Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Kebijakan, Kebijakan pendidikan dan Inovasi pendidikan


Kebijakan dibentuk untuk memecahkan permasalahan sosial bagi kepentingan
masyarakat atas dasar keadilan dan kesejahteraan masyarakat (Muhajir, 1993:15). Kebijakan
mengacu pada cara suatu organisasi untuk mengatur sistem didalamnya. Suatu upaya disebut
kebijakan jika memenuhi empat syarat berikut ini (1) tingkat hidup masyarakat meningkat,
(2) terjadi keadilan dan peluang prestasi dan kreasi individual, (3) diberikan peluang aktif
partisipasi

masyarakat

(dalam

membahas

masalah,

perencanaan,

keputusan

dan

implementasi), dan (4) terjaminnya pengembangan berkelanjutan.


Kebijakan pendidikan menurut Rohman (2009:109) adalah kebijakan publik yang
mengatur khusus regulasi berkaitan dengan penyerapan sumber, alokasi, dan distribusi
sumber, serta pengaturan perilaku dalam pendidikan. Karena kebijakan merupakan pemecah
masalah, maka kebijakan pendidikan berisi pedoman bertindak baik yang harus dilaksanakan
dalam bidang pendidikan untuk mengatasi masalah dan mengatur perilaku dalam pendidikan.
Sedangkan inovasi/ perubahan adalah gagasan, praktek, atau objek benda yang
dipandang baru oleh seseorang atau kelompok. Inovasi dalam pendidikan yang maksud
berupa perencanaan, desain kurikulum, evaluasi kurikulum, implementasi program dan
sebagainya. Inovasi kebijakan dibuat demi kesempurnaan sistem pendidikan nasional agar
generasi selanjutnya mampu menjalani pendidikan dengan lebih baik.
Jadi kebijakan pendidikan inovatif adalah pedoman baru yang cipatakan untuk mengatur dan
memecahkan permasalahan dalam dunia pendidikan.
B. Sistem pendidikan di negara Jepang
Pendidikan di Jepang mulai mengalami kemajuan sejak dilakukannya reformasi
pendidikan pada masa restorasi meiji dan semakin bertambah pesat ketika beraliansi dengan
Amerika (Rustam, 2003:45). Walaupun kalah pada perang dunia II tetapi Jepang memiliki
tekad dan semangat yang tinggi untuk bangkit dari keterpurukan. Langkah dan usaha Jepang
dalam mencerdaskan bangsanya dapat kita lihat sekarang ini. Jepang terkenal sebagai negara
maju di Asia. Teknologinya digunakan diseluruh dunia. Tentunya teknologi mutakhir Jepang
muncul dari ide-ide cemerlang para ilmuan Jepang. Keberhasilan ilmuwan Jepang tidak lepas
dari sistem pendidikan Jepang itu sendiri. Karena itulah penulis memilih sistem pendidikan di
negara Jepang dalam makalah ini. Keberhasilan sistem pendidikan tinggi di Jepang membuat
negara Jepang menjadi sangat salah satu negara termaju di dunia.

Tujuan pendidikan nasional negara Jepang adalah untuk meningkatkan perkembangan


kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai individu, dan menanamkan jiwa yang bebas.
Pada tahun 2001, kementerian pendidikan Jepang mengeluarkan rencana reformasi
pendidikan yang dikenal dengan Rainbow plan, yang berisi:
1. Mengembangkan kemampuan dasar skolastik siswa dalam model pembelajaran yang
menyenangkan. Poin ini terdiri dari 3 pokok arahan yaitu, (1) pengembangan kelas kecil
terdiri 20 anak per kelas, (2) pemanfaatan teknologi informasi dalam proses belajarmengajar, (3) pelaksanaan evaluasi belajar secara nasional.
2. Mendorong pengembangan kepribadian siswa menjadi pribadi yang hangat dan terbuka
melalui aktifnya siswa dalam kegiatan bermasyarakatan, juga perbaikan mutu
pembelajaran moral di sekolah.
3. Mengembangkan lingkungan belajar, yang menyenangkan dan jauh dari tekanan, dia
antaranya dengan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler olah raga, seni, dan sosial
lainnya.
4. Menjadikan sekolah sebagai lembaga yang dapat dipercaya, oleh orang tua dan
masyarakat. Tujuan ini dicapai dengan menerapkan sistem evaluasi sekolah secara
mandiri, dan evaluasi sekolah oleh pihak luar, pembentukan school councillor, komite
sekolah yang beranggotakan orang tua, dan pengembangan sekolah berdasarkan keadaan
5.

dan masyarakat setempat.


Melatih guru untuk menjadi tenaga profesional, salah satunya dengan pemberlakuan
evaluasi guru, pemberian penghargaan dan bonus kepada guru yang berprestasi, juga
pembentukan suasana kerja yang kondusif untuk meningkatkan etos kerja guru, dan

pelatihan bagi guru yang kurang cakap di bidangnya.


6. Pengembangan universitas bertaraf internasional.
7. Pembentukan konstitusi pendidikan yang sesuai untuk menyongsong abad baru, melalui
reformasi konstitusi pendidikan.
C. Sistem pendidikan tinggi di Jepang
Tahun akademik baru dimulai sekitar bulan April dan berakhir pada bulan Maret
tahun berikutnya. Perkuliahan dibagi menjadi dua semester, semester pertama belangsung
dari April sampai September, dan semester dua berlangsung pada Oktober sampai Maret.
Bahasa yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah bahasa Jepang. Namun karena
kebijakan pemerintah untuk membuat universitas bertaraf internasioal dan menarik
mahasisa\wa asing untuk belajar di Jepang, ada beberapa universitas yang menggunakan
bahasa inggris sebagai pengantarnya.

Sistem pendidikan di Jepang terdiri dari 4 macam, yaitu


1. Universitas/ University/ Daigaku
Untuk masuk universitas, siswa lulusan SMA harus mengikuti ujian nasional yang buat
oleh kementerian pendidikan dan ujian yang diadakan tiap-tiap universitas. Jenjang
universitas sendiri tidak jauh beda dengan universitas yang ada di indonesia. Universitas
di Jepang ditempuh dalam waktu 4 tahun, kecuali kedokteran yang mencapai 6 tahun
masa studi. Sedangkan program master selama 2 tahun dan program doktor selama 3
tahun.
2. Akademi Teknologi/ Junior College/ Tanki daigaku
Program yang ditawarkan disini berupa program pendek dengan masa studi dua-tiga
tahun yang diperuntukkan oleh mahasiswa yang ingin cepat bekerja dan tidak terikat
seperti pekerja kantoran. Mata kuliah yang diberikan juga terbatas dengan kurikuum
tunggal, misalnya musik, pendidikan guru, dan keperawatan. Gelar yang diterima adalah
diploma. Mahasiswa yang bersekolah disini mayoritas adalah perempuan, dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan wanita sebagai ibu rumah tangga. Beberapa dari merka
hanya sedikit dari lulusan sekolah ini yang melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
3. Sekolah tinggi teknik/ College of Technology/ Koto senmon gakko
Mahasiswa yang melamar disini adalah lulusan SMP. Masa studi yang ditempuh selama
lima tahun. Tiga tahun pertama siswa diberi pelajaran umum, kemudian dua tahun
berikutnya diberi pendidikan kejuruan sesuai minat. Siswa yang merasa memiliki
kemampuan lebih, ditahun ketiganya bisa transfer ke universitas dengan mengikuti ujian
masuk universitas. Untuk siswa yang telah lulus dari sekolah ini, akan direkomendasikan
sebagai tenaga teknisi ke perusahaan- perusahaan industri yang telah menjadi partner
dari sekolah ini.
4. Sekolah kejuruan/ Special Training School/ Senmon gakko
Sekolah ini membentuk mahasiswanya dengan kemampuan keterampilan bidang
keahlian tertentu seperti IT, desain dan teknik kejuruan khusus yang lain. Masa studi
disekolah ini adalah dua- tiga tahun. Lulusan dari sekolah ini akan mendapatkan gelar
dan sertifikat profesional sehingga diharapkan mampu langsung bekerja sesuai
bidangnya dalam industri atau membuka usaha sendiri. Tidak jarang mahasiswa
universitas atau mereka yang sudah lulus dari univeristas juga mengikuti kelas disekolah
ini untuk menambaha kemampuan teknis dan sertifikat yang bisa membantu mereka
dalam mencari kerja. Fenomena ini disebut dengan double-schooling. Mahasiswa yang
bersekolah disini mayoritas adalah laki-laki.

Saat ini ada empat point kebijakan yang sedang dilakukan di Jepang:
1. Menjadikan univeristas nasional menjadi perusahaan/ badan hukum yang berdiri sendiri.
Awalnya universitas nasional berada dibawa Kementerian pendidikan. Dengan
menjadikan universitas nasional menjadi badan hukum sendiri, ini

memungkinkan

universitas sebagai lembaga otonom mampu untuk mengatur, dan mendesain


pembelajaran, dan melakukan penelitian. Tapi walauoun mereka bebas membuat
kebijakan sendiri, mereka tetap harus bertanggungjawab dengan membuat laporan
evaluasi setiap tahun kepada kementerian pendidikan. Ini berhubungan dengan besarnya
dana bantuan yang diberikan pemerintah kepada universitas.
2. Adanya sistem penjamin evaluasi (certified Evaluation System)
Sejak tahun 2002, setiap tujuh tahun sekali diberlakukan evalusi periodik yang dilakukan
oleh lembaga pengevaluasi dari kementrerian pendidikan untuk melihat perkembangan
semua jenis lembaga pendidikan tinggi di Jepang.
3. Internasionalisasi
Pemerintah merekrut banyak profesor asing dan mengirim mahasisawanya untuk
bersekolah keluar negeri. Pemerintah juga memberi banyak beasiswa kepada mahasisawa
asing untuk bersekolah di jepang. Bahkan, sejak 1983, Jepang sudah membuat 100.000
International Student Plan dan rencana tersebut sudah tercapai pada tahun 2003. Pada

juli 2008, pemerintah jepang mencanangkan program mendatangkan 300.000 siswa asing
yang ditargetkan tercapai pada tahun 2020. Untuk itu pemerintah jepang menyiapkan
sebanyak 30 universitas untuk menhadapi ini. Tentunya, ketiga pulh universitas ini diberi
dana bantuan untuk menyiapkan program-program yang membantu internasionalisasi.
4. Menambah alokasi biaya pendidikan
Pemerintah mengeluarkan dana evaluasi 50-60% dari APBN nya hanya untuk
pendidikan. Tapi dana ini tidak serta merta dibagikan rata kepada seluruh institusi
pendidikan tinggi. Masing-masing institusi harus berkompetitif dalam hal memajukan
institusinya sendiri-sendiri demi besaran dana bantuan dari pemerintah. Meraka yang
bisa mengusulkan rencana pengajaran yang inovatif akan mendapatkan dana bantuan
yang lebih besar.
Rustam, Ferry. 2003. Reformasi Pendidikan Pada Masa Jepang Meiji: Studi Tentang Peran
Politik Kekuasaan Dalam Penerapan Pendidikan. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 7, No. 2,
Desember 2003, hal. 45-48
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang
Mediatama
Higher education in japanhttps://en.m.wikipedia.org/wiki/higher_education_in_japan, diakses
tanggal 5 januari 2016
https://en.m.wikipedia.org/wiki/education_in_japan, diakses tanggal 5 januari 2016
Muhadjir, Noeng. 1993. Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluation Research.
Yogyakarta: Rake Sarasin
MEXT. 2011. Higher Eduaction in Japan. https://www.nier.go.jp/english/educationjapan

Anda mungkin juga menyukai