Bab Iii
Bab Iii
KESIMPULAN
Sedasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan agen-agen farmakologik
untuk
menghasilkan
depresi
tingkat
kesadaran
secara
cukup
sehingga
terhadap
anestesi
umum.
Obat-obatan
sedatif
hipnotik
benzodiazepine, barbiturat,
42
tinggi, thiopental akan menyebabkan penurunan tekanan arteri, curah balik, dan
curah jantung.
Golongan obat nonbarbiturat nonbenzodiazepin adalah propofol, zat
subsitusi
intravena sebagai 1% larutan pada zat aktif yang terlarut, serta mengandung 10%
minyak kedele, 2,25% gliserol, dan 1,2% purified egg phosphatide. Propofol
adalah larutan yang tidak larut dalam air sehingga membutuhkan pelarut untuk
larut dalam lemak sehingga terjadi emulsifikasi. Ketamin adalah derivat
phencyclidine yang menyebabkan disosiative anesthesia yang ditandai dengan
disosiasi EEG pada talamokortikal dan sistem limbik. Disosiative anesthesia ini
menyerupai kedaan kataleptik dimana mata pasien terbuka dan diikuti nistagmus
yang lambat. Ketamin adalah obat yang memiliki efek analgesia pada pemberian
dengan dosis subanestesia dan menimbulkan induksi pada pemberian intravena
dan dosis yang lebih besar. Ketamin juga memiliki efek menurunkan refleks
batuk, laringospasm yang disebabkan ketamine induced salivary secretions.
Obat-obatan opioid adalah obat-obatan yang berasal dari opium yang
menunjukkan semua substansi eksogen, alami atau buatan, yang mengikat secara
spesifik reseptor opioid dan menimbulkan beberapa gejala agonis seperti morfin.
Opioid bekerja pada reseptor opioid di presinaps dan postsinaps di sistem saraf
pusat, medula spinalis, dan pada jaringan perifer. Di presinaps, opioid
menurunkan sekresi neurotransmiter penginhibisi sehingga mencegah aktivasi
reseptor (asetilkolin, dopamin, norefinefrin, substansi P). Pada jaringan perifer
opioid berikatan dengan reseptor opioid endogen (endorfin, enkefalin, dan
dinorfin) kemudian mengaktifkan sistem antinosiseptif. Terdapat tiga jenis
reseptor opioid, yakni reseptor mu, kappa, dan delta yang memiliki fungsi
berbeda. Contoh preparat opioid adalah morfin, meperidin, fentanil, sulfenatanil,
codein, dan tramadol. Keuntungan penggunaan opioid premedikasi antara lain
opioid tidak memiliki efek depresi pada otot jantung, mengurangi nyeri
preoperatif, tatalaksana terkait tindakan insersi monitor invasif, dan tatalaksana
nyeri yang dapat berhubungan dengan pemberian anestesi regional. Preparat
Opioid antara lain morfin, miperidine, dan fentanyl.
43