Anda di halaman 1dari 7

Hayasan 1

Felicia Margaretta Hayasan


Yuda Putri
Bahasa Indonesia 9
30 November 3015
Statement of Intent-Surat
When the Broken Glass Floats karangan Chanrity Him bercerita tentang kekejaman rezim
Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot di Kamboja. Athy, yang merupakan penulis dari
buku tersebut adalah salah satu korban kekejaman Khmer Merah yang selamat. Dibawah
pemerintahan Khmer Merah ini, Athy beserta keluarganya menghadapi segala macam
penderitaan dan duka. Namun pada saat Khmer Merah baru mulai menguasai Kamboja,
paman Athy, Seng, memutuskan untuk meninggalkan Kamboja dan keluarganya tanpa alasan
dan penjelasan. Satu-satunya hal yang ia katakan kepada Pa, ayah Athy, dalam perjalannya
pergi meninggalkan Kamboja bersama teman-temannya adalah bahwa Khmer Merah adalah
musuh utamanya.
Peristiwa yang penulis pilih untuk dikembangkan adalah kepergian Paman Seng.
Pengembangan cerita yang saya ingin lakukan terfokus pada perasaan dan penggambaran
karakter serta sosok Paman Seng. Penulis akan menyampaikan dan menggambarkan karakter
dan perasaan Paman Seng dengan cara membuat surat yang ditulis oleh Paman Seng untuk
keluarganya termasuk Pa untuk menjelaskan alasan mengapa ia pergi, penyesalannya atas
kepergiannya yang sungguh mendadak tanpa penjelasan, dan kekesalan serta kebenciannya
terhadap Khmer Merah. Di dalam surat ini Paman Seng juga akan menjelaskan bahwa
kepergiannya tidak akan sia-sia, namun dapat membantu keluarganya.

Hayasan 2

Penulis memilih untuk membuat surat yang ditulis oleh Paman Seng karena surat
merupakan suatu sarana yang cocok untuk menyampaikan perasaan dan penjelasan yang
tidak dapat diungkapkan oleh Paman Seng, melalui inilah penulis akan dapat mencerminkan
perasaan paman Seng serta dari kata-kata yang diungkapkannya, penggambaran karakter
Paman Seng akan terlihat. Dari sinilah penulis juga akan menampilkan harapan dari paman
Seng untuk Athy dan keluarganya serta menyiratkan bahwa kepergiannya tidak akan sia-sia
pada akhirnya. Penulis akan menempatkan surat ini di dalam amplop karena hal ini
melambangkan bahwa Paman Seng tidak ingin surat ini diketahui oleh oranglain terutama
Khmer Merah, selain keluarganya. Surat yang diletakkan di dalam amplop tertutup
melambangkan privasi dan kerahasiaan antara Paman Seng dan keluarganya.
Harapan penulis untuk pembaca adalah agar pembaca dapat menangkap perasaan dan
mendapatkan gambaran tentang karakter Paman Seng serta memahami niat baik dibalik
kepergiannya. Karena pada awalnya paman Seng digambarkan sebagai orang yang egois
yang memutuskan untuk lari dan meninggalkan keluarganya begitu saja, namun saya
berharap melalui surat ini pembaca dapat melihat karakter dan tujuan Paman Seng yang
bijaksana di dalam pengambilan keputusannya untuk meninggalkan Kamboja.

Hayasan 3

Referensi
Him, Chanrithy. When Broken Glass Floats. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011. Print.

Hayasan 4

Kerangka Surat:
1. Awal:
- Pembukaan berisi:
Salam: Untuk keluargaku tercinta,
Paman Seng meminta maaf karena harus meninggalkan mereka
2. Isi:
Paman Seng menjelaskan alasan mengapa ia harus pergi dan

meninggalkan mereka
Paman Seng menjelaskan hal-hal yang ingin ia sampaikan kepada kedua

orang tuanya
Paman Seng menjelaskan kebenciannya terhadap Khmer Merah
Paman Seng menjelaskan bahwa dibalik kepergiannya ada tujuan, dan

kepergiannya tidak sia-sia


Paman Seng berdoa untuk Athy dan seluruh keluarga besarnya agar tetap
selamat

3. Penutup:
Paman Seng meminta maaf sekali lagi dan mendoakan mereka keselamatan.\

Untuk yang tercinta,


Keluargaku, Mak, dan Pak,
Pertama-tama aku harus meminta maaf karena aku pergi begitu saja
meninggalkan kalian dari Kamboja tanpa penjelasan. Tidak banyak waktu lagi yang

Hayasan 5
kupunya, aku harus meninggalkan kalian walaupun dengan berat hati aku melakukannya.
Aku harus pergi. Aku harus meninggalkan Kamboja apapun yang terjadi. Tak ada harapan
dan sia-sia jika aku menetap di Kamboja. Aku mohon kalian memaafkan aku atas
kepergianku bukan karena aku tidak peduli dengan kalian atau Mak dan Pa, namun
karena aku harus pergi dari Kamboja secepatnya. Aku akan pergi ke Thailand bersama
teman-temanku. Kami sudah merencanakan ini sejak beberapa minggu yang lalu, karena
kami tahu bahwa Khmer Merah akan menguasai Kamboja dan hal-hal mengerikan akan
terjadi.
Aku pikir Khmer Merah akan membawa Kamboja ke dalam kehancuran.
Maafkanlah aku karena aku tidak punya banyak waktu lagi untuk berdiskusi ataupun
berdebat dengan kalian mengenai keputusanku ini. Aku mengerti jika kalian tidak setuju
dengan keputusanku ini, namun aku ingin kalian semua mengerti bahwa aku pergi bukan
untuk lari dari bencana dan meninggalkan kalian begitu saja, namun aku pergi dengan
harapan aku bisa membantu kalian dari luar Kamboja, aku akan berusaha mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik, karena hampir mustahil bagiku untuk membantu keluarga kita
dan menyelamatkan kalian semua jika aku menetap di Kamboja. Aku dan temantemanku sekalipun tidak akan berdaya melawan seluruh pasukan Khmer Merah.
Untuk Mak dan Pa, maafkan anakmu ini karena pergi begitu saja dan
meninggalkan kalian di Kamboja. Andai kata kita tidak akan berjumpa lagi, aku ingin
kalian mengerti bahwa aku menyayangi kalian, dan aku sangat berterima kasih atas
segala hal yang telah kalian lakukan untukku di dalam hidupku. Terima kasih telah
membesarkanku dan mengajarkanku. Aku berharap kalian mengerti dan setuju dengan
kepergianku jika kalian menginginkan yang terbaik untukku. Aku tahu bahwa ini
terdengar egois dan kejam, namun bukanlah maksudku demikian. Kepergianku
dimaksudkan agar adanya perubahan nasib dalam keluarga kita. Jika aku pergi dari
Kamboja dan selamat, aku mempunyai peluang untuk membantu keluarga kita semua.
Karena aku tahu bahwa peperangan ini akan membawa penderitaan dan keputusasaan.
Jika kita semua menetap dan berdiam diri di Kamboja, kita semua akan menderita, dan
tidak ada yang dapat membantu kita. Aku mohon agar Mak dan Pa mengerti maksud

Hayasan 6
baikku. Maafkan segala kesalahan yang pernah aku perbuat dan maafkan aku jika aku
pernah mengecewakan kalian. Mak, Pa, jaga diri kalian, aku berdoa semoga Buddha
melindungi kalian di Kamboja. Semoga kalian selamat dan suatu hari kita akan berjumpa
lagi saat keadaan sudah lebih baik, dan aku akan menjelaskan secara langsung maksud
kepergianku yang mendadak ini. Maafkan aku sekali lagi Mak dan Pa karena aku pergi
tanpa berpamitan dan penjelasan kepada kalian.
Atidsim, tolong jaga Mak dan Pak kita, jagalah dan kuatkanlah dirimu. Aku tidak
suka dengan Khmer Merah, mereka adalah musuh utamaku, dan alasan utama atas
kepergianku yang mendadak ini. Perang akan membawa kehancuran dan penderitaan ke
dalam negri Kamboja, dan aku tidak dapat berdiam diri di Kamboja menyaksikan semua
itu terjadi, aku harus pergi meninggalkan Kamboja, aku harus membawa perubahan
untuk keluarga kita. Maafkan aku, aku mohon kalian mengerti bahwa aku harus pergi,
bukan maksudku untuk meninggalkan kalian dan membiarkan kalian menderita. Aku tahu
bahwa tak lama lagi Khmer Merah akan menyadari kepergianku, dan mereka akan
menanyai kalian. Aku minta surat ini jangan sampai diketahui oleh pihak Khmer Merah,
oleh sebab itu surat ini harus dimusnahkan. Aku takut mereka akan berusaha mencari
aku. Jika mereka tahu bahwa aku meninggalkan Kamboja, nyawa kalian bisa berada
dalam bahaya. Aku mohon maafkan aku karena kepergianku menyebabkan situasi yang
sulit untuk kalian. Aku sungguh-sungguh berharap bahwa kalian mengerti bahwa
kepergianku ini tidak akan sia-sia, dan aku akan dapat membantu kalian. Jika tidak ada
satupun dari kita yang pergi dari Kamboja, kita semua akan menderita, tidak akan ada
perubahan nasib di dalam keluarga kita. Tidak ada satu orangpun diluar Kamboja yang
kita dapat andalkan untuk membantu dan merubah nasib kita. Dengan kepergianku ini,
aku berusaha untuk membantu kalian nantinya. Jangan anggap kepergianku ini tidak
membuat hatiku sedih, karena aku sadar bahwa kalian harus menghadapi segala
penderitaan yang akan dibawa Khmer Merah dalam peperangan ini. Sungguh amat berat
hatiku meninggalkan kalian dan membayangkan kekejaman yang akan dilakukan Khmer
Merah. Pilihan terbaik yang aku punya adalah dengan pergi meninggalkan Kamboja, dan
aku akan dapat membantu kalian jika aku berhasil mendapatkan kehidupan yang lebih
baik. Aku mohon sekali lagi agar kalian tidak salah paham menanggap kepergianku ini

Hayasan 7
sebagai keputusan yang egois, karena aku harus mengambil resiko terbesar yaitu
meninggalkan kalian di Kamboja.
Semoga Buddha menjaga kalian agar tetap hidup. Jika kalian sudah membaca
surat ini, bakarlah, jika Khmer Merah membaca surat ini tanpa sengaja, kalian semua
akan berada dalam bahaya. Musnahkanlah surat ini agar tidak ada informasi tentang
kepergianku, karena jika mereka mengetahui informasi tentang kepergianku, segala
kepergianku akan sia-sia. Mereka akan membunuhku, dan aku tidak akan bisa membantu
kalian.
Aku mohon maaf untuk yang terakhir kalinya. Semoga kalian mengerti, dan
jagalah diri kalian.
Segenap cinta,

Seng

Anda mungkin juga menyukai