Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SMALL GROUP DISCUSSION (SGD)

CRITICAL THINGKING PADA TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN


PENERAPAN DAN ANALISIS CONCEPTUAL MODEL : IMOGENE KING

Oleh Kelompok 4 :
1. Ana Farida Ulfa
2. Alfianur
3. Putri Dwipa Yanti
4. Luthfiah Nur Aini
5. R.A Helda Puspitasari
6. Susi Wahyuning Asih

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Perkembangan model konsep keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari

pengaruh perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa
secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik
dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan
dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya
sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh,untuk memberikan
pemahaman terhadap konsep keperawatan yang mendasari praktek

dalam pemberian

asuhan keperawatan.
Perawatan (Nursing), Keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi
yang ditemukan dalam sistem perawatan kesehatan masyarakat. Tujuan perawatan
menolong individu mempertahankan kesehatannya sehingga mereka dapat berfungsi
dalam peran-peran mereka. Keperawatan di pandang sebagai proses interpersonal aksi,
reaksi, interaksi dan transaksi.
Teori teori terbentuk dari penggabungan konsep konsep dan penyataan
pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu
disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigma keperawatan. Model
konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat untuk menerapkan cara
perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Namun dalam model
konseptual

ini masih

bersifat abstrak dan perlu pengembangan untuk dapat

diimplementasikan langsung kedalam praktekl keperawatan. Perawat perlu memahami


konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset
keperawatan.
1

Jenis model konseptual keperawatan berdasarkan Imogene King memberikan


pandangan terhadap King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan
menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubunagn interaksi yang konstan dengan
lingkunagan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi. Dalam
mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya
system personal, system interpersonal dan system sosial yang saling berhubungan satu
dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Latar Belakang Teori
Imogene King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari st. Johns Hospital of
Nursing di st. Louis tahun 1945. menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawat
karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelors of Science in Nursing
Education dari st. Louis University, meraih gelar Doctor of Education bidang pendidikan
dari Teachers College, Universitas Columbia di New York tahun 1961. meraih gelar Ph.D,
dari Southern Illinois University di tahun 1980. Tahun 1961-1966, menjabat sebagai
associate professor ilmu keperawatan di Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang
waktu tersebut bukunya toward a theory : general concepts of human behavior
dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968 menjabat sebagai asisten kepala penelitian
Grants Branch, divisi keperawatan dalam departemen kesehatan, pendidikan dan
kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat sebagai kepala sekolah keperawatan di The
Ohio State University, Columbus. Manuskrip buku pertamanya Toward a Theory For
Nursing: General Concepts of Human Behaivor telah di kirimkan ke penerbit dan di
publikasikan pada tahun 1971. Ia kembali ke Chicago tahun 1972 menjabat sebagai
professor di program Loyola University. Tahun 1978-1980 menjabat sebagai kooedinator
penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical Center, Departemen Keperawatan. Tahun
1972-1975 menjadi anggota The Defense Advisory Committee on Women in the Services
di departemen pertahanan. Tahun 1980 ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku
keduanya A Theory For Nursing: System, Cocepts, Process dikirimkan ke penerbit bulan
Juni 1980 dan di terbitkan tahun 1981. Dia adalah anggota American Nurses Association,
the Florida Nurses Assosiation dan beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan
menulis buku ketiganya yang berjudul Curriculum and Instruction in Nursing, yang di
terbitkan tahun 1986.
King menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuan
dari buku tersebut adalah untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi ilmu
perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga para peneliti dan
praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasisituasi keperawatan spesifik.dalam buku pertamanya ia mengusulkan mengenai sebuah
3

pendekatan untuk memilih konsep-konsep yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek
keperawatan profesional dan menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep- konsep
yang melembangkan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan
sosial dalam keperawatan. Dalam suatu konferensi para ahli teori ilmu keperawatan, ia
menyatakan Sistem Teori dari Ilmu tentang perilaku membawa pengembangan dynamic
interacting system Ia menjelaskan dalam sistem ini ada tiga level operasi yang berbeda
yaitu, 1.Individu-individu 2.Kelompok-kelompok 3.Masyarakat Dalam buku keduanya ia
menyatakan jika tujuan perawatan adalah memperhatikan kesehatan individu-individu dan
penanganan kesehatan kelompok, dan jika seorang menerima premis bahwa manusia
merupakan sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, maka kerangka kerja
konseptual ilmu perawatan harus diorganisasi untuk menghubungkan ide-ide ini. Konsepkonsep dan definisi-definisi karyanya digali dari banyak sumber. Yaitu : 1.E. Erikson 2.A.L
Gessel 3.Gibson 4.L. Hall 5.A.T. Jersild 6.J. Piaget 7.I. Orlando 8.H. Peplau 9.H. Selve.
2.2 Definisi dan Konsep Mayor
Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah sebagai berikut :
1.

Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan dan
orang dengan orang, direpresentasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang di
arahkan untuk mencapai tujuan.

2.

Persepsi sebagai representasi setiap orang tentang realitas.

3.

Komunikasi sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang berikutnya,
baik secara langsung atau tidak langsung.

4.

Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian tujuan.

5.

Peran sebagai seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki
posisi dalam system sosial, peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban.

6.

Stres adalah tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia dengan lingkungan.

7.

Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus-menerus dalam diri individu


secara selular, molekular, dan tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif untuk
menolong individu-individu bergerak menuju kedewasaan.

8.

Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan.

9.

Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu
merupakan durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap
manusia.

2.3 Penjelasan Model Konsep


Gambar 2.3.1 Sistem Transaksi King

Persepsi

Umpan
Balik

Penilaian
Individu A

Tindakan
Reaksi

Individu B

Interaksi

Transaksi

Tindakan
Penilaian
Umpan
Balik

Persepsi

Model Keperawatan
Imogene King mulai membuat teori realisasi tujuan 1964. Hal ini diikuti dengan
serangkaian publikasi pada beberapa tahun berikutnya (King 1971,1981,1986), ia membuat
model konseptual secara lebih rinci. Dalam model ini, interaksi antara perawat dan pasien
merupakan salah satu unsur intinya. King menempatkan interaksi ini dan teori realisasi
5

tujuan yang sangat berkaitan erat, dalam sebuah pendekatan sistem terbuka. Dalam teori
King, terdapat tiga sistem interaktif yang penting bagi keperawatan. Sistem-sistem tersebut
adalah sistem personal, Interpersonal dan sosial.
1. Sistem Personal
Menurut king setiap individu adalah system personal (system terbuka). Untuk
system personal konsep yang relevan adalah persepsi, diri, peretumbuhan dan
perkembangan, citra tubuh, dan waktu.
a. Persepsi
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadiankejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung
dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi.
Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk
semua orang, subjektif atau personal.
b. Diri
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain.
Diri adalah individu atau bila seseorang berkata AKU. Karakteristik diri adalah
individu yang dinamis, system terbuka dan orientasi pada tujuan.
c. Pertumbuhan dan perkembangan
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah
ini biasnya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun
individu itu berfariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti dan
memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh
kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi
diri.
d. Citra tubuh

King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan
reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
e. Ruang
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau
subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan
situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu
terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada
untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan
perilaku oran yang menempatinya.
f. Waktu
King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian
yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu
kejadian dengan kejadian yang lain
2. Sistem Interpersonal
King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interkasi antra manusia.
Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat
orang disebut GROUP. Konsep yang relefan dengan system interpersonal adalah
interkasi, komunikasi, transaksi, peran dan stress.
a. Interaksi
Interaksi didefinisakan sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua orang
atau lebih didalam hubungan timbal balik.

b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses diman informasi yang diberikan
dari satu orang keorang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya
7

melalui telpon, televisi atau tulisan kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal,non
verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju
dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan
maupun tertulis dalam menyampaikan ide- ide satu orang keorang lain.
Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari
perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal
berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai
pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.
d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat
sebagai pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran
yaitu, peran berisi set perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki
posisi di social system, set prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan
kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan
antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun
manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan
pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi
dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor.
Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan system terbuka yang terusmenerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya berfariasi, ada
diemnsi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lalu, individual,
personal, dan subjektif.

3. Sistem Sosial
King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran organisasi
sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai
dan mekanisme pengaturan antara praktk-praktek dan aturan (George, 1995).
Konsep yang relevan dengan system social adalah organisasi, otoritas, kekuasaan,
status dan pengambilan keputusan.
a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang
berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok
untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses
transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari
pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam
organisasi berhubungan dengan wewenang.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial
dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan
orientasi pada tujuan.

d. Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap
kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif,
situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.
9

e. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah. King
mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau
kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan
mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas,
dan kewajiban.
2.4 Asumsi Mayor
Kerangka kerja konseptualnya dan teori pencapaian tujuan didasarkan pada asumsiasumsi umum yang memfokuskan perawatan interaksi manusia dengan lingkungan untuk
membawa kebagian kesehatan bagi individu yang dapat berfungsi dalam peran sosial.
Perawatan (Nursing), Keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi
yang ditemukan dalam sistem perawatan kesehatan masyarakat. Tujuan perawatan
menolong individu mempertahankan kesehatannya sehingga mereka dapat berfunsidalam
peran-peran mereka. Keperawatan di pandang sebagai proses interpersonal aksi, reaksi,
interaksi dan transaksi.
King menurunkan tujuh hipotesis teori pencapaian tujuan:
1. Perceptual accuracy antara interaksi perawat-pasien meningkatkan mutual goal
setting.
2. Komunikasi meningkatkan mutual goal setting antara perawat dan pasien
membawa pada kepuasan.
3. Kepuasan perawat dan pasien karena meningkatnya peraihan tujuan.
4. Pencapaian tujuan mengurangi stres dan kecemasan dalam situasi keperawatan.
5. Pencapaian tujuan meningkatkan belajar pasien dan kemampuan meniru situasi
keperawatan.
6. Konflik peran dialami oleh pasien, perawat, atau keduanya, menurunkan transaksi
interaksi perawat pasien.
7. Kesamaan kepuasaan peran dan performa peran meningkatkan transaksi dalam
interaksi perawat pasien.
2.5 Penerimaan oleh Keperawatan
- Praktek
10

Hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan merupakan satu
fungsi interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. Dia menyatakan teori Karena ini
abstrak, tidak dapat diterapkan secara langsung pada praktek keperewatan atau programprogram yang konkret dalam ilmu perawatan. Pada saat data empiris dapat teridentifikasi,
terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan dapat diaplikasikan dalam
situasi-situasi yang nyata.
Teori ini dan GORN (The Goal Oriented Nursing Record) berguna dalam praktek
perawat untuk menyediakan rencana-rencana individual dan perawatan pada saat
menyemangati partisipasi aktif dari klien dalam fase membuat keputusan. GORN
merupakan satu pendekatan dalam keefektifan dokumen perawatan keperawatan.
- Pendidikan
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi design
kurikulum progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston.
Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir.
Berguna dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan
hipotesa bagi penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi
perawat,

pengorganisasian

tubuh,

pengetahuan

keperawatan

dan

penjelasan

keperawatan sebagai disiplin ilmu.


- Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit,
di perawatan dirumah sakit, diperawatan rumah. Sistem informasi ini dapat dibuat
untuk semua populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang akan datang,
komputerisasi dalam merekam sistem perawatan kesehatan.
-Pengembangan Lebih Lanjut
Ia menyatakan banyak profesi yang memiliki misi utama dalam menyampaikan
pelayanan sosial memasyarakatkan penelitian yang berkelanjutan untuk menemukan
pengetahuan baru yang akan di terapkan untuk memperbaiki praktek dasar bagi praktek
keperawatan adalah pengetahuan, aktivitasnya di jaga oleh keintelekan dan
pengaplikasian intektual yang di terakan dalam praktek nyata.
2.6 Kelemahan Teori.
- Kesederhanaan (Simplicity)
Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Mengenai stres yang kurang jelas
karena ia menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para
perawat harus menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah sakit. Dia memberikan
11

contoh pengaruh negatif stres bagi pasien dengan pencabutan sensor dan overload
sensor.
King menyatakan bahwa definisi-definisinya sangatlah jelas dan diturunkan secara
konseptual dari identifikasi karakteristik. Ia menyatakan bahwa kritik-kritik,
menyatakan contoh kegunaan pengetahuan konsep-konsep keperawatan, namun contoh
itu bukanlah definisi konsep. Ia berpikir bahwa kebanyakan kritik tidak berbeda dengan
definisinya dari pembuat stres dan mereka berbeda.
- Keumuman (generality)
Keterbatasannya penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien tidak
dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien
koma, bayi yang baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik.
King memppercayai bahwa kritik menisyaratkan bahwa teorinya akan dialamatkan
kepada setiap orang, peristiwa, dan situasi yang tidak mungkin.
- Kesesuaian Empiris
King mengumpulkan data empiris dalam proses interaksi perawat-pasien yang
membawa kepada pencapaian tujuan. Apabila perawat diajari tujuan dan apabila itu
digunakan dalam keperawatan pencapaian tujuan dapat diukur bersama dengan
keefektifan penanganan perawatan. Dan karena teorinya relatif baru pengujian empiris
masih dalam tahap-tahap awal,dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan diantara
konsep-konsep tersebut
- Konsekuensi-konsekuensi yang bisa diambil
Agar suatu teori bermanfaat dalam praktek keperawatan, teori tersebut harus fokus
minimalnya terhadap satu aspek proses perawatan. Teori king memfokuskan kepada
fase-fase perencanaan dan implementasi dalam proses perawatan. Perawat dan pasien
(dyad interact) saling memikirkan pencapaian tujuan, meneliti sarana-sarana untuk
mencapai tujuan bertransaksi dan meraih tujuan.

12

BAB III.
APLIKASI TEORI

Dalam tatanan praktik keperawatan, model keperawatan merupakan suatu


pemahaman terhadap konsep dan diharapkan dapat diaplikasikan kedalam tatanan praktik
keperawatan. Meskipun dalam Teori King masih bersifat cukup luas, kelompok mencoba
mengaplikasikan teori dalam sebuah studi kasus.
Berikut ini adalah penerapan teori dan model keperawatan dari Imogene King pada
Asuhan Keperawatan pasien dengan CKD Stadium V.
3.1 Studi Kasus
Tn X . Usia 45 tahun, datang dengan keluhan, badan lemas,mual-mual, kulit gatalgatal, kaki oedem dan nafas agak berat sejak 2 minggu yang lalu, namun keluhan masih
13

bisa ditahan, sebelumnya pasien sudah memeriksakan diri ke dokter umum dan
dinyatakan menderita Hipertensi, setelah mendapatkan terapi dari dokter namun belum
menunjukkan perbaikan kondisi, pasien memeriksakan diri ke Poliklinik Interne dari
hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis pasien disarankan untuk dirawat inap, dan
dirawat diruang Pandan II Rumah Sakit Dr. Soetomo.Dari hasil pemeriksaan fisik dan
penujang didapatkan TD. 180/100 mmHg,BUN : Creatinin 8,2, GFR <15 mL/min/1.73
m 2 Elektrolit : Na; 138mmol/l K; 4,5 mmol/l RR 22 x/menit, nadi 90x/mnt Urine out
put ; 100 cc/24 jam. USG ginjal menunjukkan penururnan fungsi ginjal. Dokter telah
memberikan sedikit informasi tentang penyakit bahwa pasien telah ditegakkan
diagnose medis dengan CKD Stadium V serta tindakan yang akan diberikan kepada
tuan X. Keluarga dan Tn .X beranggapan bahwa bahwa penyakitnya dapat
disembuhkan dengan tindakan operasi atau dengan satu kali HD dapat menyembuhkan
sepenuhnya seperti sedia kala. Disini Ns Y berusaha menjelasan tentang rencana
tindakan yang dilakukan,tujun serta hasil yang dicapai dalam perawatan Tn.X untuk
jangka panjang.Tn. X masih memikirkan tentang kondisi kesehatannya dimasa depan,
selain sebagai tulang punggung keluarga yang harus menghidupi keluarga,pasien juga
memikirkan biaya pengobatan untuk dirinya, serta apakah nanti mampu melakukan
aktifitas dan kegiatan di kantornya.
3.2 Penyelesaian kasus
Berdasarkan studi kasus diatas penerapan teori dan model keperawatan menurut
Imogene King terdiri dari :
3.3.1

Sistem personal

Ns.Y dan Tn.X memiliki pandangan/persepsi yang berbeda terhadap penyakit


Tn.X. Tn X memiliki persepsi bahwa penyakitnya bisa disembuhkan dengan
jalan operasi atau hanya dengan 1 kali HD
3.3.2

Sistem Interpersonal

Ns. Y memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita Tn.X, tindakan


serta pengobatan yang akan dijalani Tn.X. Ns.Y(perawat), Tn.X dan keluarga
bersama-sama menetukan tujuan pengobatan dan tindakan apa saja yang dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut sehingga Tn.X dan keluarga dapat
14

berperan aktif secara langsung dalam proses penatalaksanaan penyakit serta


perawatannya. Karena peran Tn. X juga sebagai kepala rumah tangga dan
tulang punggung keluarga maka perlu diberikan pilihan alternative tindakan
yang bisa dilakukan.
3.3.3

Sistem Sosial.

Dalam mencapai tujuan penanganan penyakit Tn.X, memerlukan tindakan cuci


darah/HD seumur hidup, sehingga Tn.X juga memerlukan dukungan
ekonomi/biaya, dalam hal ini pasien memiliki asuransi swasta dari tempat
perusahaan dia bekerja yang ternyata hanya menanggung 20 kali biaya HD,
sehingga hal tersebut mampu mengatasi masalah untuk sementara namun perlu
difikirkan untuk jangka panjang agar memiliki sumber pembiayaan lain dalam
melanjutkan program therapinya.Untuk itu Tn.X dan keluarga memiliki rencana
untuk memanfaatkan sumber pembiayaan pemerintah dari Jamkesmas atau
jamkesda, jika asuransinya tidak menanggung biaya pengobatannya lagi.
Karena teori ini masih bersifat abstrak, tidak dapat diterapkan secara langsung pada
praktek keperewatan atau program-program yang kongkret dalam ilmu perawatan. Jadi
harus

diterjemahkan

dengan

mengidentifikasi

data

empiris,

terdefinisikan

dan

tergambarkan, maka teori ini berguna dan dapat diaplikasikan dalam situasi-situasi yang
nyata.
3.3 Fokus data untuk mendefinisikan masalah.
3.3.4

Masalah fisik

Badan lemes,mual-mual, kulit gatal-gatal, kaki oedem dan nafas agak berat
sejak 2 minggu yang lalu, TD. 180/100 mmHg,BUN : Creatinin 8,2, GFR <15
mL/min/1.73 m 2 , Eletrolit Na; 148 mmol/l, K; 4,5 mmol/l, Urine out put ; 100
cc/24 jam, RR 22 x/menit, nadi 90x/mnt. USG ginjal menunjukkan penururnan
fungsi ginjal
3.3.5

Masalah Psikologis,Fungsi Peran dan Pengetahuan

Memiliki persepsi bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dengan tindakan


operasi atau dengan satu kali HD dapat menyembuhkan sepenuhnya seperti
15

sedia kala. Tn. X masih memikirkan tentang kondisi kesehatannya dimasa


depan, selain sebagai tulang punggung keluarga yang harus menghidupi
keluarga,pasien juga memikirkan biaya pengobatan untuk dirinya, serta apakah
nanti mampu melakukan aktifitas dan kegiatan di kantornya.
3.4 Diagnosa Keperawatan yang muncul.
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan udem sekunder:
volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O.
Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan dengan kriteria
hasil: tidak ada edema, keseimbangan antara input dan output
Intervensi:
a. Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan masukan dan
haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital
b. Batasi masukan cairan
R: Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin, dan respon
terhadap terapi
c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan
R: Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan
cairan
d. Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama
pemasukan dan haluaran
R: Untuk mengetahui keseimbangan input dan output
2.Perubahan

fungsi

peran

b.d

keterbatasan

kemampuan

fisik,peningkatan

ketergantungan terhadap orang lain.


Tujuan : Klien mampu beradaptasi serta dapat meningkatkan rasa percaya diri
terhadap perannya
Kreteria : Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk
menghadapi penyakit , perubahan gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.
a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa
depan
R/Berikan

kesempatan

untuk

mengidentifikasi

menghadapinya langsung.
16

kesalahan

konsep

dan

b. Diskusikan arti dari perubahan terhadap peran dikeluarga dan memastikan


bagaimana pandangan hidup sehari-hari
R/

Mengidentifikasi

bagaimana

penyakit

mempengaruhidan

menetukan

intervensinya
c. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana menerima keterbatasan
R/Isyarat verbal dan non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh
mayor dan bagaimana pasien memandang dirinya sendiri
d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan dan ketergantungan
R/bermusuhan umum terjadi dan kita mengakui
e. Perhatikan perilaku menarik diri ,menyangkal
R/Metode koping maladaptive , membutuhkan intervensi lanjut/ dukungan
psikologis
f. Susun batasan pada perilaku maladaftif, bantu pasien identifikasi perilaku positif
yang dapat membantu koping
R/Membantu pasien mempertahankan control diri,yang dapat meningkatkan
harga diri
g. Ikutsertakan pasien dalam perencanaan perawatan dan jadwal aktifitas
R/Menigkatkan perasaan kompetensi ,harga diri, mendorong kemandirian
h. Berikan bantuan positif bila perlu
R/Memnungkingkan pasien senang terhadap dirinya sendiri,meningkatkan rasa
percaya diri
3. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Klien memperoleh informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya.
Kriteria : Klien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan
pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya.
Klien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang
diperoleh.
Rencana :
a.

Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit gagal ginjal kronik


dan Hipertensi.

17

R./ Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu


mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui
pasien/keluarga.
b.

Kaji latar belakang pendidikan pasien.


R./ Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata
dan kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai tingkat pendidikan pasien.

c.

Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien
dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.
R./ Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak
menimbulkan kesalahpahaman.

d.

Jelasakan prosedur yang kan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan
pasien didalamnya.
R./ Dengan penjelasdan yang ada dan ikut secra langsung dalam tindakan yang
dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang.

e.

Gunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan (jika ada /


memungkinkan).
R./ Gambar-gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang telah
diberikan.

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam model ( Goal Atainment ) ini, interaksi antara perawat dan pasienmerupakan
salah satu unsur intinya. King menempatkan interaksi ini dan teori realisasi tujuan yang
sangat berkaitan erat, dalam sebuah pendekatan sistem terbuka. Dalam teori King, terdapat
tiga sistem interaktif yang penting bagi keperawatan. Sistem-sistem tersebut adalah sistem
personal, Interpersonal dan sosial.
Teori Realisasi Tujuan ( Goal Atainment ) berkaitan dengan ketiga sistem yang telah
dijelaskan diatas, namun penekanan diberikan pada sistem Interpersonal . Unsur inti teori
realisasi diambil dari sistem ini. Hal ini berdasarkan pada sistem interpersonal terdapat
18

aliran komunikasi, interaksi dan transaksi yang kontinu antar individu, yang semuanya
ditujukan pada realisasi tujuan.
Dalam Teori King, menetukan dan mencapai tujuan dengan persepsi, komunikasi,
interaksi dan transaksi merupakan hal yang sangat penting dalam keperawatan. Setelah
pasien dan perawat berhubungan, penting bagi mereka untuk mengungkapkan dan
memeriksa persepsinya. Bersama-sama mereka dapat mencoba menentukan tujuan melalui
komunikasi dan interaksi. Perawat berhubungan dengan pasien sebagai manusia, dan
penentuan tujuan juga dapat dilihat sebagai proses penelitian yang terdapat dua or ang
yang ingin memberikan arah pada pemulihan atau rumatan kesehatan pasien, sehingga dia
dapat berfungsi kembali sesuai dengan peran yang diinginkan. Jika interaksi ditujukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan , maka interaksi ini disebut transaksi.
( King,1964)
Didalam analisis hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan
merupakan satu fungsi interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. King menyatakan
tentang teori Karena ini abstrak, tidak dapat diterapkan secara langsung pada praktek
keperewatan atau program-program yang konkret dalam ilmu perawatan. Pada saat data
empiris dapat teridentifikasi, terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan
dapat diaplikasikan dalam situasi-situasi yang nyata
Namun didalam menterjamahkan teori ini kelompok mengimplementasikan
kedalam suatu analisa kasus yang dimodifikasi sesuai dengan penyusunan proses
keperawatan sperti yang digambarkan dalam Studi kasus Asuhan Keperawatan pasien Tn X
dengan CKD Stadium V.Dimana dalam kasus tersebut ,penekanan dari sistem interpersonal
sangat nyata dapat kita lihat, sistem interpersonal yang terdiri dari dua atau 3 kelompok
kecil terdiri dari keluarga,pasien dan perawat , memahami masing-masing peran, terjadi
proses komunikasi tentang penyakit yang diderita oleh Tn.X, rencana tindakan
keperawatan dan medis, merusmuskan untuk rencana tindakan cuci darah/Hemodialisa
secara bersama-sama dengan bantuan informasi serta dukungan dari perawat.
Pasien,keluarga dan perawat melakukan transaksi untuk mencapai tujuan, agar pasien
mampu hidup secara optimal dengan mengambil keputusan untuk melakukan cuci darah
meskipun melalui beberapa pertimbangan.
Pada fase pengkajian, teori goal attainment melihat dari sistem personal mengkaji
tentang pengumpulan data kondisi fisik, pengetahuan dan fungsi peran yang mengalami
19

gangguan. Kondisi fisik yang dialami, mulai keluhan lemas, mual, tekanan darah
meningkat, adanya penurunan produksi urine, oedem, serta perubahan kadar pemeriksaan
penunjang yang menunjukkan gangguan secara fisik. Untuk fungsi peran, Tn.X merasakan
funsi perannya berubah ketika dia dinyatakan sakit (CKD) dan harus cuci darah sumur
hidup, karena sebagai kepala keluarga yang menanggung seluruh anggota keluarganya
tidak dapat dia laksanakan seperti pada kondisi sebelumnya. Untuk aspek pengetahuan,
Tn.X dan keluarga masih memiliki keterbatasan pengetahuan tentang penyakit, rencana
tindakan dan perawatan, karena belumpernah terpapar informasi tersebut, serta hal ini
adalah pengalaman untuk pertamakalinya.
Pada fase perencanaan dan implementasi, teori goal attainment menekankan pada
penerapan sistem interpersonal yang sudah diuraikan didepan. Dengan adanya gangguan
atau masalah kesehatan tersebut. Dengan bimbingan perawat, pasien dan keluarga
merencanakan tindakan yang harus mereka ambil, dengan mempertimbangkan banyak hal,
seperti aspek peran, perawatan selanjutnya, serta aspek pembiayaan. Interaksi inilah
merupakan penekanan dalam pemberian perawatan dengan teori goal attainment.
Evaluasi dalam proses keperawatan berdasarkan teori goal attainment merupakan hal
yang tidak dapat dipisahkan. Tindakan-tindakan yang terencana, setelah tidakan lengkap
dilaksanakan, perawat harus mengevaluasi keberhasilannya. Evaluasi pada teori ini dapat
dilihat dari, adanya transaksi yang menghasilkan kepoutusan untuk melakukan cuci darah,
Tn.X mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan serta perawatan selanjutnya, serta
mengembalikan peran Tn.X dalam keluarga. Teori ini cukup luas namun hampir semua
asuhan keperawatan akan melalui tahapan-tahapan seperti yang diuraikan oleh Imogene
King dalam Teori Of Goal Attainment.

20

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Konsep teori Imogene King menempatkan interaksi ini dan teori realisasi tujuan yang

sangat berkaitan erat, dalam sebuah pendekatan sistem terbuka. Dalam teori King, terdapat
tiga sistem interaktif yang penting bagi keperawatan. Sistem-sistem tersebut adalah sistem
personal, Interpersonal dan sosial.
Dalam Teori King, menetukan dan mencapai tujuan dengan persepsi, komunikasi,
interaksi dan transaksi merupakan hal yang sangat penting dalam keperawatan. Perawatan
(Nursing), merupakan perilaku yang dapat diobservasi yang ditemukan dalam sistem
perawatan kesehatan masyarakat. Tujuan perawatan menolong individu mempertahankan
kesehatannya sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran-peran mereka. Keperawatan di
pandang sebagai proses interpersonal aksi, reaksi, interaksi dan transaksi.
5.2

Saran
Karena masih bersifat abstrak sehingga tidak dapat diterapkan secara langsung pada

praktek keperewatan atau program-program yang konkret dalam ilmu perawatan, maka
teori ini harus teridentifikasi, terdefinisikan dan tergambarkan,agar dapat diaplikasikan
dalam situasi-situasi yang nyata.Pemahaman terhadap teori ini sangat penting karena
seluruh proses keperawatan hampir melaui proses ini, untuk meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan terhadap pasien.

21

DAFTAR PUSTAKA

Burn, N. B. & Grove, S. K. (1996). The practice of nursing research; Conduct, critigue and
utilization, Second Edition, Philadelphia; W.B. Saunders. Co.
Chin, P. L .,& Jacobs, M.K, 1983. Theory and nursing : a systematic approach. St. Louis :
The CV Mosby Co.
Fitzpatrick, JJ., & Whall, AL ; 1989. Conceptual models of nursing : analysis and
application. Norwalk : Appleton and Lange.
George, J.B, 1995. Nursing theories : the base for professional nursing practice. 4 th end.
Norwalk : Appleton & Lange.
Hidayat, Aziz Alimul, 2004. Pengantar konsep Dasar keperawatan. Jakara: Salemba
Medika
Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and practice. Fifth
Edition, California; Addison Wesley.
Marriner, A. (1986). Nursing theorists and their work, St. Louis, Missouri; C.V. Mosby
Company.
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik
Edisi 4. Jakarta : EGC.

22

Anda mungkin juga menyukai