Mungkin kita pernah bertanya dalam diri kita sendiri, apakah sesungguhnya Tuhan
itu ada? Kalau ada dimanakah Ia berada? Pertanyaan-pertanyaan itu pastilah
sangat sulit kita jawab karena diluar nalar kita. Nah, artikel yang saya baca dalam
buku karya Sulaiman Budiman ini memberikan saya jawaban atas pertanyaan yang
teramat rumit seperti itu. Artikel itu memang singkat tetapi menurut saya sarat
akan makna.
Dalam artikel itu diceritakan bahwa suatu ketika ada seorang bapak yang
mendatangi pangkas rambut untuk merapikan rambutnya. Bapak tadipun langsung
dilayani oleh seorang tukang cukur. Selama kira-kira 10 menit memotong rambut si
bapak, tukang cukur tadi lalu bertanya suatu pertanyaan yang sebenarnya
hanyalah basa-basi untuk membunuh kejenuhan. Beginilah percakapan mereka
berdua.
" Pak, bapak percaya tidak kalau Tuhan itu ada? "
" Tentu saja saya percaya dengan segenap jiwa dan hati saya. Kalau Tuhan tidak
ada, kita tidak mungkin ada di dunia ini," ujar si Bapak dengan mantap.
" Lha, kenapa bisa begitu? Apakah anda tidak beragama? "
page 1 / 3
" Coba Bapak lihat keluar. Diluar sana banyak sekali pengemis dan gelandangan.
Kalau Tuhan itu ada, mengapa sampai sekarang mereka masih menjadi seperti itu.
Bukankah Tuhan itu Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang? Bagaimana mungkin
Tuhan membiarkan mereka dalam keadaan seperti itu? "
Pernyataan tukang cukur tadi membuat si Bapak terdiam. Sekilas pernyataan itu
benar dan tidak terbantahkan. Bapak tadi lalu berpikir keras untuk menemukan
jawabannya. Singkat cerita, setelah rambut Bapak tadi selesai dipotong ia lalu
keluar dari tempat pangkas rambut tersebut. Baru beberapa langkah dia melihat
ada seorang gelandangan yang rambutnya sudah panjang dan tidak teratur serta
brewokan. Bapak tadi langsung masuk kembali ke pangkas rambut tersebut dan
langsung menemui tukang cukur yang memotong rambutnya. Bapak tadi lalu
bertanya
" Pak, di dunia ini tidak ada tukang cukur ya? "
" Ah, bapak ini bercanda ya? Bukannya saya baru saja memotong rambut bapak,
bahkan bekas rambut bapak yang ada di lantai belum saya bersihkan. Kenapa
bapak bisa berkata demikian? "
" Lihat saja keluar. Diluar itu ada gelandangan bukan? Perhatikan rambut dan
jenggotnya, sama sekali tidak terurus. Kalau tukang cukur itu ada, mengapa
rambutnya berantakan seperti itu? "
" Itu karena dia tidak meminta tolong kepada saya, pak. Jadi saya tidak tahu dia
butuh saya atau tidak. "
" Begitu juga dengan Tuhan, bukan? Para pengemis tadi tetap begitu-begitu saja
karena mereka tidak meminta pertolongan dengan sungguh-sungguh kepada
Tuhannya. Bagaimana Tuhan tahu kalau mereka butuh bantuan kalau mereka
page 2 / 3
sendiri tidak meminta pertolongan kepada Tuhan mereka. Mereka malah sibuk
untuk meminta bantuan orang lain yang notabene juga ciptaan Tuhan.
Sesungguhnya Tuhan itu akan memberikan kita jalan keluar dari kesusahan, karena
Ia Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang"
Tuhan sudah pasti tidak dapat disamakan dengan makhluk apapun di dunia ini.
Namun, dari cerita di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa Tuhan itu
memang ada. Kita tidak perlu susah-susah memikirkan dimana Dia berada. Karena
Dia sesungguhnya berada dalam hati setiap manusia, kita hanya perlu
memejamkan mata dan berdoa kepada-Nya, karena dengan begitu kita akan
merasakan kehadiran-Nya dalam setiap langkah kita.
Sekian.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih kepada Pak Sulaiman Budiman atas bukunya yang sangat
menginspirasi.
page 3 / 3