a
Mutiara Insan Sangaji
Agustina Tiaradita
Definisi
Hemophilia adalah penyakit
perdarahan akibat kekurangan faktor
pembekuan datah yang herediter
secara sex-linked ressesive pada
kromosom X.
Epidemiologi
Bermanifestasi klinik pada laki-laki
Angka kejadian :
Hemophilia A 1:100.000
Hemophilia B 1:25.000-30.000
Sedangkan Hemophilia C
akibat kekurangan faktor XI yang
diturunkan secara autosomal
ressecive kromosom 4q32q35
Hemophilia A
Penurunan
jumlah protein
faktor VIII dan
protein lainnya
Kelainan
heterogen
Menurunnya
jumlah faktor
VIII fungsional
yang berada
dalam tubuh
penderita
Hemophilia A
Hemophilia A
Hemophilia B
Terjadi karena tidak
terbentuknya faktor IX atau
adanya disfungsi dari faktor IX
Faktor IX molekul yang
tergantung pada vit K
Untuk menjalankan fungsinya
faktor IX akan distimulasi dengan
faktor VII dan XIa membentuk
enzim faktor IXa
Hemophilia B
Setelah terbentuk F ICa akan
mengaktivasi faktor X dgn
bantuan F VIIIa, fosfolipid, dan
kalsium
F VIIIa sangat penting utk
kofaktor dari aktivasi F IXa
Defisiensi F VIII dan F IX defek
aktivitas untuk menghasilkan
faktor X terhambatnya
konversi dari protrombin
Gejala dan
Tanda Klinis
yang
sama
dalam
PEMERIKSAAN FISIS
Tergantung letak perdarahan, misalnya
:
Perdarahan sendi bengkak dan nyeri
daerah sendi
Perdarahan intrakranial tanda dan
peningkatan tekanan intrakranial
Pada perdarahan berat dapat terjadi
pucat, syok hemoragik, dan penurunan
kesadaran
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah tepi
penurunan kadar hemoglobin bila terjadi perdarahan
masif, misalnya pada perdarahan intrakranial atau
perdarahan saluran cerna yang berat
KRITERIA DIAGNOSIS
Kecenderungan terjadi perdarahan yang
sukar berhenti setelah suatu tindakan, atau
timbulnya hematom atau hematrosis secara
spontan atau setelah trauma ringan
Riwayat keluarga
Masa
pembekuan
memanjang,
tromboplastin parsial memanjang
masa
TATA LAKSANA
Prinsip umum penanganan hemofilia
Pencegahan terjadinya perdarahan
Tata laksanan perdarahan akut sedini
mungkin ( dalam waktu kurang dari 2 jam)
Tata laksanan perdarahan berat di rumah
sakit yang mempunyai fasilitas pelayanan
hemofila yang baik
Pemberian suntikan intramuskular maupun
pengambilan darah vena/arteri yang sulit
sedapat mungkin perlu dihindari
Perhitungan Dosis :
FVIII (Unit) = BB (kg) x % (target kadar
plasma-kadar FVIII pasien) x 0,5
F IX (Unit) = BB (kg) x % (target kadar
plasma kadar FIX pasien)
mukosa
seperti
epistaksis,
EVALUASI DAN
PEMANTAUAN
KOMPLIKASI
Evaluasi perlu dilakukan setiap 6-12
bulan sekali untuk semua pasien
hemofilia,
meliputi
status
muskuloskeletal,
transfusion-related
infection (terutama pada pasien yang
mendapat transfusi kriopresipitat/FFP),
kesehatan gigi mulut, vaksinasi, dan
adanya inhibitor.
Inhibitor
Inhibitor adalah antibodi yang dapat
menetralisir faktor VIII
Insiden pada hemofilia A30%
Insiden pada hemofila B1-3%
Abnormalitas molekul spesifik seperti
delesi
gen
dan
mutasi
kodon
berhubungan dengan insidens inhibitor
faktor VIII yang lebih tinggi
Thankyou
Hemophili
a
Mutiara Insan Sangaji
Agustina Tiaradita