dengan
ketentuan-ketentuan
syariah
sedangkan
pada
Bank
sebagai bank dengan sistem bagi hasil; tidak terdapat rincian landasan
hukumnya serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan, hal ini sangat tercermin
dari UU no.7 tahun 1992.
Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan
disetujuinya undang-undang no.10 tahun 1998. Dalam undang-undang
tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat
dioperisakan dan diimplememtasikan oleh bank syariah. Undang-undang
tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvansionel untuk
membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi
bank syariah.
Bank syariah pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia,
yang berdiri pada tanggal 1 November 1991 dan mulai beroperasi tanggal 1
Mei 1992. Dalam perkembangannya hingga Maret 2013 BMI sudah memiliki
79 kantor cabang, 158 kantor cabang pembantu, 121 kantor kas yang tersebar
di seluruh Indonesia.
2.
3.
j.
k.
wakalah
Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lain dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek berdasrkan
l.
prinsip ujr
Bertindak sebagai pendiri dana pensuin dan pengurus dana pensiun
berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan dalam
PEMBAHASAN
A. FUNGSI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DAN PERBANKAN
SYARIAH.
Bank Perkreditan Rakyat memiliki beberapa fungsi di antaranya :
a. Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah salah
satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil
dan menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat
masyarakat yang membutuhkan.
b. BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya
dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
(Gunadarma)
Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para
pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari
masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan
prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses
kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti
akan kebutuhan Nasabah.
Bank Syariah memiliki beberapa fungsi di antaranya :
a. Fungsi bank syariah sebagai Manajemen investasi. Bank-bank syariah
dapat melaksanakan fungsi ini berdasarkan kontrak mudharabah atau
7
syariah
c. Fungsi bank syariah sebagai Jasa keuangan. Bank syariah dapat juga
menawarkan berbagai jasa keuangan lainnya berdasakan wupah (fee
based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan. Contohnya,
garansi, transfer kawat, L/C, dan sebagainya.
d. Fungsi bank syariah sebagai Jasa sosial. Konsep perbankan islam/syariah
mengharuskan bank islam melaksanakan jasa sosial, bisa melalui dana
qardh (pinjaman kebaikan), zakat, atau dana sosial yang sesuai dengan
ajaran Islam. Konsep perbankan syariah juga mengharuskan bank syariah
memainkan peran dalam pengembangan sumber daya insani dan
8
Tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang No.7 Tahun 1992 hadir
untuk memberikan kesempatan meningkatkan peranan bank syariah untuk
menampung aspirasi dan kebutuhan masyarakat
Dalam pasal 6 UU No.10 Tahun 1998 ini mempertegas bahwa:
Pertama, Bank Umum adalah bank yang menyelesaikan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatan usahanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kedua, Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dalam UU No.10 Tahun 1998 ini pun memberi kesempatan bagi
masyarakat untuk mendirikan bank yang menyelenggarakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip Syariah, termasuk pemberian kesempatan kepada BUK
untuk membuka kantor cabangnya yang khusus menyelenggarakan kegiatan
berdasarkan Prinsip Syariah.
Selain itu, pemerintah juga menjabarkan apakah yang dimaksud
dengan Prinsip Syariah dalam pasal ini, yaitu terdapat dalam pasal 1 ayat 13
UU No.10 Tahun 1998: Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah),
pembiayaan
berdasarkan
prinsip
penyertaan
modal
10
Kredit Perdagangan
2. Perbankan Syariah
Al-Wadi'ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip
dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah. Bank
tidak berkewajiban, namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus kepada
nasabah. Bank Muamalat Indonesia-Shahibul Maal.
Deposito Mudharabah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun
waktu yang tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah yang
dilakukan bank akan dibagikan antara bank dan nasabah dengan nisbah bagi
hasil tertentu.
Al-Musyarakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model
partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam
rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio
ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak. Perbedaan mendasar dengan
mudharabah ialah dalam konsep ini ada campur tangan pengelolaan
manajemennya sedangkan mudharabah tidak ada campur tangan
Al-Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan
pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu
yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali
kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan
penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan
penyalahgunaan.
Al-Muzara'ah, adalah bank memberikan pembiayaan bagi nasabah
yang bergerak dalam bidang pertanian/perkebunan atas dasar bagi hasil dari
hasil panen.
Al-Musaqah, adalah bentuk lebih yang sederhana dari muzara'ah, di
mana nasabah hanya bertanggung-jawab atas penyiramaan dan pemeliharaan,
dan sebagai imbalannya nasabah berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.
Bai' Al-Murabahah, adalah penyaluran dana dalam bentuk jual beli.
Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian
menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai
12
garmen,
yaitu
antara
penjual,
bank,
dan
rekanan
yang
direkomendasikan penjual.
Bai' Al-Istishna', merupakan bentuk As-Salam khusus di mana harga
barang bisa dibayar saat kontrak, dibayar secara angsuran, atau dibayar di
kemudian hari. Bank mengikat masing-masing kepada pembeli dan penjual
secara terpisah, tidak seperti As-Salam di mana semua pihak diikat secara
bersama sejak semula. Dengan demikian, bank sebagai pihak yang
mengadakan barang bertanggung-jawab kepada nasabah atas kesalahan
pelaksanaan pekerjaan dan jaminan yang timbul dari transaksi tersebut.
Sewa[sunting | sunting sumber]
Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri.
Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik sama dengan ijarah adalah akad
pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui pembayaran upah sewa,
namun dimasa akhir sewa terjadi pemindahan kepemilikan atas barang sewa.
13
Daftar Pustaka
http://nofrianus.wordpress.com/2011/02/28/sejarah-singkat-bank-perkreditanrakyat-bpr/
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/05/24/fakta-menarik-seputarperkembangan-bpr-konvensional-di-indonesia-562899.html
http://kliping.mediabpr.com/p/apa-itu-bank-perkreditan-rakyat-bpr.html
http://belajarperbankangratis.blogspot.com/2012/07/peeran-bpr-dalam-sistimkeuangan-di.html
http://bprkita.blogspot.com/2010/11/asas-fungsi-tujuan-bpr.html
http://udin.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11201/Kegiatan+Bank.doc
http://46372ishere.blogspot.com/2011/02/bank-perkreditan-rakyat.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah
http://www.banksyariah.net/2012/12/fungsi-bank-syariah.html
http://ekonomiplanner.blogspot.com/2014/06/dasar-hukum-perbankansyariah-di.html
14
http://wahyu-juniyanto.blogspot.com/2013/11/makalah-tentang-banksyariah.html
15