Bab Iii
Bab Iii
BAB III
SARANA PENUNJANG
3.1`
UTILITAS
Dalam menjalankan proses produksinya, pabrik II dilengkapi oleh
perangkat penyediaan utilitas yang meliputi : air proses, bahan bakar minyak, gas
alam, listrik, steam/kondensat, instrument air, dan plant air.
3.1.1
AIR PROSES
Air proses yang dibutuhkan di Pabrik NPK Granulasi disuplai dari utilitas
II. Air utilitas II sendiri berasal dari utilitas I. Suplai air ke utilitas I berasal dari
S. Brantas (Water Intake Gunung Sari) dan S. Bengawan Solo (Water Intake
Babat). Air proses dari utilitas I akan ditampung di tangki 2-TK-951 (utilitas
II) kemudian didistribusikan ke unit-unit produksi di pabrik II, salah satunya ke
Pabrik NPK Granulasi.
4 kg/cm g
32 C ambien
64
Analisis
PH
Turbiditas
Konduktivitas
Kesadahan total
Cl
:
:
:
:
:
7,5 8,5
5 ppm
350 micromhos
< 220 ppm (CaCO3)
< 60 ppm
3.1.1.2 Equalizer
Equalizer merupakan suatu bak/kolam yang berfungsi untuk mengontrol
air buangan dari pabrik I, II, dan III agar tidak mencemari lingkungan. Di sini, air
buangan di pantau di tujuh point pemantauan dan di point terakhir (point L) di
pasang pHmeter yang dibaca setiap jam. Batas aman sebelum dibuang ke
lingkungan adalah pada kisaran pH 5,5-6 sehingga setiap saat pHmeter di point L
menunjukkan penurunan pH maka NaOH harus segera diinjeksikan pada
streamline air limbah. Selain dengan injeksi NaOH, penaikan pH dapat dilakukan
dengan menginjeksikan larutan kapur. Cara ini jauh lebih murah dibanding injeksi
NaOH meskipun efeknya tidak secepat NaOH.
Kolam netralizer di mana air proses dinetralkan dengan injeksi kaustik
= 1,5
kg/cm3 ). Injeksi dilakukan pada point V (kecepatan air 150 m3/jam) dan pada
point L (kecepatan air 600-800 m3/jam).
3.1.2
Gas alam ini kemudian didistribusikan ke Pabrik I, II, dan III. Pada pabrik NPK
II/III/IV Granulasi gas alam tersebut kemudian dimanfaatkan di Boiler Burner
dan Burner of Dryer Combustion Chamber.
Spesifikasi bahan bakar gas alam :
Tabel 3.1 Spesifikasi Bahan Bakar Gas Alam
No
1
2
3
Senyawa
Karbondioksida
Nitrogen
Metana
Kandungan
5 % Mol
1,59% mol
85,84 %mol
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
65
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3.1.3
3,73 % mol
2,11 % mol
0,52 % mol
0,63 % mol
0,58 % mol
25 ppm
10 lb/MMCF maksimum (pada 14,7 psia dan
Etana
Propana
Iso-butana
n-Butana
C4+ dan C5+
H2S
Kadar Air
60 F)
> 300 psig
0
1082 btu/scf ( pada 14,7 psia dan 60 F)
66
boiler
dipanasi
temperatur naik menjadi 35-40 C kemudian air dipompa dengan pompa P-911
A/B menuju tangki TK-913.Di dalam tangki ini air boiler diinjeksi dengan CO2
untuk mengikat O2 bebas dalam air. CO2 ini ditampung dalam tangki TK-914
dalam bentuk larutan. Setelah itu, air dipompa ke dalam boiler B-911 dengan
pompa P-912 A/B. Asam fosfat juga diinjeksikan ke dalam boiler untuk
meningkatkan kelarutan garam- garam yang mudah mengendap serta mencegah
terjadinya scaling.
Bahan bakar untuk membangkitkan steam terdiri dari gas alam dan
solar dengan laju alir masing-masing 500-700 L/jam dan 700 kg/jam. Solar
yang disimpan di dalam tangki TK-981 dipompa dengan pompa P-982 A/B
melalui oil filter untuk menyaring kotoran-kotoran yang mungkin terbawa.
Selanjutnya dari pompa fuel oil masuk ke ruang pembakaran dimana udara
pembakaran diperoleh dari udara atmosfer yang ditekan oleh blower C-911.
Steam yang dihasilkan merupakan low pressure dan medium pressure steam
dengan tekanan 6 kg/cm
continuous blow down banyak membawa kerak yang terbentuk di dalam boiler.
Continuous blow down ini ditampung
dalam
tangki
TK-916
untuk
67
Bila tekanan boiler kurang dari 7,2 kg/cm , burner akan menyala sendiri.
2
Pada tekanan 8,2 kg/cm boiler akan auto shut-off disertai alarm tekanan
tinggi, dan apabila alat gagal bekerja, maka akan diikuti proses serupa
2
Safety valve bekerja pada tekanan 9,8 kg/cm dan 10,4 kg/cm yang akan
2
68
Bagian bawah tangki berisi gravel yang tersusun dalam 3 susun ukuran
yang berbeda dengan ukuran gravel berurutan dari besar ke kecil. Susunan
gravel paling besar berada pada bagian terbawah. Di atas susunan gravel
terkecil terdapat resin untuk mengubah hard water menjadi soft water.
Resin akan mengadsorpsi mineral-mineral dalam air sehingga TH (Total
Hardness) air terukur menjadi 0.
Pada suatu saat resin mengalami kejenuhan sehingga perlu
diregenerasi. Auto-regeneration terjadi saat tangki sudah memproses air
sebanyak 300 m3. Saat auto-regeneration tiba, valve air dari pabrik I akan
tertutup. Valve air garam terbuka, resin akan tercuci dengan air garam.
Pencucian berlangsung selama 1 jam 15 menit. Mineral-mineral akan
terikut dalam air garam, sehingga resin bias melakukan penjerapan
kembali. Namun, apabila setelah dicuci, penjerapan resin tidak membaik,
maka resin perlu diganti dengan resin yang baru.
2. Preheating I
Air kemudian masuk ke tangki TK 917 untuk mengalami pemanasan
awal. Pemanasan awal diperlukan agar boiler tidak bekerja terlalu berat.
Pemanas yang digunakan adalah condensate tangki TK 916 yang
merupakan penampung steam dan gas separator boiler.
Tangki ini berkapasitas 25 m3. Kapasitas TK 912 lebih kecil dari TK
917. Saat auto-regeneration berlangsung pada TK 912, air yang tersedia
dalam TK 917 masih cukup untuk menyuplai boiler agar dapat terus
memproduksi steam.
3. Injeksi anti-scaling agent
Air melalui pompa P 911 masuk ke tangki TK 913 yang berkapasitas
15 m3. N2H4 (hidrazin) 0,94 % diinjeksikan ke dalam tangki. Hidrazin
digunakan untuk mengikat O2 agar boiler tidak terkorosi.
Selain dilakukan injeksi, preheating juga dilakukan dalam TK 913.
Heating medium tangki ini adalah steam dari TK 916.
4. Boiling
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
69
70
3.1.4
Plant air
Plant air adalah udara yang tidak membutuhkan kadar air yang rendah
dan digunakan dalam proses produksi. Untuk menghasilkan plant air
digunakan double cylinder compressor
Instrument air.
Instrument air adalah udara dengan kadar air yang sangat kecil
(udara kering). Udara ini digunakan untuk mengirimkan sinyal pada
instrumentasi pabrik.
Udara atmosfer masuk melalui suction filter untuk disaring kotoran2
71
recycle bahan padat, scrubbing, final washing, produk akhir, sistem boiler, dan
bagian pengepakan. Sedangkan udara pabrik didistribusikan ke bin big blaster,
pug mill, sulphuric acid line, dan ke proses-proses kecil lainnya. Distribusi udara
instrumen dan udara pabrik diberikan pada gambar di bawah ini.
Spesifikasi udara pabrik dan udara instrumen :
Udara Instrumen
Tekanan
: 7 kg/cm2
Temperatur
: ambien
Oil
: bebas
Tekanan
: 7 kg/cm2
Temperatur
Oil
: bebas
PF I dan PF II memiliki 6 kompresor udara yaitu 02.C-921 A/B, 02.C-922,
03.C-921 A/B/C dengan kapasitas maksimum sebesar 1,76 Nm3/jam untuk plant
air dan 560 Nm3/jam untuk instrument air. Udara yang dihasilkan memiliki
tekanan 7 kg/cm2 dan kadar air maksimum dalam udara tekan adalah 2000-3000
ppm.. Plant air didistribusikan ke bin bag blasters, granulator, line Asam Sulfat,
dan sparger Amonia.
Plant air/ Instrument air merupakan udara tekan yang berfungsi untuk
menggerakkan peralatan, mengoperasikan alat-alat kontrol/kendali, dan lain
sebagainya. Instrument air biasanya digunakan untuk mengoperasikan alat-alat
yang masih bekerja secara pneumatik. Instrument air harus bebas dari kandungan
air (udara kering). Plant air dan instrument air disuplai dari enam buah
kompresor yang dimiliki Utilitas II. Enam buah kompresor ini tiga diantaranya
digunakan untuk menyuplai instrument air dan tiga sisanya untuk plant air.
Keenam kompresor tersebut terdiri dari 02 C 921 A/B, 02 C 922, 03 C 921 A/B/C.
Udara luar dihisap oleh kompresor. Udara luar yang masuk ke dalam
kompresor melewati dua buah filter. Satu buah merupakan filter debu, satu yang
72
Kompresor
Tangki Penampung
Intercooler
Kompresor
Intercooler
Kompresor
Compressor filter
Compressor filter
Kompresor
Instrument air
Penyerap air
Tangki Penampung
73
point yang ditetapkan 180 C), flow switch dan overload. Jika temperatur
air atau udara melebihi setting point yang ditetapkan maka kompresor
akan trip (mati/berhenti). Begitu juga jika terjadi flow switch atau vapor
lock,maupun kelebihan beban (overload) kompresor akan berhenti bekerja.
Di bagian utilitas II terdapat enam buah compressor, yaitu:
3.1.5
03 C 921 A/B/C
Listrik
Listrik yang digunakan di pabrik NPK Granulasi diambil dari unit utilitas
pabrik II dengan besar daya 5 MVA, tegangan 20 kV, dan frekuensi 50 Hz.
Utilitas II memperoleh listriknya dari PLN dan GTG.
74
Lampu penerangan
:220 volt
Peralatan instrumen
: 110 volt
Emergency
: 24 VDC
3.1.6
Pengantongan
Unit pengantongan pabrik NPK Granulasi IV digabung dengan unit
pengantongan pabrik NPK Granulasi II dan III. Untuk pabrik NPK Granulasi
terdapat dua buah bagging machine, masing-masing bekerja dengan kapasitas 20
kg/bag dan 50 kg/bag. Dalam kurun waktu satu jam, mesin ini mampu
menghasilkan 900 bag.
3.1.7
meter, lebar 25-26 meter dan kedalaman 12 meter untuk sisi darat serta 14 meter
untuk sisi laut pada kondisi surut. Kapasitas loading/unloading total sebesar
5 juta ton/tahun dan kapasitas sandar adalah 5 kapal dengan masing-masing
10000 DWT pada sisi darat dan 3 kapal dengan masing-masing 30000-50000
DWT pada sisi laut. Fasilitas loading/unloading terbagi untuk material curah/in
bag dan material cair. Fasilitas loading/unloading untuk material curah/in bag
terdiri dari 2 Kangaroo Crane dengan kapasitas masing-masing 300 ton/jam,
CSU (Continuous Ship Unloader) dengan kapasitas 1000 ton/jam, dan bagging
ship
loader
dengan
kapasitas
300
ton/jam.
Sedangkan
fasilitas
75
loading/unloading
untuk
material
cair
terdiri
dari
fasilitas unloading
LABORATORIUM
76
Autoanalyzer
: penentuan komposisi
Peralatan Karl-FischeR
Stacksampler
Screen
Hardness tester
pH meter
Termometer
: suhu padatan
Lampu UV
: kualitas coating
Silinder ukur
: bulk density
Spectrofotometer
77
Siapkan kotak sampel berkapasitas 4-5 kg di masing-masing bin 9-D101/2/3/4 atau di feeder 9-M-101/2/3/4. Sampel diambil setiap 2 jam 200
gr kemudian dikumpulkan dalam kotak dan ditutup rapat. Setiap bahan baku
akan didapat sebanyak 2-3 kg. Campur hingga homogen, ambil 200-300 gr
sampel
jumlah K2O.
2.
Produk Akhir
Untuk keperluan pengujian produk akhir, pabrik memiliki alat pengambil
laboratorium, diambil
kemudian diaduk hingga homogen. Satu untuk analisa per 4 jam dan satu lagi
untuk disimpan/dikumpulkan selama 8 jam operasi (per shift), dengan tujuan :
a. Mudah dilakukan re-cek, jika terdapat hasil (yang diduga) tidak
representatif.
b. Untuk analisis komposisi kimia rata-rata per shift dan analisa mesh
produk satu kali shift.
3.
Sediakan botol sampel berkapasitas 4 x 500 cc untuk 8 jam operasi (per shift),
satu botol penampung untuk tiap aliran (sampling point). Setelah dicampur
hingga homogen, ambil contoh 300-500 cc untuk dilakukan analisis seperti
kandungan P2O5.
4. Gas
Alat pengambilan contoh (analyzer) dihubungkan ke stack untuk analisis
emisi debu, fluorin, dan amoniak. Terkadang diperlukan pengukuran pada titiktitik yang lain untuk evaluasi efisiensi kinerja scrubber. Alat pengambil contoh
amoniak harus dilengkapi :
a. Saringan dari glasswool
b. Botol penyerapan mengandung larutan asam sulfat yang teranalisis. c.
Pompa pengisap
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
78
3.2.5
tenaga kerja. Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja merupakan salah satu hal
utama yang harus dijaga agar produktivitas kerja tetap tinggi. Oleh karena itu,
prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diterapkan di PT
Petrokimia Gresik dalam seluruh kegiatannya. Dengan terciptanya sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi, kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dapat dicegah, tempat kerja yang aman dan nyaman dapat
tercipta, efisiensi dan produktivitas kerja pun dapat ditingkatkan.
Pelaksanaan K3 di PT Petrokimia Gresik merupakan penjabaran dari
Undang-undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja dan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No.: PER/05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3.
3.2.5.1 Filosofi Dasar Penerapan K3
1. Setiap
tenaga
kerja
berhak
mendapatkan
perlindungan
atas
79
80
KAKOMP TEKNOLOGI
KARO LINGKUNGAN & K3
81
82
: Direktur Produksi
Wakil Ketua
(MR)
Sekretaris I
Sekretaris II
Anggota Tetap
: 1. Kadep Keamanan
2. Karo Personalia
3. Kabag Pemadam Kebakaran
4. Kabag Pengendalian
Anggota Biasa
83
lembaga
pemerintah
dan/atau
lembaga
lainnya
untuk
84
Safety Representatif
Safety Representative adalah Komite Pelaksana K-3 yang mempunyai
tugas untuk melaksanakan dan menjabarkan kebijakan K-3 perusahaan serta
melakukan peningkatan-peningkatan K-3 di unit kerja yang menjadi
wewenang dan tanggung jawabnya.
Struktur Organisasinya sebagai berikut:
Pembina
Pengawas
Anggota Tetap
maupun diluar
85
dan
pengawasan
secara
terpadu
semua
kegiatan
perusahaan.
Aktivitas K-3 yang dilakukan untuk mencapai nihil kecelakaan
diantaranya adalah :
1. Penerapan SMK3 sesuai dengan Permen No. 5/MEN/1996.
2. Pelatihan dan penyegaran K3 seluruh karyawan sesuai dengan jenjang
jabatannya.
3. Pengawasan peraturan K3
86
4. Pemeriksaan P2K3
5. Promosi K3 dengan Pagging System
6. Penerapan Surat Ijin Keselamatan Kerja.
7. Pembagian APD setiap karyawan sesuai dengan bahaya kerjanya
8. Pemasangan Safety sign dan Poster K3
9. Kampanye Bulan K3
10. Investigasi Kecelakaan untuk Pelaporan dan penyelidikan kecelakaan
kerja.
11. Membentuk dan mengefektifkan Safety Representative
12. Audit SMK3 Internal dan eksternal.
13. Pemeriksaan dan pemantauan gas-gas berbahaya
14. Pelatihan Penanggulangan Keadaan Darurat Pabrik atau STDL.
15. Pembinaan K3 tenaga bantuan.
16. Pembinaan K3 bagi pengemudi dan pembantu pengemudi B3.
17. Pembinaan K3 untuk mahasiswa PKL
18. Membuat rencana dan program kesehatan kerja karyawan
19. Meningkatkan Gizi kerja karyawan
20. Memeriksa lingkungan kerja
21. Pemeriksaan kebersihan tempat kerja
3.2.5.5 Evaluasi Kinerja K3
Pengukuran keberhasilan penerapan K3 di perusahaan agar sesuai
dengan tujuan perusahaan yang telah ditentukan, digunakan beberapa
parameter sebagai berikut.
1
FR :
87
SR :
Physical audit (penilaian perangkat keras di unit kerja seperti alatalat kerja, mesin peralatan dan lain-lain).
Audit K3 bertujuan:
a
Pelaksanaan Audit K3
a. Audit Intern:
Audit K3 intern dilakukan setiap 6 bulan sekali.
b. Audit Ekstern:
Audit K3 ekstern dilakukan 3 tahun sekali atau sesuai dengan
kebutuhan.
3.2.5.6 Kecelakaan Kerja
A. Pengertian
88
KECELAKAAN INDUSTRI
(an industrial accident)
di tempat kerja
karena bahaya kerja
UU No. 1/1970
2.
89
ACCIDENT
Personal Injury
Property Damage
Unsafe Act
Indirect Causes
ct
re
Di
u
Ca
Unplanned release of
Energy and/or
Hazardous material
s
se
Gambar 3.7 Tiga Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja
90
Basic
Unsafe Condi
ini
dikenalkan
oleh
H.W.
Heinrich
(1931).
Dalam
BASIC
CAUSES
LACK OF
CONTROL
IMMEDIATED
CAUSES
INSIDENT
91
LOSSES
Management
Injury/Damage
Origin
Symptom
Accident
92
$1
Kerusakan air
gangguan
Permukaan
Kerusakan peralatan dan perkakas
Kerusakan produk dan material
Terlambat dan ganguan produksi
Biaya legal hukum
HINGGA
Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas dan peralatan gawat
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
Sewa peralatan
KERUSAKAN PROPERTI
Waktu untuk penyelidikan
$5
$50
$1 HINGGA $3
93
KESEHATAN
KESELAMATAN
PROSES
BAHAN
ALAT
LINGKUNGAN
Gambar 3.10 Bagan Faktor Ancaman Resiko Kecelakaan Kerja
94
Masker kain
Dipakai ditempat kerja dimana terdapat debu pada ukuran lebih 10
micron.
b.
95
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan gas
asam, uap bahan organik, fumes, asap dan kabut. Dapat menyaring
debu pada ukuran rata-rata 0,6 micron. Sebanyak 99,9 % dan dapat
menyerap gas/uap/fumes sampai 0,1 % volume atau 10 kali
konsentrasi maksimum yang diijinkan.
d. Masker gas dengan tabung penyaring (canister filter)
Digunakan
untuk
gas/uap/fumes
yang
melindungi
dapat
mata,
hidung,
menimbulkan
mulut
gangguan
dari
pada
f.
96
yang
dapat
menimbulkan
gangguan
pada
untuk
gas/uap/fumes
melindungi
yang
dapat
mata,
hidung
menimbulkan
mulut
gangguan
dari
pada
97
98
99