Anda di halaman 1dari 10

Rumah Gadang, Rumah adat

suku Minangkabau
http://regarzworld.wordpress.com/2011/01/25/rumah-gadang-rumah-adat-sukuminangkabau/

Kali ini saya membahas rumah adat suku minangkabau, yaitu suku yang
menghuni provinsi Sumater Barat.Sebenarnya banyak halaman-halaman
yang membahas tema ini, tak ada salahnya saya menambah referensi anda
dalam memahami seluk beluk rumah adat urang awak ini. Sumbernya saya
ambil dari beberapa halaman yang terpercaya.

Rumah gadang merupakan rumah adat Minangkabau. Rumah gadang ini


mempunyai ciri-ciri yang sangat khas. Bentuk dasarnya adalah balok segi
empat yang mengembang ke atas. Garis melintangnya melengkung tajam
dan landai dengan bagian tengah lebih rendah. Lengkung atap rumahnya
sangat tajam seperti tanduk kerbau, sedangkan lengkung badan dan rumah
landai seperti badan kapal. Atap rumahnya terbuat dari ijuk. Bentuk atap

yang melengkung dan runcing ke atas itu disebut gonjong. Karena atapnya
membentuk gonjong, maka rumah gadang disebut juga rumah bagonjong.
Asal usul bentuk rumah gadang
Bentuk atap rumah gadang yang seperti tanduk kerbau sering dihubungkan
dengan cerita Tambo Alam Minangkabau. Cerita tersebut tentang
kemenangan orang Minang dalam peristiwa adu kerbau melawan orang
Jawa.
Bentuk-bentuk menyerupai tanduk kerbau sangat umum digunakan orang
Minangkabau, baik sebagai simbol atau pada perhiasan. Salah satunya
pada pakaian adat, yaitu tingkuluak tanduak (tengkuluk tanduk) untuk
Bundo Kanduang.

(Istana Pagaruyung, Salah satu rumah adat sumatera barat yang terkenal)
Asal-usul bentuk rumah gadang juga sering dihubungkan dengan kisah
perjalanan nenek moyang Minangkabau. Konon kabarnya, bentuk badan
rumah gadang Minangkabau yang menyerupai tubuh kapal adalah meniru

bentuk perahu nenek moyang Minangkabau pada masa dahulu. Perahu


nenek moyang ini dikenal dengan sebutan lancang.
Menurut cerita, lancang nenek moyang ini semula berlayar menuju hulu
Batang Kampar. Setelah sampai di suatu daerah, para penumpang dan
awak kapal naik ke darat. Lancang ini juga ikut ditarik ke darat agar tidak
lapuk oleh air sungai.

(Bentuk gonjong diambil dari

bentuk tanduk kerbau)


Lancang kemudian ditopang dengan kayu-kayu agar berdiri dengan kuat.
Lalu, lancang itu diberi atap dengan menggantungkan layarnya pada tali
yang dikaitkan pada tiang lancang tersebut. Selanjutnya, karena layar yang
menggantung sangat berat, tali-talinya membentuk lengkungan yang
menyerupai gonjong. Lancang ini menjadi tempat hunian buat sementara.
Selanjutnya, para penumpang perahu tersebut membuat rumah tempat
tinggal yang menyerupai lancang tersebut. Setelah para nenek moyang
orang Minangkabau ini menyebar, bentuk lancang yang bergonjong terus
dijadikan sebagai ciri khas bentuk rumah mereka. Dengan adanya ciri khas
ini, sesama mereka bahkan keturunannya menjadi lebih mudah untuk saling
mengenali. Mereka akan mudah mengetahui bahwa rumah yang memiliki

gonjong adalah milik kerabat mereka yang berasal dari lancang yang sama
mendarat di pinggir Batang Kampar.
Bagian-bagian dalam Rumah Gadang Minangkabau
Rumah adat Minangkabau dinamakan rumah gadang adalah karena ukuran
rumah ini memang besar. Besar dalam bahasa Minangkabau adalah
gadarig. Jadi, rumah gadang artinya adalah rumah yang besar. Bagian dalam
rumah gadang merupakan ruangan lepas, kecuali kamar tidur. Ruangan
lepas ini merupakan ruang utama yang terbagi atas lanjar dan ruang yang
ditandai oleh tiang. Tiang rumah gadang berbanjar dari muka ke belakang
atau dari kiri ke kanan. Tiang yang berbanjar dari depan ke belakang
mbnandai lanjar, sedangkan tiang dari kini ke kanan menandai ruang. Jadi,
yang disebut lanjar adalah ruangan dari depan ke belakang. Ruangan yang
berjajar dari kiri ke kanan disebut ruang.

(Bentuk denah dari rumah gonjong sederhana)


Jumlah lanjar tergantung pada besar rumah. Biasanya jumlah lanjar adalah
dua, tiga clan empat. Jumlah ruangan biasanya terdiri dari jumlah yang
ganjil antara tiga dan sebelas. Ukuran rumah gadang tergantung kepada
jumlah lanjarnya.

Sebagai rumah yang besar, maka di dalam rumah gadang itu terdapat
bagian-bagian yang mempunyai fungsi khusus. Bagian lain dari rumah
gadang adalah bagian di bawah lantai. Bagian ini disebut kolong dari rumah
gadang. Kolong rumah gadang cukup tinggi dan luas. Kolong ini biasanya
dijadikan sebagai gudang alat-alat pertanian atau dijadikan sebagai tempat
perempuan bertenun. Seluruh bagian kolong ini ditutup dengan ruyung
yang berkisi-kisi jarang.
Dinding rumah gadang terbuat dari kayu, kecuali bagian belakang yang dari
bambu. Dinding papan dipasang vertikal. Pada setiap sambungan papan
diberi bingkai. Semua papan tersebut dipenuhi dengan ukiran. Kadangkadang tiang yang ada di dalam juga diukir. Sehingga, ukirang merupakan
hiasan yang dominan dalam bangunan rumah gadang Minangkabau. Ukiran
disini tidak dikaitkan dengan kepercayaan yang bersifat sakral, tetapi hanya
sebagai karya seni yang bernilai hiasan.
Ukiran Rumah
Jenis ukiran Rumah Gadang tersebut terdiri atas:

Keluk Paku

Ditafsirkan anak dipangku kemenakan dibimbing.

Pucuk Rebung

Ditafsirkan kecil berguna , besar terpakai.

Seluk Laka

Ditafsirkan kekerabatan saling berkaitan.

Jala

Ditafsirkan pemerintahan Bodi Caniago.

Jerat
Ditafsirkan pemerintahan Koto Pialang.

Itik pulang petang

Ditafsirkan ketertiban anak kemenakan.

Sayat Gelamai
Ditafsirkan ketelitian.

Sikumbang manis

Ditafsirkan keramah tamahan.


Dinding belakang disebut Dinding Sasak, karena pada masa lalu terbuat
dari bambu yang dianyam, dinding depan dan samping terbuat dari kayu
serta diukir. Berdirinya Rumah Gadang harus dilengkapi dengan Rangkiang
atau Lumbung Padi, terletak dihalaman depan dan samping, yang berfungsi
sosial dan ekonomi.
Rangkiang Minangkabau
Setiap rumah gadang di Minangkabau mempunyai rangkiang. Rangkiang
adalah bangunan yang merupakan tempat menyimpan padi milik kaum.
Rangkiang ini tegak berjejer di halaman depan rumah. Bentuk rangkiang
sesuai dengan gaya bangunan rumah gadang. Atap rangkiang juga memiliki
gonjong dan terbuat dari ikuk. Rangkiang memiliki pintu kecil yang terletak
di bagian atas dari salah satu dinding singkok (singkap). Dinding singok
adalah dinding segitiga pada bagian loteng dari rangkiang tersebut. Untuk
naik ke rangkiang digunakan tangga yang terbuat dari bambu. Tangga ini
dapat dipindahkan, bila tidak digunakan maka tangga ini disimpan di
bawah kolong rumah gadang.

Bentuk dan jenis rangkiang tersebut antara lain:

Sitinjau Lauik

Digunakan sebagai tempat menyimpan padi untuk dijual bagi keperluan


bersama atau pos pengeluaran adat. Bentuknya langsing, bergonjong dan
berukir dengan empat tiang, letaknya ditengah.

Sibayau-bayau

Digunakan untuk menyimpan padi makanan sehari-hari. Bentuknya gemuk,


bergonjong dan berukir dengan 6 tiang letaknya dikanan.

Sitangguang Lapa / Sitangka lapa

Digunakan untuk menyimpan padi untuk musim kemarau dan membantu


masyarakat miskin. Bentuknya bersegi, bergonjong dan berukir dengan 4
tiang , letaknya sebelah kiri.

Kaciak / Kecil

Digunakan untuk menyimpan padi bibit dan untuk biaya mengolah sawah.
Bentuknya bundar, berukir dan tidak bergonjong, letaknya diantara ketiga
rangkaian tersebut.
Semoga postingan ini bermanfaat, jika ada komentar dan masukan silahkan
di tulis ya.
kepada http://minangranahnandicinto.blogspot.com.. trima kasih sudah
membajak tulaisan saya.. semoga anda tenang di alam sana.. trims

Anda mungkin juga menyukai