c. Riwayat keluarga
3. Patofisiologi
Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan
mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya sel
tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari
bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari
unsur karbohidrat, lemak dan protein (Suyono,1999).
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20%
sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut
terganggu karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet
dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa
tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin.
Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen
sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat
menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg%
sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan
mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang
menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut
glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine
yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan
merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus
sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa
ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak
dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran
dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan
yang disebut poliphagia. Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi
penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan keasaman darah meningkat
atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh
berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan, akibatnya bau urine dan
napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila
tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik (Price,1995).
Patway
DM Tipe I
DM Tipe II
Reaksi Autoimun
Hiperglikemia
Lipolisis meningkat
Penurunan BB polipagi
Glukosuria
Glukoneogenesis
meningkat
Diuresis Osmotik
Ketogenesis
Hiperosmolaritas
ketoasidosis
coma
ketonuria
4. Klasifikasi
a. DM Tipe I (IDDM)
Penderita sangat bergantung terhadap insulin karena terjadi proses autoimun
yang menyerang insulinnya. IDDM merupakan jenis DM yang diturunkan
(inherited).
b. DM Tipe II (NIDDM)
Baik
Sedang
Buruk
GD Puasa (mg/dL)
80-109
110-139
140
GD 2 jam PP (mg/dL)
110-159
160-199
200
<200
200-239
>240
<130
130-159
>160
Dengan PJK
<100
100-129
>130
>45
35-45
<35
<200
200-149
>250
Dengan PJK
<150
150-199
>200
BMI: Wanita
18,5-22,9
23-25
>25/<18,5
Pria
20-24,9
<140/90
25-27
140-160/
90-95
>27/<20
>160/95
6. Penatalaksanaan Medik
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa
darah normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada
pola aktivitas pasien.
Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:
1. Diet
a. Syarat diet DM hendaknya dapat:
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4) Mempertahankan kadar KGD normal
5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
7) Menarik dan mudah diberikan
b. Prinsip diet DM, adalah:
1)
2)
3)
1)
Diit DM I
: 1100 kalori
2)
Diit DM II
: 1300 kalori
3)
Diit DM III
: 1500 kalori
4)
Diit DM IV
: 1700 kalori
5)
Diit DM V
: 1900 kalori
6)
Diit DM VI
: 2100 kalori
7)
Diit DM VII
: 2300 kalori
8)
X 100 %
TB (cm) 100
Kurus (underweight)
a)
Kurus (underweight)
BBR < 90 %
b)
Normal (ideal)
BBR 90 110 %
c)
Gemuk (overweight)
d)
Obesitas, apabila
e)
Obesitas ringan
f)
Obesitas sedang
g)
Obesitas berat
h)
Morbid
kurus
BB X 40 60 kalori sehari
b)
Normal
BB X 30 kalori sehari
c)
Gemuk
BB X 20 kalori sehari
d)
Obesitas
2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
a. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap
1 jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan
meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya.
b. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
c. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
d. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
e. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru
f.
3. Penyuluhan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan salah
satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacammacam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi
kelompok, dan sebagainya.
4. Obat
Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
1). Mekanisme kerja sulfanilurea
a)kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas
b) kerja OAD tingkat reseptor
2). Mekanisme kerja Biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek
lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:
(a) Biguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik
(1)
(2)
(3)
(c) Biguanida
pada
tingkat
pascareseptor
mempunyai
efek
intraseluler
b.
Insulin
Indikasi penggunaan insulin
1) DM tipe I
2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
3) DM kehamilan
4) DM dan gangguan faal hati yang berat
5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
6) DM dan TBC paru akut
7) DM dan koma lain pada DM
8) DM operasi
9) DM patah tulang
10) DM dan underweight
11) DM dan penyakit Graves
Beberapa cara pemberian insulin
1). Suntikan insulin subkutan
Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah
suntikan subcutan, kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung
pada beberapa factor antara lain:
lokasi suntikan
ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yitu dinding perut,
lengan, dan paha. Dalam memindahkan suntikan (lokasi)
janganlah dilakukan setiap hari tetapi lakukan rotasi tempat
suntikan setiap 14 hari, agar tidak memberi perubahan kecepatan
absorpsi setiap hari.
Pengaruh latihan pada absorpsi insulin
Latihan akan mempercepat absorbsi apabila dilaksanakan dalam
waktu 30 menit setelah suntikan insulin karena itu pergerakan
otot yang berarti, hendaklah dilaksanakan 30 menit setelah
suntikan.
2). Pemijatan (Masage)
Pemijatan juga akan mempercepat absorpsi insulin.
3). Suhu
10
Awitan
Puncak
Durasi
- 1 jam
- 1 jam
3-5 jam
5-15 menit
- 1 jam
3-5 jam
5-15 menit
- 1 jam
3-5 jam
5-15 menit
- 1 jam
3-5 jam
2-4 jam
4-10 jam
10-16 jam
2-4 jam
No peak
18-26 jam
2-4 jam
No peak
22-24 jam
O
1
Sedian Insulin
Insulin Short acting
Reguler
(Actrapid, Humulin R)
Insulin Analog Rapid
Acting
11
Insulin Campuran
70% NPH 30% Reguler
- 1 jam
Dual
10-16 jam
10-20 menit
Dual
15-18 jam
5- 15 menit
Dual
16-18 jam
12
1) Neuropati
2) Angiopati
3) Iskemia
b. Faktor eksogen
1) Trauma
2) Infeksi
Faktor-faktor risiko terjadinya ulkus Diabetik lebih lanjut dijelaskan sebagai
berikut :
a. Umur 60 tahun.
b. Lama DM 10 tahun.
c. Neuropati.
d. Obesitas.
e. Hipertensi.
f. Glikolisasi Hemoglobin (HbA1C) dan kadar glukosa darah tidak terkendali.
g. Kolesterol Total, HDL, Trigliserida tidak terkendali.
h. Kebiasaan merokok.
i. Ketidakpatuhan Diet DM
j. Kurangnya aktivitas Fisik.
k. Pengobatan tidak teratur.
l. Perawatan kaki tidak teratur.
m. Penggunaan alas kaki tidak tepat.
4. Klasifikasi
Berdasarkan faktor penyebab:
a. Diabetika neuropati
b. Iskemia
c. Neuroiskemia
Berdasarkan derajat Ulkus Diabetikum:
1) Grade 0
2) Grade I
3) Grade II
4) Grade III
: terjadi abses
5) Grade IV
6) Grade V
5. Patofisiologi
13
Patway
LUKA DIABETIK
Neuropati
Iskemik
Perubahan
jaringan
syaraf
Kekurangan
darah dalam
jaringan
Penimbunan
sorbitol dan
Fruktosa
Akson
menghilang
Kekurangan
oksigen
Infeksi
Kuman dan
Bakteri
berkembang biak
Invaksi
Sekunder
Nekrosis
jaringan
Respon
Peradangan
Ulkus Diabetikum
Penurunan
kecepatan
induksi
Peningkatan
Suhu Tubuh
Ganggren Diabetikum
Parastesia
Arterosklerosis
Gangguan
Perfusi
jaringan
Trombus
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Fisik: inspeksi kaki untuk mengamati terdapat luka atau ulkus pada
kulit atau jaringan tubuh pada kaki, pemeriksaan sensasi
vibrasi/rasa berkurang atau hilang, palpasi denyut nadi arteri
dorsalis pedis menurun atau hilang. Pemeriksaan Doppler
ultrasound adalah penggunaan alat untuk memeriksa aliran
darah
arteri
maupun
vena.
Pemeriksaan
ini
ntuk
14
< 0.5
0.5-0.7
0.7-0.8
> 0.8
> 1.2
Arterial ulcer
Arterial dan
Arterial dan
Venous
Calcified
venus ulcer
venous ulcer
ulcer
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Periksa
pembuluh
arteri dan
arteri dan
pembuluh
ulang
arteri
vena
vena
vena
15
dengan memakai sabun lembut dan mengeringkan dengan sempurna dan hatihati terutama diantara jari-jari kaki.
3) Memakai krem kaki yang baik pada kulit yang kering atau tumit yang retak-
retak, supaya kulit tetap mulus, dan jangan menggosok antara jari-jari kaki
(contoh: krem sorbolene).
4) Tidak memakai bedak, sebab ini akan menyebabkan kulit menjadi kering dan
retak-retak.
5) Menggunting kuku hanya boleh digunakan untuk memotong kuku kaki
secara lurus dan kemudian mengikir agar licin. Memotong kuku lebih mudah
dilakukan sesudah mandi, sewaktu kuku lembut.
6) Kuku kaki yang menusuk daging dan kalus, hendaknya diobati oleh
podiatrist. Jangan menggunakan pisau cukur atau pisau biasa, yang bias
tergelincir; dan ini dapat menyebabkan luka pada kaki. Jangan menggunakan
penutup kornus/corns. Kornus-kornus ini seharusnya diobati hanya oleh
podiatrist.
7) Memeriksa kaki dan celah kaki setiap hari apakah terdapat kalus, bula, luka
dan lecet.
8) Menghindari penggunaan air panas atau bantal panas.
9) Penggunaan alas kaki tepat, dengan cara :
16
d) Sepatu harus terbuat dari kulit, kuat, pas (cukup ruang untuk ibu jari kaki) dan
tidak boleh dipakai tanpa kaus kaki.
e) Sepatu baru harus dipakai secara berangsur-angsur dan hati-hati.
f) Memakai kaus kaki yang bersih dan mengganti setiap hari.
g) Kaus kaki terbuat dari bahan wol atau katun. Jangan memakai bahan sintetis,
karena bahan ini menyebabkan kaki berkeringat.
h) Memakai kaus kaki apabila kaki terasa dingin.
i)
Menghindari trauma berulang, trauma dapat berupa fisik, kimia dan termis, yang
biasanya berkaitan dengan aktivitas atau jenis pekerjaan.
j)
k) Memeriksakan diri secara rutin ke dokter dan memeriksa kaki setiap control
walaupun ulkus diabetik sudah sembuh.
17
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Pengkajian
merupakan tahap yang paling menentukan untuk tahap berikutnya. Oleh karena
itu, pengkajian harus dilakukan secara teliti dan cermat, sehingga kebutuhan
perawatan pada klien dapat diidentifikasi. Kegiatan dalam pengkajian adalah
pengumpulan data (Rohmah Nikmatur, 2009). Pokok utama pengkajian meliputi
:
a. Identitas
biografi pasien meliputi nama, usia, alamat. BB, Tgl, Agama, N0 Rekam
Medis, diagnose sementara, Tgl/jam masuk, Tgl/jam pengkajian, Tgl/jam
keluar RS, Ruangan, Identitas penanggung jawab, hubungan, Alamat,
umur
b. Keluhan Utama
Menurut Robert priharjo (1996 ; 9), untuk mengutamakan masalah atau
keluhan secara lengkap/ keluhan yang mendasari klien dating ke rumah
sakit. Pada khasus DM, bisa terdapat keluhan mual-muntah, Oedema,
adanya ulkus,ganggren, luka susah sembuh, kesemutan.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan Nyeri , mual-muntah, bengkak atau kakinya Luka.
Misal pada keluhan Luka, luka terlihat seperti ulkus , bernanah (puss),
terdapat jaringan nekrosis serta berbau busuk/khas. Luka terlihat pada Ibu
jari kaki kiri klien. Ulkus tersebut meliputi setengah bagian ibu jari klien
dan sedalam 1,5 cm. Ulkus tersebut muncul sejak 1 minggu yang lalu dan
semakin parah semenjak satu minggu yang lalu.
d. Riwayat Kesehatan dahulu
Klien mengatakan bahwa dirinya mengidap penyakit Diabetes Melitus
sejak >10 tahun yang lalu. Klien juga mengatakan memiliki penyakit
maagh, ataupun biasanya di sertai dengan hipertensi dan kolesterol tinggi
atau obesitas.
e. Riwayat Kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan, di keluarganya ada yang pernah menderita
penyakit diabetes mellitus yaitu ayah dan neneknya. Buat genogram jika
punya riwayat yang sama minimal 3 generasi.
f.
Aktifitas Sehari-hari
18
NO
1
JENIS AKTIVITAS
Nutrisi
a. Makanan
Frekuensi
Jenis
Porsi
Keluhan
b. Minum
Frekuensi
Jumlah
Jenis
Keluhan
DI RUMAH
DI RUMAH SAKIT
> 4 x Sehari
Nasi, Lauk, Sayur
2 centong nasi
Ada/tidak ada
2 x Sehari
Bubur
6 Sendok makan
Ada/tidak ada
> 6 x Sehari
> 1800 ml
The, Air mineral,
4 x sehari
Kopi
Ada /tidak ada
> 800 ml
Air mineral
Ada/tidak ada
Eliminasia
a. BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Bau
Keluhan
Istirahat Tidur
a. Siang
b. Malam
c. Keluhan
Personal Hygine
a. Mandi
b. Gosok gigi
c. Keramas
d. Gunting kuku
e. Ganti pakaian
Aktivitas
2 x Sehari
Padat, Lunak
Kuniang
Khas
Ada/tidak ada
2 x sehari
Lunak
Kuning
Khas
Ada/tidak ada
1-3 jam
>6 jam
Ada/Tidak ada
30 menit
3 jam
Ada/tidak
2 x sehari
2 x sehari
2 x sehari
2 x seminggu
2 x sehari
1 x sehari
2 x sehari
1 x sehari
1 x seminggu
2 x sehari
Klien dapat
beraktivitas sesuai
kemampuan
medis dan
dengan mandiri
keluarganya
(berjalan, bekerja,
berlari, berdiri,
duduk, dll)
19
g. Pemeriksaan Fisik
2) Kedaan umum
Keadaan umum
Kesadaran
compos
(Normal
berwarna
merah
muda).
Tidak
ada
20
Data sosial
Hubungan dan pola interaksi klien dengan keluarga, masyarakat
dan lingkungan yang sakit terjalin dengan harmonis dan rukun.
b)
Data spiritual
Mengidentifikasi
tentang
keyakinan
hidup,
optimisme
21
Diagnosa
Tanggal
Nama
Tanda
Keperawatan
ditemukan
perawat
tangan
Gangguan
perfusi
jaringan
berhubungan dengan
Luka DM ditandai
dengan:
DS :
a. Klien
mengatakan
Ibu jari kaki
kirinya luka
DO :
22
klien
tampak seperti
ulkus
b. Terdapat
jaringan
nekrosis pada
luka
c. Terdapat dan
puss pada luka
d. Luka tersebut
berbau
busuk/khas
e. Warna kulit
terlihat pucat
2
Gangguan
Intergritas
kulit
jaringan
berhubungan
ulkus
pada
luka
c. Terdapat
jaringan kulit
yang
mati
(nekrosis)
d. Luka tersebut
sedalam
1,5
23
cm
3
Keterbatasan
mobilitas
fisik
berhubungan dengan
luka DM, ditandai
dengan:
DS :
a. Klien
mengatakan
susah
melakukan
aktivitas
sesuai dengan
kemampuan
(duduk,
berdiri,
berjalan)
b. Klien
mengatakan
nyeri jika kaki
klien tertekan
DO :
a. Pergerakan
klien tampak
terbatas
b. Klien tampak
di
bantu
dalam
melakukan
aktivitas
sesuai dengan
kemampuan
c. Skala nyeri 8
dari (1-10)
24
Infeksi berhubungan
dengan
invaksi
kuman/bakteri
terhadap
luka,
ditandai dengan:
DS :
a. Klien
mengatakan
terdapat luka
pada ibu jari
kaki kiri klien
DO :
a. Luka tampak
iritasi
b. Sekitaran luka
tampak
kemerahan
c. Leukosit
>10.000 ul
DIAGNOSA
O
1
KEPERAATAN
Gangguan perfusi
TUJUAN
Setelah
INTERVENSI
TINDAKAN
RASIONAL
jaringan
diberikan
untuk
tepat terhadap
berhubungan
asuhan
melakukan
dengan Luka DM
keperawata
ditandai dengan:
DS :
diharapkan
mobilisasi
b. Ajarkan tentang
faktor-faktor
yang
dapat
penyembuhan
akan membantu
dalam
25
b. Klien
masalah
meningkatkan
menentukan
mengataka
klien
aliran
tindakan
n Ibu jari
teratasi
Tinggikan kaki
kaki
dengan
sedikit
lebih
kirinya
kreteria
rendah
dari
luka
hasil:
a. Luka
DO :
f. Ibu
jari
kaki
kiri
klien
tampak
seperti
setengah
bagian ibu
jarinya
g. Terdapat
jaringan
nekrosis
pada luka
h. Terdapat
puss
pada luka
Luka
tersebut
berbau
j.
busuk/khas
Warna kulit
terlihat
pucat
k. Luka
tersebut
sedalam
1,5 cm
sembuh
b. Wakna
tampak
sebesar
i.
bahkan
kulit
ulkus
dan
membaik
merah
muda
c. Puss
hilang
d. Tidak
terdapat
jaringan
nekrosis
e. Bau
berkuran
g bahkan
hilang
darah:
jantung ( posisi
elevasi
pada
dan melancarkan
aliran darah
balik sehingga
tidak terjadi
waktu
istirahat
),
hindari
oedema.
c. Kolestrol tinggi
dapat
penyilangkan
kaki,
mempercepat
hindari
balutan
ketat,
hindari
terjadinya
arterosklerosis,
merokok dapat
penggunaan
menyebabkan
bantal,
di
belakang
lutut
dan sebagainya
c. Ajarkan tentang
berupa:
diet
tinggi kolestrol,
teknik relaksasi,
menghentikan
kebiasaan
merokok,
vasokontriksi
pembuluh darah,
mengurangi efek
faktor-faktor
Hindari
terjadinya
relaksasi untuk
modifikasi
resiko
selanjutnya
b. Meningkatkan
dari stress.
d. Pemberian
vasodilator akan
meningkatkan
dilatasi
pembuluh darah
sehingga perfusi
dan
penggunaan
jaringan dapat
diperbaiki,
obat
sedangkan
vasokontriksi
d. Kolaborasi
dengan
tim
kesehatan
lain
pemeriksaan
gula darah
secara rutin
dapat
26
mengetahui
dalam
perkembangan
pemberian
dan keadaan
vasodilator,
pemeriksaan
gula
darah
oksigen
( HBO ).
Setelah
Intergritas
berikan
keadaan
asuhan
serta
kulit
berhubungan
luka
keperawata
DM,
ditandai dengan:
diharapkan
DS : -
masalah
DO :
klien
e. Terdapat
dengan
ulkus pada
kreteria
ibu
jari
kaki
kiri
hasil:
a. Luka
klien
klien
sebesar
setengah
bagian ibu
f.
teratasi
luka seperti
jarinya
Terdapat
bau
khas
pada luka
g. Terdapat
jaringan
kulit yang
untuk
memperbaiki
oksigenasi
daerah
ulkus/gangren
di a. Kaji luas dan a. Pengkajian yang
Gangguan
jaringan
pasien, HBO
sembuh
b. Bau
luka
proses
penyembuhan.
b. Jelaskan pada
pasien tentang
sebab-sebab
timbulnya nyeri.
c. Kolaborasi
dengan dokter
untuk
pemberian
insulin,
pemeriksaan
kultur pus
pemeriksaan
pada
gula darah
luka
pemberian anti
hilang
c. Tidak
tampak
ada
jaringan
nekrosis
biotic
tepat
terhadap
teknik
aseptik,
dapat
menjaga
kontaminasi luka
dan larutan yang
iritatif
akan
merusak jaringan
granulasi
tyang
timbul,
sisa
balutan jaringan
nekrosis
dapat
menghambat
proses granulasi.
c. Insulin
akan
mati
menurunkan
(nekrosis)
27
h. Luka
pemeriksaan
tersebut
sedalam
mengetahui jenis
1,5 cm
gula
darahuntuk
mengetahui
perkembangan
3
Keterbatasan
mobilitas
Setelah
fisik
a. Kaji dan
penyakit.
a. Untuk
diberikan
identifikasi
mengetahui
berhubungan
asuhan
tingkat
derajat kekuatan
keperawata
kekuatan otot
otot-otot
ditandai dengan:
pada kaki
DS :
diharapkan
c. Klien
masalah
mengataka
klien
teratasi
susah
melakukan
dengan
aktivitas
kreteria
sesuai
dengan
kemampua
n
(duduk,
berdiri,
berjalan)
d. Klien
mengataka
n nyeri jika
kaki klien
hasil:
a. Pergerak
an klien
bebas
b. Klien
pasien.
b. Beri penjelasan
kaki
pasien
b. Pasien mengerti
pentingnya
tentang
aktivitas
pentingnya
sehingga
melakukan
kooperatif dalam
aktivitas untuk
tindakan
menjaga kadar
gula darah
dalam keadaan
normal.
c. Anjurkan
mampu
pasien untuk
melakuk
menggerakkan/
an
mengangkat
aktivitas
ekstrimitas
sesuai
bawah sesui
dengan
kemampuan.
dapat
keperawatan
c. Untuk melatih
otot otot kaki
sehingg
berfungsi dengan
baik
d. Keterbatasan
mobilitas
fisik
cenderung
membuat
klien
kesulitan dalam
28
tertekan
DO :
d. Pergerakan
memnuhi
ua secara
dalam
kebutuhannya
memenuhi
sehingga
kebutuhannya
e. Kerja sama
diberikan
mandiri.
c. Skala
klien
tampak
nyeri
terbatas
e. Klien
tampak di
bantu
dalam
melakukan
aktivitas
sesuai
dengan
kemampua
f.
harus
bantuan
e. Analgesik dapat
berkuran
dengan tim
kesehatan lain:
membantu
menjadi
dokter
mengurangi rasa
<4 dari 8
( pemberian
nyeri, fisioterapi
atau
analgesik ) dan
untuk
bahkan
tenaga
pasien
nyeri
fisioterapi.
melakukan
melatih
klien
aktivitas
secara
hilang.
bertahap
dan
benar
n
Skala nyeri
8 dari (1-
10)
Infeksi
Setelah
berhubungan
diberikan
dengan
asuhan
invaksi
kuman/bakteri
terhadap
keperawata
luka,
dan gejala
infeksi
b. Lakukan
perawatan luka
ditandai dengan:
diharapkan
DS :
masalah
b. Klien
a. Pantau tanda
klien
dengan teknik
aseptic
c. Genti perban
mengataka
teratasi
secara rutin
d. Kolaborasi
n terdapat
dengan
dalam
luka
pada
kreteria
pemberian
digunakan untuk
ibu
jari
antibiotic dan
mmbunuh
kaki
kiri
hasil:
a. Luka
pemeriksaan
bakteri atau
hematologi
kuman
terutama kaji
sedangkan
leukosit.
pemeriksaaan
klien
DO :
d. Luka
tampak
tidak
iritasi
b. Tidak
terjadi
kontaminasi dari
luar.
d. Antibiotic
29
iritasi
e. Sekitaran
luka
tampak
f.
peradang
leukosit untuk
an di
mengecek tanda
seitar
terjadi infeksi
luka
kemerahan c. Leukosit
Leukosit
<10.000
>10.000 ul
ul
dan peradangan.