Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

TAHUN AJARAN 2015/2016

Di Buat Oleh :
Agus Andrianto

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


STMIK TRIGUNA UTAMA
2015

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


TAHUN AJARAN 2015/2016

JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


TAHUN AJARAN 2015/2016
1. Apabila dilihat dari hubungan istilah Civics, Civic Education dan
Citizenship Education pada dasar semuanya adalah suatu cara atau proses
dari suatu pembelajaran tentang pendidikan kewarganegaraan.
Penjelasan ketiga istilah diatas adalah :

Civics

sebagai

The

Sciense

of

Citizhensip

atau

Ilmu

Kewarganegaaraan yang isinya mempelajari tentang hubungan


antar individu dan individu dan Negara. Dalam hal ini individu itu
sebagai warga negara sehingga Civics mempelajari tentang
hubungan antara warga negara dan negara.

Civic Education (Pendidikan Kewarganegaraan) merupakan suatu


proses pembelajaran dan pembinaan dalam upaya mengembangkan
perilaku warga negara yang baik.

Citizenship Education (Pendidikan Bagi Warga Negara), Abdul


dan Sapriya (23:2011) menjelaskan warga didefinisikan sebagai
anggota sosial dari masyarakat, kewarganegaraan di sisi lain
dikatakan seperangkat karakteristik menjadi warga negara. Maka
pendidikan
mendasari

kewarganegaraan
penelitian

dan

merupakan
didefinisikan

titik

fokus

sebagai

yang

kontribusi

pendidikan karakteristik suatu warga negara.


Apabila ditinjau secara hostoris epistimilogis ketiga hal tidak dapat
dipisahkan, karena saling keterkaitan antara Civics, Civic Education dan
Citizenship Education. karena merupakan suatu disiplin ilmu yang
memperlajari tentang karakter suatu warga negara.
2. Citizenship education lebih cenderung digunakan dalam visi yang lebih
luas dari keseluruhan proses pendidikan terhadap pembentukan karakter
individu sebagai warga negara yang cerdas dan baik. Dilihat visi lain
perkembangan citizenship education dan civic education, dalam
kenyataannya

secara

historis-epistemologis

tidak

bisa

dipisahkan

dari perkembangan pemikiran tentang social studies/social studies


education, karena merupakan suatu hal yang Mengenai saling keterkaitan
antara citizenshipeducation dan civic education dan social studie,
pada dasarnya ada dua pandangan utama. Pandangan pertama melihat
citizenship education dan civiceducation sebagai bagian dari social
studies,dan pandangan kedua melihat citizenship education dan civic
education sebagai esensi atau inti dari social studies. Sementara itu
secara

epistemologis,

sesungguhnya

Social

studies

Mencermati

perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia, sampai sejauh


ini baik istilah yang dipakai, misi dan isi Civics /Pengetahuan
Kewargaan Negara, Pendidikan Kewargaan Negara, Pendidikan Moral
Pancasila, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan
Pendidikan Kewarganegaraan yang berkembang selama hampir empat
dasawarsa (1962-1998) menunjukkan terjadinya inkonsistensi pemikiran
yang secara mendasar mencerminkan terjadinya krisis konseptual, yang
tentunya berdampak padaterjadinya krisis operasional kurikuler. Hal ini
menjelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sangat dibutuhkan oleh
para mahasiswa dalam mengembangkan jati diri sebagai warga negara
Indonesia yang ikut berpatisipasi dalam membangun bangsa.

3. Pendidikan Kewarganegaraan sudah diajarkan pada tingkat sekolah dasar


sampai

sekolah

menengah

atas

sejak

tahun

1969

dengan

sebutan kewargaan negara. Kemudian pada tahun 1975 sampai 1984


mengalami perubahan dengan nama Pendidikan Moral Pancasila. Pada
tingkat Perguruan Tinggi berganti nama dengan istilah Pendidikan
Kewiraan. Pada tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah berganti
nama dengan nama PPKN. Hingga pada tahun 2003, semua tingkat
pendidikan menggunakan nama dan kurikulum yang baru dengan sebutan
Pendidikan Kewarganegaraan hingga sampai saat ini. ( UU No. 20 tahun
2003 tentang SISDIKNAS ). Dalam perkembangan Kurikulumnya,
Pendidikan Kewarganegaraan beberapa kali diperbaharui. Tahun 2001,
materi disusun oleh Lemhannas dengan materi pengantar dengan

tambahan materi demokrasi, HAM, lingkungan hidup, bela negara,


wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik dan strategi nasional.
Kemudian, Tahun 2002, Kep. Dirjen Dikti No. 38/Dikti/Kep/2002 materi
berisi pengantar sebagai kaitan dengan MKP, demokrasi, HAM, wawasan
nusantara, ketahanan nasional, politik dan strategi nasional. Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
(MPK) dalam dunia Perguruan Tinggi. Hal ini ditetapkan pada Kep. Dirjen
Dikti No. 267/Dikti/kep/2000 tanggal 10 Agustus.

4. Cara yang dilakukan oleh kita agar dapat keluar dari problematik seperti
itu adalah dengan memahami nilai-nilai perjuangan dalam membangun
Suatu bangsa

agar warga negara dapat menghargai dan membangun

bangsanya secara demokratis dan bertanggung jawab. Dengan cara


tersebut kita dapat dapat keluar dari permasalahan tersebut.

5. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan.

Obyek Telaah adalah keseluruhan aspek idiil, instrumental, dan


praksis disebut sistem pendidikan kewarganegaraan( spkn/SPKn )
yang dapat ditulis dengan semuanya huruf besar atau huruf kecil.

Obyek Pengembangan adalah keseluruhan arah sosio psikologi


peserta

didik

yaitu

ranah

kognitif,

afektif,

konatif,

dan

psikomotorik yang menyangkut status, akan kewajibannya sebagai


warganegara, yang perlu dimuliakan dan dikembangkan secara
programatik guna mencapai warga negara yang cerdas dan baik.
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

Pengembangan secara Insan Kamil adalah mengembangkan suatu konsep


pendidikan kewarganegaraan dengan sebaik mungkin, agar nilai-nilai yang
terkandung dalam pembelajaran kewarganegaraan dapat dikembangkan
atau direalisasikan terhadap kehidupan sehari-hari agar suatu warga negara
dapat menerapkan nilai-nilai pancasila sebagai mungkin agar terciptanya
indonesia cerdas dengan konsep pengetahuan secara insan kamil sebagai
manusia sempurna. Insan kamil yang terkait dengan jati diri yang
mengidealkan kesatuan nama dan sifat-sifat Tuhan kedalam hakikat atau
esensi dirinya. Dalam pengertian ini esensial dan sifat-sifat ilahi tersebut
pada dasarnya juga menjadi milik manusia sempurna oleh adanya hak
fundamental, yaitu sebagai suatu keniscayaan yang inheren dalam esensi
dirinya. Hal itu dinyatakan dalam ungkapan yang sering didengaar yaitu
Tuhan berfungsi sebagai cermin bagi manusia dan manusia sebagai
cermin untuk melihat diri-Nya. Maka nilai yang terkandung dalam
pendidikan kewarganegaraan dapat diterapkan, maka akhlak yang baik
dapat tertanam disetiap warga negara.

Anda mungkin juga menyukai