Anda di halaman 1dari 31

Penyakit Kulit yang termasuk Penyakit

Kulit Darurat adalah :


Sindrom Stevens-Johnson

SINONIM
Ektodermosis erosiva pluriorifisialis
Sindrom mukokutanea-okular
Eritema multiformis tipe Hebra
Eritema bulosa maligna

DEFINISI
SSJ

: kelainan klt termasuk eritema


multiformis mayor kulit, selaput
lendir/ mukosa di orifisium, mata dan
organ-organ tubuh lain.

Keadaan

umum bervariasi : ringan


sampai berat.

ETIOLOGI
Sampai kini blm diketahui secara pasti
Merupakan eritema multiformis derajat berat : Eritema
multiformis mayor
Obat sistemik :
Penisilin & sintetiknya, streptomisin, sulfonamida,
tetrasiklin, analgetik/antipiretik : derivat salisil,
pirazolon, metamizol, metapiron, parasetamol,
klorpromasin, karbamazepin, kinin, antipirin, tegretol
dan jamu
Penyebab lain : Infeksi : bakteri, virus, jamur, parasit
neoplasma, pasca vaksinasi, radiasi dan makanan

PATOGENESIS
Belum diketahui dg jelas. Diduga
reaksialergi tipe III dan tipe IV.

diperan

oleh

Rx tipe III akibat terbentuk kompleks antigen-antibodi


yg membentuk mikropresipitasi shg aktivasi sistim
komplemen. Akb adanya akumulasi sel neutrofil yg
melepaskan lisozim dan kerusakan jaringan organ
target.
Rx tipe IV akibat sel limfosit T yang telah tersensitisasi,
terkontak ulang dg antigen yg sama. Sel T tsb
melepaskan limfokin & rx peradangan

SIMTOMATOLOGI
KU variasi, ringan sp berat
Kesadaran : kompos mentis sopor / koma
Demam tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk pilek dan
nyeri tenggorokan.

Trias kelainan :
a. Kelainan kulit
b. Kelainan selaput lendir di orifisium
c. Kelainan selaput mata dan mata

a.

Kelainan kulit
Eritem, papel, vesikel, bula.
Vesikel & bula pecah erosi.
Prognosis buruk bl purpura (+)
bila lesi generalisata.

b. Kelainan selaput lendir di orifisium


Paling sering (100 %) mukosa mulut
Kemudian disusul orifisium genital eksterna : 50 %
Lubang hidung dan anus : 8 % dan 4 %
Lesi awal : vesikel mukosa bibir, lidah, bukal pecah
erosi, ekskoriasi, eksudasi, ulserasi & pseudomembran,
krusta hemoragik kehitaman, tebal, hipersalivasi
kesulitan menelan
Kelainan dapat
laring & saluran pernafasan atas gejala ggg
pernafasan
esofagus
hidung rinitis + epistaksis & krusta
Anus jarang ditemukan

c. Kelainan selaput lendir mata


80 % SSJ kelainan selaput lendir mata
Paling sering : konjungtivitis kataralis /
konjungtivitis purulen
Kornea : erosi, perforasi, ulkus, kekeruhan
kebutaan
Iritis, uveitis, iridosilitis & udem palpebra
Di samping itu :

Kelainan kuku : onikolisis

Organ tubuh lain : sal. pencernaan, ginjal, : nefritis;


hati

Sindrom Stevens-Johnson

LABORATORIUM
Tidak khas
Leukositosis (+) : mgk E/ : infeksi
Eosinofilia : kemungkinan alergi obat
Enzim transaminase serum , albuminuria,
ggg elektrolit, ggg fs organ tubuh yang
terkena

HISTOPATOLOGI
Biasanya tidak perlu dilakukan
Bl ragu histopatologi u DD/ dg eksantema fikstum
multipel / nekrolisis epdermal toksik (NET)
Kelainan histopatologi :
1. Infiltrat sel mononuklear sekitar pembuluh darah dermis
superfisial
2. Edema dan ekstravasasi sel darah merah di dermis
papular
3. Degenerasi hidropik lapisan basalis sampai terbentuk
vesikel subepidermal
4. Nekrosis sel epidermal & kadang2 di aneksa
5. Spongiosis dan udema intrasel di epidermis

DIAGNOSIS
Berdasarkan anamnesis & gejala klinik
DIAGNOSIS BANDING
1. Eksantema Fikstum Multipel Generalisata
Persamaan : eritem, vesikel, bula
Perbedaan : EFM selalu (+) di tempat yang sama, tdk
seluruh tubuh
Penyembuhan Hiperpigmentasi
2. Nekrolisis Epidermal Toksik (NET)
NET : KU > buruk dr SSJ
Lesi kulit utama : epidermolisis menyeluruh, tanda
Nikolsky (+), tidak selalu mata dan sekitar hidung

KOMPLIKASI
Paling sering (16 %) Bronkopneumonia
Kematian
Komplikasi lain :
Kehilangan cairan
Gangguan keseimbangan elektrolit
Sepsis
Syok
Simblefaron, ektropion, kekeruhan kornea
dan kebutaan

PENGOBATAN
Harus cepat dan tepat
1. Kortikosteroid (KS) Life-saving
Deksametason : 20 30 mg/hr, i.v.
Th/ sp lesi baru (-)
Penurunan dosis cepat : 5 mg/hr, Setelah
dosis mencapai 5 mg/hr prednison 20
mg/hr secara oral
Setelah itu dosis diturunkan secara bertahap
hentikan

2. Antibiotika (AB)
Tujuan : cegah infeksi sekunder :
bronkopneumonia.
Krn imunitas ps menurun akb th/dosis
tinggi
AB yang jarang alergi, spektrum luas &
bakterisidal
a. Gentamisin : 2 x 60 mg/hr, i.m., i.v.
b. Cefotaksim : 3 x 1 gr/hr, i.v. dibagi 3
4 x pemberian
Pemberian AB dihentikan bl
deksametason tlh capai 5 mg/hr &
tanda-tanda infeks (-)

3. Infus dekstrosa 5 %, NaCl 0,9 %, Ringer laktat = 1:1: 1


Tujuan :
a.
Mengatur + mempertahankan keseimbangan cairan
& elektrolit
b.
Pemberian nutrisi & obat
4. Th/ topikal : PK 1:10.000
5. Konsultasi disiplin ilmu lain : THT, mata, peny dlm,
gilut dll
6. KCL 3 x 500 mg/hr secara oral cegah hipokalemia
7. Obat anabolik
8. Diet tinggi protein & rendah garam
9. Bl perlu transfusi darah

PROGNOSIS
Angka kematian : 5 15 %
Bl pengobatan cepat & tepat, prognosis cukup
memuaskan
Prognosis buruk bl KU buruk, purpura,
bronkopneumonia (+)

Gambar NET

Pengkajian
a. Pengumpulan data
1. Anamnesa
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama,
bahasa
yang
dipakai,
status
perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah,
no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b. Keluhan utama
1.

c. Riwayat Penyakit Sekarang


d. Riwayat Penyakit Dahulu
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
f. Riwayat Alergi
g. Riwayat Psikososial
h. Pola-pola Fungsi Kesehatan
II. Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan Umum
Tingkat Kesadaran, kondisi penyakit, TTV
b.Sistematis
Head to too
Persistem

IV. Analisa Data


NO

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

- DS
- DO

V. Diagnosa Keperawatan
a.Gangguan integritas kulit b.d inflamasi dermal dan
epidermal.
b.Gangguan rasa nyaman nyeri b.d inflamasi pada kulit.
c.Resiko infeksi b.d proses inflamasi
d.Gangguan intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik.
e.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kesulitan
menelan.
f.Gangguan persepsi sensori : kurang penglihaataan b.d
konjungtifitis.

VI. INTERVENSI
NO DX KEP.

TUJUAN

INTERVENSI

RASIONAL

VII. IMPLEMENTASI
NO

TANGGAL

DX. KEP.

IMPLEMENTASI

VIII. CATATAN PERKEMBANGAN


NO

TANGGAL

DX. KEP.

CATATAN PERKEMBANGAN
S
O
A
P
I
E
R

PARAF

1
1
1
1
1
1
1
1

kg
kg
kg
kg
g
g
g
g

: 10 hg
: 1.000 g
: 100.000 cg
: 1.000.000 mg
: 0,1 dag
: 0,001 kg
: 10 dg
: 1.000 mg

cc : ml
1 gram : 1000 mg

Anda mungkin juga menyukai