DIABETES MELLITUS
DISUSUN OLEH:
Ida Rohmawardani
P.17420113014
A.
Pengertian
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer,
2002 : 1220).
Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi. Glukosa secara
normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati
dari makanan yang dikonsumsi (Brunner dan Suddarth, 2002).
B. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus (Sjaifoellah, 1996 : 692)
yaitu :
1. Faktor keturunan
Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah selsel betha pancreas yang
bersifat genetic dan diturunkan secara autosom dominant sehingga
mempengaruhi sel betha serta mengubah kemampuannya dalam mengenali
dan menyebarkan rangsang yang merupakan bagian dari sintesis insulin.
2. Fungsi sel pancreas dan sekresi insulin berkurang
Jumlah glukosa yang diambul dan dilepaskan oleh hati dan yang
digunakan oleh jaringan perifer tergantung keseimbangan fisiologis
beberapa hormon. Hormon yang menurunkan glukosa darah yaitu insulin
yang dibentuk sel betha pulau pancreas.]
3. Kegemukan atau obesitas
Terjadi karena hipertrofi sel betha pancreas dan hiperinsulinemia dan
intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan dengan diabetes
mellitus dan insulin insufisiensi relative.
4. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin
Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama
pada post reseptor.
C. Tipe Diabetes
6.
7.
8.
kelangsungan hidup.
cenderung mengalami ketosis jika tidak memiliki
insulin
9.
3.
4.
5.
mayoritas
penderita
obesitas
dapat
Diabetes Sekunder
Merupakan diabetes melitus yang berkaitan dengan keadaan atua
sindrom lain, diabetes ini disertai dengan keadaan yang diketahui atau
dicurigai dapat menyebabkan penyakit pankreatitis, kelainan hormonal :
obat obat seperti glukokortikoid dan preparat yang mengandung
estrogen
penyandanga
diabetes.
Diabetes
ini
tergantung
pada
Diabetes Gestasional
Diabetes ini awitan terjadinya selama kehamilan, biasanya tejadi
pada trimester kedua atau ketiga dan disebabkan oleh hormon yang
disekresikan placenta dan menghambat kerja insulin. Resiko terjadi
komplikasi perinatal diatas normal, khususnya makrosomia ( bayi yang
secara abnormal berukuran normal ). Diabetes ini biasanya diatasi
dengan diet, dan insulin ( jika diperlukan ) untuk mempertahankan
secara ketat kadar glukosa darah normal.
Tejadi pada sekitar 2% - 5% dari seluruh kehamilan, intoleransi glukosa
terjadi untuk sementara waktu tetapi dapat kambuh kembali pada
kehamilan berikutnya, 30% - 40% akan mengalami diabetes yang nyata (
biasanya tipe II ) dalam waktu 10 tahun (khususnya jika obesitas).
D. Manifestasi Klinik
Gejala diabetes mellitus type 1 muncul secara tibatiba pada usia anak
anak sebagai akibat dari kelainan genetika sehingga tubuh tidak memproduksi
insulin dengan baik. Gejalagejalanya antara lain adalah sering buang air kecil,
terus menerus lapar dan haus, berat badan turun, kelelahan, penglihatan kabur,
infeksi pada kulit yang berulang, meningkatnya kadar gula dalam darah dan air
seni, cenderung terjadi pada mereka yang berusia dibawah 20 tahun.
4
Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahanperubahan mikrovaskuler
adalah perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar glukosa
darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami
stress yang menyebabkan kebocoran protein darah dalam urin
(Smeltzer, 2002 : 1272)
b.
yang
berkepanjangan
yang
menyebabkan
Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf - saraf perifer, sistem saraf
otonom, Medsulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi sorbital
dan perubahanperubahan metabolik lain dalam sintesa atau fungsi
myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat menimbulkan
perubahan kondisi saraf (Long, 1996 : 17)
2. Makrovaskuler
6
a.
b.
c.
F. Pathofisiologi
Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa/produksi
glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen
dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah
hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110 mg/dl). Pada pasien DM, kadar
glukosa dalam darah meningkat/tidak terkontrol, akibat rendahnya produk
insulin/tubuh tidak dapat menggunakannya, sebagai sel-sel akan starvasi. Bila
kadar meningkat akan dibuang melalui ginjal yang akan menimbulkan diuresi
sehingga pasien banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang melalui urin
maka tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat
(poliphagi). Akibat sel-sel starvasi karena glukosa tidak dapat melewati
membran sel, maka pasien akan cepat lelah.
7
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara
lain:
1. Pemeriksaan gula darah
Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar
gula darah antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi asupan makanan
yang berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan sesudah makan serta pada
waktu tidur.
2. Pemeriksaan dengan Hb
Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb
minor sebagai hasil dari glikolisis normal.
3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah
untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara
pemeriksaan darah
PENGKAJIAN
8
1.
Riwayat
Kesehatan
Pasien
dan
Pengobatan
Sebelumnya
Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
Sirkulasi
Integritas Ego
Stress, ansietas
Eliminasi
Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
Neurosensori
Nyeri / Kenyamanan
Pernapasan
Keamanan
MASALAH KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
1.
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa
sesuai dengan indikasi.
elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
indikasi.
kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
10
2.
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa,
pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
3.
(neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan
penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
4.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (2002). Text book of Medical-Surgical Nursing. EGC.
Jakarta.
12
13
E. Path Ways
Penuaan, keturunan, infeksi, gaya hidup: Diit, kehamilan, obesitas
Sel beta pancreas rusak/terganggu
Produksi insulin
Katabolisme protein
BUN
lipolisisis
Glukagon
As. Amino
Fungsi leukosit
As. Laktat
Glukosuri
Glukoneogenesis
Ketonemia
diuretic osmotic
Sel kelaparan
Ketonuri
Poliuri
Hilang prot. tubuh
Kelelahan
Kelelahan
Rasa haus
Syok
Polidipsi
Resiko Infeksi
Ketoasidosis
Asidosis Metabolisme
Perubahan nutrisi
< kebutuhan
14