Anda di halaman 1dari 21

BAB I

ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN


1.1.

Dasar dan Sumber Penelitian


Dalam

bagian

ini

akan

pengetahuan yang
ilmiah.

dibicarakan

menjadi

Dasar-dasar

ujung

pengetahuan

dasar-dasar

tombak
itu

berpikir

ialah

sebagai

berikut :
1.1.1. Penalaran
Yang

dimaksud

berpikir

menurut

tertentu

tertentu,

tujuan

Berpikir

bersifat

penalaran

pola

dengan

penegtahuan.
jamak,

dengan

Kegiatan

menurut

untuk

logis

analitis.

ialah

menghasilkan

mempunyai

Aliran

logika

yang

konotasi

menggunakan

penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran


rasionalisme
tertangkap

dan

yang

melalui

menganggap

pengalaman

fakta

sebagai

dapat

kebenaran

disebut aliran empirisme.


1.1.2. Logika (Cara Penarikan Kesimpulan)
Ciri

kedua

ialah

logika

kesimpulan.

Yang

sebagaimana

didefinisikan

atau

dimaksud
oleh

cara

penarikan

dengan
William S.S

logika
ialah

pengkajian untuk berpikir secara sahih (valid). Logika


ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif.
Contoh menggunakan logika ini ialah model berpikir
dengan silogisma, seperti contoh dibawah ini :
Silogisma

Premis mayor : semua manusia akhirnya mati

1.2.

Premis minor : Amir manusia

Kesimpulan

: Amir akhirnya akan mati

Kriteria Kebenaran dan Kerangka Ilmiah


Sumber pengetahuan dalam
sikap
ada

manusia
di

alam

menerima
dirinya

yang

meragukan

semesta

saja

sendiri.

dunia ini berawal dari

hal-hal
Rene

ini.
yang

setiap

gejala

yang

Manusia

tidak

mau

termasuk

nasib

ada

Descarte

pernah

berkata DE

OMNIBUS DUBITANDUM yang mempunyai arti bahwa


segala sesuatu
kriteria

harus

untuk

diragukan.

menetapkan

Persoalan

mengenai

kebenaran

itu

sulit

dipercaya. Dari berbagai aliran maka muncullah pula


berbagai kriteria kebenaran.
Salah

satu

konsistensi
dianggap

kriteria

kebenaran

dengan
benar.

pernyataan
Sebagai

adalah
terdahulu

contoh

ialah

adanya
yang
kasus

penjumlahan angka-angka dibawah ini


3 + 5 = 8
4 + 4 = 8
6 + 2 = 8
Semua orang akan menganggap benar bahwa 3 + 5
= 8, maka pernyataan berikutnya bahwa 4 + 4 = 8
juga

benar,

karena

konsisten

dengan

pernyataan

sebelumnya.
Beberapa kriteria kebenaran diantaranya ialah :
1.2.1. Teori Koherensi (Konsisten)
Yang

dimaksud

dengan

teori

koherensi

ialah

bahwa

suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu

bersifat

koheren

dan

konsisten

pernyataan

sebelumnya

Contohnya

ialah

penyusunannya,

dengan

yang

dianggap

benar.

yang

bentuk

matematika

pembuktiannya

pernyataan-

berdasarkan

teori

koheren.
1.2.2.Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan)
Teori

korespondensi

Dalam

teori

apabila

ini

suatu

materi

seorang

Bertrand

pernyataan

dengan

tersebut.

yang

oleh

pengetahuan

berkorespondensi
pernyataan

dipelopori

Russel.

dianggap
yang

benar

dikandung

objek

yang

dituju

oleh

Contohnya

ialah

apabila

ada

mengatakan

bahwa

ibukota

Inggris

adalah London, maka pernyataan itu benar. Sedang


apabila dia mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah
Jakarta,

maka

kenyataan

pernyataan

ibukota

itu

Inggris

salah;

karena

secara

adalah London

bukan

Jakarta.
1.2.3. Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)
Tokoh utama dalam teori ini ialah Charles S Pierce.
Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu
pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan
tersebut
Kriteria

bersifat

fungsional

kebenaran

dalam kehidupan

didasarkan

atas

praktis.

kegunaan

teori

tersebut. Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu


teori tidak akan abadi, dalam jangka waktu tertentu
itu dapat diubah dengan mengadakan revisi.

1.3.
1.3.1.

Pendekatan Ilmiah dan Non Ilmiah


Manusia Mencari Kebenaran

Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal


sehat (common sense)
Letak

perbedaan

dan dengan ilmu pengetahuan.

yang

mendasar

antara

keduanya

ialah berkisar pada kata sistematik dan terkendali.


Ada lima hal pokok yang membedakan antara ilmu
dan

akal

sehat.

Yang

pertama,

ilmu

pengetahuan

dikembangkan melalui struktur-stuktur teori, dan diuji


konsistensi

internalnya.

strukturnya,

hal

itu

Dalam

dilakukan

mengembangkan

dengan

tes

ataupun

pengujian secara empiris/faktual. Sedang penggunaan


akal sehat biasanya tidak. Yang kedua, dalam ilmu
pengetahuan, teori dan hipotesis selalu diuji secara
empiris/faktual.

Halnya

dengan

orang

yang

bukan

ilmuwan dengan cara selektif. Yang ketiga, adanya


pengertian

kendali

(kontrol)

yang

dalam

penelitian

ilmiah dapat mempunyai pengertian yang bermacammacam. Yang keempat, ilmu pengetahuan menekankan
adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan
sistematis. Pola penghubungnya tidak dilakukan secara
asal-asalan. Yang kelima, perbedaan terletak pada cara
memberi penjelasan yang berlainan dalam mengamati
suatu fenomena. Dalam menerangkan hubungan antar
fenomena,

ilmuwan melakukan dengan

menghindari
Proposisi

penafsiran

yang

yang

dihasilkan

hati-hati

bersifat

selalu

dan

metafisis.

terbuka

untuk

pengamatan dan pengujian secara ilmiah.


1.3.2 . Terjadinya Proses Sekularisasi Alam
Pada mulanya manusia menganggap alam suatu yang
sakral, sehingga antara subyek dan obyek tidak ada
batasan. Dalam perkembangannya sebagaimana telah

disinggung

diatas

terjadi

pergeseran

konsep

hukum

(alam). Hukum didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang


tetap

dan

kaitan

harus

yang

diantara

teratur

diinterpretasikan
Disini

ada
ke

pengertian

gejala-gejala.

didalam

dalam

tersebut

alam

Kaitan-

sejak

dulu

hukum-hukum normative.
dikaitkan

dengan

Tuhan

atau para dewa sebagai pencipta hukum yang harus


ditaati.

Menuju

meninggalkan

abad

pengertian

ke-16
hukum

manusia
normative

mulai
tersebut.

Sebagai gantinya muncullah pengertian hukum sesuai


dengan hukum alam. Pengertian tersebut berimplikasi
bahwa terdapat tatanan di alam dan tatanan tersebut
dapat

disimpulkan

melalui

penelitian

empiris.

Para

ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai


pencipta

hukum

alam

secara

berangsur-angsur

memperoleh sifat abstrak dan impersonal. Alam telah


kehilangan

kesakralannya

gambaran

dunia

pengetahuan

alam

yang
bagi

sebagai

ganti

sesuai
manusia

muncullah

dengan
modern

ilmu
dengan

kemampuan ilmiah manusia mulai membuka rahasiarahasia alam.


Ilmu pengetahuan dan teknologi, yang merupakan bagian
dari pengetahuan manusia pada masa lalu berkembang
karena adanya filsafat. Dengan lahimya ilmu pengetahuan
(termasuk

teknologi)

modem,

filsafat

masih

tetap

diperlukan untuk meningkatkan pemahaman manusia


akan alam semesta dengan segala isinya, sehingga
mendorong keingintahuan manusia untuk terus menerus
mencoba menyingkap rahasia alam semesta. Usaha-usaha
menyingkap

keingintahuan

manusia

ini

mendorong

manusia untuk secara sistematis dan terarah melakukan


kegiatan penelitian ilmiah. Kebenaran yang diperoleh
melalui penelitian disebut kebenaran ilmiah.
Penemuan Kebenaran tanpa melalui penelitian disebut
kebenaran Non Ilmiah, kebenaran ini diperoleh :
o Secara Kebetulan
o Secara Akal Sehat
o Secara Intuitif
o Secara Trial & Error
o Secara Spekulasi
o Melalui Wahyu
o Karena Kewibawaan

1.3.3.

Berbagai Cara Mencari Kebenaran


Dalam

sejarah manusia,

kebenaran telah

usaha-usaha

dilakukan

untuk

dengan

mencari

berbagai

cara

seperti :
1.3.3.1 Secara kebetulan
Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai
kasus penemuan
kebetulan.
minum

Ketika

air

kesembuhan.
beberapa

obat

seorang

dikolam
Dan

orang.

malaria

itu

Indian

dan

terjadi

yang

akhirnya

terjadi

Akhirnya

yang

sakit

dan

mendapatkan

berulang

diketahui

secara

kali

bahwa

pada

disekitar

kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya


bisa

dijadikan sebagai

obat

malaria

yang

kemudian

berjatuhan di kolam tersebut. Penemuan pohon yang


kelak

dikemudian

hari

dikenal

sebagai

pohon

kina

tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja.

1.3.3.2. Trial And Error


Cara lain untuk mendapatkan kebenaran ialah dengan
menggunakan metode trial and error yang artinya
coba-coba. Metode ini bersifat untung-untungan. Salah
satu

contoh

ialah

oleh

Thorndike.

model

percobaan

Percobaan

berikut:

seekor

kucing

kedalam

problem

problem

tersebut

yang

adalah

kelaparan

boxsuatu

ruangan

box

seperti

dimasukkan
yang

hanya

dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali


dengan

membuka

pintu.

Karena

rasa

lapar

dan

melihat makanan di luar maka kucing berusaha keluar


dari kotak tersebut dengan berbagai cara. Akhirnya
dengan

tidak

sengaja

si kucing berhasil

menyentuh

simpul tali yang membuat pintu jadi terbuka dan dia


berhasil keluar. Percobaan tersebut mendasarkan pada
hal

yang

belum

pasti

yaitu

kemampuan

kucing

tersebut untuk membuka pintu kotak masalah.


1.3.3.3 Melalui Otoritas
Kebenaran

bisa

didapat

melalui

otoritas

seseorang

yang memegang kekuasaan, seperti seorang raja atau


pejabat

pemerintah

kebijaksanaannya
Dalam

filsafat

yang

dianggap

Jawa

setiap
benar

dikenal

keputusan
oleh

dengan

dan

bawahannya.
istilah

Sabda

pendita ratu artinya ucapan raja atau pendeta selalu


benar dan tidak boleh dibantah lagi.
1.3.3.4. Berpikir Kritis/Berdasarkan Pengalaman
Metode

lain

ialah

pengalaman. Contoh

berpikir
dari

kritis

metode

dan
ini

berdasarkan
ialah

berpikir

secara deduktif dan induktif. Secara deduktif artinya

berpikir dari yang umum ke khusus; sedang induktif


dari

yang

sudah

khusus

dipakai

ke yang umum. Metode deduktif

selama

ratusan

tahun

semenjak

jamannya Aristoteles.
1.3.3.5. Melalui Penyelidikan Ilmiah
Menurut Francis Bacon Kebenaran baru bisa didapat
dengan menggunakan

penyelidikan

ilmiah,

berpikir

ilmu

adalah

kritis dan induktif.


Catatan :
Selanjutnya
kekuasaan.

Bacon

Dalam

merumuskan

rangka

melaksanakan

kekuasaan,

manusia selanjutnya terlebih dahulu harus memperoleh


pengetahuan

mengenai

menghubungkan

alam

metoda

dengan

yang

cara

khas,

sebab

pengamatan dengan indera saja, akan menghasilkan


hal yang tidak dapat dipercaya. Pengamatan menurut
Bacon,
(idola):

dicampuri

dengan

gambaran-gambaran

Gambaran-gambaran

dihilangkan,

dan

dengan

palsu

cara

(idola)

palsu
harus

mengumpulkan

fakta-

fakta secara telilti, maka didapat pengetahuan tentang


alam

yang

dapat

dipercaya.

Sekalipun

demikian

pengamatan harus dilakukan secara sistematis, artinya


dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan
diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalildalil umum. Metode berpikir induktif yang dicetuskan
oleh F. Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian
adanya

pentingnya

pengamatan

serta

asumsi teoritis
dengan

matematika

semakin

pengetahuan

modern

melakukan

menggabungkan

memacu
yang

dalam

peranan

tumbuhnya

menghasilkan

ilmu

penemuan-

penemuan

baru,

seperti

pada

tahun

1609

Galileo

menemukan hukum-hukum tentang planet, tahun 1618


Snelius

menemukan

penemuan-penemuan
dengan

hukum

pemecahan
penting

gasnya,

gelombang

cahaya,

peredaran

darah,

cahaya

lainnya

Hygens

Harvey

dan

oleh

Boyle

dengan

teori

dengan

penemuan

Leuwenhock

menemukan

spermatozoide, dan lain-lain.

1.4.

Pengertian Penelitian
Ada beberapa definisi penelitian menurut para ahli,
diantaranya :
o Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai
berbagai jenis masalah , dan pemecahannya
memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
(David H. Penny)
o Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu
pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktafakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta
sistematis (J. Suprapto, MA)
o Penelitian adalah usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan (Sutrisno Hadi, MA)
o Resarch is a careful study to discover correct
information (Drs. Sapri I. Asyari)
Kata

penelitian

atau

riset

dipergunakan

dalam

pembicaraan sehari-hari untuk melingkup spektrum arti


yang luas, yang dapat membuat bingung mahasiswa,
terutama

mahasiswa

pascasarjana

yang

harus

mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau


petunjuk yang jelas untuk membedakan yang satu dengan
yang lain. Dapat saja, sesuatu yang dulunya dikenali
sebagai penelitian ternyata bukan, dan beberapa konsep
yang salah tentunya harus dibuang dan diganti konsep
yang benar.
Pada

dasarnya,

manusia

selalu

ingin

tahu

dan

ini

mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban


atas pertanyaan itu. Salah satu cara untuk mencari
jawaban adalah dengan mengadakan penelitian. Cara lain
yang lebih mudah, tentunya, adalah dengan bertanya
pada seseorang atau bertanya pada bukutapi kita
tidak selalu dapat mendapat jawaban, atau kita mungkin
mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan.
Pengertian penelitian sering dicampuradukkan dengan
pengumpulan data atau informasi, studi pustaka, kajian
dokumentasi, penulisan makalah, perubahan kecil pada
suatu produk, dan sebagainya. Kata penelitian atau riset
sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif
menyendiri di laboratorium, perpustakaan, dan lepas dari
kehidupan sehari-hari.
Menjadi tujuan bab ini untuk menjelaskan pengertian
penelitian dan membedakannya dengan hal-hal yang
bukan penelitian. Pengertian penelitian yang disarankan
oleh Leedy (1997: 3) sebagai berikut: Penelitian (riset)
adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan
analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan
pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau
menjadi perhatian kita.

10

Mirip

dengan

menyarankan

pengertian
definisi

di

atas,

sebagai

Dane

berikut:

(1990:

4)

Penelitian

merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan


dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta
dunia. Seperti disebutkan di atas, mungkin di masa lalu,
kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang
penelitian, yang sebagian daripadanya merupakan konsep
yang salah. Untuk memperjelas hal tersebut, di bawah ini
dikaji

pengertian

yang

salah

tentang

penelitian

(menurut kitakaum akademisi).


Secara umum, berdasara konsep-konsep yang salah
tentang

penelitian,

maka

perlu

digarisbawahi

empat

pengertian sebagai berikut:


1. Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi
(data)
2. Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari
suatu tempat ke tempat lain
3. Penelitian

bukan

hanya

membongkar-bongkar

mencari informasi
4. Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik
perhatian.

Lebih lanjut kesalahan pengertian tersebut dijelaskan di


bawah ini.
1. Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)
Pernah suatu ketika, seorang mahasiswa mengajukan
usul

(proposal)

penelitian

untuk

meneliti

sudut

kemiringan sebuah menara pemancar TV di kotanya. Ia


mengusulkan untuk menggunakan peralatan canggih
dari bidang keteknikan untuk mengukur kemiringan

11

menara

tersebut.

Meskipun

peralatannya

canggih,

tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu


survei

(pengumpulan

data/informasi)

saja,

yaitu

mengukur kemiringan menara tersebut, dan survei itu


bukan penelitian (tapi bagian dari suatu penelitian).
Para siswa suatu SD kelas 4 diajak gurunya untuk
melakukan penelitian di perpustakaan. Salah seorang
siswa mempelajari tentang Columbus dari beberapa
buku. Sewaktu pulang ke rumah, ia melapor kepada
ibunya

bahwa

ia

baru

saja

melakukan

penelitian

tentang Columbus. Sebenarnya, yang ia lakukan hanya


sekedar mengumpulkan informasi, bukan penelitian.
Mungkin

gurunya

bermaksud

untuk

mengajarkan

keahlian mencari informasi dari pustaka (reference


skills).
2. Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu
tempat ke tempat lain
Seorang

mahasiswa

telah

menyelesaikan

sebuah

makalah tugas penelitian tentang teknik -teknik


pembangunan bangunan tinggi di Jakarta. Ia telah
berhasil

mengumpulkan

banyak

artikel

dari

suatu

majalah konstruksi bangunan dan secara sistematis


melaporkannya dalam makalahnya, dengan disertai
teknik acuan yang benar. Ia mengira telah melakukan
suatu penelitian dan menyusun makalah penelitian.
Sebenarnya, yang ia lakukan hanyalah: mengumpulkan
informasi/data, merakit kutipan-kutipan pustaka dengan
teknik pengacuan yang benar. Untuk disebut sebagai
penelitian, yang dikerjakannya kurang satu hal, yaitu:
interpretasi data. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

12

antara

lain

menambahkan

misalnya:

Fakta

yang

terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y


sangat mempengaruhi cara pembangunan bangunan
tinggi di Jakarta. Dengan demikian, ia bukan hanya
memindahkan informasi/data/fakta dari artikel majalah
ke

makalahnya,

informasi/data/fakta

tapi
sehingga

juga
ia

menganalis
mampu

untuk

menyusun interpretasi terhadap informasi/data/fakta


yang terkumpul tersebut.
3. Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari
informasi
Seorang Menteri menyuruh stafnya untuk memilihkan
empat buah kotamadya (di wilayah Indonesia bagian
timur) yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberi
bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan.
Stafnya tersebut berpikir bahwa ia harus melakukan
penelitian. Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik,
membongkar

arsip/dokumen

statistik

kotamadya

-kotamadya yang ada di wilayah IBT tersebut. Dengan


membandingkan data statistik yang terkumpul dengan
kriteria yang diberi oleh Menteri, ia berhasil memilih
empat kotamadya yang paling memenuhi kriteriakriteria

tersebut.

Staf

tersebut

melaporkan

hasil

penelitiannya ke Menteri. Sebenarnya yang dilakukan


oleh

staf

tersebut

hanyalah

mencari

data

(data

searching, rummaging) dan mencocokknnya (matching)


dengan kriteria , dan itu bukan penelitian.
4. Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik
perhatian

13

Kata penelitian sering dipakai oleh surat kabar,


majalah populer, dan iklan untuk menarik perhatian
(mendramatisir). Misalnya, berita di surat kabar:
Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam
yang ingin mreteli kekuasaan Presiden. Contoh lain:
berita Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani
penelitian khusus (litsus). Contoh lain lagi: Produk ini
merupakan hasil penelitian bertahun-tahun (padahal
hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti
agar konsumen tidak bosan).
Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai
berikut, menurut Leedy (1997: 5): Penelitian adalah
suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan
didukung

oleh

data)

jawaban

terhadap

suatu

pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau


pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena.
Proses

tersebut,

yang

sering

disebut

sebagai

metodologi penelitian, mempunyai delapan macam


karakteristik:
1. Penelitian

dimulai

dengan

suatu

pertanyaan

atau

permasalahan.
2. Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang
tujuan.
3. Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik.
4. Penelitian biasanya membagi permasalahan utama
menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola.
5. Penelitian diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan,
atau hipotesis penelitian yang spesifik.
6. Penelitian menerima asumsi kritis tertentu.

14

7. Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi


data dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang
mengawali penelitian.
8. Penelitian adalah, secara alamiahnya, berputar secara
siklus; atau lebih tepatnya,
Seperti dijelaskan di atas, penelitian berkaitan dengan
pertanyaan atau keinginan tahu manusia (yang tidak ada
hentinya) dan upaya (terus menerus) untuk mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dengan
demikian, tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk
merumuskan

pertanyaan-pertanyaan

jawaban-jawaban

terhadap

dan

pertanyaan

menemukan
penelitian

tersebut. Tujuan dapat beranak cabang yang me ndorong


penelitian lebih lanjut. Tidak satu orangpun mampu
mengajukan semua pertanyaan, dan demikian pula tak
seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan
hanya untuk satu pertanyaan saja. Maka, kita perlu
membatasi upaya kita dengan cara membatasi tujuan
penelitian.

Terdapat

bermacam

tujuan

penelitian,

dipandang dari usaha untuk membatasi ini, yaitu:


1)

eksplorasi (exploration)

2)

deskripsi (description)

3)

prediksi (prediction)

4)

eksplanasi (explanation) dan

5)

aksi (action).

Penjelasan untuk tiap macam tujuan diberikan di bawah


ini. Tapi perlu kita ingat bahwa penentuan tujuan, salah
satunya, dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan
yang terkait dengan permasalahan yang kita hadapi
(state of the art). Misal, bila masih samar-samar, maka

15

kita perlu bertujuan untuk menjelajahi (eksplorasi) dulu.


Bila sudah pernah dijelajahi dengan cukup, maka kita coba
terangkan (deskripsikan) lebih lanjut.
1. Eksplorasi
Seperti disebutkan di atas, bila kita ingin menjelajahi
(mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan), atau untuk
mulai memahami suatu topik, maka kita lakukan penelitian
eksplorasi. Penelitian

esplorasi (menjelajah)

berkaitan

dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena


ada atau tidak. Penelitian yang mempunyai tujuan seperti
ini dip akai untuk menjawab bentuk pertanyaan Apakah X
ada/terjadi?. Contoh penelitian sederhana (dalam ilmu
sosial):

Apakah

laki-laki

atau

wanita

mempunyai

kcenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak?


Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecend
erungan itu, maka kita mendapati suatu fenomena (yang
mendorong penelitian lebih lanjut). Penelitian eksplorasi
dapat juga sangat kompleks. Umumnya, peneliti memilih
tujuan eksplorasi karena tuga macam maksud, yaitu: (a)
memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih
memahami, (b) menguji kelayakan dalam melakukan
penelitian/studi yang lebih mendalam nantinya, dan (c)
mengembangkan

metode

penelitian

lebih

yang

yang

akan

mendalam.

dipakai
Hasil

dalam

penelitian

eksplorasi, karena merupakan penelitian penjelajahan,


maka sering dianggap tidak memuaskan. Kekurang-puasan
terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait dengan
masalah sampling (representativeness)menurut Babbie
1989: 80. Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan
memang berarti pembukaan jalan, sehingga setelah

16

pintu terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian


yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari
ruang di balik pintu yang telah terbuka tadi.
2. Deskripsi
Penelitian

deskriptif

berkaitan

dengan

pengkajian

fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan


fenomena yang lain. Sebagai contoh, meneruskan contoh
pada bahasan penelitian eksplorasi di atas, yaitu misal:
ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan
kelas daripada laki-laki, maka penelitian lebih lanjut untuk
lebih memerinci: misalnya, apa batas atau pengertian
yang lebih tegas tentang bagian depan kelas? Apakah
duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata
pelajaran? tingkat kemenarikan guru yang mengajar?
ukuran kelas? Penelitian deskriptif menangkap ciri khas
suatu obyek, seseorang, atau suatu kejadian pada waktu
data dikumpulkan, dan ciri khas tersebut mungkin berubah
dengan perkembangan waktu. Tapi hal ini bukan berarti
hasil penelitian waktu lalu tidak berguna, dari hasil-hasil
tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan
suatu fenomena dari masa ke masa.
3. Prediksi
Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan
(keterkaitan)

yang

memungkinkan

kita

berspekulasi

(menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui


(berdasar) hal yang lain (Y). Prediksi sering kita pakai
sehari-hari, misalnya dalam menerima mahasiswa baru,
kita gunakan skor minimal tertentuyang artinya dengan
skor tersebut, mahasiswa mempunyai kemungkinan besar

17

untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara


skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi
nantinya).
4. Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat
diantara dua fenomena atau lebih. Penelitian seperti ini
dipakai

untuk

(keterkaitan

menentukan

sebab-akibat)

apakah
valid

suatu
atau

eksplanasi

tidak,

atau

menentukan mana yang lebih valid diantara dua (atau


lebih)

eksplanasi

eksplanasi
menjelaskan,

yang

saling

(menerangkan)
misalnya,

bersaing.

juga

mengapa

dapat
suatu

Penelitian
bertujuan
kota

tipe

tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari


kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif
hanya dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe
tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya, tapi
tidak dijelaskan mengapa (hubungan sebab-akibat) hal
tersebut terjadi.
5. Aksi
Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu
tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk
menemukan solusi dengan bertindak sesuatu. Penelitian
ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tidakan dan
mengamati hasilnya; berdasar hasil tersebut disusun
persyaratan solusi. Misal, diketahui fenomena bahwa
meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu
ruang, orang tetap memakai AC (tidak mematikannya).
Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai
alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah

18

lebih dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat


bantu, ada satu yang paling dapat diterima. Dari temuan
itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas.
Penelitian berfungsi membantu manusia meningkatkan
kemampuannya

untuk

menginterpretasikan

fenomena

alam, membantu manusia dalam memenuhi hasrat ingin


tahu

akan

kebenaran

ilmiah.

Penelitian

dapat

mengungkap Rahasia Alam dan dapat menjadi Bencana.


Penelitian merupakan proses yang berkesinambungan,
karena hasilnya tidak akan pemah final yang tidak dapat
diganggu

gugat

lagi.

Penelitian

merupakan

kegiatan

pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah


dalam bidang tertentu untuk mengungkapkan fakta-fakta
atau

prinsip-prinsip

baru

yang

bertujuan

untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan.


1.5.

Tolok Ukur Kadar Ilmiah Suatu Penelitian :


o Understanding (mampu memberikan pengertian;
sehingga masalah menjadi lebih jelas)
o Predictive Power (mampu meramalkan)
Sedangkan faktor penentu kualitas penelitian adalah :
1. Kemampuan Akademik (Scientific Methode)
Kualitas

penelitian

sering

juga

dikaitkan

dengan

kemampuan akademik peneliti, kemampuan ini dapat


diperoleh melalui pendidikan formal, non formal, dan
pengalaman. Pendidikan formal belum tentu menjamin
seseorang akan tertarik kepada profesi meneliti atau
berhasil

sebagai

peneliti.

Meneliti

harus

dengan

motivasi yang dapat memberikan kepuasan individual


serta jalan hidup seseorang.

19

2. Fasilitas/Peralatan (Validity, Reliability)


Kualitas

penelitian

ketersediaan
digunakan,

sering

dan

juga

dikaitkan

kepresisian

sehingga

dengan

peralatan

sering

yang

ketidaklengkapnya

peralatan dijadikan alasan untuk tidak melaksanakan


penelitian, padahal tidak jarang terjadi bahwa hasil
penelitian

yang

mengejutkan

diperoleh

dengan

menggunakan peralatan yang relatif tradisional, dan


bukan alat-alat canggih dan modem.
Validitas data dan keakuratan pengukuran memang
tergantung

kepada

laboratoriu,

tetapi

peralatan
pengadaan

mempertimbangkan

efisiensi

yang

tersedia

peralatan

di

haruslah

penggunaan-nya,

dan

ketidaktersediannya alat dapat diatasi melalui sharing


resources dengan payung kerjasama.
3. Dana (Opportunity)
Permasalahan nasional dalam menumbuhkan budaya
meneliti terletak pada ketersediaan dana, tetapi jumlah
dana yang relatif besar juga tidak menjamin hasil
penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tetapi
dukungan

dana

yang

memadai

akan

membuat

penelitian yang berkualitas dapat dilaksanakan. Bahkan


beberapa peneliti dapat menjadikan bidang penelitian
sebagai prefesi, karena penelitian dapat menjadi sarana
memenuhi kepuasan dan sekaligus sebagai sumber
income.
4. Iklim Ilmiah (Quantity, Quality)

20

Iklim ilmiah berkontribusi besar dalam melahirkan


penelitian-penelitian yang berkualitas, dan iklim ilmiah
dapat ditumbuhsuburkan melalui :
Pemberian penghargaan kepada peneliti
Keterbukaan akademik, melalui diskusi
proposal, seminar, dan forum ilmiah lainnya
Pengelolaan kelembagaan penelitian yang
efisien, transparan, dan komunikatif
Penyebarluasan informasi tentang publikasi
ilmiah, program-program penelitian, dan
sumber-sumber dana penelitian.
Dengan berkembangnya iklim ilmiah maka fungsi
lembaga penelitian diharapkan juga ditingkatkan dalam
bidang :
Perencanaan Kegiatan dan Prioritas penelitian
Pengelolaan sumber daya:dosen, peralatan
dan dana.
Pengawasan dan pengendalian kegiatan
penelitian.

21

Anda mungkin juga menyukai