Anda di halaman 1dari 8

Makalah BBM

Etika dan Hukum Keperawatan


JUAL OBAT KERAS PERWAT DITANGKAP POLISI

KELOMPOK II
Risna Irviani

I1B109007

Borneo Yuda Pratama

I1B109009

Dwi Septiawan M.U

I1B109010

Paul Joae Brett Nito

I1B109021

Muhammad syarwani

I1B109022

Hasby Pri Choiruna

I1B109023

Noorhidayah

I1B109202

Noor Kamelia

I1B109203

Yoga Triono

I1B109208

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012

HALAMAN PENGESAHAN

Nama

Risna Irviani

I1B109007

Borneo Yuda Pratama

I1B109009

Dwi Septiawan M.U

I1B109010

Paul Joae Brett Nito

I1B109021

Muhammad syarwani

I1B109022

Hasby Pri Choiruna

I1B109023

Noorhidayah

I1B109202

Noor Kamelia

I1B109203

Yoga Triono

I1B109208

Judul laporan

Jual Obat Keras Perawat Ditangkap Polisi

Tanggal

22 Mei 2010

Mengetahui,
Tutor

Eka Santi, S.Kep, Ns

DAFTAR ISI
Halaman pengesahani
Daftar isi..ii
BAB I
Pendahuluan.1
A. Skenario(LBM)1
B. Analisa kasus3
1. Klarifikasi/identifikasi istilah..
2. Membuat daftar masalah..
3. Mengalisis masalah.
4. Pohon masalah..
5. Menetapkan sasaran belajar.
BAB II
Pembahasan..
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran .

BAB I

PENDAHULUAN
A. SKENARIO/ LATAR BELAKANG MASALAH(LBM)
Jual Obat Keras Perawat Ditangkap Polisi
Kompas.com

EHS (28) hanyalah perawat di puskesmas Paron di kabupaten Ngawi. Ia juga


tidak punya surat izin perawat (SIP) dan surat izin praktik perawat. Akan tetap, EHS
sering kali mengobati pasien. Bukan hanya itu, ia malah diduga kuat menjual obatobat yang termasuk keras.
Atas perbuatannya itu, EHS ditangkap dan saat ini ditahan di Kepolisian
Resor Ngawi. Kepada wartawan, selasa (20/1), EHS mengatakan telah mengobati
pasien dan menjual obat-obat itu kepada pasien dalam lima tahun terakhir. Dia
membuka praktiknya di rumahnya di Desa Jeblogan, Kecamatan Paron, Ngawi.
Dia mengaku, hal itu dilakukannya karena telah mendapatkan izin lisan dari
Dinas Kesehatan kabupaten Ngawi. Selain itu, perawat-perawat lainnya yang tidak
memiliki SIP ataupun SIPP pun melakukan hal itu.
Hanya karena saya yang apes, saya ditanggap polisi, ujarnya yang
mengatahui kalau apa yang dilakukannya sebetulnya melanggar aturan.
EHS juga mengaku, dia terpaksa berperan seperti dokter di desanya karena jumlah
dokter di wilayahnya sangat terbatas. Jadi, sebetulnya niat saya baik, mengobati
mereka yang sakit, tambahnya.
Namun, alasan EHS ini tidak bisa diterima oleh polisi. Menurut Kepala
Satuan Reserse dan Kriminal Polres Ngawi Ajun komisaris Sujarwanto, mengobati
orang sakit harus ada izinnya terlebih dahulu. Izin sebagai dasar kalau seseorang
memiliki keahlian mengobati orang.
sekarang kalau ternyata ada salah satu pasiennya yang salah diberi obat lalu
meninggal, itu kan bisa menjadi masalah besar. Makanya kami menahan EHS
sebelum itu terjadi, ujarnya.

Di rumah EHS, polisi menyita ratusan obat keras berlogo K merah,


diantaranya Duradryl, Gludepatic 500, Diltiazem, dan Microtina. Obat-obat ini
dibelinya dari apotek yang pemiliknya sudah kenal kalau EHS adalah perawat di
puskesmas.
EHS dinilai polisi telah melanggar pasal 81 dan pasal 82 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Dengan begitu, EHS diancam tujuh tahun
penjara.
Sujarwanto menambahkan , selama tahun 2008 sampai awal tahun 2009 ini,
Polres Ngawi telah menahan Sembilan orang yang melakukan kesalahan seperti yang
dilakukan EHS.
(Sumber : kompas.com)

B.

Analisa kasus
1. Klarifikasi/identifikasi istilah
a.SIPP

b. Obat keras
c.Izin lisan
d. Seperti dokter
e.Berlogo K merah
f. Apotek
g. Ditahan
h. Puskesmas
i. Duradryl, Gludepatic 500, Diltiazem, Microtina
j. Keahlian
Jawab:
a. SIPP merupakan singkatan dari Surat Izin Praktik Perawat.
b. Obat keras adalah obat yang diberikan harus dengan resep dokter serta
tanda tangannya yang telah disepakati menurut UU Farmasi.
c. Izin lisan adalah izin yang diberikan secara lisan/ucapan langsung.
d. Seperti dokter mempunyai arti bahwa orang yang bukan dokter tetapi
berperan seperti dokter.
e. Logo K merah menunjukkan obat keras.
f. Apotek adalah tempat penjual obat dimana apotek mempunyai izin yang
resmi dari pemerintah untuk menjual obat-obatan.
g. Ditahan artinya dikondisikan pada keadaan yang tidak bebas dapat
berupa dikurung/dipenjara.
h. Puskesmas adalah singkatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat, dimana
Puskesmas merupakan tempat berobat dengan fasilitas yang dimiliki
dibawah dari Rumah Sakit.
i. Duradryl, Gludepatic 500, Diltiazem dan Microtina adalah merupakan
nama obat-obat keras.
j. Keahlian mempunyai arti yang sama dengan keterampilan.
2. Daftar Masalah
a. Apa isi pasal 81 dan 82 UU No. 23 tahun 1992?
b. Bagaimana cara perawat memperoleh SIP dan SIPP?
c. Bagaimana bentuk dan isi SIP dan SIPP?
d. Haruskah setiap perawat memiliki SIP dan SIPP?
e. Apa tindakan yang dilakukan kepada EHS setelah ia ditangkap?
f. Apakah perawat diperbolehkan membuka praktik mandiri setelah
diberikan izin secara lisan oleh kepala dinas kesehatan?
g. Prinsip-prinsip etik apa saja yang dilanggar pada kasus EHS?
h. Apa saja ciri-ciri obat keras?
i. Bagaimana bentuk praktik perawat yang benar dan sesuai hukum?
j. Apakah tindakan mengobati harus memiliki izin terlebih dahulu?

k. Apakah apotek diperbolehkan menjual obat kepada pihak yang akan


menjual kembali obat tersebut?
l. Syarat apa saja yang diperlukan sehingga apotek dapat menjual obat
keras?
m. Apakah orang yang menjual obat keras dianggap melanggar undangundang??
n. Apakah tindakan EHS sesuai dengan etik keperawatan?
o. Bagaimana farmakodinamik dan farmakokinetik Duradryl, Gludepatic
500, Diltiazem, dan Microtina?

3. Analisis Masalah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

i.
j.

k.
l.
m.
n.

Bagi seorang perawat wajib memiliki SIP (Surat Izin Perawat) dan bagi
perawat yang ingin membuka praktek wajib memiliki SIPP (Surat Izin
Praktik Perawat).
Tindakan yang dilakukan setelah penangkapan dapat dilihat dari tingkat
kesalahan yang telah dilakukan.
Prinsip etik yang terdapat pada kasus adalah fidelity(ketaatan).
Kriteria obat keras antara lain:
Memiliki logo K
Bersifat kausatif
Mempunyai efek samping yang berbahaya.
Untuk dapat mengobati seseorang apakah harus memiliki izin terlebih
dahulu hal ini tergantung dari situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat
tersebut serta mempunyai kemampuan yang memadai untuk melakukan
hal tersebut.
Apotek boleh menjual obat kepada seseorang/instansi yang mempunyai
surat keterangan resmi.
Syarat sebuah apotek dapat menjual obat keras adalah harus memiliki
izin dari pihak yang berwenang seperti Dinas Kesehatan.
Bagi seseorang yang menjual obat keras secara ilegal maupun menjual
obat tersebut pada orang yang tidak mempunyai izin tentu telah
melanggar UU.
Tindakan EHS tidak sesuai etik keperawatan karena EHS melakukan
tindakan medis yaitu melakukan pengobatan(cure) sserta EHS tidak
memiliki SIP(Surat Izin Perawat).

o. 4. Pohon Masalah

Undang-Undang

Sesuai

Izin

SIP

SIPP

Tidak Sesuai

Praktik Keperawatan

Tindakan

Care

Cure

5. Menetapkan sasaran belajar


a. Apa isi pasal 81 dan 82 UU No. 23 tahun 1992?
b. Bagaimana cara perawat memperoleh SIP dan SIPP?
c. Bagaimana bentuk dan isi SIP dan SIPP?
d. Apakah perawat diperbolehkan membuka praktik mandiri setelah
diberikan izin secara lisan oleh kepala dinas kesehatan?
e. Bagaimana bentuk praktik perawat yang benar dan sesuai hukum?
f. Bagaimana farmakodinamik dan farmakokinetik Duradryl, Gludepatic
500, Diltiazem, dan Microtina?

Anda mungkin juga menyukai