Anda di halaman 1dari 4

PENENTUAN JARAK SMALL MAGELAN CLOUD ( SMC) KE MATAHARI

MENGGUNAKAN BINTANG VARIABEL CEPHEID


Nia Nurhayati 1,* , Tania Rohmatul Hasanah2, Cucu Rizkianti3, dan Alvira Minanda4
1
Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr Setiabudi No. 229, Jawa Barat
Tel/Fax : 08984565363; Email: nianurhayatinia@yahoo.com

Abstrak
Cepheid adalah bintang variabel dengan kecerlangan tinggi dan berdenyut dalam arah radial, sehingga
Cepheid merupakan Indikator utama yang paling banyak digunakan dalam menentukan jarak galaksi
lokal adalah dengan menggunakan bintang variabel Cepheid Dalam artikel ini menyajikan hasil
pengukuran jarak awan magelan kecil atau Small Magelan Cloud (SMC) menggunakan variabel Cepheid.
Adanya hubungan antara Luminositas dan denyut periode Cepheid dapat digunakan untuk menentukan
jarak antara SMC dengan Matahari. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan software Salsaj untuk
mengetahui fotometri bintang melalui data harian berupa dua puluh citra foto yang telah disediakan untuk
proyek Uni Eropa-HOU oleh Bohdan Paczynski pada tahun 1999. Penentuan denyut periode ditentukan
berdasarkan hasil fitting grafik menggunakan Solver pada Microsoft Excel. Sehingga menghasilkan nilai
jarak antara SMC dengan Matahari sebesar
Kata kunci : Cepheid, Salsaj, Small Magelan Cloud (SMC)

Cepheid merupakan bintang variabel yang


memiliki kecerlangan tinggi dan berdenyut
dalam arah radial. Henrietta Swan Leavitt, dari
Observatorium Harvard, mengamati plat-plat
foto pada Awan Magellan Kecil (Small
Magellanic Cloud, selanjutnya disingkat SMC)
yang berasal dari pengamatan tahun 1893
hingga 1906 dan menghasilkan katalog yang
terdiri dari 1777 bintang variabel di SMC. Dari
katalog tersebut ditemukan adanya korelasi
antara periode denyutan Cepheid dengan
Luminositasnya. Dia kemudian memberikan
sebuah formula yang dikenal sebagai Hubungan
Periode-Luminositas. Dari hubungan periodeluminositas dapat ditentukan magnitudo absolut
Cepheid dari periode denyutannya. Sampai saat
ini, bintang variabel Cepheid merupakan
indikator utama yang sering digunakan dalam
mentukan jarak galaksi lokal.
Untuk memperoleh jarak SMC ke Matahari
digunakan variabel Cepheid dengan hubungan
antara Luminositas dan denyut Periode .
Henrietta Leavitt dari Harvard College
Observatory menemukan hubungan antara
periode Cepheid dan Magnitude mutlak
Cepheid. Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan, di dapatkan hubungan periode dan
luminositas yaitu sebagai berikut :

Rata-rata Magnitudo (Mv)

PENDAHULUAN

Periode (log P)
Gambar 1.
Hubungan Magnitudo Mutlak dengan Periode

Berdasarkan pengamatan yang telah


dilakukan oleh para astronom, didapatkan
persamaan luminositas dan besar magnitudo
mutlak dari Cepheid, yaitu sebagai berikut :
(1)
Dengan
merupakan magnitude mutlak
Cepheid dan merupakan periode (hari).

METODE
Untuk memperoleh jarak SMC ke Matahari
digunakan dua puluh data citra fotometri
bintang Cepheid yang berada di wilayah SMC
dengan waktu pengamatan yang berbeda-beda
yang telah disediakan untuk proyek Uni-EropaHOU oleh Bondan Pacynski pada 24 Oktober
1999 19 Desember 1999 . Waktu pengamatan
Cepheid ini selama 56 hari dan didapatkan dua
puluh citra. Untuk mengolah data tersebut
digunakan software Salsaj sehingga didapatkan
data fotometri bintang.
1. Prosedur penggunaan Salsaj
1) Membuka Salsaj.
2) Membuka
File
smc_sc5.fits
kemudian
menentukan
lokasi
dengan x= 439 dan y=3435
3) Menghitung fotometri dilakukan
dengan membuka citra pertama,
yaitu images_cepheids/Cep-435221999-10-24-03-23-25.fits.
4) Menentukan Brightness & Contrast
dengan memilih ikon
5) Pada jendela baru, klik Auto :
bintang akan terlihat lebih jelas
(perubahan kontras). Kemudian jika
perlu, gerakan kursor Luminosity
, maximum and minimum
agar bintang terlihat lebih jelas.
6) Menutup jendela Brightness &
Contrast .
7) Untuk
mengetahui
fotometri
bintang, klik analyze kemudian
memilih
photometry
dan
tmenentukan bintang dengan klik
pada bagian tengah bintang.
8) Melakukan perhitungan fotometri
bintang untuk bintang Cepheid dan
salah satu bintang referensi dari
ketiga bintang referensi.

9) Mengulangi langkah (3) sampai (8)


untuk
sembilan
belas
data
berikutnya.
2. Perhitungan jarak SMC ke Matahari.
Untuk menghitung jarak SMC ke
Matahari digunakan data fotometri hasil
pengolahan
menggunakan
Salsaj.
Prosedur yang dilakukan yaitu sebagai
berikut :
1) Menyalin data fotometri
hasil
pengolahan oleh Salsaj.
2) Membuka Microsoft Excel dan
menempatkan data fotometri yang
telah di peroleh .
3) Menentukan luminositas bintang
Cepheid dan luminositas bintang
referensi
Untuk menentukan luminositas
bintang Cepheid dan luminositas
bintang referensi digunakan data
fotometri yang dihasilkan, yaitu
dengan menghitung selisih besar
intensitas bintang dengan besar
intensitas langit. Hal ini dilakukan
karena saat pengambilan data,
lingkaran
pengukur
memiliki
ukuran
yang
lebih
besar
dibandingkan bintang, sehingga saat
pengukuran intensitas bintang, besar
intensitas langitpun terukur .
Sehingga besar Luminositas bintang
yang terukur adalah sebagai berikut
:
(2)
(3)
Dengan
merupakan Luminositas
bintang Cepheid dan merupakan
Luminositas bintang referensi.
4) Menghitung besar perbandingan
Fluks Cepheid dan Fluks bintang
referensi ( ).
Untuk
menghitung
besar
perbandingan
Fluks
Cepheid
dengan Fluks bintang referensi
( ), maka perlu diketahui besar

Gambar 2.
Citra Bintang Cepheid dan Bintang Referensi

fluks Cepheid. Untuk menghitung


fluks
Cepheid,
digunakan
persamaan berikut ini :

(4)
Dikarenakan
bintang referensi
berada pada galaksi yang sama
dengan bintang Cepheid maka jarak
dianggap sama, sehingga persamaan
(4) menjadi :

proyek Uni-Eropa-HOU
Pacynski.

oleh

Bondan

Fitting data dilakukan menggunakan


Solver, dengan hasil sebagai berikut:

(5)
(6)
Fc/Fr vs. time

konstanta B (nilai rata-rata

6) Perhitungan Magnitudo Mutlak


Cepheid
Perhitungan Magnitudo mutlak
Cepheid menggunakan persamaan
(1), yaitu :

2.5
2.3
2.1
1.9
1.7
1.5
1.3
1.1
0.9
0.7
Fc/Fr

5) Fitting grafik
Fitting
grafik
dilakukan
menggunakan
Solver,
dengan
merubah nilai Amplitudo (A) ,
omega (
, beda fase
, dan

10

20

30
40
time (days)

50

60

Gambar 3. Grafik
7) Perhitungan

Perhitungan

menggunakan

persamaan hubungan magnitude


mutlak dengan luminositas, yaitu
sebagai berikut :
(7)
8) Perhitungan jarak Cepheid ke
Matahari.
Perhitungan jarak Cepheid ke
Matahari menggunakan persamaan
dibwah ini :
(8)

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pekerjaan ini digunakan data


Cepheids yang telah disediakan untuk

hubungan Perbandingan Fluks Cepheid


dengan Fluks Bintang Referensi Terhadap
Waktu
Hasil Fitting tersebut menghasilkan nilai
Pulsation periode sebesar 9.996122498 hari.
Dengan
menggunakan
persamaan
(1),
didapatkan hasil Magnitudo mutlak Cepheid
sebesar
. Sehingga jarak Cepheid ke
Matahari
yaitu
.
Berdasarkan pengolahan data yang telah
dilakukan, didapatkan jarak Cepheid yang
berlokasi di SMC ke Matahari yaitu sebesar
.
Menurut
pengamatan yang telah dilakukan, jarak SMC ke
Matahari yaitu sebesar
. Perbedaan
yang cukup besar ini dapat diakibatkan oleh
waktu pengamatan yang berbeda sehingga hasil
fotometri akan berbeda pula. Perbedaan hasil
yang cukup besar ini diakibatkan pula oleh
proses fiiting grafik yang tidak maksimal
sehingga didapatkan nilai pulsation periode
yang kurang tepat, selain itu nilai fluks yang
tidak tepat akibat pengambilan data photometri

mengakibatkan adanya perbedaaan yang cukup


besar dengan hasil literature.
SIMPULAN
Berdasarkan pengolahan data yang telah
dilakukan, didapatkan jarak Cepheid yang
berlokasi di SMC ke Matahari yaitu sebesar

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak
Judhistira Aria Utama M.Si dan Dr. Winny
Liliawati, M.Si. selaku dosen pengampu
matakuliah Astrofisika 1 yang telah banyak
membantu dan membimbing kami dalam
menyelesaikan penulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Laksmana Tri, Bintang Variabel Cepheid
Sebagai Indikator Utama Dalam Tangga Jarak
Kosmik Dan Perannya Dalam Penentuan
Konstanta Hubble. Makalah as-4110 gravitasi &
kosmologi ii

Yamani R Avivah, Siregar S (2008). PeriodeLuminositas Cepheid dan Koreksi Bolometrik


Bintang Deret Utama: Metodologi dan
Hasil.Jurnal

Anonim,2010. Pulsating Stars: Stars that


Breathe. Swinburne University

Anda mungkin juga menyukai