PENDAHULUAN
Muntah pada anak merupakan keadaan yang cukup merisaukan orangtua dan
mendorong mereka segera mungkin mencari pertolongan untuk mengatasinya.
Secara medis, muntah merupakan manifestasi berbagai penyakit yang berbahaya.
Muntah sendiri dapat menimbulkan berbagai akibat yang serius seperti perdarahan lambung,
dehidrasi serta terganggunya ingesti makanan. Maka dalam praktek tidak jarang dokter
dihadapkan pada keadaan yang mencemaskan baik bagi orang tua maupun dokter sendiri.
Muntah dapat didefinisikan sebagai pengeluaran isi lambung atau esophagus melalui
mulutdengan paksa. Perlu dibedakan antara regurgitasi, ruminasi dan refluksGastroesofageal.
Ruminasi adalah pengeluaran makanan secara sadar untuk dikunyah kemudian ditelan
kembali, dirangsang secara sadar dengan mengorek faring dengan jari.
Tapi adakalanya muntah pada anak disebabkan secara fisiologis seperti muntah karena
mabuk di perjalanan dan lain-lain.
Kadang muntah merupakan sesuatu yang baik, karena membantu tubuh mengeluarkan
makanan yang tidak baik seperti makanan yang beracun atau yang terkontaminasi oleh
kuman.
Biasanya muntah pada anak bukan merupakan suatu masalah yang serius, tetapi
terkadang ada beberapa keadaan yang membutuhkan bantuan medis dengan segera.
DEFINISI MUNTAH
Ada beberapa definisi muntah, yaitu sebagai berikut :
Pengeluaran isi lambung secara ekspulsif melalui mulut dengan bantuan kontraksi
otot-otot perut dan lambung.
Keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak
lama makanan masuk ke dalam lambung
JENIS MUNTAH
1. Acute Vomiting
Muntah yang terjadi pada episode singkatdengan onset yang tiba- tiba
2. Reccurent Vomiting
MUNTAH
DENGAN
REGURGITASI
DAN
REFLUKSGASTROESOFAGUS
Regurgitas
Regurgitasi adalah keluarnya kembali (tumpah, gumoh) susu yang telah ditelan ketika
atau beberapa saat setelahminumsusu botol atau menyusu dan jumlahnya sedikit. Isi
esophagus yang keluar kembali tanpa ada paksaan melalui mulut bayi dapat terjadi saat tidur
atau sesudah makan atau minum semata-mata hanya untuk membersihkan sisa susu dari
mulutnya
Makanan yang dikeluarkan kembali ke mulut terjadi akibat gerakan anti-peristaltik
esophagus atau karena inkompetensi spingter kardia esophagus dan atau memanjangnya
waktu pengosongan lambung.Pada bayi dan anak, system gastrointestinalnya belum berfungsi
optimal sehingga regurgitasi masih dianggap normal.Namun bila regurgitasi melanjut maka
perlu dipikirkan refluks gastroesofagus.
Refluks gastroesofagus (kalasia / partial thoracic stomach / hernia hiatus)
Kelainan dimana terjadi refluks isi lambung ke esophagus dengan manifestasi
regurgitasi setelah makan.Hal ini disebabkan oleh hipotonik spingter esophagus bagian
bawah, posisi abnormal sambungan esophagus bagian kardia atau pengosongan lambung
yang lambat.
Refluks isi lambung dan duodenum ke dalam esophagus kadang terjadi secara normal,
terutama pada lambung yang menggelembung postcardial atau suatu kondisi pertolongan
kronik.Disebut juga esophageal ring.
REFLUKS GASTROESOFAGUS
Disebut sebagai kalasia, yaitu kelainan dimana terjadi refluks isi lambung ke
esophagus dengan manifestasi regurgitasi setelah makan.
Etiologi
Hal ini disebabkan oleh hipotonik spingter esophagus bagian bawah, posisi abnormal
sambungan esophagus bagian kardia atau pengosongan lambung yang lambat.
Manifestasi klinis
1.
2.
Pneumonia aspirasi terdapat pada lebih kurang 1/3 kasus pada bayi dengan
muntah hebat dan dapat berlanjut sampai anak besar dengan akibat batuk kronik, gejalagejala asma (mengi) dan pneumonia yang berulang.
3.
Gangguan pertumbuhan terjadi pada kira-kira 2/3 kasus akibat muntah yang
berulang sehingga pemasukan makanan tidak adekuat.
4.
5.
Anemia defisiensi besi terjadi lebih kurang pada 25 % pasien, dan sering disertai
adanya perdarahan tersembunyi.
6.
dengan mudah diperlihatkan dengan esophagus gambaran mukosa yang tidak rata pada
rontgenogram, esofagoskopi merupakan teknik diagnostic yang lebih unggul untuk diagnostic
penyakit ini.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ditujukan terhadap pengurangan gejala refluks. Hasil pengobatan
lebih baik pada bayi daripada anak yang lebih besar. Pada kasus yang ringan dan tidak rumit,
menjaga anak untuk tetap pada posisi telungkup selama 1 jam sesudah makan, pemberian
makanan yang lebih kental dengan tambahan serealia, dan dengan membuat bayi sendawa,
biasanya sudah memadai. Pada kasus yang berat, posisi telungkup harus dilanjutkan selama
24 jam dengan kepala terangkat bersudut 30. Bila anak duduk atau berbaring, bagian
belakangnya harus disangga dengan sudut kira kira 50. Suatu penelitian telah
membuktikan bahwa Bethanecol dengan dosis 8,7 mg/m2/hari, atau metoklopramid 0,1 mg/kg
BB/dosis diberikan 3 kali sehari sebelum makan dan satu kali sebelum tidur, dapat
mempercepat pengosongan lambung dan merangsang aktivitas otot esophagus. Kedua jenis
otot tersebut dapat mengurangi muntah sehingga memperbaiki penambahan berat badan.
Jika dalam 6 minggu pengobatan konservatif tidak menunjukkan perubahan, maka hal
ini merupakan indikasi untuk tindakan operatif. Tindakan operasi dipercepat bila terdapat
refluks merupakan indikasi untuk tindakan bedah segera tanpa terapi posisi percobaan.
Besinasi striktur dapat menghilangkan sementara gejala disfagia, akan tetapi bila refluks
selalu timbul striktur akan terjadi kembali. Jika refluks dapat dikendalikan, businasi ulangan
umumnya tidak diperlukan. Fundoplikasi Nissen atau modifikasinya sering digunakan pada
anak dengan hasil lebih dari 90% kasus refluks dapat dikendalikan. Jika esophagus sangat
pendek maka tindakan bedah intratorakal Nissen dianjurkan. Kadangkala pembentukan
striktur demikian luas sehingga diperlukan interposisi kolonik guna mengganti bagian dari
esophagus.
PENYEBAB MUNTAH
HARI PERTAMA LAHIR
SETELAH MINGGU
PERTAMA LAHIR
Sebagian
besar
yang
Obstruksi TG
Mekonium ileus
Peny.Hirschprung
Obstruksi TG
Stenosis Pilorus
Malrotasi/Volvunus
Lactobezoar
Hernia Diafragma
Obstruksifungsional
Duplikasi
Atresia Anii
Inkompetensi
spingter
Benda
asing/Askariasis
Benzoar
Metabolik
esophagus Hernia
Intususepsi
Ketosis
Metabolic
Obat
Inkompetensi simple
Hipernatremia
Uremia
Galaktosemia
Organic sidemia
Dietetic
Meningitis
Hiperkalsemia
Sepsis
Insufisiensi
makan
Adrenal
Keracunan
bawah
Hiatus Hernia
Infeksi
Kebanyakan
Infeksi
Gastritis
Demam
Gastroenteritis
Hepatitis
Sinusitis
Pielonefritis
Malaria
Lain-lain
Mabuk
perjalanan
Darahibu tertelan
Kelainan
psikologis.
Pada anak-anak yang lebih besar, biasanya muntah disebabkan oleh infeksi di perut.
Infeksi tersebut paling sering disebabkan oleh virus dan kadang-kadang oleh bakteri.
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGIS MUNTAH
Patogenesis
Tahap Nausea
Merupakan sensasi psikis akibat rangangan pada organ viseral, labirin, dan emosi.
Keadaan ini ditandai dengan berkeringat dingin, salivasi, pucat, takikardia, bernafas dalam,
pylorus membuka, kontraksi duodenum / jejunum. Saat ini bisa terjadi regurgitasi dari usus
halus ke lambung. Muntah yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial dan
obstruktif saluran gastrointestinal tidak didahului oleh fase nausea.
Tahap Retching
Dapat terjadi tanpa diikuti muntah. Lambung berkontraksi, spingter esophagus bawah
membuka tetapi yang bagian atas masih menutup, inspirasi dalam dengan kontraksi diikuti
dengan relaksasi otot dinding perut dan lambung, sehingga chime yang tadinya masuk ke
esophagus kembali ke lambung.
Tahap Ekspulsi
Inspirasi dalam dengan kontraksi diafragma. Otot dinding perut berkontraksi,
kontraksi otot faring menutup glottis dan nares posterior, anti-peristaltik pada lambung,
pylorus menutup, sfingter esophagus atas dan bawah membuka sehingga terjadilah muntah.
Patofisiologi
Dimulai dari dua pusat dalam inti Retikularis Medula Oblongata yaitu zona pencetus
kemoreseptif ( seperti uremia, emesis yang diinduksi oleh obat, emesis karena radiasi) dan
pusat yang terintegrasi
jaras vagal adalah sangat penting (tetapi vagotomi tidak menghilangkan muntah)
jaras aferen simpatik yang memperantarai muntah berkaitan dengan distensi abdomen
muntah terjadi bila kedua jaras eferen somatic dan visceral menyebabkan penutupan glottis,
kontraksi diafragma, penutupan pylorus dan relaksasi lambung diikuti oleh
kontraksi peristaltic yang berjalan dari lambung tengah ke ujung insisura dengan kontraksi
abdomen, diafragma, dan interkosta.
Muntah berkaitan dengan tanda dan gejala cetusan otonom.
KOMPLIKASI MUNTAH
1. Kehilangan cairan tubuh dan elektrolit dapat menimbulkan dehidrasi dan ketosis.
2. Karena tidak dapat makan dan minum dapat terjadi ketosis. Tidak makan dan minum
mungkin karena anak merasa tidak enak pada perutnya.
3. Ketosis yang berkelanjutan menyebabkan asidosis dan kemudian renjatan.
4. Bila muntah sering dan hebat, akan timbul ketegangan otot dinding perut, perdarahan
konjungtiva, ruptura esofagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah dengan aspirasi
pneumonia dan atelektasis, jahitan dapat terlepas pada penderita paska-operasi dan
timbul perdarahan.
MENYUSUN ANAMNESIS
Anamnesis merupakan bagian penting dari penilaian klinis anak dengan keluhan
Gastrointestinal misalnya pada muntah. Penelusuran sistematis gejala gastrointestinal akan
memberikan keterangan yang informative tentang keluhan pasien dan mengarah kepada
diagnosis yang tepat
Muntah dapat merupakan manifestasi awal dari berbagai penyakit. Anamnesis gejala
muntah meliputi :
1. Usia dan jenis kelamin
Usia dibedakan neonatus, bayi dan anak. Karena muntah dalam berbagai umur dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit yang berbeda pula. Misalnya :
o Pada neonatus mengarah ke kelainan congenital saluran pencernaan,
pemberian makanan / minuman yang salah, edema otak, TIK meningkat
karena perdarahan dan lain-lain
o Pada bayi bisa disebabkan oleh sepsis atau obstruksi usus.
o Pada anak lebih mengarah ke gangguan psikososial (karena tidak diperlakukan
secara halus atau untuk menarik perhatian orangtua).
Sebenarnya kehilangan cairan ini bisa terjadi secara normal atau fisiologis. Normal
berlangsung akibat pemakaian energi dan dapat dibagi menjadi 3 kategori :
o
Kehilangan cairan insensible (penguapan melalui kulit serta udara yang ikut
dalam udara ekspirasi)
Produksi urin
Mata cekung
Bibir kering
Depresi
kalium dari lambung akibat muntah, misalnya muntah karena stenosis pylorus atau aspirasi
cairan nasogastrik yang berlangsung lama.
Gejala klinis dari alkalosis:
o
Spasme
Tetani
Apneu
o
2.
Ketosis
Tanda klinis :
o Bau nafas seperti bau buah-buahan
o Urin berbau buah
Ketosis yang berlangsung lama dapat menjadi ketoasidosis.
3.
yang berlangsung lama. Asidosis metabolic terjadi karena tubuh kehilangan basa (HCO 3) atau
penambahan asam kuat (ion H) yang berlebihan dalam darah akibat produksi ion H atau
penurunan ekskresi ion H..
Tanda klinisnya:
o Apatis atau gelisah
o Kulit kering
o Pernapasan Kussmaul (cepat dan dalam) sebagai upaya kompensasi tubuh
untuk mengeluarkan CO2 secara cepat melalui paru.
o Bibir berwarna merah seperti buah cherri
o Mual
o Nafas mungkin berbau aseton
2.
3.
Ada pembesaran perut (kembung hanya terbatas pada epigastrium), ini terjadi
bawaan tunggal
obstipasi merupakan tanda utama dan pada bayi baru lahir dapat merupakan
Pada anak yang lebih besar, kadang-kadang ditemukan keluhan diare atau
enterokolitis kronik lebih menonjol daripada tanda-tanda obstipasi.
Pada pemeriksaan colok dubur terasa ujung jari terjepit lumen rectum yang
o
sempit.
Domperidon hampir tidak melewati blood brain barrier, dengan efek samping sentral
yang lebih rendah. Terutama bekerja secara local pada traktus gastrointestinal.
TATALAKSANA MUNTAH SESUAI PENYEBABNYA
1. Obstruksi Usus Halus
o Sebelum melakukan tindakan bedah, keadaan umum pasien harus stabil.
o Anak dipuasakan
o Pemberian cairan dan elektrolit yang sesuai secara parenteral.
o Pengosongan lambung dan usus dengan cara menghisapnya terus-menerus
o Pembedahan : reseksi pada bagian proksimal usus yang berdilatasi.
o Untuk mengurangi obstruksi :
Gastrofin pada ileus mekonium perlu dilakukan, bahan tersebut dibiarkan
mengalir ke sekeliling bagian-bagian tinja dalam ileus terminalis dan ke
dalam usus proksimal yang berdilatasi dan berisi mekonium penyumbat.
Keadaan ini mengakibatkan dinding usus mengeluarkan cairan (timbul
diare). Enema ini boleh diulang setelah selang waktu 8-12 jam.
Ileotomi kecil sederhana dapat dilakukan yang lebarnya cukup untuk
memasukkan kateter French nomor 10 / nomor 12; digunakan untuk
mengalirkan dan mengeluarkan isi usus yang kental dengan memakai
Asetilsistein sebagai bahan mukolitik dengan konsentrasi 5%. Setelah isi
usus diaspirasi, dilakukan ikatan dengan sebuah salir kecil dipasang dekat
ileostomi (menghindarkan tindakan reseksi dan anastomosis)
Laparatomi, suatu kolostomi / ileostomi pada tempat perforasi. Jika
perforasi terjadi dalam lambung, duodenum dan jejunum bagian atas maka
perlu dilakukan penutupan primer. Dibutuhkan juga nutrisi parenteral total.
2. Stenosis Pilorus Hipertrofi
o Koreksi alkalosis sampai kadar Bikarbonat < 30 meQ/Liter, bila tidak timbul
muntah pasca operasi.
o Rehidrasi dilakukan dengan pemberian cairan 0,45 % garam fisiologis dalam
5% Dextrosa.
o Bila urin lancar dan berat jenis urin mencapai 1,010 berikan cairan rumatan
yang mengandung 2-4 meQ kalium / liter.
Jika anak menolak untuk makan dan minum apapun lebih dari beberapa jam
Tip
berpuasa.
menyangganya.
Posisikan bagian perutnya agar bertemu dengan perut ibu
Perhatikan letak kepalanya , jangan sampai bayi mendongak atau terlalu memiringkan
kepala saat menghisap payudara.
Roma III diagnostik Kriteria * untuk Mual idiopatik kronis
Harus mencakup semua hal berikut:
1. mual mengganggu, terjadi setidaknya beberapa kali per minggu
2. Tidak biasanya berhubungan dengan muntah
3. Tidak adanya kelainan pada endoskopi atas atau penyakit metabolik yang
menjelaskan mual
* Kriteria dipenuhi untuk bulan terakhir 3 dengan onset
gejala setidaknya 6 bulan sebelum diagnosis
Roma III diagnostik Kriteria * untuk Fungsional Muntah
Harus mencakup semua hal berikut :
1. Satu atau lebih episode muntah per minggu rata-rata.
2. Tidak adanya kriteria untuk gangguan makan, memamah biak, atau penyakit
psikiatris utama menurut DSM-IV
3. Tidak adanya muntah yang disebabkan diri dan menggunakan cannabinoid
kronis dan tidak adanya kelainan pada sistem saraf pusat atau penyakit
metabolik untuk menjelaskan muntah berulang
* Kriteria dipenuhi untuk bulan terakhir 3 dengan onset gejala
setidaknya 6 bulan sebelum diagnosis
Roma III diagnostik Kriteria * untuk siklik Muntah Sindrom
Harus mencakup semua hal berikut :
1. Stereotip episode muntah tentang onset (akut) dan lama (kurang dari 1
minggu)
2. Tiga atau lebih diskrit episode pada tahun sebelumnya
3. Tidak adanya mual dan muntah antara episode
* Kriteria dipenuhi untuk bulan terakhir 3 dengan onset
gejala setidaknya 6 bulan sebelum diagnosis
pada
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Suraatmaja Sudaryat, Prof. dr, Sp AK (Editor). Muntah pada bayi dan anak. Dalam :
Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta : Sagung Seto 2005. Hal 155-169.
Ismail Rusdi, Wahyu Hanariah. Muntah pada anak. Dalam : Suharyono, Boediarso
Aswitha, Halim E.M (Editor). Gastroenterologi Anak Praktis. Jakarta : Balai penerbit
FK UI 2003. Hal 109-115.
Mansjoer Arif, Wardhani Wahyu Ika, Setiowulan Wiwiek, dkk (Editor). Muntah.
Dalam Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius FK UI
2000. Hal 478-480.
Suharyono, Aswitha Boediarso, EM Halimun. Gastroenterologi Anak Praktis. Balai