Bab-07-1997-Cek 20090203100511 1782 6
Bab-07-1997-Cek 20090203100511 1782 6
BAB VII
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI,
KELAUTAN, DAN KEDIRGANTARAAN
A. PENDAHULUAN
Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam
Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam (Repelita VI) ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin bagi rakyat, dengan
menerapkan nilai-nilai iptek, mendorong pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek secara seksama dan bertanggung jawab,
dengan senantiasa memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai
luhur budaya bangsa. Nilai-nilai iptek disebarluaskan melalui upaya
pengembangan iptek dalam mengatasi masalah dan tantangan
pembangunan, menciptakan sistem dan produk baru yang inovatif dan
kompetitif, serta mengembangkan budaya iptek sebagai bagian dari
budaya bangsa. Upaya tersebut diwujudkan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan, serta pemasyarakatan iptek yang didukung
oleh peningkatan kemampuan dalam sarana dan prasarana serta
kelembagaan iptek dalam proses transformasi teknologi dan industri
VII/3
dalam penggunaan sumber daya yang terdapat di udara untuk keperluan energi, pertanian dan industri, pembangunan industri dirgantara,
serta pemanfaatan udara sebagai media transportasi. Selain itu pemanfaatan kawasan antariksa untuk penempatan satelit, penyediaan jasa
kedirgantaraan, penginderaan jarak jauh, survei dan pemetaan udara,
serta prakiraan iklim dan cuaca terus dilakukan.
Pelaksanaan pembangunan kedirgantaraan tahun 1996/97 antara
lain menghasilkan pengakuan internasional atas kinerja pesawat
terbang N250 buatan Indonesia melalui berbagai uji coba baik di
dalam negeri maupun di luar negeri, pengetahuan tentang pemanfaatan teknologi inderaja seperti untuk pembuatan peta rupa bumi
berbagai skala, peta citra, dan peta digital untuk kebutuhan perencanaan dengan menggunakan sistem informasi geografis. Di samping
itu juga telah diperoleh kemajuan atas upaya kita memperjuangkan
hak memanfaatkan wilayah dirgantara nasional melalui partisipasi
dalam berbagai pertemuan di tingkat regional maupun internasional.
B. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
1.
Sasaran pembangunan iptek dalam Repelita VI adalah meningkatkan kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai
iptek yang dilaksanakan dengan mengutamakan peningkatan kemampuan alih teknologi melalui perubahan dan pembaruan teknologi yang
didukung oleh pengembangan kemampuan sumber daya manusia,
prasarana dan sarana yang memadai, serta peningkatan mutu pendidikan sehingga mampu mendukung upaya penguatan, pendalaman,
dan perluasan industri dalam rangka menunjang industrialisasi menuju
terwujudnya bangsa Indonesia yang maju, mandiri, unggul, dan
sejahtera.
VII/5
VII/6
VII/10
elemen bakar untuk reaktor jenis PWR serta perangkat lunak proses
pabrikasinya.
Penguasaan teknik produksi untuk barang-barang logam terus
ditingkatkan seperti proses tempa, proses permesinan berketelitian
tinggi, proses serbuk logam, proses perlakuan panas, proses penuangan tekanan tinggi, proses penuangan gravitasi, dan proses penuangan
sentrifugal yang diterapkan pada pembuatan komponen-komponen
utama mesin satu silinder 100 cc dua tak. Pada tahun 1996/97 antara
lain telah berhasil dibuat prototipe dies untuk komponen connecting
rod dan crankshaft dengan proses tempa; satu set rodagigi dengan
proses permesinan berketelitian tinggi; prototipe bushing rod dan dies
roda gigi dengan proses serbuk logam; peningkatan mampu beban
dies, roda gigi, dan poros engkol dengan proses perlakuan panas;
prototipe dies crank case, blok silinder, dan silinder liner melalui
proses penuangan.
Upaya penguasaan teknik produksi material maju diarahkan pada
proses pembuatan paduan logam aluminium, paduan logam berdaya
ingat, keramik maju, dan pengolahan laterit. Penelitian paduan aluminium pada tahun 1996/97 dilaksanakan untuk membuat biang paduan
(master alloy) aluminium-silikon, aluminium-boron, aluminium-titan,
dan aluminium-zirkon. Walau masih perlu ditingkatkan lagi, penelitian ini telah berhasil membuat biang paduan tersebut dalam skala
laboratorium.
Logam paduan berdayaingat (shape memory alloy) banyak
digunakan dalam barang-barang berteknologi tinggi seperti sensor
panas, karena sifat dan bentuk masing-masing logam yang dipadukan
dapat muncul kembali pada temperatur (kondisi) tertentu. Pada tahun
1996/97 penelitian tentang logam paduan berdayaingat dikonsentrasikan pada paduan tembaga-seng-aluminium dan hasil yang diperoleh
VII/11
VII/12
buah stasiun jaring kontrol horizontal, 5.775 buah stasiun dan 23.107
km lari jaring kontrol sipat datar, 5.447 buah stasiun dan 22.830 km
lari jaring kontrol gaya berat, 184 tugu batas untuk penegasan perbatasan, 367 buah stasiun survei geodinamika, dan 3.884 nomor lembar
peta digital. Bila dibandingkan dengan tahun 1996/97, maka pelaksanaan kegiatan ini telah menghasilkan tambahan 20 buah stasiun
jaring kontrol horizontal, 222 buah stasiun dan 624 km lari jaring
kontrol sipat datar, 80 buah stasiun dan 500 km lari jaring kontrol
gaya berat, 10 buah tugu batas, 2 (dua) buah stasiun survei geodinamika, serta 69 nomor lembar peta digital (Tabel VII-2).
b. Program Teknologi
Program teknologi ditujukan pada usaha mengkaji, menerapkan,
dan mengembangkan cara, metoda, teknik, dan piranti rekayasa baru
yang lebih efisien dan efektif untuk menyempurnakan produk barang
dan jasa yang telah ada maupun membangun yang baru.
Dalam rangka pengembangan teknologi pengolahan hasil pertainan khususnya teknologi pengeringan hortikultura, pada tahun 1996/97
telah berhasil dikembangkan teknologi puffing dengan gas CO2 untuk
bahan baku makanan instan yang lengkap dengan prototipenya.
Teknologi ini sedang diajukan untuk mendapat paten. Di samping itu
telah dikembangkan alat tanam benih langsung, alat tanam padi gogo,
alat panen padi, pengering kakao dan biji-bijian, serta grader jeruk.
Dalam rangka mencari alternatif proses pembuatan bubur kertas
(pulp) yang bersih lingkungan, dilaksanakan penelitian untuk mengembangkan teknologi proses biopulping dan bioleaching. Untuk itu, pada
tahun 1996/97 telah ditemukan beberapa isolat fungi pelapuk putih
asli dari alam Indonesia dan telah digunakan dalam proses biodelignifikasi serta proses pemutihan pulp.
VII/13
Kondisi geografi Indonesia menuntut penguasaan teknologi pembangkit listrik berskala kecil. Untuk itu, dilaksanakan penelitian
pengembangan pembangkit listrik tenaga uap berskala kecil (PLTU
Mini) dan pembangkit listrik mikrohidro (PLTM). Pada tahun
1996/97 telah selesai dibuat turbin uap dari PLTU Mini berkapasitas
250 - 500 KVA hasil rancangan tahun sebelumnya dan akan diuji pada
tahun yang akan datang; dan telah dibuat prototip turbin air untuk
PLTM berkapasitas 25 kVA lengkap dengan buku pedoman pembuatannya baik dari segi mekanikal, elektro, sipil, dan ekonominya.
Pengembangan teknologi nuklir dilaksanakan untuk menguasai
teknologi instrumen berbasis radiasi nuklir untuk industri, kedokteran,
dan reaktor. Hingga tahun 1996/97 secara kumulatif instrumen nuklir
yang telah berhasil dikembangkan telah mencapai 25 jenis untuk
berbagai keperluan. Pada tahun 1996/97 telah berhasil dibuat 2 (dua)
buah prototipe instrumen kendali yaitu pada industri baja dan industri
batubara, 3 (tiga) buah prototipe instrumen kedokteran yaitu pengolah
koreksi citra, telemeter surveymeter, dan sistem kontrol mekanik
perangkat sinar-X yang semuanya merupakan komponen dari kamera
gamma, 2 (dua) buah prototipe instrumen reaktor yaitu simulator
sistem informasi pintar dan sensor berkecepatan tinggi. Di samping
itu, telah berhasil diujicobakan renograf hasil pengembangan
sebelumnya di beberapa rumah sakit sebagai sarana diagnostik
kelainan fungsi ginjal.
Upaya penguasaan teknologi informatik dan otomasi juga terus
ditingkatkan antara lain melalui kegiatan pembuatan simulator dan
multimedia, pembuatan pemroses sinyal digital untuk kontrol industri,
dan pembuatan stepping motor. Pada tahun 1996/97 kegiatan pembuatan simulator dan multi media telah menguasai pembuatan program
aplikasi grafik berdimensi tiga yang mampu memvisualisasi lingkungan menjadi sebuah dunia semu (virtual world) dan sebuah
VII/14
VII/18
VII/22
VII/24
kelembagaan kedirgantaraan nasional, tersusunnya peraturan perundang-undangan kedirgantaraan nasional, berhasilnya perjuangan dalam
forum internasional tentang geo stationery orbit (GSO), dan ratifikasi
berbagai konvensi internasional.
Selanjutnya, sasaran pengembangan teknologi kedirgantaraan
pada Repelita VI adalah meningkatkan penguasaan teknologi kedirgantaraan, berkembangnya rekayasa dan produksi konfigurasi pesawat
terbang dengan kapasitas 50 - 80 orang dengan kecepatan transonik,
terwujudnya pelayanan informasi inderaja nasional, tersedianya peta
dasar rupa bumi yang mampu memenuhi kebutuhan, serta meningkatnya kemampuan nasional untuk mendukung sistem navigasi. Juga
diharapkan dapat memenuhi peta angin dan peta insolasi, terciptanya
industri yang membuat perangkat keras dan lunak bagi pengembangan
energi angin dan surya, meningkatnya kemampuan dalam prakiraan
iklim dan cuaca, serta telah dirumuskannya pola pemanfaatan ruang
dirgantara nasional.
Berkenaan dengan sasaran tersebut, kebijaksanaan pembangunan
kedirgantaraan dalam Repelita VI pada pokoknya adalah menegakkan
kedaulatan atas wilayah dirgantara nasional; mengembangkan potensi
industri dirgantara; mencukupi kebutuhan transportasi udara dan menjamin keselamatan penerbangan; serta menjamin kelestarian fungsi
lingkungan dirgantara.
Atas dasar sasaran dan kebijaksanaan seperti yang dikemukakan
di atas, maka program pembangunan kelautan dalam Repelita VI
terdiri atas: (1) inventarisasi dan evaluasi potensi laut; dan (2) pengembangan kemampuan pemanfaatan kelautan. Selanjutnya program kedirgantaraan terdiri atas: (1) penyediaan jasa kedirgantaraan; (2) pemanfaatan teknologi dirgantara; dan (3) pembinaan kedirgantaraan.
VII/28
2.
VII/30
Wire (N-250). Saat ini pesawat tersebut sedang dalam tahap uji
terbang dan sertifikasi serta tahap produksi seri.
Peran serta swasta terus didorong untuk meningkatkan investasinya dalam industri teknologi informasi. Hal tersebut terutama dilakukan melalui peningkatan berbagai kegiatan litbang dalam bidang
industri teknologi informasi. Dalam industri manufaktur telekomunikasi, sampai dengan tahun 1996/97 telah mampu diproduksi peralatan
untuk stasiun bumi kecil, stasiun bumi mikro untuk transmisi
gelombang mikro digital, sistem TVRO (television receive only)
dengan antena parabola, serta berbagai komponen elektronika dan alat
instrumentasi.
2) Program Penyediaan Jasa Kedirgantaraan
Program penyediaan jasa kedirgantaraan ditujukan untuk mendorong, menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan industri
jasa kedirgantaraan dalam menghasilkan berbagai produk jasa kedirgantaraan. Penyediaan jasa kedirgantaraan tersebut mencakup jasa
penerbangan, jasa telekomunikasi satelit, jasa inderaja, informasi
geografi, survei dan pemetaan, jasa informasi prakiraan iklim dan
cuaca, jasa hujan buatan serta jasa navigasi dan geodesi.
Industri jasa penerbangan mencakup antara lain jasa angkutan
udara, jasa bandara, jasa navigasi udara, dan jasa penunjang, seperti
jasa pelayanan keselamatan penerbangan, pemeliharaan pesawat,
bandar udara dan sebagainya. Dalam rangka penyediaan jasa pemeliharaan pesawat terbang, sampai dengan tahun 1996/97 telah dimiliki
"Garuda Maintenance Facility (GMF)" untuk perbaikan pesawat
berbadan lebar, "Universal Maintenance Centre (UMC)" untuk mesin
pesawat, "Aircraft Services (ACS)" untuk kerangka dan struktur
pesawat, dan "Batam Aircraft Maintenance (BAM)" yang mempunyai
VII/33
VII/36
VII/37
VII/38
VII/39
Selain itu untuk menciptakan sumber daya manusia yang memadai serta mampu meningkatkan produktivitas di bidang iptek kedirgantaraan, dilanjutkan peningkatan dan pengembangan kemampuan
sumber daya manusia melalui pendidikan di dalam dan luar negeri
serta pelatihan penjenjangan teknis dan fungsional. Pada tahun
1996/97 kegiatan ini antara lain menghasilkan tambahan 4 (empat)
orang doktor dan 9 (sembilan) orang magister.
VII/40
TABEL VII 1
VARIETAS UNGGUL TANAMAN PANGAN YANG DILEPAS 1)
1993, 1994 1996
(varietas)
VII/41
TABEL VII 2
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM PEMETAAN DASAR 1)
1993/94, 1994/95 1996/97
1)
2)
VII/42
Angka kumulatif
Angka sementara
TABEL VII 3
TINGKAT PENDIDIKAN TENAGA PENELITI 1)
1993/94, 1994/95 1996/97
(orang)
1)
2)
3)
Angka Kumulatif
Angka Sementara
Dihentikan
VII/43
TABEL VII 4
PROPOSAL PENELITIAN YANG LOLOS SELEKSI
DALAM PAKET PENELITIAN KOMPETITIF 1)
1993/94, 1994/95 1996/97
(judul)
1) Angka kumulatif
VII/44