Anda di halaman 1dari 3

Hidrokel adalah terkumpulnya cairan di sekeliling testis (buah zakar) di dalam

skrotum, yang umumnya tidak sakit dan tidak berbahaya. Hidrokel umumnya terjadi
pada bayi yang baru lahir. Kasus hidrokel pada wanita memang ada, namun
sangatlah jarang. Kantung cairan ini bisa membuat skrotum (kantung buah zakar)
membengkak dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Testis atau buah zakar adalah bagian dari sistem reproduksi pria yang bertugas
menghasilkan sperma dan hormon testosteron. Sepasang testis ini menggantung
dibawah penis dalam dua lapis kantung yang disebut prosesus vaginalis dan
skrotum. Hidrokel umumnya terbentuk di dalam prosesus vaginalis. Pria dewasa
penderita hidrokel biasanya merasa tak nyaman karena membengkaknya ukuran
skrotum, dan bobotnya juga semakin berat.

Gejala Hidrokel dan Faktor Risiko Hidrokel


Pada banyak kasus, tidak ada gejala-gejala khusus yang menandakan munculnya
hidrokel. Namun, kadang ada pula yang merasakan sensasi nyeri, kulit skrotum
kemerahan, dan juga terasa penekanan pada bagian pangkal penis. Umumnya rasa
sakit terasa ketika ukuran skrotum bertambah besar. Ukuran pembengkakan bisa
berubah-ubah dalam sehari. Pada bayi, biasanya pembengkakan hidrokel akan
hilang dengan sendirinya.
Anda harus berkonsultasi dengan dokter jika:

Rasa nyeri atau pembengkakan yang tiba-tiba muncul pada skrotum, setelah
terjadi trauma pada skrotum.

Skrotum tampak mengalami pembengkakan. Temui dokter, untuk memastikan


apakah pembengkakan yang terjadi tergolong hidrokel atau yang lainnya.

Pada bayi, saat hidrokel tak juga menghilang juga setelah setahun
membengkak.
Faktor risiko terjadinya hidrokel meningkat pada :

Bayi terutama yang lahir prematur. Kelahiran bayi dengan hidrokel adalah
satu hingga dua bayi diantara 100 kelahiran.

Pria dewasa diatas usia 40 tahun. Risiko ini dipengaruhi oleh trauma pada
skrotum dan infeksi termasuk penyakit menular seksual.
Penyebab Hidrokel

Penyebab kebanyakan hidrokel tidak diketahui. Tapi pada bayi, hidrokel bisa
terbentuk sebelum lahir. Hidrokel juga bisa menjadi tanda adanya celah terbuka
antara dinding perut dan skrotum.
Dalam kandungan, kedua testis bayi yang berada di bagian bawah rongga perut
akan turun ke dalam skrotum bersama kantung pembungkusnya, prosesus vaginalis.
Cairan akan mengisi dan mengelilingi kedua testis di dalam prosesus vaginalis.
Normalnya celah yang menghubungkan perut dan skrotum akan tertutup sebelum
bayi lahir, atau segera sesudah lahir. Cairan ini biasanya akan terserap secara
perlahan pada tahun pertama setelah bayi lahir.
Akan tetapi, cairan bisa saja tetap bertahan setelah celah tertutup (hidrokel
nonkomunikan). Ada juga kemungkinan kalau celah tersebut tidak tertutup dan
cairan bisa keluar masuk rongga perut (hidrokel komunikan).
Pada orang dewasa, hidrokel bisa muncul sebagai hasil dari cedera atau akibat
infeksi pada testis atau epididimis (saluran keluar sperma). Filariasis, sebuah infeksi
parasit yang disebabkan oleh cacing Wuchereria bancrofti menjadi penyebab utama
hidrokel pada orang dewasa di seluruh dunia.
Diagnosis Hidrokel
Selain pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan menyarankan tes urine dan darah
untuk mengetahui apakah ada infeksi yang memicu hidrokel. Kemudian, dokter juga
bisa menyarankan pemeriksaan USG untuk menguji apakah pembengkakan
skrotum disebabkan oleh hernia, tumor testis atau sebab yang lainnya.
Tapi sebelum menyarankan untuk mengetes apapun, hal pertama yang akan
diperiksa dokter adalah kondisi fisik skrotum dengan cara:

Menyinari bagian belakang skrotum dengan lampu senter hingga cahayanya

menembus ke depan (transillumination). Jika ada hidrokel, maka cahaya lampu


senter akan mengindikasikan keberadaan cairan bening di sekitar testis.
Memeriksa konsistensi bagian skrotum yang membengkak.

Menekan perut dan skrotum untuk menguji apakah ada gejala-gejala hernia
inguinalis.
Pengobatan Hidrokel
Pada anak-anak, jika hidrokel masih ada setelah usia dua tahun atau
malah timbul rasa nyeri, maka diperlukan tindakan operasi untuk
menghilangkannya.

Untuk orang dewasa, hidrokel biasanya juga menghilang dengan


sendirinya dalam jangka waktu enam bulan. Oleh karena itu, tindakan
medis hanya akan dilakukan jika hidrokel menyebabkan rasa nyeri atau
rasa malu penderita. Operasi pembedahan hidrokel (hidrokelektomi)
hanya dilakukan jika ukuran hidrokel cukup besar sehingga menyebabkan
ketidaknyamanan dan menekan bagian tubuh lainnya.
Usai menjalani hidrokelektomi, dokter biasanya akan menyarankan
penderita untuk menggunakan scrotal support strap (sejenis penunjang
skrotum yang dipakai setelah celana dalam) dan mengompres skrotum
dengan es batu untuk mengurangi pembengkakan.

Komplikasi Hidrokel
Kesuburan pria tidak akan terpengaruh dengan adanya hidrokel. Tapi,
beberapa penyakit serius bisa ditandai dengan munculnya hidrokel.
Beberapa penyakit serius itu diantaranya hernia inguinal, yaitu bagian
dari usus seseorang terperangkap dalam dinding perut bagian bawah
(area lipat paha) yang bisa menimbulkan komplikasi mematikan.
Kemudian, hidrokel juga bisa menjadi tanda awal adanya infeksi atau
tumor. Baik infeksi atau tumor bisa menurunkan produksi dan fungsi
sperma.

Anda mungkin juga menyukai