Anda di halaman 1dari 8

I.

TANGGAPAN WARGA :
Menanggapi Surat Himbauan dan Peringatan bagi Perambah Kawasan Hutan
Cagar
Biosfer
yang
dikeluarkan
oleh
Dinas
Kehutanan
Siak
No.800/DISHUTBUN/2015/3446 tertanggal 29 Juni 2015 pada prinsipnya kami
TIDAK DAPAT Menerimanya, dengan alasan :
1. Kami berladang atau berkebun di Daerah ini sudah ada 8 Thn yang lalu, dan
kenapa baru sekarang dilarang.?
2. Kalau dari dulu sudah ada papan nama bahwa areal ini kawasan Hutan,
maka kami tidak akan mau membeli dan berladang disini.
3. Dan sekarang di awal Bulan Juli 2015 ini baru dipasang tanda bahwa ini kawasan
hutan.
4. Kami membeli lahan disini pakai UANG RUPIAH dari warga Desa setempat,
dan disetujui oleh Kepala Desa sebagai Pelaksana pemerintahan terrendah dan
diakui di NKRI.
5. Kami bukan Pendatang, bahkan Kami adalah Warga Neagara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
6. Kami ingin merubah Nasib kami supaya tidak Miskin lagi, dan dengan
Berbagai upaya telah Melakukan Pekerjaan dengan Tenaga, Modal sendiri, tanpa
bantuan Pemerintah, dan bukan seperti Para Pengusaha..
7. Kami bukan Penjahat, dan kami membuka lahan disini atas restu dan ijin
dari Pemerintah Desa.
8. JANGAN ada DISKRIMINASI antara warga terhadap Pemilik perusahaan yang
ada disini, sebab Pemilik PT. BKM dan PT. TKWL pun adalah kemungkinan orang
Indonesia, dan jika tidak mengikuti jejak EDI TANSIL atau LIEM SIOLiONG.
9. Masyarakat disini telah lama berdomisili ditempat ini, dan menurut hukum dan
Undang undang maka ybs sudah sah menjadi Warga SIAK, dan jika ada
kesalahan warga dalam hal Administrasi harap dapat dimaklumi karena
keterbatasan waktu, pikiran, Tenaga dan biaya. Dan seharusnya para Pejabatlah
sebagai abdi Negara yang harus PERDULI sebab anda digaji untuk mengurus
warga.
10.Kami adalah warga yang baik dan membayar pajak, dan Profesi kami sebagai
petani, maka kami berladang disini.
11.Keberadaan kami disini sudah diakui secara tidak Langsung, sebab pada
PESTA DEMOKRASI yang lalu diikut sertakan untuk memilih calon, dan
sebahagian sudah terdaftar dan memiliki KTP SIAK.
12.TIDAK ADA PERBEDAAN antara Kebun SAWIT dan Kebun AKASIA, atau HUTAN
SAWIT dan HUTAN Akasia, yakni sama sama KEBUN.

KEBUN KEALAPA SAWIT :


Malah di kebun Kelapa Sawit ada kelangsungan HIDUP bagi pemilik,
Satwa, dan mendukung agar tidak terjadi pemanasan Global sebab
usianya dsejak ditanam hingga Replanting 25 Thn, dan penyerapan
panas matahari sangat baik, sebab ada daun diatas, dan ada
gulma dibawah.

KEBUN AKASIA.
Dikebun Akasia TIDAK ADA TANDA TANDA KEHIDUPAN, sebab
BURUNG pun tidak akan ada dijumpai disana terkecuali hanya
SEMUT.

II. PERTANYAAN :
1. Kenapa Baru sekarang Plank Papan Nama Larangan dipasang oleh Dias
Kehutanan ?.
2. Kalau hutan itu Hutan Penyangga kenapa tidak dijaga, dan Kenapa Tidak
ada lagi Kayu diareal Hutan yang dimaksud ?
3. Jika Aeal ini benar benar hutan Produksi, kenapa pada kenyataannya Semak
belukar?
4. Kemana selama
bekerja ?

ini

pegawai

Dinas

Kehutanan..

dan

Apa

tidak

5. Kenapa ada pembiaran dari Dinas Kehutanan dan PEMDA SIAK ?


6. Jika Masayarakat ingin berkebun hanya seluas 2 4 Ha, apa memang harus
mengurus ijin ke Menteri Kehutanan di Jakarta.. ? dan Kenapa
Manyasarakat
sendiri dipersulit padahal Negara ini adalah Negara
Agraria.?
7. Kenapa PT. Balai Kayang Mandiri bisa membuka (membangun Kebun Akasia)
hingga ribuan Hektar . ? padahal perusahaan itu hanya milik keluarga
Sukamto Tanoto atau Eka cipta.
Dan hanya segelintir orang saja,
sedangkan yang berladang disini sudah mencapai ratusan Kepala Keluarga
dan lahan yang dibuka baru ratusan hektar. ? MEMIHAK kah PEMERINTAH
terhadap masyarakat disini.. ? Dimana KEADILANnya sebagai mana dalam
PANCASILA ?
8. Kenapa ada Perubahan PETA yang dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan ?
9. Kenapa PT. BKM dan PT. TKWL mendapat ijin dari Pemerintah hingga ribuan
hektar. ? karena mereka mendapat ijin dari Menteri kehutanan,
sedangkan masyarakat hanya dari Kepala Desa,
10.Mana sebenarnya INVESTOR, atau Warga Negara yang baik diantara Warga
yang berladang disini atau Sukamto Tanoto dan Eka cipta Cs ?

Warga Masyarakat membeli lahan Rp. 8.000.000 per Hektar (harga


tanah dan adimistrasi ke Desa), menebas dan mengolahnya pakai dana
sendiri, memang Camat, Bupati, Kadis Kehutan, Gubernur dan Menteri
tidak mendapat komisi.

Sukamto Tanoto/Ekacipta mengurus Hak Guna Usaha (HGU) atau Hak


Penguasaan Hutan (HPH) untuk Hutan Produksi Tetap (HPT) seluas
5.000 Ha, maka mereka mengeluarkan uang untuk pengurusannya
dengan rincian kira kira sbb :
Untuk Kepala Desa ( DESA )
20.000.000

Rp.

Untuk Camat
50.000.000

Rp.

Untuk Kepala Dinas Kehutanan


100.000.000

Rp.

Untuk Bupati

Rp.

500.000.000

Untuk Gubernur

Rp.

1.000.000.000

Untuk Kepala Dinas Kehutanan Propinsi


500.000.000
Untuk Menteri
2.000.000.000

Rp.
Rp.

Untuk Lain lain


500.000.000

Rp.
TOTAL

Rp.

4.670.000.000

Maka Mereka membeli lahan per Hektar adalah Rp. 934.000


( Rp.4.670.000.000 : 5.000 Ha), dan biaya untuk pengolahan lahan
menggunakan Dana Kredit Bank yang artinya pakai Uang Rakyat.
Kayu yang ada didalam areal hutan (HPH) diambil mereka dan diolah
atau dijual sebagai pemasukan untuk perusahaannya.,

Jadi Mana yang benar atau seharusnya hidup dan Tinggal di NKRI ini
diantara contoh diatas.. ?
Masyarakat kah harus
diTINDAS ?
.

11.Kenapa Pemerintah selalu membela Pengusaha saja ?


12.Kenapa Areal HPT PT. BKM bisa mepet hingga kelahan areal
BIOSFER.. ?

CAGAR

III.USULAN :
Kepada Yth Bapak Bupati, Kepala Dinas Kehutanan dan Bapak Camat Siak,
selaku Pemangku Kekuasaan amat rakyat dan yang dipilih oleh rakyat, maka
kami Mohonkan kepada Bapak agar :
1. Dapat Membantu Masyarakat disini suapaya menetap
dan Bukan
Mengusirnya, sebab Masyarakat pengungsi dari ROHINGYA saja dipikirkan
dan dibantu oleh Negara.
2. Bantulah kami dengan mengadakan Tenaga Ahli bidang Perkebunan agar
masayarakat disini Tidak GAGAL dalam membuka lahan.
3. Bantu kami dengan memberikan alat berat berupa EXCAVATOR agar
masyarakat disini dapat membuka lahan dengan cara Stacking dan sekaligus
pembuatan KANAL air. Dan dengan diberikan Bantuan excavator maka
dijamin tidak akan ada lagi yang membakar lahan.
4. Bantulah kami sebagai warga Negaramu dalam hal permodalan dengan cara
pemberian pinjaman Kredit agar masyarakat ini dapat maju, dan Bukan
hanya suku tertentu saja yang diberi fasilitas kredit seperti zaman Oerde
Baru.
5. Bantulah kami sesuai apa yang dicanangkan oleh Pemerintah
pengentasan Kemisikinan dengan Program Pro Rakyat..

yakni

6. Berapa Harga dan yang harus kami bayar agar ijin dari Kehutanan
dapat kami peroleh dan bagaimana cara pengurusannya .. ?
Tolong di ajari dong.

IV. KESIMPULAN :
1. Jika TIDAK ada Niat baik dari PEMERINTAH Kabupaten SIAK mengenai
Nasib kami dan tetap akan mengusir kita, maka sebaiknya kita
saudaraku MARILAH KITA BERSATU SUPAYA KITA MENJADI KUAT, dan
MARILAH KITA USIR PARA BELANDA KULIT HITAM INI yang selalu
MEMIHAK KEPADA PENGUSAHA karena MEREKA SELALU MENDAPAT KOMISI
(FEE), Jadi ANGKATLAH LENGANMU, ANGKATLAH SENJATAMU,
karena KINIlah SAATNYA KITA MEMBELA DAN MEMPERTAHANKAN
NASIB KELUARGA KITA,
LEBIH BAIK BERTEMPUR UNTUK SUATU
KEBAIKAN DARI PADA MUNDUR UNTUK MELARAT.

SERBU.. SERBU. SERBU.. JANGAN BIARKAN BELANDA KULIT


HITAM INI LARI. SERBU SEBAB KEBENARAN ATAS HUKUM
AKAN NYATA.
2. Jika Pemerintah mau membantu kami untuk meminjamkan Excavator, maka
kami Berjanji bahwa Tidak akanada lagi asap.
3. Mari RENUNGKAN betapa Susahnya kita hidup di negeri Indonesia yang kita
cintai ini, ibarat TIKUS MATI DILUMBUNG PADI, Negeri ini subur dan
hanya segelintir orang saja yang sejahtera.
4. Diareal Kebun AKASIA itu tidak ada tanda tanda Kehidupan, Burung
saja tidak ada, dan yang ada hanya SEMUT.
5. Terima kasih, salam..

Kepada Yth,

Presiden Negara Republik Indonesia.


Bapak Joko Widodo
Di Jakarta.

Dengan hormat.
Bersama dengan surat ini kami sampaikan kepada Bapak beberapa keluhan yang
Kami derita dan alami.
Dan sekaligus kami berharap Bapak dapat membantu kami, adapun masalah kami
adalah
1.

Persoalan :

Kami sebagai warga NKRI sebanyak 84 KK lebih yang berfrofesi


sebagai petani dari seluruh penjuru, terlanjur berladang
(berkebun) dan sudah ada 8 Tahun lebih bermukim di areal
Desa Buantan Besar Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Propinsi
RIAU.
Dan selama disana bermukim sudah ikut memilih Calon peserta
Kontestan Pemilu Pada Pesta Demokrasi, bahkan sudah memiliki KTP
SIAK.
Di Lahan yang sudah kami garap tersebut ,telah kami Bangun Rumah
tempat tinggal secara berkelompok, maupun dilahan masing-masing,
demikian juga Bangunan Musollah, Bangunan Gereja, dan Bangunan
PAUD sudah kami dirikan.

Kami peroleh ladang disana dengan cara membeli dari penduduk


setempat yang disetujui oleh Pemerintah Desa dengan cara

mengeluarkan surat keterangan tanah, dan menurut Desa lahan


tersebut adalah lahan bekas hutan (Semak belukar) yang dapat
dimamfaatkan untuk pengembangan desa dan untuk memajukan
kesejateraan masyarakat dan Pemerintah setempat dari pembayaran
Pajak..

Petani yang berLadang disana sudah banyak yang panen, dari


berbagai tanaman misalnya Ubi, Jagung, Labu (Jelok), Nenas
dan Kelapa Sawit, ternak ayam, kambing dan sebagian masih
dalam tahap pengolahan tanah.

Luas lahan yang digarap oleh masyarakat lebih kurang 2 4


Hektar per KK dan secara kumulatip lebih kurang 500 Ha.

Masyarakat ingin sebenarnya mengurus ijin hingga ke Menteri


Kehutanan, namun akibat keterbatasan waktu, biaya, pikiran
dan Prosedur membuat rencana tersebut tidak tercapai.

Pihak kehutanan selama ini tidak ada membuat Tanda atau Papan
Larangan bahwa areal itu hutan Penyangga. Dan JIKA ada PAPAN
NAMA LARANGAN pastilah kami TIDAK AKAN mau membeli lahan
diareal tersebut.
Dan jika bertemu tidak ada komentar apapun dari para petugas
kehutanan.

Namun diawal Bulan Juli 2015 kemarin Pihak Kehutanan Kabupaten


Siak membuat Papan bahwa lahan tersebut adalah kawasan hutan
dan menyuruh masyarakat petani tersebut supaya Pindah dan
mengosongkan rumah dari ladang masing-masing.
Pihak dari Dinas Kehutanan Kabupaten Siak datang mensosialisasikan
Rencana
Penggusuran
disaat
bulan
Ramadhan,
dan
akan
menggusurnya selesai lebaran.

Jika Pihak Kehutanan tetap memaksa masyarakat petani meninggalkan


ladang masing masing, berarti Kami sebagai Petani akan
MELARAT, sebab Harta benda kami telah habis Kami jual dari
kampung halaman dengan harapan menjadi Petani diareal tersebut
dapat merubah nasib hidup keluarga akan menjadi lebih maju.
Dan Bapak kami pilih menjadi PRESIDEN karena Program Bapak
yang mencanangkan Pengentasan Kemiskinan dan program
yang Pro Rakyat. Bukan berarti kami menghalalkan segala macam
cara.

2.

Permohonan :

Agar areal yang sudah TERLANJUR digarap dan dijadikan Ladang oleh
Masyarakat
tersebut
dapat
di
INCLAVE
(Dikeluarkan)
dari
Wilayah/Kawasan Hutan, supaya Kami masyarakat dapat meneruskan
Kelangsungan hidup Keluarga kami.

Mohon dibantu dengan Tenaga Ahli dari Dinas Pertanian dan Pekerbunan
supaya masyarakat tersebut dapat berhasil dalam bidang usaha pertanian
maupun peternakan.

Mohon dibantu dalam hal Pengadaan Alat berat berupa Excavator


untuk pengerjaan pembersihan areal (Stacking), dan pembuatan KANAL

air, sehingga tidak ada lagi warga yang membakar lahan ketika membuka
lahan.

Mohon dibantu untuk Peningkatan Badan Jalan sehingga memudahkan


Petani mengeluarkan Produksi dan menghemat Cost (biaya) produksi.. Dan
Jika ada Jalan maka suatu daerah akan cepat Maju seperti contoh kota
Bagan Batu, Ujung Batu dan Kota Pangkalan Kerinci, disana tidak ada
Transmigrasi malahan masyarakat yang datang sendiri..

Mohon bantuan Dana BANSOS dapat disalurkan kepada Petani, dengan


cara pengadaan Bibit dan obat obatan sesuai kebutuhan petani.

Ubah Kebiijakan kepada Setiap Perusahaan yang ada di Indonesia ini, agar
sistem Bagi hasil dari KeUNTUNGAN dengan pembagian 70 % bagi
NKRI dan 30 % bagi Investor.
Dan jika ini diberlakukan maka Negara mampu membiayai Pendidikan
Gratis, Biaya Kesehatan Gratis dan bahkan warga Pengangguranpun
di Gaji.
Selama ini Perusahaan Cuma hanya bayar PBB, PPN, PPH, dan pajak
export/Import, namun seluruh
keuntungan perusahaan dinikmati oleh
pemilik, Dan hal ini sudah terjadi mulai jaman Belanda, ORLA, ORBA,
REPORMASI dan hingga saat ini,
Rakyat NKRI ini ibarat TIKUS mati di
LUMBUNG padi.. Dan jika sama halnya apa gunanya Indonesia
Merdeka.. ?

Mohon kami TIDAK di USIR karena kami bukan PENDATANG seperti


yang diucapkan oleh Kepala Dinas Kehutanan Kab. Siak. Sebab Kami adalah
warga NKRI yang baik dan taat membayar Pajak.

Jika Kami tetap di Usir, maka kami MOHON agar dapat


diberikan Kompensasi sesuai Nilai harga keadaan
dilapangan, dan diberikan ijin agar kami pindah
kenegara tetangga, atau mendirikan Negara sendiri,
sebab apa gunanya tinggal lagi di Negeri ini.
3.

Laporan Pengaduan :

Mohon di Periksa kembali Luas areal yang dikuasai sesuai


peruntukan HGU/HPH PT. Balai Kayang Mandiri (BKM) anak
Perusahaan Indah Kiat Sinar Mas Group terhadap yang sudah direalisasi
dan ditanami dengan kebun Akasia.

Menurut Realisasi pertama dilapangan bahwa PT. BKM sudah membuat


Boundreas (Parit Pembatas) atau Tapal Batas, namun sekarang mereka
memperluas arealnya dan mengaku bahwa areal masyarakat adalah HPH/HPT
mereka, jika ada Perubahan tentu ada keputusan..?.

Peta dan Informasi yang beredar dan juga berdasarkan Data GPS yang
diambil oleh Masyarakat peduli lingkungan, bahwa PT. Balai Kayang
Mandiri sudah menggarap lebih dari 5.000 10.000 Hektar dari ijin yang
dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan,
berarti ada apa dengan
Kehutanan. ? Dan Kenapa Tidak di Tindak. ? kok malah
rakyat yang diusir dari Negerinya. ????????????

Kerugian Negara di Perkirakan :


o

Dari Hasil kayu


: 10.000 Ha x 100 M3 x Rp.1.500.000 =
Rp.1.500.000.000.000

Dari Pajak

Dari Kerusakan Habitat/Ekositem

Dari Kemerosotan Mental (Perampok Harta Kekayaan Negara)

Dari Faktor Kesenjangan sosial.

Areal PT. Balai Kayang Mandiri realisasi penanaman Akasia


CAGAR BIOSFER.

Di Areal Cagar Biosfer tersebut kayunya sudah habis diambil oleh PT. Balai
Kayang Mandiri.

MEPET hingga

4. Terima kasih buat Bapak Joko Widodo, Salam Hormat, Semoga Tuhan Memberkati
Kesehatan dan Memberikan Hati yang bijak yang Pro Rakyat, seperti Mahattir
Muhammad PM Malaysia yang telah memprioritaskan pribumi dalam
mendapatkan fasilitas pemberian kredit modal kerja sehingga pertumbuhan
menjadi pengusaha berimbang sejak beliau memerintah.
Pancasila. Abadi,
Harga Mati

Merdeka . Makmur,

Indonesia .. Jaya.

Desa Buantan Besar, 17 Juli 2015


A/n. Warga yang Tertindas.

Tembusan :
1. Bapak Menteri Kehutanan RI
2. Bapak Ketua KPK RI
3. Bapak Gubernur Riau
4. Bapak Kapolda Riau
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kab. Siak
6. Bapak Bupati Siak
7. Bapak Kejaksaan Tinggi Pekanbaru
8. Bapak Kapolres Siak
9. Bapak Kapolsek Siak
10.Bapak Camat Siak.
11.LSM Pemantau Hak Atas Tanah (Pahat) di PKU

NKRI.

Anda mungkin juga menyukai