Anda di halaman 1dari 36

Hemophili

a
Mutiara Insan Sangaji
Agustina Tiaradita

Ilmu Kesehatan Anak


RSPAD Gatot Soebroto
26 Mei 2014 9 Agustus 2014

Definisi
Hemophilia adalah penyakit
perdarahan akibat kekurangan faktor
pembekuan datah yang herediter
secara sex-linked ressesive pada
kromosom X.

Epidemiologi
Bermanifestasi klinik pada laki-laki
Angka kejadian :
Hemophilia A 1:100.000
Hemophilia B 1:25.000-30.000

Hemofilia A lebih sering dibanding Hemofilia B


sekitar 80-85%
Mutasi gen secara spontan diperkirakan
mencapai 20-30% yang terjadi pada pasien
tanpa riwayat keluarga

Terdapat 2 macam hemofilia


yang sex-linked ressecive
Hemophilia A karena defisiensi /
disfungsi faktor pembekuan VIII (F VIII
c)
Hemophilia B (Chrismas disease)
karena defisiensi / disfungsi faktor IX
(faktor crismas)

Sedangkan Hemophilia C
akibat kekurangan faktor XI yang
diturunkan secara autosomal
ressecive kromosom 4q32q35

Hemophilia A
Penurunan
jumlah protein
faktor VIII dan
protein lainnya

Defek pada gen


faktor VIII

Kelainan
heterogen

Menurunnya
jumlah faktor
VIII fungsional
yang berada
dalam tubuh
penderita

Hemophilia A

Hemophilia A

Hemophilia B
Terjadi karena tidak
terbentuknya faktor IX atau
adanya disfungsi dari faktor IX
Faktor IX molekul yang
tergantung pada vit K
Untuk menjalankan fungsinya
faktor IX akan distimulasi dengan
faktor VII dan XIa membentuk
enzim faktor IXa

Hemophilia B
Setelah terbentuk F ICa akan
mengaktivasi faktor X dgn
bantuan F VIIIa, fosfolipid, dan
kalsium
F VIIIa sangat penting utk
kofaktor dari aktivasi F IXa
Defisiensi F VIII dan F IX defek
aktivitas untuk menghasilkan
faktor X terhambatnya
konversi dari protrombin

Gejala dan Tanda Klinis


Hemartrosis,
sendi yang mengalami
perdarahan akan terlihat
bengkak dan nyeri bila
ditegakkan (70-80% kasus
hemofilia yang datang
dengan perdarahan akut)
Hematom
subkutan/intramuskular
(10-20% kasus)

Gejala dan Tanda Klinis


Perdarahan mukosa mulut,
Perdarahan intrakranial,
muntah,
penurunan
kesadaran, dan kejang.
Epistaksis,
Hematuria
Perdarahan GIT
Perdarahan berkelanjutan
pasca
operasi
kecil
(sirkumsisi, ekstrasi gigi)

Gejala dan
Tanda Klinis

Gejala dan Tanda Klinis


Riwayat kelainan
keluarga

yang

sama

dalam

yaitu saudara laki-laki pasien atau saudara


laki-laki dari ibu pasien.
Seorang ibu diduga sebagai carier obligat
bila ia mempunyai lebih dari satu anak lakilaki ataupun mempunyai seorang atau lebih
saudara laki-laki penderita hemofilia untuk
memastikan
diagnosis
ibu
diperlukan
pemeriksaan kadar faktor VIII beserta kadar
antigen faktor VIII

Gejala dan Tanda Klinis


-

Seorang bayi harus


dicurigai
menderita
hemofilia jika ditemukan
bengkak
atau
hematoma pada saat
bayi mulai merangkak
atau
berjalan.
Pada
anak yang lebih besar
dapat
timbul
hemartrosis di sendi
lutut,
siku,
atau
pergelangan tangan.

PEMERIKSAAN FISIS
Tergantung letak perdarahan, misalnya
:
Perdarahan sendi bengkak dan nyeri
daerah sendi
Perdarahan intrakranial tanda dan
peningkatan tekanan intrakranial
Pada perdarahan berat dapat terjadi
pucat, syok hemoragik, dan penurunan
kesadaran

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah tepi
penurunan kadar hemoglobin bila terjadi perdarahan
masif, misalnya pada perdarahan intrakranial atau
perdarahan saluran cerna yang berat

Terdapat pemanjangan masa pembekuan (clotting


time/CT) dan , masa tromboplastin parsial
(activated partial thromboplastin time/APTT)
dengan masa protrombin (prothrombin time/PT)
yang normal
Diagnosis pasti : kadar aktivitas faktor VIII/IX di
bawah normal.

KRITERIA DIAGNOSIS
Kecenderungan terjadi perdarahan yang
sukar berhenti setelah suatu tindakan, atau
timbulnya hematom atau hematrosis secara
spontan atau setelah trauma ringan
Riwayat keluarga
Masa
pembekuan
memanjang,
tromboplastin parsial memanjang

masa

Diagnosis pasti : kadar aktivitas faktor VIII/IX


di bawah normal.

TATA LAKSANA
Prinsip umum penanganan hemofilia
Pencegahan terjadinya perdarahan
Tata laksanan perdarahan akut sedini
mungkin ( dalam waktu kurang dari 2 jam)
Tata laksanan perdarahan berat di rumah
sakit yang mempunyai fasilitas pelayanan
hemofila yang baik
Pemberian suntikan intramuskular maupun
pengambilan darah vena/arteri yang sulit
sedapat mungkin perlu dihindari

Pemberian obat-obatan yang dapat


menganggu fungsi trombosit seperti
asam asetil salisilat (Asetosal) dan anti
inflamasi non steroid juga harus
dihindari
Sebelum menjalani prosedur invasif
harus diberikan faktor VIII/IX

Perdarahan akut pada


sendi/otot
Pertolongan pertama: dilakukan RICE
(rest, ice, compression, elevation)
Dalam waktu kurang dari 2 jam pasien
harus mendapat replacement therapy
faktor
VIII/IX.
Dosis
replacement
therapy sesuai dengan organ yang
mengalami perdarahan dan derajar
hemofilia yang diderita pasien.

Untuk perdarahan yang mengancam


jiwa (intrakranial, intraabdomen, atau
saluran napas), replacement therapy
harus diberikan sebelum pemeriksaan
lebih lanjut.
Bila respons klinis tidak membaik
setelah pemberian terapi dengan dosis
adekuat, perlu pemeriksaan kadar
inhibitor

Sumber faktor VIII adalah konsentrat


faktor
VIII
dan
kriopresipitat,
sedangkan sumber faktor IX adalah
konsentrat faktor IX dan FFP (Fresh
Frozen Plasma).
Replacement
therapy
diutamakan
menggunakan
konsentrat
faktor
VIII/IX apabila konsentrat tidak
tersedia, dapat diberikan kriopresipitat
atau FPP.

Perhitungan Dosis :
FVIII (Unit) = BB (kg) x % (target kadar
plasma-kadar FVIII pasien) x 0,5
F IX (Unit) = BB (kg) x % (target kadar
plasma kadar FIX pasien)

Selain replacement therapy, dapat diberikan


terapi ajuvan:
Desmopresin (I-deamino-8-D-arginine
vasopressin atau DDAVP)

Mekanisme kerja : meningkatkan kadar FVIII


dengan cara melepaskan faktor VIII dari
poolnya
Indikasi : hemofila ringan-sedang, yang
mengalami perdarahan ringan atau akan
menjalani prosedur minor, penyakit Von
Willebrand (berusia di atas 2 tahun)

Dosis: 0,3 g/kg (meningkatkan kadar VIII 3-6x dari


baseline)
Cara pemberian : DDAVP dilarutkan dalam 50-100 ml
normal saline diberikan melalui infus perlahan dalam
20-30 menit, dapat diberikan intranasal dengan
menggunakan preparat DDAVP nasal spraydosisnya
300g setara dengan dosis intravena 0,3g/kg (DDAVP
intranasal sangat bergina untuk mengatasi perdarah
minor pasien hemofilia ringan-sedang di rumah.

Efek samping: takikardi, flushing, tremor, dan nyeri


perut (terutama pada pemberian intravena yang
terlalu cepat), retensi cairan, dan hiponatremia
Asam traneksamat
Indikasi : perdarahan
perdarahan gusi

mukosa

seperti

epistaksis,

Kontraindikasi : perdarahan saluran kemih (risiko


obstruksi saluran kemih akibat bekuan darah)
Dosis : 25 mg/kgBB/kali, 3x sehari, oral/intravena,
dapat diberikan 5-10 hari

EVALUASI DAN
PEMANTAUAN
KOMPLIKASI
Evaluasi perlu dilakukan setiap 6-12
bulan sekali untuk semua pasien
hemofilia,
meliputi
status
muskuloskeletal,
transfusion-related
infection (terutama pada pasien yang
mendapat transfusi kriopresipitat/FFP),
kesehatan gigi mulut, vaksinasi, dan
adanya inhibitor.

Inhibitor
Inhibitor adalah antibodi yang dapat
menetralisir faktor VIII
Insiden pada hemofilia A30%
Insiden pada hemofila B1-3%
Abnormalitas molekul spesifik seperti
delesi
gen
dan
mutasi
kodon
berhubungan dengan insidens inhibitor
faktor VIII yang lebih tinggi

Adanya inhibitor perlu dicurigai


perdarahan tidak dapat diatasi dengan
replacement therapy yang adekuat
Diagnosis
pasti
adalah
dengan
pemeriksaan kadar plasma inhibitor
faktor VIII/IX Bila kadarnya kurang
dari 5 BU disebut inhibitor titer rendah,
sedangkan bila >5 BU disebut inhibitor
titer tinggi.

Hemofilia A dengan titer antibodi rendah


biasanya
dapat
diatasi
dengan
menaikkan dosis faktor VIII hingga 2-3
kali, sedangkan untuk pasien denga titer
antibodi tinggi perlu pemberian faktor
VIII porcine, konsentrat kompleks faktor
IX, faktor VIII rekombinan, konsentrat
kompleks
protrombin
teraktivasi
(activated
prothrombin
complex
concentrate/aPCC), atau faktor VIIa
rekombinan.
(Konsul
dengan
ahli
hematologi)

Thankyou
Hemophili
a
Mutiara Insan Sangaji
Agustina Tiaradita

Ilmu Kesehatan Anak


RSPAD Gatot Soebroto
26 Mei 2014 9 Agustus 2014

Anda mungkin juga menyukai