BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kota Sukabumi merupakan salah satu kota yang telah ditetapkan sebagai peserta
Landasan Gerak
Definisi Sanitasi adalah upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk
menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik di tingkat rumah tangga maupun di
lingkungan perumahan. (TTPS, 2010)
Sedangkan menurut World Health Organization (WHO)* dijelaskan bahwa Sanitation
generally refers to the provision of facilities and services for the safe disposal of human urine and
faeces. Inadequate sanitation is a major cause of disease world-wide and improving sanitation is
known to have a significant beneficial impact on health both in households and across
communities. The word 'sanitation' also refers to the maintenance of hygienic conditions, through
services such as garbage collection and wastewater disposal. Yang artinya Sanitasi secara umum
mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman.
Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia dan sanitasi
diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tangga dan di
I-1
masyarakat pada umumnya. Kata 'Sanitasi juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi
higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, sanitasi adalah usaha untuk membina dan
menciptakan suatu keadaan yg baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat;
sedangkan sanitasi lingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama
lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Pengertian sanitasi yang lebih teknis adalah upaya
pencegahan terjangkitnya dan penularan penyakit melalui penyediaan sarana sanitasi dasar
(jamban), pengelolaan air limbah rumah tangga (termasuk sistem jaringan perpipaan air limbah),
drainase dan sampah (Bappenas, 2003). Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ruang
lingkup sanitasi meliputi 3 sektor, yaitu: sistem pengelolaan air limbah rumah tangga, pengelolaan
persampahan dan drainase lingkungan. Dan jika berbicara tentang sanitasi tentunya sektor air
bersih menjadi penting dan harus juga diperhatikan juga
Air limbah rumah tangga adalah air sisa proses dari kegiatan rumah tangga. Berkaitan
dengan pengelolaan air limbah rumah tangga, maka limbah yang muncul dari rumah tangga
dikelompokkan dalam dua bagian, antara lain :
a. Air limbah yang berasal dari metabolisme tubuh manusia (excreta) berupa air kencing (urine)
dan tinja. Air limbah ini biasa disebut sebagai blackwater.
b. Air limbah yang berasal selain dari metabolisme tubuh manusia, antara lain berasal dari sisa
pencucian pakaian, dapur, dan sisa air mandi. Air Limbah ini dikenal sebagai greywater.
Sektor lain yang terkait dengan sanitasi adalah sektor persampahan. Menurut UndangUndang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang dikelola adalah sampah
rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan sampah spesifik. Sampah rumah
tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga. Sampah
sejenis rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. Sampah spesifik
adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Drainase lingkungan adalah suatu sistem penanganan atau pengaliran air hujan. Secara
konvensional, hujan yang turun pada suatu wilayah diusahakan secepat mungkin mengalir melalui
I-2
saluran-saluran air hujan menuju badan air penerima. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya
genangan di permukiman atau jalan. Sistem ini sebagian besar berhasil digunakan untuk
mengendalikan terjadinya genangan, tetapi menjadi tidak terkait dengan konservasi air. Konsep
penanganan air hujan dengan memperhatikan konservasi air tanah biasa disebut sebagai konsep
drainase berwawasan lingkungan atau ecodrainage. Dengan konsep ini maka air hujan yang turun
diusahakan untuk semaksimal mungkin meresap ke dalam tanah atau ditampung untuk
dimanfaatkan, sedangkan kelebihannya baru dialirkan melalui saluran air hujan. Peresapan air
hujan dapat dilakukan dengan menggunakan kolam retensi atau embung, sumur resapan air hujan
dan biopori. Sektor air bersih dan atau air minum tidak termasuk di dalam sektor-sektor yang terkait
dengan sanitasi, tetapi sektor ini dianggap sangat mempengaruhi kondisi sanitasi. Oleh karena itu
seringkali beriringan dengan sistem sanitasi, seperti istilah Water and Sanitation (WATSAN) atau
AMPL (Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan).
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan di Kota Sukabumi, akan
dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan, dimana setiap tahapan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi kota secara terstruktur sesuai jangka waktu perencanaan kota. Program
PPSP dilakukan melalui pendekatan penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang memiliki
prinsip:
a. Dari, oleh dan untuk kabupaten/kota,
b. Berdasarkan data empiris,
c. Menggunakan pendekatan top down meets bottom up,
d. Komprehensif dan berskala kabupaten/kota.
Ruang lingkup sanitasi di Kota Sukabumi sebagai dasar penanganan sanitasi di tingkat
kota adalah sebagai berikut :
1. Penanganan air limbah domestik yaitu pengelolaan air limbah rumah tangga yang terdiri dari:
a. Pengelolaan On Site menggunakan sistem septik-tank dan bak penampungan dengan
peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga baik limbah tinja maupun
limbah cair lainnya (kamar mandi dan dapur);
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara
terpusat dengan sistem saluran air limbah dan intalasi pengolahan air limbah (IPAL)
dan instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT);
2. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat, baik berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang
ditampung melalui tempat pembuangan sementara (TPS) atau transfer Depo ke tempat
pemrosesan akhir (TPA) sampah;
3. Penanganan drainase lingkungan yaitu mefungsikan saluran drainase sebagai penggelontor
air dan mengatuskan genangan air hujan dari permukaan baik di lingkungan permukiman
maupun di jalan.
4. Penanganan komponen terkait sanitasi berupa pengelolaan air bersih, pengelolaan air limbah
industri rumah tangga dan pengelolaan limbah medis.
I-3
5. Pemberdayaan masyarakat terhadap kesadaran akan kebutuhan sarana sanitasi yang baik.
Wilayah Kajian dalam penyusunan Buku Putih dan SSK yang meliputi 33 (Tiga puluh tiga)
kelurahan di 7 (tujuh) Kecamatan Kota Sukabumi. Wilayah yang menjadi kajian tersebut
merupakan wilayah terbangun sesuai RTRW, dimana di Kota Sukabumi terbagi 2 (dua) wilayah;
1.
2.
adalah tujuan yang hendak dicapai oleh Kota Sukabumi dalam melaksanakan segala arah
kebijakan pemerintahan. Visi kota Sukabumi ini sejalan dengan cita-cita terwujudnya Kota
Sukabumi yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera. Visi Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah
Kota Sukabumi Tahun 2013 2018 adalah Dengan Iman Dan Taqwa Mewujudkan
Pemerintahan Rahmatan Lil Alamin.
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah sebagai
penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota
organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan
peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Misi Kota Sukabumi
adalah :
1.
Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa
dan berilmu;
2.
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur, adil,
3.
4.
5.
1.3.
kondisi sanitasi serta prioritas/arah pengembangan kabupaten/kota dan masyarakata saat ini, serta
sebagai Baseline data tentang kondisi sanitasi kabupaten/kota saat ini untuk penyusunan Strategi
Sanitasi Kota (SSK) dan monev sanitasi.
Secara sfesifik penyusunan buku putih sanitasi Kota Sukabumi ini bertujuan untuk :
1.
Memberikan gambaran profil wilayah dan profil sanitasi di Kota Sukabumi;
2.
Untuk mengetahui Isu strategis dan permasalahan mendesak sanitasi di Kota Sukabumi;
3.
Untuk mengetahui area berisiko dan posisi pengelolaan sanitasi di Kota Sukabumi;
4.
Sebagai bahan acuan sistem pengelolaan dan pengolahan sarana dan prasarana
sanitasi dan komponen terkait sanitasi lainnya di Kota Sukabumi
I-4
1.4.
Metodologi
Metode yang dipergunakan dalam menyusun buku putih sanitasi, adalah sebagai berikut:
A. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara desk study (kajian literatur,
data sekunder, browsing, internet dll), field research (observasi, wawancara dll), FGD (Focus
Group Discussion) dan wawancara mendalam (indepth interview). Dalam pengumpulan data
dilakukan beberapa langkah, yaitu:
1.
Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder sektor sanitasi digunakan sebagai dasar untuk membuat pemetaan
kondisi sanitasi secara aktual, serta memotret kebutuhan akan layanan sanitasi yang
baik, sesuai standar kebutuhan minimal pembangunan sanitasi. Tidak hanya sekedar
kompilasi, tetapi juga dilakukan proses seleksi dan verifikasi data.
Dari data sekunder yang telah diperoleh, maka dilakukan verifikasi lanjutan, pengecekan
silang data-data yang diperoleh dan pendalaman data tersebut dengan melaksanakan
pertemuan rutin dengan anggota Pokja, kunjungan lapangan, diskusi yang bersifat
teknis (focus group discussion) dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam
sanitasi.
2. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan teknik survey lapangan, meliputi:
wawancara terstruktur, depth interview (wawancara mendalam), pengamatan langsung
di lapangan (observasi), diskusi terfokus, dimana fokus sasarannya adalah masyarakat
secara umum, tokoh, organisasi, pihak swasta atau pengiat sanitasi, LSM, pemerintah,
dan media baik cetak atau elektronik.
B. Jenis Data
Jenis data dalam penyusunan BPS ini menggunakan data skunder dan data primer yang
sifatnya sampling serta proses kompilasi data, antara lain:
1.
Data skunder
Data yang digunakan merupakan data-data yang dimiliki oleh berbagai SKPD berupa
data asli maupun berbentuk laporan yang meliputi ; RPJMD, RTRW, Profil Kesehatan
dan dokumen SKPD Lainnya.
2.
Data Primer
Data yang dikumpulkan melaui pelaksanaan Studi Environmental Health Risk
Assesment (EHRA) yaitu menyediakan data kondisi eksisting sehingga mempermudah
pemilihan prioritas pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang harus
diselesaikan;
I-5
a.
b.
layanan
sanitasi
(Sanitation
Supply
Assessment/SSA);
c.
3.
Kajian komunikasi.
Data Persepsi SKPD, yang didapat berdasarkan hasil wawancara
atau diskusi dengan SKPD terutama yang terkait pada sektor sanitasi.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan untuk menganalisa atau mengkaji beberapa data dan
informasi yang didapatkan baik berdasarkan desk study atau kajian lapangan dilakukan
secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Untuk lebih jelasnya langkah kerja yang dilakukan dalam penyusunan buku putih sanitasi
Kota Sukabumi dapat dilihat pada gambar 1.1.
D. Tahapan Penyusunan Buku Putih Sanitasi
Langkah-langkah penulisan/dokumentasi Buku Putih Sanitasi meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Internalisasi dan Penyamaan Persepsi, menyangkut :
a. Tercapainya kesepahaman dan kesamaan persepsi mengenai manfaat adanya
Buku Putih Sanitasi bagi Kota Sukabumi;
b. Tercapainya kesepakatan mengenai langkah penyusunan, jadwal kerja, pembagian
tugas dan tanggungjawab setiap anggota pokja
Environmental Health
Risk Assessment
Menyediakan data kondisi
eksisting sehingga
mempermudah pemilihan
prioritas pilar STBM yang
harus diselesaikan
I-6
b. Tersedianya data sekunder untuk menggambarkan profil wilayah, profil sanitasi dan
penetapan area beresiko;
c. Tergambarkannya profil wilayah Kota Sukabumi
3. Penilaian Profil Sanitasi, meliputi kegiatan :
a. Tersusunnya peta system sanitasi untuk masing-masing komponen dan lokasinya
yang spesifik;
b. Tersedianya hasil survey/studi/kajian yang disayaratkan untuk penyusunan Buku
Putih Sanitasi
c. Teridentifikasinya rencana program dan kegiatan pengembangan sanitasi serta
kegiatan sanitasi yang sedang berjalan.
4. Penetapan area beresiko sanitasi, meliputi kegiatan :
a. Menentukan awal area berisiko
b. Menilai kemajuan pelaksanaan studi EHRA
c. Menentukan Area Berisiko
d. Menetapan awal Prioritas Pengembangan
e. Memverifikasi hasil penetapan awal dengan melakukan kunjungan lapangan
f. Melakukan konsultasi dengan OPD terkait untuk menetapkan Prioritas
Pengembangan
5. Finalisasi Buku Putih Sanitasi, dengan tahapan sebagai berikut :
a. Adanya persetujuan dari ketua pokja atas draft Buku Putih Sanitasi Kota Sukabumi
b. Diterimanya masukan untuk draft Buku Putih Sanitasi dari seluruh pemangku
1.5.
rangka penyusunan buku putih sanitasi Kota Sukabumi didasarkan pada aturan-aturan dan produk
hukum yang meliputi :
A.
Undang - Undang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
I-7
Wilayah Nasional;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan
Pelestarian Alam;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum;
C. Keputusan Presiden
1. Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri;
2. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
3. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 Tentang Penggunaan Tanah bagi
kawasan Industri;
D. Peraturan Menteri
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang
Persyaratan Kualitas Air minum;
2. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 Tahun 1997 Tentang Kualitas Air Bersih;
E. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 2025;
Lembar Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Serie E,
F. Peraturan Daerah Kota Sukabumi
1. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Kota Sukabumi;
2. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi 2005 2025; Lembaran
Daerah Kota Sukabumi Tahun 2008 No. 7 Tambahan Lembaran Daerah Kota
Sukabumi No. 12.
I-8
I-9