Anda di halaman 1dari 5

Study Kasus Luar Negeri : Kasus Pembobolan Situs Web Oleh Kelompok Anonymous

Dunia cyber kembali dikejutkan oleh kelompok yang mengatas namakan


Anonymous. Anonymous Hacker, kelompok hacker yang sempat melejit namanya
karena berhasil membobol dan mengacak - acak website pemerintahan pada tahun
2011. Salah satu latar belakang munculnya Anonymous Hacker, itu karena
mereka menjunjung tinggi hak asasi manusia. Mereka mencuat ke permukaan
ketika mempublish rekaman percakapan (kata mereka) FBI yang telah mereka
sadap. Mereka juga muncul akibat ditutupnya situs Megupload. Megaupload adalah
situs yang menyediakan filesharing secara gratis, namun ditutup oleh FBI karena
dianggap melanggar UU Hak Cipta.
Motto dari Anonymous adalah :
We are Anonymous.
We are Legion.
We do not forgive.
We do not forget.
Secara bahasa legion berarti sekelompok petarung, sekumpulan orang yang akan
kuat jika bersama daripada sendiri. Anonymous di anggap sebagai budaya yang
lengkap dengan nilai, adab, seni dan dialek bahasa mereka sendiri. Apa yang
mereka perjuangkan? Yang mereka perjuangkan adalah kebebasan bagi setiap
orang untuk mengakses informasi, berbicara, dan hak-hak dasar manusia pada
umumnya. Yang mana pada negara-negara yang menjadi target operasi mereka,
tidak memberikan hak ini kepada rakyatnya. Grup Hacker Anonymous ini
merupakan grup yang sangat aktif melakukan hacking terhadap berbagai situs di
dunia, termasuk situs FBI dan militer Amerika Serikat. Anonymous merupakan grup
Hacker bermuatan politik.
Prestasi yang telah ditorehkan oleh grup anonymous ini adalah :

Penemuan Gelap
Pada Oktober 2011, Anonymous kembali menarik perhatian karena berhasil
melumpuhkan 40 situs pornografi anak ilegal. Anggota kelompok ini
menemukan cache situs itu pada 14 Oktober lalu saat menyusuri situs
rahasia Hidden Wiki. Saat bersamaan, Anonymous menemukan ratusan situs
bawah tanah yang tak tampak di mesin pencari. Para peretas ini khususnya
menarget situs berbagi file pedofil Lolita City dan membocorkan 1.589 nama
aktif anggotanya ke publik pada 18 Oktober lalu. Dalam kampanyeOperation
Darknet, kelompok ini juga menguak sisi gelap internet yang disebut
darknet yang tak bisa diakses pengguna biasa.
BART

A.

Pada 11 Agustus 2011, layanan ponsel pada platform kereta San Fransisco
Bay Area Rapid Transit System (BART) lumpuh. Hal ini dilakukan sebagai
protes pada kepolisian BART yang menembak penumpang tak bersalah
dengan luka fatal. Anonymous kemudian meresponnya dengan serangkaian
serangan membobol database konsumen BART yang kemudian mengunggah
nama, email, kode pos dan password akun ribuan pengguna MyBART.org. Tak
hanya itu, kelompok ini juga membobol kepolisian BART dan mengunggah
lusinan nama dan alamat petugas BART.
Cybergate
Pada Februari 2011, CEO firma keamanan cyber HBGary Federal Aaron Barr
mengaku berhasil menyerang Anonymous dan mengungkap informasi
anggotanya. Saat itu, kelompok ini menyerang balik dan menang. Awalnya,
para peretas ini membobol situs HBGary Federal dan mencuri 70 ribu pesan
dari sistem emailnya serta membuat email itu bisa dicari di web. Email itu
sendiri berisi informasi penting mengenai perusahaan itu, termasuk rencana
perusahaan menghancurkan WikiLeaks serta membuat kampanye umum
dengan informasi salah. Serangan ini sendiri berakhir pada penyelidikan
pemerintah di banyak perusahaan yang terkait skandal ini dan memaksa
Aaron Barr mengundurkan diri
Revolusi Arab (Arab Spring)
Anonymous memiliki peran dalam revolusi Arab sejak awal tahun 2011.
Kelompok ini melakukan serangkaian serangan denial of service pada situs
pemerintah Mesir, Tunisia dan Iran. Serangan-serangan ini menggunakan
software sederhana guna membebani situs dengan trafik berlebih yang
akhirnya menghancurkannya. Para peretas juga merilis alamat email dan
password pejabat pemerintah Timur Tengah yang melawan Arab Spring ini,
termasuk Bahrain, Mesir, Yordania dan Maroko.
Pada awal Agustus 2011,
Anonymous membobol situs Kementerian Pertahanan Suriah dan memasang
gambar bendera pra-Baathist yang merupakan simbol gerakan prodemokrasi yang terjadi di negara itu serta mengirim pesan mendukung
pemberontakan Suriah.
Jenis Cyber Crime yang dilakukan

Dilihat dari apa yang telah mereka lakukan terhadap berbagai macam website,
Anonymous adalah cracker. Cracker merupakan salah satu kategori dari tindakan
cyber crime. Mereka tergolong kepada Cracker jenis Black Hat. Black Hat
mengacu kepada orang yang melakukan exploitasi kelemahan sistem dengan
tujuan mendapatkan informasi atau data secara ilegal, atau bahkan merusak seperti
melakukan deface sistem, merubah password, modifikasi database, dan berbagai
serangan lainnya seperti DOS(Denial Of Service) yang membuat sistem tidak
berfungsi. Walau begitu disisi lain mereka menguntungkan suatu kaum namun disisi
lain mereka juga merugikan kaum yang lain.

B.

Cyber Law

Di tingkat Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui komisi khususnya, The


United Nations Commissions on International Trade Law (UNCITRAL), telah
mengeluarkan 2 guidelines yang terkait dengan transaksi elektronik, yaitu
UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce with Guide to Enactment 1996 dan
UNCITRAL Model Law on Electronic Signature with Guide to Enactment 2001.
Sedangkan di Uni Eropa, dalam upaya mengantisipasi masalah-masalah pidana di
cyberspace, Uni Eropa mengadakan Convention on Cybercrime yang didalamnya
membahas jenis-jenis kejahatan apa saja yang dikategorikan sebagai cyber crime.
Di bdiang perdagangan elektronik, Uni Eropa mengeluarkan The General EU
Electronic Commerce Directive, Electronic Signature Directive, dan Brussels
Convention on Online Transactions. Aturan-aturan serupa juga dikeluarkan lembagalembaga internasional seperti WTO, ASEAN, APEC dan OECD .
Anonymous termasuk daftar orang-orang yang berbahaya bagi FBI, mereka diincar
dan bukan hal yang mudah melacak mereka namun FBI pun juga telah berhasil
menangkap beberapa. Penangkapan ini menyusul investigasi yang berlangsung
sejak Februari 2012 yang melibatkan 250 jenis peralatan TI dan ponsel dalam
pencarian di 40 tempat dari 15 kota. Kepolisian Internasional Interpol (international
criminal police) berhasil menangkap 25 orang yang diduga anggota kelompok
tersebut. Penangkapan dilakukan dalam operasi di seluruh Eropa dan Amerika
Utara. Interpol mengatakan, penangkapan dilakukan di Argentina, Chili, Kolombia,
dan Spanyol oleh aparat penegak hukum nasional di bawah dukungan Grup Interpol
Amerika Latin yang sudah ahli dalam kejahatan teknologi informasi. Di ibukota Chili,
pihak berwenang telah menangkap 5 orang, dua diantaranya berusia dibawah 17
tahun. Para tersangka didakwa dengan tuduhan mengubah website, mengambil
data user, dan mempublikasikannya ke publik. Tuduhan ini akan membuat mereka
terancam hukuman penjara mulai 541 hari hingga lima tahun, denda dari $1000 $10.000, serta larangan menggunakan internet, baik dari komputer ataupun dari
smartphone.
C.

Pendapat kami

Pendapat kami setelah meninjau apa yang telah di lakukan oleh para kelompok
Anonymous tersebut, memang salah dan telah melanggar aturan hukum tentang
ITE. Niat mereka memang baik, yaitu meminta hak akses keseluruh website, dan
memberikan kebebasan dalam berekspresi di dalam dunia maya. Mungkin cara
mereka yang salah yaitu dengan mempublikasikan semua account user yang
terlibat di dalamnya. Akan lebih baik apabila mereka melakukannya hanya di
website tersebut dengan memberi tahu bahwa website tersebut masih mudah
untuk di hack. Pada kasus penemuan gelap, seharusnya Anonymous bisa
melaporkan tindakan para pengguna website pedofil Lolita City ke pihak yang
berwajib, tanpa harus membocorkan 1.589 nama aktif anggotanya ke publik.

Pada kasus BART yg mereka lakukan, niat mereka memang baik, yaitu meminta
pertanggungjawaban kepada pihak kepolisian BART dalam kasus penembakan
tersebut. Seharusnya mereka hanya perlu memberikan peringatan dan meminta
kepada pihak kepolisian BART menjelaskan dan meminta maaf serta mengakui
tentang kasus penembakan yang dilakukan oleh oknum polisi BART terhadap
penumpang yang tidak bersalah, tanpa harus mempublikasikan akun ribuan
pengguna MyBART.org dan juga mengunggah lusinan nama dan alamat petugas
BART.
Seharusnya para Anonymous bisa lebih bijak dalam penggunaan kemampuan
mereka dalam hal dunia peretasan (hack). Tidak asal sembarangan
mempublikasikan apa yang mereka temukan di website yang mereka hack, karena
ini akan berakibat buruk bagi mereka sendiri yang akhirnya harus berurusan
dengan hukum.
D.

Kesimpulan

Pada dasarnya, teknologi internet merupakan sesuatu yang bersifat netral, dalam
artian bahwa teknologi tersebut tidak bersifat baik ataupun jahat. Akan tetapi
dengan keluasan fungsi dan kecanggihan teknologi informasi yang terkandung di
dalamnya ditambah semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan mendorong
para pelaku kejahatan untuk menggunakan internet sebagai sarananya. Cybercrime
pada saatnya akan menjadi bentuk kejahatan serius yang dapat membahayakan
keamanan individu, masyarakat dan negara serta tatanan kehidupan global.
Kegiatan-kegiatan kenegaraan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
masyarakat dan negara tidak selalu bisa dijamin aman dari ancaman penjahat
dalam dunia maya. Karena pelaku-pelaku cybercrime secara umum adalah orangorang yang memiliki keunggulan kemampuan keilmuan dan teknologi. Pada sisi lain,
kemampuan aparat untuk menanganinya sungguh jauh kualitasnya di bawah para
pelaku kejahatan tersebut. Masih banyak kekurangan dalam menindaki masalah
cyber crime ini, seperti hukum yang mash belum begitu maksimal dalam
memberikan hukuman kepada orang yang melakukannya, membutuhkan waktu
yang lama untuk menemukan pelaku dari cyber crime.
Anonymous itu memang tak lebih dari manusia biasa, yang di mana mereka
mempunyai kelebihan yaitu mengerti dunia perentasan. Mereka memang tak lebih
dari orang yang sekedar nongkrong di depan komputer, ataupun online di suatu
forum dan tidak ingin adanya batasan dalam berekspresi di dunia maya.
E.

Saran

Mengingat bahwa cybercrime tidak mengenal batas-batas negara maka dalam


upaya penanggulangannya memerlukan suatu koordinasi dan kerjasama
antarnegara. Cybercrime memperlihatkan salah satu kondisi yang kompleks dan
penting untuk diadakannya suatu kerjasama internasional. Meski demikian
efektivitas dan efisiensi pelaksanaannya masih perlu dicari format yang tepat,

karena seperti kasus-kasus sebelumnya banyak konvensi internasional yang


terbentur dalam pelaksanaannya. Salah satu unsur yang akan menjadi tantangan
dalam menerapkan suatu konvensi adalah perbedaan persepsi terhadap masalah
yang bermuara dari perbedaan kepentingan dan pengalaman. Apalagi di dalam
cybercrime ketiadaan batas dalam menanggulanginya merupakan hal baru dalam
sejarah penegakan hukum. Para pengembang program pu harus dapat lebih
mengembangkan programnya dengan sistem pertahanan yang lebih modern dan
memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cyber crime & cyber law. Dan
selalu gunakan pengetahuan dan keahlian di dunia cyber dengan baik dan
bijaksana. Karena kalau tidak hati hati maka akan berhadapan dengan hukum
yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai