Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Meteorologi dan Klimatologi
yang dibina oleh Bapak Dwiyono Hari Utomo
oleh
Defi Dwi Puspitasari
140721604196
A. Tujuan
Tujuan dari laporan analisis iklim ini sebagai berikurt:
1. Agar mahasiswa mengetahui cara klasifikasi iklim menurut dan
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana dasar penggolongan dari tipe
iklim menurut Mohr, Schmidt dan Ferguson, Koppen, Oldeman, dan
Thornthwaite
B. Alat dan Bahan
1. Data curah hujan Kabupaten Serang, Banten dalam kurun waktu 10
tahun
2. Data suhu Kabupaten Serang, Banten dalam kurun waktu 10 tahun
3. Ms. Excel
4. Buku Meteorologi dan Klimatologi dalam studi Geografi
C. Dasar Teori
1. Menurut Mohr
Mohr tahun 1933 mengajukan klasifikasi iklim di
Indonesia yang didasarkan curah hujan. Klasifikasi iklim ini
didasarkan oleh jumlah Bulan Kering (BK) dan jumlah Bulan
Basah (BB) yang dihitung sebagai harga rata-rata dalam
waktu yang lama.
Klasifikasi Iklim Mohr berdasarkan hubungan antara
penguapan
dan
besarnya
curah
hujan. Dasar
mm
dalam
bulan.
Jumlah
curah
hujan
melampaui penguapan
b. Bulan kering adalah bulan yang curah hujannya < 60
mm dalam 1 bulan. Penguapan banyak berasal dari
dalam tanah daripada curah hujan
c. Di antara bulan basah dan bulan kering disebut bulan
lembab. Bulan lembab tak masuk dalam hitungan.
Curah hujan dan penguapan relatif seimbang
Curah hujan rata-rata yang digunakan diperoleh dari
pengamatan curah hujan selama minimal 10 tahun. Asumsi
untuk penguapan/ evaporasi (E) adalah 2 mm per hari.
peta
iklim
menurut
klasifikasi
Indonesia
Schmidt-
iklim
menurut
Schmidt-Ferguson
ini
klasifikasian
iklim
Schmidt-Ferguson
dilakukan
(Irianto, 2000).
Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan
dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr menentukan berdasarkan
nilai
rata-rata
curah
hujan
bulanan
selama
periode
< 14,3
14,3 33,3
tropika
Daerah basah, hutan hujan tropika
33,3 60,0
60,0 100,0
100,0 167,0
167,0 300,0
300,0 700,0
Daerah
sangat
kering,
padang
> 700,0
ilalang
Daerah
ekstrim
kering,
padang
ilalang
Sumber : data primer setelah diolah, 2014
3. Menurut Koppen
Klasifikasi ini merupakan klasifikasi utama yang
berdasarkan pada hubungan antara iklim dn pertumbuhan
vegetasi sistem klasifikasi ini paling dikenal dan digunakan
secara internasional sejak publikasi pertamanya pada
tahun 1901 sampai perbaikan-perbaikannya yang tertulis
dalam buku Gruudis der Klimakunde tahun 1931.
Dasar klasifikasi ini adalah suhu dan hujan rata-rata
bulanan maupun tahunan yang dihubungkan dengan
keadaan vegetasi alami berdasarkan peta vegetasi De
Candolle (1874).
disusun
berdasarkan
dalam
menentukan
tipe
iklim
dua
huruf
telah
dianggap
cukup
untuk
dasarnya
Oldeman
bersama-sama
dengan
keperluan
praktis
klasifikasi
ini
cukup
berguna
ataupun
Schmidt-Ferguson
Bulan
basah
yang
kurang
dilakukan
oleh
dari
100
Oldeman
mm.
Klasifikasi
didasarkan
iklim
kepada
yang
jumlah
sedangkan
untuk
tanaman
palawija
adalah
70
sehingga
menurut
Oldeman
suatu
bulan
bulan
basah
berturut-turut
yang
terjadi
dalam
yang
kemudian
dilakukan
perhitungan
untuk
.
1.
2.
3.
4.
>9
79
56
3-4
A
B
C
D
5.
E
<3
Sumber : data primer setelah diolah, 2014
Tabel 3. Subtipe klasifikasi oldeman
D.
NO
SUB TIPE
.
1.
1
<= 1
2.
2
2-3
3.
3
46
4.
4
>6
Sumber : data primer setelah diolah, 2014
5. Menurut Thornthwaite
C.W.Thornthwaite
(1993)
membuat
klasifikasi
iklim
memperhatikan
kelembapan,
yaitu
suhu
evapotranspirasi
(T/E)
Dimana
p
( T 10
)
10/9
D. Langkah kerja
1. Ambil data curah hujan dan suhu bulanan dari jangka waktu lama (10
tahun).
2. Jumlahkan curah hujan dan suhu pada bulan yang sama selama 10
tahun.
3. Cari curah hujan dan suhu rata-rata bulanan.
4. Klasifikasikan data curah hujan dan suhu menurut beberapa ahli, yaitu:
a. Menurut Mohr
1. Dari hasil jumlah dan rata-rata curah hujan tersebut, tentukan
yang tergolong BB, BL dan BK, dengan ketentuan sebagai
berikut:
BB > 100 mm, BL 60-100 mm, BK <60 mm.
2. Setelah digolongkan ke dalam BB, BL, dan BK akan diketahui
jenis iklim di Kabupaten Serang, Banten dalam klasifikasi
menurut Mohr.
b. Menurut Schmidt dan Ferguson
1. Dari hasil jumlah dan rata-rata curah hujan tersebut, tentukan
yang tergolong BB, BL dan BK per tahun dengan ketentuan
sebagai berikut:
BB > 100 mm, BL 60-100 mm, BK <60 mm.
2. Setelah digolongkan ke dalam BB, BL, dan BK masukkan ke
dalam rumus:
Q=
6.
inchi
( Jumlah ratarata
)
25
PE=115
inch
( ratarataCH
Suhu F10 )
10/9
( Suhu 4F32 )
7. Tentukan indeks TE dengan cara menjumlahkan hasil dari rasio
TE untuk menentukan huruf besar aksen
8. Tentukan Indeks Panas dengan rumus
Suhu C
i=
1,514
5
F
( 10 x Suhu
)
i
= 1329 x 0,0394
= 52,3626
= 1,845496
0,87074 < 1,845496
sehingga kabupaten Serang termasuk ke dalam iklim Aw yaitu Iklim tropis,
basah dan kering, dengan irama curah hujan musiman yang jelas, sekurangkurangnya satu bulan <60 mm (2,4 inchi).
Berdasarkan hasil perhitungan klasifikasi iklim menurut Oldeman,
kabupaten Serang termasuk ke dalam golongan E4, karena terdapat 1 BB,
yaitu pada bulan Desember, dan BK > 6. Hal ini sesuai dengan pendapat
Lakitan ( 2002 ) yang menyatakan bahwa dalam tabel penggologan iklim
menurut Oldeman, menurut interpretasi agroklimat oldeman daerah ini
umumnya terlalu kering, mungkin hanya dapat satu kali panen palawija,
itupun tergantung adanya hujan. Sistem pertanian yang cocok yaitu dengan
membajak sawah sebanyak satu kali dalam tanaman menengah. Pola tanaman
yang baik untuk di budidayakan yaitu dengan pola tanam tanaman menengah.
Pada klasifikasi iklim menurut Thornthwaite termasuk ke dalam
iklim BAs, yaitu dengan perhitungan sebagai berikut:
1. Menentukan huruf besar melalui indeks PE yang diperoleh dari
perhitungan Rasio PE, pada kabupaten Serang memiliki indeks PE
63,968 (64) maka dapat diperoleh jenis iklim B (Lembap) Hutan
2. Menentukan huruf besar melalui indeks TE yang diperoleh dari
perhitungan Rasio TE, pada kabupaten Serang memiliki indeks TE
146,7, indeks TE 146,7 > 128 maka dapat diperoleh jenis iklim A
(Tropis)
3. Menentukan huruf kecil melalui hasil dari P PE, dari hasil ini
akan diperoleh data yang Surplus maupun Defisist. Jika P PE
bernilai positif maka hasilnya Surplus dan jika P PE bernilai
negatif maka hasilnya Defisit. Pada kabupaten Serang ini hasil P
PE bernilai surplus pada bulan Oktober Februari dan deficit pada
bulan Maret September, maka dapat diperoleh huruf s, yaitu
deficit curah hujan pada musim panas.
Sehingga dalam klasifikasi iklim menurut Thornthwaite ini kabupaten Serang
termasuk ke dalam jenis iklim BAs, yaitu daerah tropis lembab dan desifit
curah hujan pada musim panas.
2011.
Kabupaten
Serang.
(Online),