PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Aliran dana yang terjadi dalam suatu perusahaan merupakan aliran keluar masuknya
dana yang ada di perusahaan yang bersangkutan. Dana yang masuk kedalam perusahaan
merupakan dana yang berasal dari sumber dana perusahaan, baik sumber internal maupun
sumber eksternal. Sedangkan dana yang keluar dari perusahaan merupakan dana operasi
perusahaan. Strategi pendanaan suatu perusahaan dibuat dengan
bagaimana
membentuk
struktur
pendanaan
yang
dapat
pertimbangan
meminimalkan
biaya.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang kami ajukan adalah
sebagai berikut :
1. Apa saja karakteristik saham biasa dan saham preferen ?
2. Apa yang dimaksud dengan utang jangka panjang ?
3. Apa saja jenis-jenis obligasi ?
4. Apa yang dimaksud dengan kredit sindikasi jangka panjang ?
5. Apa yang dimaksud dengan obligasi jangka panjang ?
1.3.
Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Karakteristik saham biasa dan saham preferen
2. Utang jangka panjang
3. Jenis-jenis obligasi
4. Kredit sindikasi jangka panjang
5. Obligasi jangka panjang
6. Pola pembiayaan
7. Perkembangan terkini struktur modal
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.
atas
(Simamora200:408).
saham,
perseroan
terbatas
menerbitkan
sertifikat
sahamnya
maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional
perusahaan.
Saham biasa memiliki karakteristik sebagai berikut :
-
dengan baik maka deviden saham biasa akan lebih besar daripada saham preferen.
Tetapi jika terjadi likuidasi pembagian deviden dan pembagian harta perusahaan serta
pemegang saham biasa akan memperoleh pembagian terakhir setelah pemegang
saham preferen.
Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah
membayar deviden untuk saham preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama
bagi pemegangnya yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui rapat umum
pemegang saham. Kadangkadang hak suara dalam rapat pemegang saham hanya
diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham preferen mempunyai hak suara
(Jogianto, 2000:58).
2. Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih
dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat
dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham
biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksisehingga jajaran manajemen akan
Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari
saham biasa dalam hal pembagian dividen
Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat
dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
2.2.
jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir periode
akuntansi bagian tertentu dari uutang jangka panjang berubah menjadi uutang jangka
pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian utang jangka
panjang yang jatuh tempo menjadi utang jangka pendek.
atau
menambah
modal
sendiri
dengan
mengeluarkan
saham.
Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi dibanding
menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
1. Keuntungan menarik obligasi
Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan
sehingga tidak mempengaruhi manajemen.
2. Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus dibayarkan
kepada pemegang saham.
3. Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat
mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang
tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bonds: yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk
membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan public (public
utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga :
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara
periodik, namun bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds : obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan
sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan
sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu
seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga
deposito dari bank pemerintah dan swasta.
3. Dilihat dari hak penukaran / opsi :
a. Convertible Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik
penerbitnya.
Collateral Trust Bonds : obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki
penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang
dimilikinya.
sekitar 13% dan emiten obligasi juga tidak diharuskan menyediakan jaminan kredit
sebagaimana diisyaratkan jika perusahaan mengajukan pinjaman ke bank.
5. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pemegang obligasi akan menerima
pendapatan berupa bunga secara rutin selama berlakunya obligasi dan para investor
juga dapat menghasilkan pendapatan atas kenaikan nilai nominal obligasi.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan mungkin alasan
utama diterbitkannya obligasi adalah karena disebabkan persoalan-persoalan keuangan
yang dihadapi suatu perusahaan dan juga bisa dikarenakan perusahaan itu memiliki utang
yang telah jatuh tempo sehingga perlu mencari dana segar untuk membayarnya, serta bisa
juga karena keperluan untuk penambahan dana dalam mengembangkan perusahaannya
tersebut. Dan alasan utama kenapa obligasi menjadi alternatif pembiayaan bagi pengusaha
adalah karena biaya penerbitan obligasi lebih murah dibanding penerbitan saham, obligasi
merupakan instrumen yang berpendapatan tetap dengan kadar bunga yang rendah,
serta.bondholders tidak dapat mengatur jalannya perusahaan.
2.4. Kredit Sindikasi Jangka Panjang
A. Pengertian
Harus dibedakan antara sindikasi kredit atau loan syndication dan kredit
sindikasi atau syndicated loan. Sindikasi kredit adalah suatu sindikasi yang peserta
pesertanya terdiri dari lembaga lembaga pemberi kredit yang dibentuk dengan tujuan
untuk memberikan kredit kepada suatu perusahaan yang memerlukan kredit untuk
membiayai suatu proyek. Sedangkan yang dimaksud dengan kredit sindikasi adalah
kredit yang diberikan oleh sindikasi kredit.
Stanley Hurn dalam bukunya Syndicated Loan : A Handbook for Banker and
Borrower memberikan definisi mengenai kredit sindikasi sebagai berikut :
A syndicated loan is a loan made by two or more lending institution, on similar terms
and condition, using common documentation and administered by common agent.
Definisi tersebut diatas mencakup semua unsur unsur yang penting dari suatu
kredit sindikasi. Pertama, kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga
pembiayaan dalam suatu fasilitas sindikasi. Kedua, definisi tersebut menyatakan
bahwa kredit sindikasi adalah kredit yang diberikan berdasarkan syarat syarat dan
ketentuan ketentuan yang sama bagi masing masing peserta sindikasi. Hal ini
diwujudkan dalam bentuk hanya ada satu perjanjian kredit antara nasabah dan sebuah
bank peserta sindikasi. Ketiga, definisi tersebut menegaskan bahwa hanya ada satu
dokumentasi kredit, karena dokumentasi inilah yang menjadi pegangan bagi semua
bank peserta sindikasi secara bersama sama. Keempat, sindikasi tersebut
diadministrasikan oleh satu agen (agent) yang sama bagi semua bank peserta sindikasi.
Bila tidak demikian halnya, maka terpaksa harus ada serangkaian fasilitas bilateral
(dua pihak), yang sama tetapi mandiri, antara masing masing bank peserta dengan
nasabah. Kredit yang berbentuk sindikasi atau kredit patungan yang dilakukan oleh
bank ini, berbeda dari kredit kredit yang biasa diberikan oleh bank kepada
nasabahnya.
B. Ciri - Ciri Utama Kredit Sindikasi
Ada beberapa ciri ciri utama dari suatu kredit sindikasi yang perlu diketahui. Ciri
ciri tersebut adalah :
1. Terdiri atas lebih dari satu pemberi kredit
Kredit sindikasi selalu diberikan oleh lebih dari satu pemberi kredit sebagai
peserta dari sindikasi kredit.
2. Besarnya jumlah kredit
Kredit sindikasi adalah suatu teknik bagi suatu bank untuk dapat menyebarkan
resiko dalam pemberian kredit. Oleh karena itu biasanya tidak cocok untuk kredit
yang jumlahnya kecil, dimana tidak ada alasan bagi bank tersebut untuk tidak
membiayai sendiri seluruh jumlah kredit yang kecil itu. Namun ada keadaan
keadaan dimana suatu pinjaman mencapai suatu jumlah sedemikian rupa besarnya
sehingga dirasakan terlalu besar bagi bank tersebut untuk dapat memikulnya
sendiri.
Apabila bank tersebut merasa bahwa resikonya terlalu besar bagi bank tersebut
bila seluruh permintaan sesuatu nasabah tertentu dipikul sendiri, sekalipun mungkin
dari segi ketentuan legal lending limit atau batas maksimum pemberian kredit
(BMPK) dari bank tersebut belum terlampaui.
3. Jangka waktu
Pada umumnya kredit sindikasi berjangka waktu menengah (medium term) atau
berjangka waktu panjang (long-term), sekalipun tidak ada alasan mengapa tidak
mungkin kredit sindikasi diberikan juga dalam jangka waktu pendek (short-term).
Dalam termonologi kredit sindikasi belum ada kesamaan mengenai apa yang
dimaksudkan short, medium dan long. Namun pada umumnya short berarti sampai
dengan 1 tahun, medium berarti antara 1- 5 tahun dan long berarti diatas 5 tahun.
4. Bunga
Pada umumnya bunga dari kredit sindikasi bersifat mengambang (floating rate)
yang disesuaikan setiap jangka waktu tertentu, misalnya setiap 3 bulan sekali.
Untuk menetapkan bunga kredit sindikasi dalam kurs rupiah yaitu berpatokan pada
JIBOR (Jakarta Interbank Offered Rate). Sekalipun bunga dari kredit sindikasi
bersifat mengambang (floating rate), namun dimungkinkan pula bagi pemberian
kredit sindikasi dengan bunga yang tetap sepanjang jangka waktu kredit.
5. Tanggung jawab berbagi
Meskipun suatu fasilitas kredit sindikasi adalah suatu totalitas dan bukannya
kombinasi dari sejumlah fasilitas bilateral, namun bertanggung jawab dari masing
masing bank peserta dalam sindikasi itu tidak bersifat tanggung renteng. Artinya,
bahwa masing masing bank peserta hanya bertanggung jawab untuk bagian
jumlah kredit yang menjadi komitmennya. Tanggung jawab dari masing masing
bank di dalam sindikasi tidak merupakan tanggung jawab dimana suatu bank
menjamin bank lainnya.
6. Dokumentasi Kredit
Dokumentasi kredit (loan documentation) yang sama bagi semua peserta
sindikasi merupakan ciri yang penting dari suatu kredit sindikasi. Dokumentasi
kredit tersebut adalah dasar bagi administrasi kredit sindikasi tersebut selama
jangka waktunya. Untuk mencapai keseragaman dalam pelaksanaannya di antara
bank bank peserta sindikasi, maka ditunjuklah satu bank diantara bank bank
peserta itu sebagai agen (agent bank) untuk bertindak sebagai kuasa dari bank
bank peserta sindikasi dengan tugas mengadministrasikan kredit tersebut setelah
perjanjian kreditnya ditandatangani.
7. Publisitas
Ciri lain yang membedakan antara pinjaman bilateral dengan kredit sindikasi
adalah keharusan bagi kredit sindikasi itu untuk dipublikasikan (diketahui oleh
umum). Publisitas ini dilakukan setelah perjanjian kredit sindikasi ditandatangani
C. Manfaat Kredit Sindikasi
1. Manfaat Bagi Bank
Kredit sindikasi merupakan salah satu jalan bagi bank untuk memenuhi
permintaan kredit dari nasabah yang jumlahnya besar, meskipun bank mempunyai
kemampuan untuk memikul sendiri seluruh jumlah kredit tersebut. Ataupun
sebaliknya jika bank tidak sanggup memenuhi permintaan kredit dari nasabah yang
jumlahnya besar, bank tidak akan kehilangan nasabahnya itu. Sebagaimana telah
dikemukakan, pembentuka sindikasi dalam pemberian kredit memungkinkan bagi
suatu bank untuk mengatasi masalah batas maksimum pemberian kredit (BMPK)
atau legal lending limit. Apabila permintaan kredit yang diajukan oleh nasabah bank
sedemikian besar jumlahnya sehingga tidak mungkin dibiayai seluruhnya oleh bank
itu sendiri, dan apabila bank tersebut tidak dapat mengajak bank lain untuk ikut
membiayai permintaan nasabahnya itu, maka tentu saja bank tersebut terpaksa
harus melepaskan nasabahnya itu. Kredit sindikasi memungkinkan bagi suatu bank
untuk menyebarkan resiko dengan cara berbagi resiko dengan bank bank lain. Hal
ini apabila terjadi kredit macet, maka kerugian bank tidak akan terlalu besar karena
hanya sebesar jumlah kredit yang diberikannya.
2. Manfaat Bagi Nasabah
a. Apabila bank tersebut tidak bersedia untuk memberikan kredit yang terlalu
besar kepada seorang nasabah, maka sindikasi merupakan jalan keluar bagi
nasabah tersebut.
b. Kredit sindikasi memungkinkan bagi nasabah untuk memperoleh kredit yang
berjumlah besar tanpa harus berhubungan dengan banyak bank.
c.
d. Kredit sindikasi menambah kredibilitas dari nasabah tersebut. Lebih lebih lagi
apabila para peserta sindikasi terdiri dari bank bank besar ternama.
Eurobond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh suatu negara dengan mata
uang yang berbeda dengan mata uang obligasi itu, sebagai contoh obligasi
diterbitkan di Eropa atau Asia oleh perusahaan Amerika dengan membayar bunga
dan pokoknya pada peminjam dalam US dollar. Penerbitan obligasi ini umumnya
menggunakan jasa sebuah sindikat penjaminan internasional agar bisa dijual
kepada kelompok pemodal yang tidak terbatas di negara di mana obligasi tersebut
di terbitkan.
Kebanyakan eurobond diterbitkan dalam mata uang euro atau dollar AS dan
dijual dalam denominasi (pecahan) lebih kecil dari pada obligasi internasional
lain pada umumnya agar dapat menarik pemodal individual. Penerbit eurobond
bisa korporasi, pemerintah dan lembaga supranasional dengan peringkat tinggi.
Ini adalah sebuah keuntungan bagi pemodal, banyak di antaranya lebih suka tetap
anonym.
Harga eurobond dinyatakan sebagai presentase atas nilai nominal dengan
pecahan (fraksi) sebesar satu basis poin (0.01 persen). Eurobond dewasa ini
tersedia dalam mata uang apa saja, tetapi paling banyak dollar AS, Deutch Mark
dan Yen. Umumnya eurobond membayar kupon setiap tahun dan tidak ada
deduksi untuk pajak yang dipungut di depan (withholding tax).
2. Obligasi Asing (Foreign Bond)
Obligasi asing adalah obligasi yang diterbitkan di luar negri dengan menggunakan
denominasi tempat dijualnya obligasi tersebut. Obligasi moneter atau yang
berkaitan di negara tempat diterbitkannya obligasi asing biasanya menggunakan
peraturan tertentu terhadap emisi terhadap obligasi tersebut. Aturan tersebut
antara lain:
a. Pembatasan struktur obligasi, seperti obligasi convertible, obligasi tanpa
bunga (zero-coupon bond), obligasi tanpa jaminan (unsecured debt).
b. Pembatasan jumlah minimum atau maksimum emisi atau frekuensi yang
diperbolekan bagi peminjam (perusahaan) untuk memasuki pasar.
c. Berapa lama penerbit obligasi harus menunggu sebelum memasuki pasar
keuangan lagi. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi over supply obligasi.
d. Standar kualitas minimum dari perusahaan yang menerbitkan obligasi.
e. Keharusan memberikan laporan secara periodik atau disclosure lainnya.
tidak
dapat
langsung
diterapkan
karena
asumsi
tersebutbertentangan dengan
prakteknya, dimana terdapat biaya hutang dan tidak selalukonstan, biaya tekanan finansial dan
biaya keagenan juga selalu ada.
Kajian mengenai teori struktur modal terus berkembang sejak teori irrelevantdari Modigliani
dan Miller (MM) diperkenalkan, melalui proposisi (MM) yangmenunjukkan perkembangan
teori (MM) dengan memasukkan pengaruh pajak.
Dimana ditemukan bahwa perusahaan yang memiliki leverage akan memiliki nilailebih
tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan tanpa leverage. Kenaikan nilaiperusahaan terjadi
karena pembayaran bunga atas hutang yang merupakan pengurangpajak, oleh karena itu laba
modal sendiri dan modal asing hanya sebagai pelengkap. Hal ini disebabkan oleh
penggunaan aktiva tetap akan menimbulkan adanya beban yang berupa fixed cost. Dan
apabila perusahaan memakai modal asing, untuk membelanjai aktiva tetapnaya maka biaya
tetap yang ditanggungnya juga akan semakin besar. Kedua, perusahaan yang sebagian besar
aktivanya berupa aktiva tetap komposisi penggunaan hutang akan lebih didominasi oleh
hutang jangka panjang. Jangka waktu dana terikat dalam aktiva tetap lebih lama
dibandingkan dengan aktiva lainnya. Penggunaan hutang lebih ditekankan pada hutang
jangka panjang, hal ini juga dimaksudkan untuk menjaga likuiditas perusahaan.
4. Kebijakan Diveden
Kebijakan dividen akan memiliki pengaruh terhadap tingkat penggunaan hutang suatu
perusahaan. Kebijakan dividen yang stabil menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan
untuk menyediakan sejumlah dana guna membayar sejumlah dividen yang tetap tersebut.
Dan apabila perusahaan menggunakan tingkat hutang yang tinggi maka ada kemungkinan
bahwa dalam jangka panjang perusahaan tidak mampu membayar dividen yang stabil serta
memenuhi beban tetap hutang. Hasil penelitian Paramu (2006) menemukan bukti bahwa
kebijakan didviden berhubungan negatif dengan keputusan struktur modal.
5. Profitabilitas
Jika perusahaan memilki rate return yang tinggi, maka kebutuhan dana dapat diperoleh dari
laba ditahan karena laba ditahannya yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian
besar kebutuhan pendanaanya. Vera, Rudolf, L., Tobing dan Akromul Ibad (2005) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas berhubungan terbalik dengan tingkat
leverage baik pada perusahaan multinasional maupun domestik.
6. Besaran Perusahaan
Pada kenyataannya bahwa semakin besar suatu perusahan, maka kecendrungan penggunaan
dana eksternal juga semakin besar. Hal ini disebabkan perusahaaan besar memiliki
kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternatif pemilihan dana yang tersedia adalah
pendanaan eksternal. Vera, Rudolf, L., Tobing dan Akromul Ibad (2005) menemukan bahwa
profitabilitas berhubungan negatif terhadap tingkat leverage perusahaan.
7. Resiko Bisnis
Dalam perusahaan, resiko bisnis akan meningkat jika penggunaan hutang tinggi. Hal ini
juga akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan. Resiko bisnis ditunjukkan oleh
variabilitas pendapatan yang akan diterima pada masa yang akan datang. Paramu 2006 (4654) menemukan pengaruh negatif antara risiko bisnis dan tingkat leverage yang berarti
bahwa semakin tinggi tingkat risiko bisnis suatu perusahaan akan cenderung untuk
menurunkan rasio hutang.
8. Operating Leverage
Dalam suatu perusahaan tingkat operating levarage pada suatu tingkat hasil akan
ditunjukkan oleh perubahan dalam laba atau rugi operasi. Jika hal-hal lain tetap sama,
perusahaan dengan leverage opersai yang makin kecil cenderung lebih mampu untuk
memperbesar leverage keuangan karena ia akan mempunyai resiko bisnis yang lebih kecil.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa struktur modal yang optimal secara pasti
sulit untuk ditetapkan. Tugas manajemen ialah secara umum menetapkan akibat dari faktor
modal luar dalam struktur modal terhadap laba bagi pemegang saham, batas-batas resiko yang
ditanggung oleh perusahaan, kemudian dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal tersebut, menentukan kebijakan-kebijakan yang mungkin dapat
dapat memberikan keuntungan jangka panjang yang tinggi bagi pemilik
BAB III
KESIMPULAN