Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sinonim
Dermatologic surgery, cutaneous surgery.
Definisi
Bedah kulit adalah salah satu bagian dari subspesialisasi dermatologi intervensi, yaitu
penanganan kelainan kulit, adneksa kulit, mukosa yang bersebelahan dengan kulit, kuku,
rambut dan jaringan subkutis dengan tindakan bedah yang menggunakan alat bedah skalpel.
Dermatologi intervensi (sinonim procedural dermatology) merupakan subspesialis
dermatologi yang luas, mencakup penelitian, diagnosis, dan berbagai prosedur atau tindakan
penanganan tumor jinak dan ganas pada kulit, serta berbagai teknik dan metode peremajaan
kulit. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, bidang dermatologi intervensi terus
meluas karena makin banyak tindakan menggunakan laser dan berbagai alat berbasis energi
lainnya. Intervensi yang dilakukan bervariasi dari sederhana sampai rumit dengan tingkat
kesulitan rendah sampai tinggi dalam rangka penanganan masalah medis dan kosmetis pada
kulit.
Bedah kulit secara wajar berkembang dalam Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Dimulai
dengan biopsi kulit dan bedah listrik berbagai lesi kulit dalam rangka diagnosis dan
pengobatan, kemudian berlanjut dengan penemuan berbagai cara intervensi kulit untuk
pengobatan sehingga penanganan pasien menjadi lebih sempurna. Jenis intervensi yang dapat
dikerjakan bersifat sederhana, termasuk kategori bedah minor yang jiga dilakukan oleh dokter
umum yang memiliki pengetahuan bedah dasar. Intervensi dapat bersifat kompleks dan
membutuhkan kemampuan yang memadai baik dalam hal pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman, sebagai contoh tindakan dermabrasi, transplantasi rambut, flap dan graft (tandur
kulit), bedah sedot lemak, bedah laser, bedah kimia, bedah beku, dan penggunaan alat
berbasis energi lainnya.
Persiapan Pasien
Tujan persiapan pasien bedah kulit baik sederhana maupun rumit adalah menghindari
komplikasi dan mengurangi resiko tindakan. Pada saat konsultasi, pasien wajib diberitahukan
mengenai tindakan yang akan dikerjakan, jenis pilihan terapi yang ada, untung-rugi tindakan,
dan komplikasi yang dapat timbul. Hal yang perlu dicatat, yaitu riwayat perjalanan penyakit,
riwayat pendarahan, riwayat alergi, penggunaan anti koagulan, alat pacu jantung, serta
penyakit lain seperti diabetes, kelainan jantung, dan tekanan darah tinggi. Untuk
memudahkan dapat menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan mengenai seluruh
masalah medis yang dapat mempengaruhi tindakan. Pemeriksaan laboratorium yang
diperlukan harus dilaksanakan. Pertimbangan lain pada persiapan pasien adalah penilaian
keadaan psikologis. Pendekatan yang baik, jujur, dan terus terang sangat penting pada
hubungan pasien-dokter.
Gawat darurat pada bedah kulit juga harus dipahami, terlebih lagi karena dokter spesialis
IKKK banyak melakukan tindakan pada pasien secara rawat jalan di ruang tindakan yang
relatif kecil. Alat pertolongan kegawatdaruratan perlu disediakan dan latihan pertolongan
gawat darurat perlu dilaksanakan.
Anestesi
Anestesi lokal yang ideal mempunyai awitan yang cepat dan masa anestesi yang lama. Zat
anestesi lokal yang biasa digunakan terdiri atas 2 kelompok, yaitu ikatan ester dan amida.
Kelompok ester cepat diinaktivasi sehingga efek anestesi singkat, sedangkan kelompok
amida sulit dihidrolisis dalam jaringan sehingga efek anestesi bertahan lebih lama. Kelompok
ester terdiri atas prokain, tetrakain, benzokain, dan kokain. Kelompok amida terdiri atas
lidokain, mevipakain, dibukain, bupivakain, dan etidokain.
Teknik pemberian anestesi terdiri atas infiltrasi zat anestesi, blok saraf dan pemberian
anestesi topikal. Zat anestesi untuk infiltrasi adalah lidokain 0,5-2% dengan atau tanpa
epinefrin. Epinefrin dapat mengurangi pendarahan dan memperpanjang efek anestesi karena
vasokonstriksi yang memperlambat absorbsi. Penggunaan jarum kecil ukuran 30G
mengurangi rasa nyeri karena tusukan jarum dan masuknya obat. Efek anestesi biasanya
terjadi setelah 1-2 menit. Infitrasi juga dapat igunakan dengan teknik tumesen, yaitu teknik
yang ditemukan tahun 1987 oleh Jaffrey A Klein, seorang spesialis dermatologi dan
farmakologi dari San Juan Capistriano, California, Amerika Serikat, yaitu infiltrasi lidokain
encer berkadar 0,05%-0,1% dalam sejumlah besar larutan garam faal, adrenalin, dan larutan
natrium bikarbonas 8,4%. Penemuan tersebut sangat bersejarah bagi perkembangan bedah
sedot lemak yang semula suatu operasi yang perlu bius umum dan rawat inap menjadi
tindakan dengan bius lokal yang dapat dikerjakan spesialis IKKK secara rawat jalan. Infiltrasi
dilakukan dengan jarum suntik biasa atau kanula khusus untuk area yang kecil atau dengan
pompa infus untuk area luas. Efek anestesi terjadi 15-20menit setelah penyuntikan. Indikasi
anestesi cara tersebut selain untuk bedah sedot lemak juga dapat dilakukan untuk eksisi
tumor, menunjang pembuatan flap, tindakan dermabasi, ablasi endovena untuk varises, dan
berbagai tindakan intervensi lainnya.
Blok saraf dilakukan dengan menghambat nyeri melalui saraf sensorik, sehingga efek
anestesi bertahan lama dan kelainan kulit tidak terganggu. Jarum yang digunakan berukuran
25-27G, dengan tujuan menghindari tusukan intravaskuler yang dapat menyebabkan reaksi
toksik sistemik pada saat melakukan blokade saraf. Efek anestesi muncul 5-10 menit.
Pengetahuan yang harus dikuasai pada anestesi tersebut adalah letak anatomis saraf sensorik
dan area kulit saraf tersebut.
Anestesi topikal digunakan sebelum tindakan ringan, pada selaput lendir dan kulit.
Vehikulum dapat berupa krim, salap, gel, cairan dan aerosol. Zat dingin juga dapat digunakan
sebagai anestesi topikal yang bersifat sementara dan singkat misalnya etilklorida dan
kloroform.
Toksisitas sistemik anestesi harus diwaspadai. Toksisitas dapat terjadi bila bahan anestesi
yang digunakan terlalu banyak, area tindakan memiliki vaskularisasi banyak, atau bahan
anestesi masuk ke area intravaskular, serta terdapat kelainan hati yang menggangu proses
detoksifikasi dan ekskresi. Gejala toksisitas bila bert akan muncul pada sistem kardiovaskular
dan susunan saraf pusat. Selain reaksi akibat toksisitas, jenis reaksi yang tidak diinginkan
lainnya dapat berupa alergi pada kulit.
Jenis penutup kulit dapat dibedakan atas bahan yang dapat diserap (absorbable), tidak dapat
diserap (non-absorbable), dan bahan cyanoacrylate.
Biopsi Kulit
4
Kegunhaan biopsi kulit adalah melihat gambaran bhistopatologik kulit, berupa ada
tidaknya peradangan, keganasan, dan berbagai patologi kuloit lainnya. Biopsy pada kulit dan
area sekitarnya kurang lebih 5 cm dibersihkan dengan alcohol 70% atau antiseptic lain.
Anestesi dilakukan menggunakan lidokain dengan atau tanpa epinefrin. Anestesi dengan
bahan pendingin cair harus melakukan biopsy dengan cepat. Irisan biopsy dapat
menggunakan alat plong atau bila perlu jaringan lebih besar digunakan dengan alat bedah
scapel serta gunting dan kuret untuk kelainan superfisial. Bekas irisan dijahit sebaik mungkin.
Eksisi Kulit
Sebelum melakukan eksisi kulit, anatomi daerah yang akan eksisi harus dikuasai lebih
dahulu. Pada badan dan anggota gerak, eksisi dapat dilakukan dengan mudah, tetapi pada
daerah tangan dan kaki harus hati-hati karena banyak pembuluh darah dan saraf superfisial
dan tendon. Eksisi banyak dilakukan pada muka dan leher, sehingga pengetahuan anatomi
daerah ini sangat penting.
Sayatan operasi yang sejajar dengan garis regangan kulit alami akan membuat
jaringan parut kurang terlihat. Jaringan parut juga akan kurang tampak bila irisan searah
dengan lipatan anatomis kulit. Arah garis ini biasanya tegak lurus terhadap otot dibawahnya.
Tujuan utama operasi adalah mengangkat lesi kulit. Pada pengangkatan yang tidak sesuai
dengan garis atau lipatan kulit atau mempengaruhi organ sekitarnya dapat dilakukan peutupan
dengan berbagai macam flap atau tandur kulit.
Bentuk eksisi dasar adalah fusiformis yang arahnya sejajar dengan garis dan lipatan
kulit. Perbandingan panjang dan lebar eksisi minimal 3:1 dengan sudut 30 derajat. Irisan
dilakukan tegak lurus atau meluas ke dalam sampai dengan subkutis. Bila perlu dapat
dilakukan undermining, yaitu tepat dibawah dermis untuk wajah dan pada scalp dilakukan
sampaiarea subgaleal. Pendarahan yang terjadi dibawah kulit dapat ditekan beberapa saat
dan bila perlu dapat dilakukan hemostasis dengan alat elektrokoagulasi secukupnya untuk
pendarahan kecil dari pembuluh darah kecil, tetapi pendarahan dari pembuluh darah besar
harus diikat.
mendekatkan tepi luka. Selain itu terdapat jahitan khusus yaitu jahitan 3 titik (tip sticth) dan
jahitan 4 titik (corner sticth).
Sayatan ditutup lapis demi lapis secara baku. Diupayakan agar garis sayatan agak
menimbul setelah dijahit. Hal tersebut dapat dimudahkan bila insisi meluas kedalam atau
dengan jahitan matras vertical. Ketika luka sembuh terjadi kontraksi dan pembantukan
jaringan baru sehingga kulit bekas jahitan yang terangkat menjadi jaringan parut yang rata
dan baik.
Pemberian antibiotic sistemik dan perawatan pasca operasi sesuai dengan keadaan
penderita. Infeksi luka operasi sesudah bedah kulit yang sederhana jarang terjadi sehingga per
awatan luka merupakan hal yang paling penting.
Sumber: Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. FKUI. 2015. Hal 417-21