Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TETANUS
Dosen Pembimbing : dr. Fauziah Elytha, MSc
OLEH:
Kelompok 12
Roma Yuliana
1311211109
Lasmita Amelia
1311212012
1311211034
Aziza
1311211029
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan ridha-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul Program Penanggulangan Penyakit
Tetanus dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Program Penanggulangan Penyakit Menular.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah Program
Penanggulangan Penyakit Menular, ibu dr. Fauziah Elytha, MSc serta semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang
disebabkan oleh kemampuan penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.
Padang,
Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB 2 : PEMBAHASAN............................................................................................3
2.1 Definisi...............................................................................................................3
2.2 Etiologi ..............................................................................................................3
2.3 Faktor Resiko......................................................................................................4
2.4 Epidemiologi ......................................................................................................5
2.4.1 Triad Epidemiologi......................................................................................5
2.4.2 Hubungan Penjamu, Bibit Penyakit dan Lingkungan Penyakit Tetanus.....7
2.4.3 Transmisi......................................................................................................7
2.5 Perjalanan Penyakit ...........................................................................................8
2.6 Klasifikasi Penyakit .........................................................................................10
2.7 Pengobatan dan Pencegahan ............................................................................11
2.8 Program Penanggulangan ................................................................................13
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpun..............................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
ii
15
BAB 1 : PENDAHULUAN
5.
6.
7.
8.
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman
Clostridium tetani, bermanisfestasi dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti
kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot massater dan otot-otot rangka.
Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi
sistem urat saraf dan otot. Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari
teinein yang berarti menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di mana spasme
otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum,
melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang dan spasme dan
paralisis pernapasan.
2.2 Etiologi
Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang merupakan
bakteri berbentuk batang, berukuran 2 -5 x 0,4 -0,5 milimikron yang hidup tanpa
oksigen (anaerob), dan membentuk spora. Spora dewasa mempunyai bagian yang
berbentuk bulat yang letaknya di ujung, dan memberi gambaran penabuh genderang
(drum stick) (Bleck, 2000). Spora ini mampu bertahan hidup dalam lingkungan
panas, antiseptik, dan di jaringan tubuh. Spora ini juga bisa bertahan hidup beberapa
bulan bahkan bertahun. Bakteria yang berbentuk batang ini sering terdapat dalam
kotoran hewan dan manusia, dan bisa terkena luka melalui debu atau tanah yang
terkontaminasi. Clostridium tetanime rupakan bakteria Gram positif dan dapat
menghasilkan eksotoksin yang bersifat neurotoksik. Toksin ini (tetanospasmin) dapat
menyebabkan kekejangan pada otot.
kelahiran hidup dengan jumlah kematian 60.000 bayi setiap tahunnya. Penyebab dari
kasus ini yaitu terkait penjangkauan fasiitas kesehatan, pengetahuan, serta kesadaran
dari masyarakat itu sendiri untuk tanggap dengan penyakitnya.
Menurut SKRT angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih sangat tinggi
yaitu 58/1000 kelahiran hidup. Dari angka kematian bayi yangsangat tinggi tersebut,
tetanus menyumbang 50% sebagai penyebab kematian bayi tersebut. Hal ini
menyebabkan tetanus merupakan penyebab ke-5 kematian bayi di Indonesia. Karena
kontribusi terhadap AKB masih sangat besar, maka tetanus masih merupakan
masalah besar bagi dunia kesehatan Indonesia. Menurr profil kesehatan Indonesia
tahun 2007, terdeteksi 141 kasus tetanus yang tersebar di 25 provinsi. Kasus terbesar
ditemukan di Jawa Barat yaitu 24,8%, lalu Kalimantan Barat (12,8%), selanjutnya
Lampung (8,5%), kemudian Sulawesi Selatan (6,4%). Dari total 141 kasus, 74 bayi
diantaranya meninggal.
Dalam kasus tetanus ini, iminisasi sangat memegang peran penting. Dari
semua kasus yang terdata, 54,6% merupakan yang belum diimunisasi TT, 10,6%
tealah mendapatkan imunisasi sebanyak satu kali, dan 17% telah mendapatkan
imunisasi TT2 atau lebih. Perawatan tali pusar bagi bayi juga menjadi penyebab
tetanus, karean sebagian besar masih dengan cara tradisional (30,5%), dengan cara
lainnya (26,2%), menggunakan alkohol dan iodium (19,1%), dengan gunting
(51,1%), (19,9%) menggunakan bambu, serta sekitar 12,8% mengunakan alat
lainnya. WHO dan UNICEF mengajak untuk emiliminasi tetanus pada tahun 2000
dan 2005, dan Indonesia berhasil pada tahun 2003.
2.4.1 Triad Epidemiologi
Tetanus tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah resiko tinggi dengan
cakupan imunisasi DPT (Diphtheria, Pertussis and Tetanus) yang rendah. Reservoir
utama kuman ini adalah tanah yang mengandung kotoran ternak sehingga resiko
penyakit ini di daerah peternakan sangat tinggi. Spora kuman Clostridium tetani yang
tahan kering dapat bertebaran di mana-mana.
Port of entry tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun dapat diduga
melalui :
1. Luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar
2. Luka operasi yang tidak dirawat dan dibersihkan dengan baik
3. OMP, caries gigi
4. Pemotongan tali pusat yang tidak steril
5
disebabkan
oleh
infeksi
bakteri
Clostridium
tetani.
h. Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia dan
sianosis, retensi urin, bahkan dapat terjadi fraktur collumna vertebralis
( pada anak ).
Tetanus tidak bisa segera terdeteksi karena masa inkubasi penyakit
ini berlangsung hingga 21 hari setelah masuknya kuman tetanus ke dalam
tubuh. Pada masa inkubasi inilah baru timbul gejala awalnya. Gejala penyakit
tetanus bisa dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Pertama
Rasa nyeri punggung dan perasaan tidak nyaman di seluruh tubuh
merupakan gejala awal penyakit ini. Satu hari kemudian baru terjadi
kekakuan otot. Beberapa penderita juga mengalami kesulitan menelan.
Gangguan terus dialami penderita selama infeksi tetanus masih
berlangsung.
2. Tahap Kedua
tusuk yang dalam, otitis media, infeksi gigi, gigitan hewan, aborsi, dan
persalinan yang tidak steril. Tetanus tidak mempunyai periode infeksius
karena tetanus tidak menular dari orang ke orang. Tetanus merupakan
penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, tapi tidak menular.
2.6 Klasifikasi Penyakit
a. Tetanus Lokal (Lokalited Tetanus)
Pada lokal tetanus dijumpai adanya kontraksi otot yang persisten, pada daerah
tempat dimana luka terjadi (agonis, antagonis, dan fixator). Hal inilah
merupakan tanda dari tetanus lokal. Kontraksi otot tersebut biasanya ringan,
bisa bertahan dalam beberapa bulan tanpa progressif dan biasanya
menghilang secara bertahap. Lokal tetanus ini bisa berlanjut menjadi
generalized tetanus, tetapi dalam bentuk yang ringan dan jarang
menimbulkan kematian. Bisajuga lokal tetanus ini dijumpai sebagai
prodromal dari klasik tetanus atau dijumpai secara terpisah. Hal ini terutama
dijumpai sesudah pemberian profilaksis antitoksin. Hanya sekitar 1% dari
kasus yang fatal.
b. Cephalic Tetanus
Cephalic tetanus adalah bentuk yang jarang dari tetanus. Masa inkubasi
berkisar 1 2 hari, yang berasal dari otitis media (infeksi telinga) kronik ,
seperti dilaporkan di India, luka pada daerah muka dan kepala. Terisolasi atau
dikombinasikan disfungsi dari salah satu saraf kranial dapat terjadi, tetapi
keterlibatan dari saraf kranial ketujuh adalah yang paling umum.
c. Tetanus Umum (Generalized Tetanus)
Bentuk ini yang paling banyak dikenal. Sering menyebabkan komplikasi
yang tidak dikenal beberapa tetanus lokal oleh karena gejala timbul secara
diam-diam. Trismus Merupakan gejala utama yang sering dijumpai ( 50 %),
yang disebabkan oleh kekakuan otot-otot masseter, bersamaan dengan
kekakuanotot leher yang menyebabkan terjadinya kaku kuduk dan kesulitan
menelan. Gejala lain berupa Risus Sardonicus (Sardonic grin) yakni spasme
otot-otot muka,opistotonus (kekakuan otot punggung), kejang dinding perut.
Spasme dari laring dan otot-otot pernafasan bisa menimbulkan sumbatan
saluran nafas, sianose asfiksia. Bisa terjadi disuria dan retensiurine,kompressi
fraktur dan pendarahan didalam otot. Kenaikan temperatur biasanya hanya
sedikit, tetapi begitupun bisa mencapai 40 C. Bila dijumpai hipertermi
10
11
Dengan upaya pencegahan yang baik maka angka kesakitan dan angka
kematian yang disebabkan oleh tetanus dapat diturunkan. Upaya-upaya
tersebut adalah:
1. Imunisasi Pasif
Diberikan antitoksin, pemberian antitoksin ada2 bentuk, yaitu:
-
2. Imunisasi Aktif
Di Indonesia dengan adanya program Pengembangan Imunisasi (PPI)
selain menurunkan angka kesakitan juga mengurangi angka kematian
tetanus. Imunisasi tetanus biasanya dapat diberikan dalam bentuk DPT;
DTdanTT.
-
kesadaran. Seorang penderita yang terkena tetanus tidak imun terhadap serangan
berikutnya, artinya dia mempunyai kesempatan yang sama untuk terkena tetanus bila
terjadi luka sama seperti orang lainnya yang tidak pernah di imunisasi. Pencegahan
terhadap tetanus dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif, berupa DPT atau
DT, yang diberikan sejak anak berusia 2 tahun.
3.2 Saran
Melalui makalah ini, penulis menyarankan untuk:
a. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
b. Masyarakat sebaiknya selalu mengikuti program imunisasi yang telah
diselenggarakan pemerintah karena itu semua demi kepentingan masyarakat
itu sendiri.
c. Pemerintah dan petugas kesehatan sebaiknya melakukan sosialisasi atau
penyuluhan tentang pentingnya imunisasi kepada masyarakat, sehingga
masyarakat dapat tahu betapa pentingnya imunisasi bagi kesehatan anak-anak
mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Kelly, Heath, dkk. 2009. Pengenalan, Pencegahan dan Penyembuhan PenyakitPenyakit yang Disebabkan Oleh Bakteri dan Virus. Yogjakarta : PALLMAL
Yogjakarta.
14
Lestari,
Nanik.
2011.
Epidemiologi
Penyakit
Menular.
http://epidemiologiunsri.blogspot.com/2011/11/tetanus.html (Diakses pada
tanggal 15 Agustus 2015, pukul 13.25).
Kiking
Ritarwan.
Tetanus.
Jurnal
(Online).
2004
http://library.usu.ac.id/download/fk/penysaraf-kiking2.pdf
(Diakses
tanggal 15 Agustus 2015, pukul 13.30).
I
Wayan
Arditayasa.
Clostridium
tetani.
Jurnal
(Online).
https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/i-wayan-arditayasa078114135.pdf (Diakses pada tanggal 15 Agustus, pukul 13.45).
15
:
pada
2008.