Anda di halaman 1dari 12

KLIPING TENTANG PENCEMARAN AIR AKIBAT LIMBAH

MERKURI
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
TAHUN 2015/2016
DI SUSUN OLEH :
ABDUL ROHIM

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 4 PROBOLINGGO
JL. Semeru 123 Telp. (0335) 437820 Probolinggo
E-mail :smkn4.prob@yahoo.co.id
Website: www.smkn4probolinggo.sch.id

PENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH MERKURI


PENCEMARAN AIR

OLEH
LIMBAH MERKURI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk
hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air
merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada
kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi
malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas
maupun kuantitasnya. Air yang relatifbersih sangat didambakan oleh manusia,
baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk
kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain
sebagainya.
Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius.
Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi
barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam
limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas,
sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas,
yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Dan Lingkungan Hidup No.
02/MENKLH/1988, yang dimaksud dengan pencemaran adalah Masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam
air/udara berubahnya tatanan (Komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau
prose alam, sehingga kualitas udara/air menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran tersebut pada zaman sekarang semakin meningkat seiring dengan
berkembangnya industri yang ada. Diantaranya industri dan transportasi, baik
industri minyak dan gas bumi, pertanian, industri kimia, industri logam dasar,
industri jasa dan jenis aktivitas manusia lainnya yang dapat menghasilkan
limbah dan akan meningkatkan pencemaran pada perairan, udara dan tanah.
Salah satu kasus pencemaran air yang pernah menghentak adalah kasus yang
terjadi di Minamata. Imbas dari industrialisasi di Jepang, membuat Teluk
Minamata menjadi bak sampah raksasa. Logam berat mencemari teluk cantik
itu, termasuk di dalamnya tercemar pula oleh Methyl Mercury. Tak kurang,
penduduk dari dua wilayah di pesisir Minamata, yaitu propinsi Kumamoto dan
Kagoshima menjadi korban Mercury.
Dari keterangan di atas merkuri merupakan logam berat yang dapat mencemari
perairan dan sangat berbahaya bagi lingkungan. Untuk itu dari makalah ini
penyusun akan membahas tentang penyebab, dampak serta penanggulangan
limbah merkuri dari makalah yang berjudul Pencemaran Air Oleh Limbah
Mekuri.

1.2. Rumusan MasaLah


Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah bagaimana
pencemaran limbah merkuri yang terjadi pada perairan dan cara
penanggulangannya, serta dampak yang dapat ditimbulakn oleh limbah merkuti
yang mencemari perairan..

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul Pencemaran Air Oleh
Limbah Merkuri adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apa sebenarnya merkuri itu,
b. Selain itu juga untuk mengetahui penyebab dan dampak yang timbulkan dari
pencemaran limbah merkuri.
c. Serta cara penanggulang terhadap limbah merkuri.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
a. Menambah pengetahuan tentang merkuri,
b. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dan dampak yang timbulkan dari
pencemaran limbah merkuri.
c. Selain itu juga, dapat mencari solusi penanggulangannya.
d. Dan dapat bersikap ramah terhadap lingkungan agar tidak mencemari
perairan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pencemaran Air
2.1.1. Pengertian Pencemaran Air
Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu
orang dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang
merumuskan definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah.
Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah,
sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang
didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran
lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai
pencemaraan dari komponen komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran
air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara.
Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan
hidup yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No.23/1997.
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air
didefinisikan sebagai : pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan
manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Pasal


1,angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna
pokoknya menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau
pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
Pencemaran air juga merupakan penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan
normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak
pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air
sudah tercemar. Misalnya, walaupun di daerah pegunugnan atau hutan yang
terpencil dengna udara yang bersih dan bebas dari pencemaran air, air hujan
yang turun di atasnya selalu mengandung bahn-bahan terlarut, seperti CO2, O2
dan N2, serta bahan-bahan tersuspensi misalnya debu dan partikel-partikel
lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfer.
Air pemukaan dan air sumur pada umunya mengandung bahan-bahan metal
terlarut, seperti Na, Mg, Ca dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen
tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah.
Jadi, air yang tidak tercemar tidak selalu merupakan air murni, tetapi merupakan
air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi
batas yang telah ditetapkan sehingga air
2.1.2. Aspek-Aspek Pencemaran Air
Ada beberapa aspek sebagai pengukuran tingkat pencemaran air, apakah air
tersebut termasuk air yang tercemar ataukah tidak tercemar. Aspek-aspek
pencemaran air yaitu terdiri dari aspek kimia-fisika pencemran air dan aspek
biokimia pencemaran. Adapun aspek kimia-fisika pencemaran air itu adalah
sebagai berikut :
a. Nilai pH, Keasaman dan Alkhalinitas.
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar
6,5 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH
di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang
mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan
industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan
biota akuatik.
Alkalinitas berkaitan dengan kesadahan air, yan merupakan salah satu sifat air.
Adanya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) di dalam air akan mengakibatkan
sifat kesadahan air tersebut.
b. Suhu
Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai proses industri.
Air pendingin tersebut setelah digunakan akan mendapatkan panas dari bahan
yang didinginkan, kemudian dikembalikan ke tempat asalnya, ayitu sungai atau
sumber air lainnya. Air buangan lebih tingi dari pada air asalnya. Naiknya suhu
air akan menimbulkan akibat sebagai berikut :
- Menurunya jumlah oksigen terlarut dalam air
- Meningkatkan kecepatan reaksi kimia
- Mengganggu kehidupan ikan dan hewan air alinya
- Jika bata suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya
mungkin akan mati.
d. Oksigen Terlarut

Untuk mempertahankan hidupnya, makhluk yang tinggal di dalam air, baik


tumbuhan maupun hewan, bergantung kepada oksigen terlarut. Jada kadar
oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menetukan kualitas air.
e. Karbondioksida Dalam Air
Kepekaan oksigen terlarut dalam air bergantung kepda kepekaan karbondioksida
yang ada. Jika udara (yang mengandung 0,03% karbondioksida) bersentuhan
dengna permukaan air pada tekanan standar maka kelarytan karbondioksida
terhadap perubahan suhu.
f. Warna dan Kekeruhan
Warna air yang tidak normaal biasanya merupakan indikasi terjadinya
pencemaran air. Warna air dibedakan menjadi dua macam yaiti warna sejati
(akibat bahan-bahan terlarut) dan air semu (akibat bahan terlaru, bahan
tersuspensi diantaranya yang bersifat koloid.
Kekeruhan menunjukan sifat toptis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya
ke dalam air. Kekruhan membatasi masukannya cahaya ke dalam iar. Kekurahan
ini terjadi karena adanya bahan terapung, dan terurainya zat tertentu, seperti
bahan organik, jasad renik, lumpur tanah liat dan benda yang terapung dan
sangat halus sekali. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listriknya dan
semakin banyak pula padatannya.
g. Padatan
Pada dasarnya air yang tercemar selalu mengandung padatan yang dapat
dibedakan menjadi empat kelompok berdasarkan besar partikelnya dan sifat-sfat
lainnya, terutama kelarutannya, yaitu :
- Padatan terendap (sedimen)
- Padatan tersuspensi dan koloid
- Padatan terlarut total
- Minyak dan Lemak

h. Nitrat
Jika kandungan nitrat tersebut akan berubah menjadi nitrit di perut. Keracunan
nitrit akan mengakibatkan wajah membiru dan kematian.
i. Posfor
Posfor memasuki air melalui berbagai jalan yaitu kotoran, limbah, sisa pertanian,
kotoran hewan dan sisa tumbuhan dan hewan yang mati. Pencegahan
pencemaran posfor dapat dilakukan dengan melarang penggunaan ditergen
yang mengandung posfat. Juga dengan mewajibkan pengolahan limbah industri
dengan memberikann air kapur atau aluminium sulfat agar posfatnya
mengendapa dan dapat dibuang.
Selain itu ada juga yang disebut dengan aspek biokimia pencemaran air. Aspek
ini menggunakan dua pengujian yang berhubungan dengan kandungan oksigen
dalam air yaitu :
a. Uji BOD (Biochemical Oxygen Demand Test = uji kebutuhan oksigen biokimia).
b. Uji COD (Chemical Oxygen Demand = uji kebutuhan oksigen kimia).
2.1.3. Penyebab Pencemaran Air

Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat


berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air
sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut
dengan istilah unsur pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa
buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair.
Selain itu juga terdapat bahan pencemaran air seperti logam berat. Air sering
tercemar oleh berbagai komponen anorganik, diantarnya berbagai jenis logam
berat yang berbahaya, yang beberapa di anatarnya banyak digunakan dalam
berbagai keperluan sehingga diproduksi secara kontinyu dalam skala industri.
Logam berat yang berbahay yang mencemari lingkunga, yang terutama dalah
Merkuri (Hg). Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr), dan Nikel
(Ni). Logam-logam berat diketahui dapat menggumpal di dalam tubuh suatu
organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama
sebagai racun yang terakumulasi. Dua macam logam berat yang sering
mengkontaminasi air adalah Merkuri dan Timbal.
Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia.
Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi
Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek
akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat
tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air
yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai
batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati
batas). Ada standar baku mutu tertentu untuk peruntukan air. Sebagai contoh
adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 terkandung makna bahwa
air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi persyaratan kualitas
maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tettuang dalam Peraturan Mentri
Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas
air. Sedangkan parameter kualitas air minum/air bersih yang terdiri dari
parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan mikrobiologi, ditetapkan dalam
PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001).
Air yang aman adalah air yang sesuai dengan kriteria bagi peruntukan air
tersebut. Misalnya criteria air yang dapat diminum secara langsung (air kualitas
A) mempunyai kriteria yang berbeda dengan air yang dapat digunakan untuk air
baku air minum (kualitas B) atau air kualitas C untuk keperluan perikanan dan
peternakan dan air kualitas D untuk keperluan pertanian serta usaha perkotaan,
industri dan pembangkit tenaga air.
2.2. Merkuri
Merkuri atau Raksa atau Air raksa (Latin: Hydrargyrum, air/cairan perak) adalah
unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Merkuri
merupakan elemen alami, sering mencemari lingkungan. Kebanyakan merkuri
yang terdapat di alam dalam bentuk senyawa dengan elemen lain dan jarang
dijumpai dalam bentuk elemen terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di
karang-karang, tanah, udara, air dan organisme hidup melalui prose fisika, kimia,
dan biologi yang kompleks
Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari

lima unsur (bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair
dalam suhu kamar, serta mudah menguap. Hg akan memadat pada tekanan
7.640 Atm. Kelimpahan Hg di bumi menempati di urutan ke-67 di antara elemen
lainnya pada kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg) ditemukan dalam bentuk unsur
merkuri (Hg0), merkuri monovalen (Hg1+), dan bivalen (Hg2+).
Sifat kimia dan fisika merkuri membuat logam tersebut banyak digunakan untuk
keperluan kimia dan industri. Beberapa sifat tersebut diantarnya adalah :
Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu kamar
(250C) dan mempunyai titik beku terendah dibanding logam lain yaitu -390C.
Kisaran suhu dimana merkuri terdapat dalam bentuk cair sangat lebar yaitu
3960C, dan kisaran suhu ini merkuri mengembang secara merata.
Mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
Ketahanan listrik sangat rendah sehingga merupakan konduktor terbaik
dibanding semua logam lain.
Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen yang
disebut dengan amalgam.
Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk
hidup.
2.3. Penyebab Pencemaran Air Oleh Merkuri
Kadar merkuri yang tinggi pada perairan umumnya diakibatkan oleh buangan
industri (industrial wastes) dan akibat sampingan dari penggunaan senyawasenyawa merkuri di bidang pertanian. Penggunaan merkuri di dalam industrti
sering mengakibatkan pencemaran lingkungan, baik melalui air limbah maupun
melalui sistem ventilasi udara. Merkuri dapat berada dalam bentuk metal,
senyawa-senyawa anorganik dan senyawa organic. Terdapatnya merkuri di
perairan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama oleh kegiatan
perindustrian seperti pabrik cat, kertas, peralatan listrik, chlorine dan coustic
soda; kedua oleh alam itu sendiri melalui proses pelapukan batuan dan
peletusan gunung berapi.
Penggunaan merkuri yang terbesar adalah dalam industri klor-alkali, di mana
produksi klorin (Cl2) dan kaustik soda (NaOH) dengan cara elektrolisis garam
NaCl. Kedua bahan ini sangata banyak gunanya sehingga diproduksi dalam
jumlah tinggi setiap tahun. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai
katode dari sel elektroda.
Penggunaan kedua terbesar adalah dalam produksi alat-alat listrik untuk
berbagai keperlua. Sebagai contoh, misalnya lampu uap merkuri yang banyak
digunakan dalam penerangan jalan dan pabrik karena mempunyai biaya instalasi
dan operasi yang lebih rendah daripada lampu pijar dan dapat dioperaasikan
pada tegangan tinggi. Pengguna lainnya, misalnya pada baterai merkuri yang
mempunyai umur relatif panjang dan dapat digunakan pada kondisi suhu dan
kelembaban yang tinggi.
Penggunaan merkuri terbesar ketiga beserta komponen-komponennya dalah
fungisida. Dalam hal ini merkuri digunakan untuk membunuh jamur di dalam cat,
pulp, kertas dan industri-industri pertanian. Cat yang digunakan untuk kapal
sering ditambah merkuri okside (HgO) sebagai antijamur atau merkuri asetat

sebagai antilapuk.
Fenil merkuri asetat (FMA) merupakan komponen organomerkuri yang banyak
digunakan secara komersil untuk mecga pembentukan lendir pada pulp kertas
yang masih basah selama pengolahan dan penyimpanan. Tetapi penggunaan
organomekuri untuk kepentingna tersebut telah dilarang oleh Food And Drug
Adminitration (FDA) karena dapat mengkontaminasi makanan yang dibungkus
dengan kertas tersebut.
Logam merkuri juga digunakan sebagai katalis dalam industri kimia, terutama
pada industri vinil klorida yang merupakan bahan dasar berbagai plastik. Kasus
keracunan merkuri yang terbesar yangterjadi di Teluk Minamata, dalam tahun
1953-1960 disebabkan oleh buangan merkuri dari pabrik vinil kloride.
Logam merkuri juga digunakan di dalam termometer dan alat-alat pencatat suhu
karena bentuk cairannya ada pada kisaran suhu yang lebar, sifatnya uniform,
koefisein muai panasnya besar d an konduktivitas litriknya besar.
Namun pencemaran merkuri yang disebabkan kegiatan alam pengaruhnya
terhadap biologi maupun ekologi tidak significant. Di antara beberapa sumber
polutan yang menyebabkan penimbunan merkuri di lingkungan laut, menurut
MANDLLI di dalam PORTMANN (1976) yang terpenting adalah industri
penambangan logam, industri biji besi, termasuk metal plating, industri yang
memproduksi bahan kimia, baik organic maupun anorganik, dan offshore
dumping sampah domestik, Lumpur dan lain-lain.
2.4. Dampak Yang Disebabkan Oleh Merkuri
Telah kita ketahui merkuri digunakan dalam bidang perindustrtian, tetapi
penggunaan merkuri di dalam industri sering mengakibatkan pencemaran
lingkungan, baik melalui air limbah maupun melalui sistem ventilasi udara.
Merkuri yang terbuang mengkontaminasi ikan dan makhluk air lainnya, termasuk
ganggang dan tumbuhan air. Selanjutnya ikan-ikan kecil dan makhluk air lainnya
mungkin akan dimakan oleh ikan-ikan atau hewan air lainya yang lebih besar
atau masuk ke dalam tubuh melalui insang. Kerang juga dapat mengumpulkan
merkuri kedalam rumahnya. Ikan-ikan dan hewan air yang kemudain dikonsumsi
oleh manusi asehingga manusia pun dapat mengumpulkan merkuri di dalam
tubuhnya. FDA mentapkan batasan kandungan merkuri maksimum adalah 0,005
ppm untuk makanan, sedangkan WHO (World Health Organization) menetapkan
batasan maksimum yang lebih rendah, yaitu 0,0001 ppm untuk air. Keracunan
merkuri disebabkan oleh konsumsi ikan yang tercemar merkuri atau konsumsi
biji-bijian yang diberi perlakuan dengan merkuri. Walaupun mekanisme
keracunan merkuri di dalam tubuh belum diketahui dengan jelas, tetapi
beberapa hal mengenai daya racun merkuri dalam jumlah yang cukup dapat
diuraikan sebagai berikut :
Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup beracun terhadap tubuh.
Gejala keracunan Mercury :
Gangguan fungsi syaraf pusat ( motorik maupun sensorik ) : koordinasi gerakan
dan bicara, telinga berdenging,Tuli, kesemutan ditemui pada fase awal
keracunan.
Gangguan Liver : Merusak sel2 liver.
Gangguan ginjal : fungsi ginjal terganggu sehingga menyebabkan gagal ginjal.

Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik dalam


daya racunnya, distribusi, akumulasi atau pengumpulan dan waktu resistensinya
di dalam tubuh.
Transformasi biologi dapat terjadi di dalam lingkungan atau di dalam tubuh di
mana komponen merkuri diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.
Pengaruh merkuri di dalam tubuh diduga karena dapat menghambat
kemampuan kerja enzim dan menngakibatkan kerusakan sel yang disebabkan
kemampuan merkuri untuk terikat dengan grup yang mengandung sulfur di
dalam molekul yang terdapat di dalam enzim dan dinding sel. Keadaan ini
mengakibatkan penghambatan aktivitas enzimdan reaksi kimia dikatalisasi oleh
enzim tersebut.
Kerusakan tubuh yang disebabkan oleh merkuri biasanya bersifat permanen
dan sampai saat ini belum dapat disembuhkan.
Keracunan kronis oleh merkuri dapat terjadi akibat kontak kulit, makanan,
minuman, dan pernafasan. Toksisitas kronis berupa gangguan sistem pencernaan
dan sistem syaraf atau gingvitis. Akumulasi Hg dalam tubuh dapat menyebabkan
tremor, parkinson, gangguan lensa mata berwarna abu-abu, serta anemia
ringan, dilanjutkan dengan gangguan susunan syaraf yang sangat peka terhadap
Hg dengan gejala pertama adalah parestesia, ataksia, disartria, ketulian, dan
akhirnya kematian. Wanita hamil yang terpapar alkil merkuri bisa menyebabkan
kerusakan pada otak janin sehingga mengakibatkan kecacatan pada bayi yang
dilahirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak janin lebih rentan terhadap
metil merkuri dibandingkan dengan otak dewasa. Konsentrasi Hg 20 gL dalam
darah wanita hamil sudah dapat mengakibatkan kerusakan pada otak
janinMerkuri memiliki afinitas yang tinggi terhadap fosfat, sistin, dan histidil yang
merupakan rantai samping dari protein, purin, pirimidin, pteridin, dan porifirin.
Dalam konsentrasi rendah ion Hg+ sudah mampu menghambat kerja 50 enzim
yang menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Garam merkuri anorganik
bisa mengakibatkan presipitasi protein, merusak mukosa saluran pencernaan,
merusak membran ginjal maupun membran filter glomerulus.[ Toksisitas kronis
dari merkuri organik ini dapat menyebabkan kelainan berkelanjutan berupa
tremor, terasa pahit di mulut, gigi tidak kuat dan rontok, albuminuria, eksantema
pada kulit, dekomposisi eritrosit, serta menurunkan tekanan darah. Keracunan
metil merkuri pernah terjadi di Jepang, dikenal sebagai Minamata yang
mengakibatkan kematian pada 110 orang.
2.5. Cara Penanggulangannya/Pengendaliannya
Pencemaran air oleh Mercury tidak bisa diatasi hanya dengan cara penyaringan,
koagulasi kopulasi, pengendapan, atau pemberian tawas. Hal ini karena Mercury
di air berbentuk ion. Cara terbaik untuk menghilangkan Mercury dalam air ini
adalah dengan pertukaran ion. Yaitu mempergunakan suatu resin yang mampu
mengikat ion Mercury hingga menjadi jenuh, kemudian diregenerasi kembali
dengan penambahan suatu asam, sehingga Mercury bisa dinetralisir. Namun
karena biaya ionisasi ini sangat mahal, maka biaya termurah dan terbaik adalah
dengan mencegah Mercury tidak masuk perairan. Cara lain, yaitu penyulingan.
Tapi setali tiga uang, biaya yang akan dikeluarkan untuk penyulingan pun sangat

mahal.
Penelitian tentang pengobatan keracunan merkuri sangat terbatas. Akhir- akhir
ini dapat digunakan chelators N-acetyl-D,L-penicillamine (NAP), British AntiLewisite (BAL), 2,3-dimercapto-1-propanesulfonic acid (DMPS), and
dimercaptosuccinic acid (DMSA). Pada penelitian dengan sampel kecil dilakukan
pada pekerja tambang yang ter ekpos air raksa diberikan DMSA dan NAP. Obat
ini bekerja dengan cara memperkecil partikel air raksa,sehingga pengeluaran ke
ginjal bisa di tingkatkan.
Akan tetapi Pencegahan adalah lebih baik dari pengobatan. Artinya, ini kembali
pada soal koordinasi unsur-unsur masyarakat terkait. Khususnya untuk kasus
PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin), kebijakan publik, Gubernur, Bupati, dan
Departemen Pertambangan sangat menentukan dalam mengurangi pencemaran
sungai. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan pada
masyarakat penambang. Tentu saja bukan perkara yang mudah, sebab
penggunaan Mercury berkait dengan mata pencaharian serta juga pendapatan
daerah. Tidak selalu pengobatan dapat berhasil dan kecacadan yang terjadi
sudah permanen, oleh karena itu peran pemerintah untuk melakukan AMDAL
terhadap suatu perusahaan yang menggunakan air raksa harus dilakukan
dengan benar dan sanksi yang tegas apabila AMDALnya membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan.
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik
oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan
Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali
Bersih (PROKASIH).
Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya
yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan
secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber
lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai
dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara
non teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan
cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur
dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga
tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat
memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan
dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan
dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis
bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya
dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran.
Selain itu juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection Agency
(EPA) memuat beberpa rekomedasi untuk mencegah terjadinya pencemaran
merkuri di lingkungan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :
Pestisida alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi.

Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya dibatasi


untuk daerah-daerah tertentu.
Semua industri yang menggunkan merkuri harus membuang limbah industri
dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkurinya sampai batas normal.
Pelaksanaan rekomendasi tersebut tidak seluruhnya dapat memecahkan
masalah pencemaran merkuri di lingkungan. Pencemaran tetap terjadinya pada
lumpur di dasar sungai atau danau dan menghasilkan CH3Hg+ yang dilepaskan
ke badan air sekililingnya.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan
hidup yaitu UU No.23/1997. Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : pencemaran air adalah
masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (Pasal 1,angka 2).
Kadar merkuri yang tinggi pada perairan umumnya diakibatkan oleh buangan
industri (industrial wastes) dan akibat sampingan dari penggunaan senyawasenyawa merkuri di bidang pertanian. Penggunaan merkuri di dalam industri
sering mengakibatkan pencemaran lingkungan, baik melalui air limbah maupun
melalui sistem ventilasi udara.
Pencemaran air oleh merkuri memiliki dampak bagi lingkungan. Merkuri dapat
mengkontaminasi mahkluk yang hidup diperairan seperti ikan. Manusia
mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi akan menyebabkan keracunan pada
tubuh manusia.
Sedangkan pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah
diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi
pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius
yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah
melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Selain itu, pencegahan adalah jalan
yang terbaik dari pada pengobatan sehingga pemerintah bersama-sama
masyarakat penambang mengadakan penyuluhan tentang bahaya merkuri
sebelum pencemaran terjadi.
3.2. Saran
Pencegahan adalah lebih baik dari pengobatan. Artinya, ini kembali pada soal
koordinasi unsur-unsur masyarakat terkait. Khususnya untuk kasus PETI
(Penambangan Emas Tanpa Izin), kebijakan publik, Gubernur, Bupati, dan

Departemen Pertambangan sangat menentukan dalam mengurangi pencemaran


sungai. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan pada
masyarakat penambang. Tentu saja bukan perkara yang mudah, sebab
penggunaan Mercury berkait dengan mata pencaharian serta juga pendapatan
daerah. Tidak selalu pengobatan dapat berhasil dan kecacadan yang terjadi
sudah permanen, oleh karena itu peran pemerintah untuk melakukan AMDAL
terhadap suatu perusahaan yang menggunakan air raksa harus dilakukan
dengan benar dan sanksi yang tegas apabila AMDALnya membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai