Anda di halaman 1dari 21

Menyimak

Menyimak Puisi
Puisi
Materi Bahasa Indonesia 2
Paket ke 4
Alokasi Waktu
• Kegiatan Awal 15 menit

• Kegiatan Inti 75 menit

• Kegiatan Penutup 10 menit


Kompetensi Dasar
• Mahasiswa mampu mengapresiasi
berbagai bentuk dan jenis sastra
Indonesia.
Kegiatan Awal 15’
• Untuk mengawali pembelajaran/ perkuliahan, mari kita buka
dengan permainan ‘ Baris Pujangga’. Mahasiswa dipecah menjadi
empat kelompok. Masing-masing kelompok diberi nama dengan
nama pujangga sastra Indonesia, misalnya Moh. Yamin, Chairil
Anwar, Sanusi Pane, W.S. Rendra, dan sebagainya. Untuk
mengawali permainan, dosen menjelaskan aturan permainannya.
Pertama, masing-masing kelompok mendapatkan satu buah
benda dari empat buah benda yang tersedia, yaitu; lilin yang
menyala, bunga, batu, dan air. Masing-masing anggota kelompok
harus menuliskan satu kalimat puisi sesuai dengan benda yang
didapatnya. Bagi kelompok yang telah menyelesaikan tugasnya
harus meneriakkan yel kelompoknya, dengan menyebut nama
kelompoknya, kemudian membacakannya.
Diskusikan apa manfaat
permainan tersebut bagi
pembelajaran di Sekolah
Dasar

10 Menit
Indikator
• Pada akhir perkuliahan diharapkan
mahasiswa dapat:
• mendengarkan puisi dan menceritakan
kembali bermacam-macam yang ada
dalam puisi yang dibacakan.
Materi Inti
• Apresiasi puisi
• Pemahaman makna kata
• Pemahaman baris dan bait
• Pemahaman totalitas makna
• Apresiasi puisi
• S. Effendi berpendapat, bahwa apresiasi adalah
kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-
sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan,
kepekaan pikiran kritis , dan kepekaan perasaan
yang baik terhadap cipta sastra (1982:5).
• Kinayati Djojosuroto berpendapat bahwa
apresiasi puisi berati kemampuan atau ketrampilan
yang dimiliki tiap orang dalam memahami makna
puisi.
Coba perhatikan dua puisi di
bawah ini:
• Sajak Dor Dor Hure Dua
• Dor !
• Hidup Ketuhanan Yang Maha Esa !
• Dor ! Dor !
• Hidup Kemanusiaan yang Adil dan Beradap !
• Dor ! Dor ! Dor !
• Hidup Persatuan Indonesia !
• Dor ! Dor ! Dor ! Dor !
• Hidup Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
• Kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
• Dor ! Dor ! Dor ! Dor ! Dor !
• Hidup Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
• Dor !
• Dor !
• Dor Pancasila !
• Dor ! Dor !
• K.H.A Mustofa Bisri
Sajak Prihatin
Katakan kawan apa yang mesti kulakukan
Bila setiap saat mesti kusaksikan
Demi perut tega saling sikut
Demi uang dan sejumput kenikmatan orang
O, katakan kawan apa mesti kulakukan
Karena diam menganggapnya drama kehidupan
Aku disiksa jerit nurani kemanusiaan
Sementara menulisnya di koran
Hanya kertas pembungkus kacang
(Aji Sayekti,Purworeja)
Pendekatan Mimetik
• Adalah pendekatan yang memandang
bahwa karya sastra adalah tiruan
(mimesis) dari kenyataan atau
sesuatu yang benar-benar ada dan
terjadi di alam nyata.
Pendekatan ekspresif adalah
pendekatan yang memandang
bahwa pengaranglah yang
memberi makna kepada karya
sastra , maka kajian pada sastra
hendaknya dipusatkan kepada
pengarang
Pendekatan pragmatic
• adalah pendekatan yang memandang
bahwa pembaca sebagai pemberi
makna pada karya sastra. Maka telaah
karya sastra berpusat pada pembaca.
Pendekatan Obyektif
• adalah pendekatan yang memandang
bahwa karya sastra bersifat otonom,
artinya karya sastra memberi makna
pada dirinya sendiri dan tidak perlu
ditelaah melalui factor dari luar itu
(Abrams,1976:3-29; Teeuw,1984:49-
53)
Memahami Puisi
Indonesia
• Dalam puisi Indonesia pemahaman makna
harus mengikutsertakan faktor di luar
puisi, sebab puisi Indonesia memiliki
makna yang spesifik yang hanya dapat
ditafsirkan secara tepat melalui
pengenalan penyairnya dan latar belakang
yang mempengaruhi terciptanya karya
puisi tersebut.
Dewa Telah Mati

Tak ada dewa di rawa-rawa ini


Hanya gagak yang mengakak malam hari
Dan siang terbang mengitari bangkai
Pertapa yang terbunuh dekat kuil
Dewa telah mati di tepi-tepi ini
Hanya ular yang mendesir dekat sumber
Lalu minum dari mulut
Pelacur yang tersenyum dengan bayang sendiri
Bumi ini perempuan jalang
Yang menarik laki-laki jantan dan pertapa
Ke rawa-rawa mesum ini
Dan membunuhnya pagi hari
• (Subagio Sastrowardoyo)
Pemahaman baris dan
bait
• Tak ada dewa di rawa-rawa ini Hanya gagak
yang mengakak malam hari Dan siang terbang
mengitari bangkai akibatnya Pertapa ( yang)
terbunuh dekat kuil. Secara konotatif
hubungan dari baris ke baris dalam bait 1
menyatakan bahwa di bumi yang kotor dan
keji ini sudah tidak ada lagi kebaikan. Tokoh-
tokoh agama sudah tidak berdaya mengubah
kerusakan moral di rumahnya sendiri.
Pemahaman totalitas
makna
• Dari contoh puisi di atas dapat kita maknai
secara totalitas bahwa apabila norma-norma
atau nilai-nilai moral itu telah lenyap, maka
kegelapan dan kebejatan moral akan menguasai
dunia. Akibatnya maka manusia menjadi
rusak;orang tua, pemuka agama,guru, dan
pemerintah tidak ditaati, dan dunia hancur
dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.
Diskusi Kelompok 20’
Presentasi 20’
• Bentuk kelompok terdiri dari tiga mahasiswa
dengan anggota laki-laki dan perempuan.
• Amati puisi pada LK 4.1. A kemudian uraikan;
– pemahaman makna kata
– pemahaman baris dan bait
– pemahaman totalitas makna
• Hasil diskusi presentasikan di depan kelas.
Kegiatan Penutup 10’
• Kesimpulan
• Apakah Anda sudah bisa memahami materi
paket ke 4 ini?
• Apa saran Anda untuk kegiatan pembelajaran
pekan depan?
• Kepada seluruh mahasiswa , Minggu depan
harap membawa satu buah puisi yang akan
dibacakan
• Tugas
• Kerjakan Soal Puisi dengan jawaban
pilihan ganda, dan berikan argumentasi
pada soal yang telah Anda terima
• Kerjakan di rumah, minggu depan
dipresentasikan
• TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai