Laporan Kelompokku
Laporan Kelompokku
Laporan Kelompokku
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Instalasi penerangan pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu instalasi penerangan
IN PLASTER (Di Dalam Permukaan) dan instalasi penerangan ON PLASTER (Di Luar
Permukaan). Keduanya sangat penting untuk dipahami serta di praktekan untuk keperluan
persiapan di dunia kerja. Untuk membentuk sumberdaya manusia yang terampil di dunia
kerja mengenai hal tersebut oleh karena itu Politeknik Negeri Malang khususnya prodi
listrik menyelenggarakan praktek kerja bengkel listrik.
Dalam prakteknya instalasi penerangan harus ideal dan telah sesuai dengan standar
dan SOP yang digunakan. Untuk memperoleh hal tersebut, kita harus menggunakan acuan.
Untuk instalasi penerangan 3 fasa ini kita menggunakan acuan atau standart PUIL 2000
dengan tujuan agar kita terhindar dari kecelakaan kerja serta kerugian. Dalam melakukan
pemasangan instalasi penerangan, haruslah sesuai dengan prinsip prinsip instalasi yaitu 4K
(Keamanan, Ketersediaan, Keindahan, Keekonomisan.)
1.2.
Tujuan
1. Mngetahui dan memahami pengertian dan prinsip instalasi penerangan 3 fasa
2. Mampu menggambar perencanaan instalasi penerangan 3 fasa
3. Mampu memasang intalasi dengan sistem penerangan IN PLASTER (Di dalam
permukaan).
4. Mampu membaca gambar yang telah direncanakan
5. Mampu memasang rangkaian instalasi dan pengawatan pada panel
6. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari instalasi penerangan yang
dipasang serta komponennya
7. Mampu melakukan comisioning (pemeriksaan) pada instalasi Penerangan.
1.3.
Manfaat
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian dan prinsip instalasi penerangan 3
fasa
2. Mahasiswa mampu menggambar perencanaan instalasi penerangan 3 fasa
3. Mahasiswa mampu memasang intalasi dengan sistem penerangan IN PLASTER
(Di dalam permukaan).
4. Mahasiswa mampu membaca gambar yang telah direncanakan
5. Mahasiswa mampu memasang rangkaian instalasi dan pengawatan pada panel
6. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari instalasi penerangan yang
dipasang serta komponennya
Batasan Masalah
Batasan masalah dari laporan praktek kerja bengkel instalasi penerangan ini
adalah :
1. Pemasangan instalasi Penerangan 3 fasa dengan sistem pemasangan IN
PLASTER (Di dalam permukaan) mencakup cara-cara pemasangan, komponen
yang dibutuhkan, cara pemeriksaan instalasi ,dll.
2. Dapat mengetahui standart yang digunakan dan pemasangan yang baik dan
benar pada setiap komponen yang digunakan.
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Definisi Umum
2.1.1. Definisi Instalasi
Instalasi listrik adalah rangkaian dari peralatan listrik yang saling
berhubungan satu sama lain secara listrik yang berada dalam suatu ruang atau
2
lokasi. Ada 2 jenis instalasi yaitu instalasi penerangan listrik dan instalasi daya
listrik.
2.1.2. Syarat instalasi
Syarat teknis umum dalam merencanakan sebuah instalasi listrik bagi
instalasi penerangan maupun instalasi daya adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Keandalan
Ketertiban
Ketersediaan
Keindahan
Keamanan
Ekonomis
: Pengahntar fasa R
Kabel Kuning
: Penghantar fasa S
Kabel Hitam
: Penghantar fasa T
Kabel Biru
: Penghantar netral
Kabel Hijau-Kuning
: Penghantar PE (Pentanahan)
Pada beban yang digunakan yaitu lampu lampu dan stop kontak merupakan
beban 1 fasa. Sehingga beban untuk lampu
hanya membutuhkan 1
Komponen Listrik
2.2.1. Diagram Pengawatan
Diagram pengawatan adalah gambar elektroteknik yang biasanya dinyatakan
dengan simbol-simbol, yang menyatakan hubungan antara bagian-bagian peralatan
suatu instalasi listrik. Manfaat dari diagram pengawatan adalah mengetahui prinsip
kerja suatu peralatan atau instalasi, membantu pelakasanaan pemasangan suatu
peralatan atau instalasi, mempermudah dalam menelusuri, mengusut gangguan pada
suatu peralatan atau instalasi. Contoh gambar diagram pengawatan:
Beberapa macam diagram pengawatan diantaranya
1.
2.
3.
4.
5.
2.2.2. Kabel
Kabel yang digunakan dalam praktek ini adalah kabel NYA dan NYY. Jenis
kabel NYA bentuknya berinti tunggal dari bahan tembaga sebagai inti, erisolasi PVC.
Pemasangannya tidak boleh menempel di dinding/tembok, tetapi harus menggunakan
rol isolator atau pipa instalasi listrik. Kabel NYA tidak boleh dipasang pada tempat
yang terbuka atau dibawah tanah karena mudah menjadi sasaran gigitan tikus
sehingga menjadi terkelupas dan membahayakan orang disekitarnya.
Kabel NYY merupakan kabel tenaga yaitu penghantar yang berisolasi dan berselubung
PVC berurat 5 masing-masing berwarna merah-kuning-hitam-biru-hijau, berpenghantar
tembaga bulat pejal dengan luas penampang 2,5 mm 2. Kabel ini digunakan untuk
penyambungan atau penyaluran daya listrik dari panel instalasi ke sumber di bengkel
listrik.
Gambar 4. Saklar
2.2.4. PHB
Panel hubung bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan
peralatan yang berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke
6
beban yang memerlukan agar merata dan seimbang. Di dalam panel bagi terdapat
komponen antara lain rel (bus bar), saklar utama, pengaman, pengaman, alat-alat
ukur dan lampu indikator.
Gambar 7. Lasdop
2.2.7. Saklar Seri
Saklar seri berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan dua buah lampu
dari suatu tempat secara bergantian atau bersamaan. Saklar seri biasanya digunakan
pada ruangan yang luas tetapi hanya mempunyai satu pintu. Contoh pada ruang
pertemuan, toko, dll.Saklar seri yang digunakan Broco dgn kemampuan kerja Arus
10A /250V.
:2A
b Coklat
:4A
c Hijau
:6A
d Merah
: 10 A
e Abu abu
: 16 A
f Biru
: 20 A
g Kuning
: 25 A
h Hitam
: 35 A
i Putih
: 50 A
j Merah tembaga
: 65 A
10
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan
elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih
sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi
hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan
thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal),
pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya
arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan
sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak.
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa,
sedangkan untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas
yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka
kutub yang lainnya juga akan ikut terputus. Berdasarkan penggunaan dan daerah
kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi lima jenis ciri yaitu :
-
11
12
13
Multimeter
Digunakan untuk mengukur arus, tegangan maupun hambatan. Dalam
praktek ini multimeter digunakan untuk mengetahui keadaan sakelar (baik atau
rusak), untuk mengukur tegangan dan dan untuk mengetahui kontinuitas antar
sambungan. Dalam penggunaannya, range yang dipilih harus sesuai dengan
ketentuan.
Tang Ampere
Dengan menggunakan tang ampere, pengukuran arus dapat dilakukan dengan
mudah karena kita tidak perlu melepas saluran kabel kemudian dipasang seri dengan
alat ukur. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan, arus serta hambatan.
Untuk mengukur arus pada instalasi yang terhubung jaringan tegangan rendah cukup
menggunakan range 200 pda tang ampere agar arus dapat terbaca dengan detail.
2.3.3
Megger
14
15
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.3.4
Output Jacks, M
Berguna untuk memeriksa isolasi. Kabel penidik merah masuk ke
jacks merah dan hitam masuk ke jacks hitam pula.
Input Jacks, ACV
Digunakan untuk pengukuran tegangan AC dan nilai tahanan.
Papan Skala
Indikator ON
ON M Saklar pilih untuk pengukuran tahanan tinggi.
OFF (ACV) Saklar pilih untuk tegangan AC.
Battery Check Untuk memeriksa tegangan baterai.
Saklar M Saklar M untuk pilihan mode uji isolasi.
Saklar ACV Untuk mode pengukuran tegangan AC.
Pengatur posisi jarum pada angka nol secara mekanik.
Phase Sequence
Phase Sequence Indicator digunakan untuk mengetahui urutan fasa-fasa pada
sumber 3 fasa maupun pada kotak-kontak 3 fasa. Untuk mengetahui urutan fasa putar
selector switch pada phase detect. Alat ini juga dapat digunakan sebagai voltmeter
dengan cara memutar selector switch pada posisi voltage. Terdapat 3 probes
berbeda warna di alat ini, yaitu merah-putih-biru. Ketiga warna tersebut digunakan
untuk masing-masing fasa R-S-T. Urutan fasa dapat dilihat pada putaran indicator.
Jika searah jarum jam makanya merah adalah fasa R, putih fasa S, dan biru fasa T.
16
17
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Jadwal Praktikum
NO
Pertemuan Ke
KEGIATAN
1.
2.
II
1. Pengawatan komponen
2. Pemasangan komponen pada tembok
3. Komisioning
3.
III
1. Pengawatan panel
2. Pemasangan panel
3. Komisioning
4.
IV
5.
6.
VI
terdiri
Satuan
Jumlah
Buah
Buah
Buah
Buah
1
3
3
1
Buah
Buah
Cm
Buah
Buah
Buah
1
3
2
3
2
1
Meter
Meter
Buah
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Buah
Buah
Keterangan
Nama Alat
Tang Potong
Tang Kupas
Tang Kombinasi
Tang Lancip
Obeng
Multimeter
Jumlah
1
1
1
1
4
1
Satuan
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
19
20
Diagram Lok
21
Diagram Pengawatan
22
b.
i.
Prosedur Pemasangan
Siapkan alat dan bahan
Siapkan alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan dalam proses
pemasangan instalasi penerangan in plaster
ii.
iii.
iv.
Pengawatan komponen
Sebelum memasang komponen pada tembok, terlebih dahulu kita
melakukan pengawatan komponen agar pada saat pemasangan komponen
pada tembok bisa lebih mudah
v.
vi.
Penyambungan kabel
Kupas dahulu lapisan isolasi kabel-kabel yang akan disambung.
Gabungkan ujung-ujung kabel kemudian dipilin dengan menggunakan
vii.
tang kombinasi.
Melilit benang ke lilitan tembaga tadi.
Tutup dengan lasdop.
Pengawatan panel
Jalur pengawatan pada panel harus sesuai dengan instalasi yang telah
terpasang. Pengawatan panel diusahakan rapi, agar memudahkan untuk
proses pengecekkan dan maintenance.
viii.
ix.
Lakukan pengecekan
23
c.
Setelah semua dalam kondisi baik, mulai mencoba lampu, saklar dan stop
kontak. Sambungkan rangkaian pada sumber.
Pengecekan ( Komisioning )
Comisioning Tak Bertegangan
1. Cek Fisik Peralatan
Pemerikasaan visual meter merupakan pemeriksaan kondisi fisik
masing-masing peralatan yang digunakan dalam instalasi. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui kerusakan / cacat pada peralatan.
Pengaman dalam
2
panel
Ukuran Pemutus
3
Mini / MCB)
Terminasi
penghantar ground
4
antara panel dan PE
atau elektroda
pembumian
Ukuran penghantar
5
Warna penghantar
6
Sambungan pada
7
kotak sambung
24
Dibuat oleh :
Mengetahui /
menyetujui
Tanggal :
Diperiksa bersama
oleh :
(......)
Pelaksana Lapangan
(Putri Kharisma W)
Pelaksana
( Lalu Didik )
Site Engineer
(.......)
Site Engineer
Baik
Keadaan
Cacat
Rusak
Keterangan
2. Cek Kontinuitas
Langkah-langkah cek kontinuitas :
1.
Pastikan rangkaian yang akan diukur berada pada posisi OFF dan tidak
2.
3.
4.
5.
6.
fitting.
Isi check list blanko commissioning pada tabel.
Uraian Simak
Kotak Panel
Pengaman MCB 3 fasa
Pengaman MCB 1 fasa
Pengaman sekering fasa
R
5 Pengaman sekering fasa
S
6 Pengaman sekering fasa
T
7 Saklar Seri
8 Saklar Tukar
9 Saklar Seri
10 Kotak kontak 1 fasa
11 Kotak kontak 3 fasa
12 Fitting E 27 A
13 Fitting E 27 B
14 Fitting E 27 C
Sambungan pd kotak
sambung
Ukuran penghantar
Warna penghantar
Terminasi Penghantar
grd, antara panel dan
PE atau elektroda
pembumian
Dibuat oleh :
Fasa T
Mengetahui /
menyetujui
Tanggal :
Diperiksa bersama
26
oleh :
(..........)
Pelaksana Lapangan
(Putri Rizki K)
Pelaksana
( Lalu Didik H)
Site Engineer
(........)
Site Engineer
Pastikan rangkaian yang akan diukur berada pada posisi OFF dan tidak
2.
3.
4.
5.
6.
listrik.
Bacalah hasil pengukuran pada papan skala. Terkadang hasil
pengukuran kurang memuaskan. Ini terjadi karena kontak antara ujung
kabel penyidik dengan titik yang akan diukur kurang sempurna.
Jika tidak terjadi kebocoran isolasi yang membungkus kabel, jarum
akan tetap menunjuk posisi tak terhingga (~). Jika terjadi kebocoran pada
isolasi kabel, jarum akan bergerak ke kanan dan sesuai standart minimal 5
M.
Tabel Pemeriksaan Tahanan Isolasi
No.
1.
Yang Diperiksa
Hasil
Minimum
(Mega Ohm)
(Mega Ohm)
Fasa Tunggal
Sirkit fasa pembumian
2.
Fasa Tiga
1.
~
~
~
5
27
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Sirkit N pembumian
b.
c.
c.
d.
e.
Urutan Fasa
Sesuai / tidak
2.
Sesuai / tidak
3.
Sesuai / tidak
Tegangan
216 V
Arus fasa S
3.
Arus fasa T
4.
Arus netral
5.
Kuat Penerangan
Arus (Ampere)
Tegangan (Volt)
220 V
220 V
1.
Pasang tang ampere pada salah satu kabel sumber atau supply peralatan
2.
3.
4.
29
30
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
a. Semua instalasi listrik yang berhubungan dengan PLN harus dilaksanakan
sesuai dengan standar-standar yang berlaku di Indonesia seperti PUIL, SPLN
dan SNI, agar instalasi dapat dipakai secara mudah dan aman.
b. Instalatir harus memperhatikan beberapa faktor saat pemasangan komponen
dalam segi jumlah maupun kekuatan pemasangan(berapa lama bertahannya
komponen tersebut) agar instalasi tersebut bekerja dengan semestinya.
Beberapa faktor yang penting tersebut yaitu, memperhatikan panjang kabel
yang dibutuhkan agar tidak berlebih ataupun kurang, mencoba menggunakan
komponen setelah pemasangan dan lain-lain.
c. Sebelum instalasi disambungkan dengan sumber dari PLN harus ada
pengecekan terlebih dahulu, yaitu pengecekan dalam keadaan bertegangan dan
tidak bertegangan secara bertahap. Hal ini untuk meminimalisasi adanya short
circuit atau koslet (sebagai langkah safety)
d. Perbedaan KWH meter 3 fasa dengan KWH meter 1 fasa adalah dari sisi
pengawatannya, karena KWH meter 3 fasa mendpat masukan kabel fasa
sebanyak 3 buah.
b. Pengecekan instalasi untuk keadaan tidak bertegangan yaitu dengan
menggunakan :
c. Megger untuk mengecek tahanan isolasi (bagus tidaknya kabel yang di
gunakan)
d. Multimeter digital sebagai pengecekan kontinuitas.
e. Perbedaan instalasi 3 fasa dengan instalasi 1 fasa yaitu pada 3 fasa harus
dilakukan pengecekan urutan fasa pada keadaan bertegangan dengan
menggunakan Phase Sequence Tester dan pengecekan besarnya tegangan
apakah sesuai standar atau tidaknya, yaitu tegangan line to line 380 V dan
tegangan line to neutral 220V.
f. Besar tegangan pada instalasi penerangan 3 fasa harus memenuhi standar
minimum dan maksimum yaitu 5-10% dari tegangan nominal standar.
4.2.
Saran
31
32