Pada dasar-dasar MRI ini akan dibahas mengenai pengertian MRI, instrumentasi dasar MRI (magnet
utama, gradien koil, pemancar (transmitter), koil penerima (receiver) dan komputer)
a. Pengertian MRI
MRI merupakan sebuah teknik radiologi yang menggunakan magnetisasi, radiofrekuensi, dan computer
untuk menghasilkan gambaran struktur tubuh (www.cis. Rit. Edu/htbooks/nmr/chap-1.htm).
MRI adalah suatu alat diagnostik gambar berteknologi tinggi yang
menggunakan medan magnet, frekuensi radio tertentu dan
seperangkat komputer untuk menghasilkan gambar irisan-irisan
penampang tubuh manusia (Journal Reshaping the way you look at
MRI (2005).
b. Instrumentasi Dasar MRI ( Ness Aver, 1997 )
Komponen Utama MRI yaitu : magnet utama, gradient coil,
transmitter coil, receiver coil, dan komputer.
1) Magnet Utama
Magnet utama dipakai untuk membangkitkan medan magnet
berkekuatan besar yang mampu menginduksi jaringan tubuh
sehingga menimbulkan magnetisasi.
Beberapa jenis magnet utama, antara lain :
a) Magnet Permanen
Magnet permanen terbuat dari beberapa lapis batang keramik
ferromagnetik dan memiliki kuat medan magnet maksimal 0,3
Tesla. Magnet ini di rancang dalam bentuk tertutup maupun
terbuka (C shape) dengan arah garis magnetnya adalah
antero-posterior.
b) Magnet Resistif
Medan magnet dari jenis resistif dibangkitkan dengan
memberikan arus listrik pada kumparan. Kuat medan magnet
yang mampu dihasilkan mencapai 0,3 Tesla.
c) Magnet Super Conductor
Magnet ini mampu menghasilkan medan magnet hingga
berkekuatan 0,5 Tesla-3.0 Tesla, dan sekarang banyak
dipakai untuk kepentingan klinik. Helium cair digunakan untuk
mempertahankan kondisi superkonduktor agar selalu berada
pada temperatur yang diperlukan.
2) Koil Gradien
Koil gradien dipakai untuk membangkitkan medan magnet
gradien yang berfungsi untuk menentukan irisan, pengkodean
frekuensi, dan pengkodean fase. Terdapat tiga medan yang saling
tegak lurus, yaitu bidang x,y, dan z. Peranannya akan saling
bergantian berkaitan dengan potongan yang dipilih yaitu aksial,
signal
gradient
1800 RF pulse
4) Scan Time.
Scan time adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
akuisisi data. Scan time berpengaruh terhadap kualitas gambar,
karena dengan waktu scanning yang lama akan menyebabkan
pasien bergerak dan kualitas gambaran akan turun. Beberapa hal
yang berpengaruh terhadap scan time adalah TR, jumlah phase
enchoding dan jumlah akuisisi (NEX).
f. Pulsa sekuen
1) Spin Echo
a) Pengertian Spin Echo
Spin echo konvensional adalah sekuen yang paling banyak
digunakan pada pemeriksaan MRI. Pada spin echo
konvensional, segera setelah pulsa RF 90 diberikan, sebuah
FID segera terbentuk. Dengan menggunakan kekuatan radio
frekuensi yang sesuai, akan terjadi transfer NMV bersudut 90
kemudian diikuti dengan rephasing pulse bersudut 180.
Gambar 5. Urutan sekuence pada pulse sekuence spin echo
(Westbrook, 1999).
Spin echo menggunakan eksitasi pulsa 90o yang diikuti oleh
satu atau lebih rephasing pulsa 180o, untuk menghasilkan
spin echo. Jika hanya menggunakan satu echo gambaran T1
Weighted Image dapat diperoleh dengan menggunakan TR
pendek dan TE pendek. Sedangkan untuk menghasilkan
proton density dan T2 Weighted Image, diaplikasikan dua spin
echo dengan dua pulsa RF 180o rephasing, echo pertama
dengan short TE dan long TR, untuk menghasilkan proton
density, echo kedua dengan long TR dan long TE
menghasilkan T2. Pada spin echo raw image data dari
masing-masing echo di simpan pada K-space dan banyaknya
pulsa 180o rephasing yang diaplikasikan sesuai dengan
banyak echo yang dihasilkan per TR.
b) Parameter Spin Echo dan mekanisme T1 dan T2
i. Time Echo (TE) adalah waktu antara eksitasi pulsa dengan
echo yang terjadi.
ii. Time Repetition (TR) adalah waktu antara masing-masing
eksitasi pulsa.
Waktu relaksasi T1 berkaitan kembalinya NMV ke posisi asal
sudut 90. Dengan memvariasikan TR dan TE, sekuen dapat
digunakan untuk menandai kontras T1 atau T2 atau hanya