optimal dapat ditentukan.. Menurut Weston
dan Copeland (1999:20) bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh manajer
keuangan dalam memilih struktur modal, agar keputusan yang diambil mendapatkan hasil yang
baik, antara lain sebagai berikut:
1. Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi cenderung
menggunakan hutang sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah. Hal ini konsisten
dengan hasil penelitian Thies dan klock dalam Mayangsari (2001:10), yang menunjukkan
bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan signifikan dengan leverage.
2. Stabilitas Penjualan
Semakin stabil penjualan suatu perusahaan, semakin besar kemungkinan perusahaan
membelanjai kegiatannya dengan hutang. Karena stabilitas penjualan akan mempengaruhi
stabilitas pendapatan, yang akhirnaya akan digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh
pinjaman.
3. Struktur Aktiva
Dalam suatu perusahaan, struktur aktiva akan mempunyai pengaruh terhadap sumbersumber pembelanjaan dalam beberapa cara. Pertama pada perusahaan yang sebagian
modalnya tertanam dalam aktiva tetap. Pemenuhan kebutuhan dana akan diutamakan dari

modal sendiri dan modal asing hanya sebagai pelengkap. Hal ini disebabkan oleh
penggunaan aktiva tetap akan menimbulkan adanya beban yang berupa fixed cost. Dan
apabila perusahaan memakai modal asing, untuk membelanjai aktiva tetapnaya maka biaya
tetap yang ditanggungnya juga akan semakin besar. Kedua, perusahaan yang sebagian besar
aktivanya berupa aktiva tetap komposisi penggunaan hutang akan lebih didominasi oleh
hutang jangka panjang. Jangka waktu dana terikat dalam aktiva tetap lebih lama
dibandingkan dengan aktiva lainnya. Penggunaan hutang lebih ditekankan pada hutang
jangka panjang, hal ini juga dimaksudkan untuk menjaga likuiditas perusahaan.
4. Kebijakan Diveden
Kebijakan dividen akan memiliki pengaruh terhadap tingkat penggunaan hutang suatu
perusahaan. Kebijakan dividen yang stabil menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan
untuk menyediakan sejumlah dana guna membayar sejumlah dividen yang tetap tersebut.
Dan apabila perusahaan menggunakan tingkat hutang yang tinggi maka ada kemungkinan
bahwa dalam jangka panjang perusahaan tidak mampu membayar dividen yang stabil serta
memenuhi beban tetap hutang. Hasil penelitian Paramu (2006) menemukan bukti bahwa
kebijakan didviden berhubungan negatif dengan keputusan struktur modal.

5. Profitabilitas
Jika perusahaan memilki rate return yang tinggi, maka kebutuhan dana dapat diperoleh dari
laba ditahan karena laba ditahannya yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian
besar kebutuhan pendanaanya. Vera, Rudolf, L., Tobing dan Akromul Ibad (2005) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas berhubungan terbalik dengan tingkat
leverage baik pada perusahaan multinasional maupun domestik.
6. Besaran Perusahaan

Pada kenyataannya bahwa semakin besar suatu perusahan, maka kecendrungan penggunaan
dana eksternal juga semakin besar. Hal ini disebabkan perusahaaan besar memiliki
kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternatif pemilihan dana yang tersedia adalah
pendanaan eksternal. Vera, Rudolf, L., Tobing dan Akromul Ibad (2005) menemukan bahwa
profitabilitas berhubungan negatif terhadap tingkat leverage perusahaan.
7. Resiko Bisnis
Dalam perusahaan, resiko bisnis akan meningkat jika penggunaan hutang tinggi. Hal ini
juga akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan. Resiko bisnis ditunjukkan oleh
variabilitas pendapatan yang akan diterima pada masa yang akan datang. Paramu 2006 (4654) menemukan pengaruh negatif antara risiko bisnis dan tingkat leverage yang berarti
bahwa semakin tinggi tingkat risiko bisnis suatu perusahaan akan cenderung untuk
menurunkan rasio hutang.
8. Operating Leverage
Dalam suatu perusahaan tingkat operating levarage pada suatu tingkat hasil akan
ditunjukkan oleh perubahan dalam laba atau rugi operasi. Jika hal-hal lain tetap sama,
perusahaan dengan leverage opersai yang makin kecil cenderung lebih mampu untuk
memperbesar leverage keuangan karena ia akan mempunyai resiko bisnis yang lebih kecil.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa struktur modal yang optimal secara pasti
sulit untuk ditetapkan. Tugas manajemen ialah secara umum menetapkan akibat dari faktor
modal luar dalam struktur modal terhadap laba bagi pemegang saham, batas-batas resiko yang
ditanggung oleh perusahaan, kemudian dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal tersebut, menentukan kebijakan-kebijakan yang mungkin dapat
dapat memberikan keuntungan jangka panjang yang tinggi bagi pemilik

BAB III
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai